Entri Populer

Jumat, 06 Februari 2009

PERANTAU

"Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai
pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan
daging yang berjuang melawan jiwa." (1 Petrus 2:11)


Pertama-tama kita harus berhati-hati karena Tuhan memperingatkan bahwa
kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Kita memang
bertanggung-jawab untuk menyediakan makanan di meja, tetapi dunia di
sekeliling kita, kebanyakan orang menginginkan lebih banyak harta
duniawi. Mereka ingin rumah yang lebih bagus, mobil yang lebih bagus,
pekerjaan yang lebih bagus, dll. Mereka ingin mempunyai lebih banyak
uang di bank, mereka menginginkan keamanan finansial yang lebih
terjamin. Ini adalah sifat dasar manusia, tanpa memandang dimanapun
mereka hidup.

Dan Tuhan berfirman di Matius 6:19-21 demikian:

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi
kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di
mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."

Dalam ayat ini ungkapan "harta di surga" tidak ada hubungannya dengan
uang, rumah, mobil atau hal-hal fisik lainnya. Ini menunjuk kepada
sesuatu "harta rohani", dan Tuhan berkata dimana hartamu berada disitu
juga hatimu berada. Kemudian di Matius 6:25-26 kita baca lagi:

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan
tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi
makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu?"

Ini adalah perkataan Tuhan. Kalimat ini bukanlah pikiran-pikiran
kosong ataupun gagasan filosofis belaka. Tuhan memerintahkan kita
untuk berpikir mengenai hal-hal yang rohani, sehingga hidup kita bisa
menjadi berkat rohani dan Tuhan akan memelihara kita. Dia akan
memelihara kita sesuai dengan kasih karunia-Nya.

Dengan kata lain sudah seharusnya kita memperhatikan kehidupan rohani
kita, kita harus berjalan sesuai dengan kehendak-kehendak Tuhan. Kita
mau untuk menjadi pelayan yang baik, dan melakukan segala sesuatu
sesuai dengan cara Tuhan, dan kita jangan terbujuk oleh hal-hal materi
yang tidak penting, karena harta kita yang kekal berada di Surga.

Dalam Perjanjian Lama ada beberapa orang yang menerima berkat materi
dari Tuhan sebagai gambaran dari berkat rohani. Sebagai contoh Abraham
adalah seorang yang amat kaya tetapi Alkitab berkata bahwa Abraham
tinggal di dalam kemah (Kejadian 13:18), dan anaknya Ishak dan Yakub
juga tinggal di dalam kemah (Kejadian 26:17, Kejadian 33:18). Mereka
memiliki banyak uang untuk membangun kota-kota, benteng-benteng,
istana-istana yang bagus, tetapi mereka tinggal di dalam kemah karena
mereka mengetahui bahwa mereka hanyalah sebagai "perantau", pendatang,
atau orang-orang asing di dunia ini. Jadi semua harta mereka tidaklah
berarti apa-apa.

Kitab Ibrani 11:13 menjelaskan demikian:

"Dalam iman mereka semua ini [yaitu orang-orang percaya zaman
dahulu]telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang
dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan
melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang
asing dan pendatang di bumi ini."

Dan dalam kitab Mazmur 119:19, Daud yang berada di bawah ilham dari
Allah Roh Kudus berkata demikian:

"Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan
perintah-perintah-Mu terhadap aku."

Semua orang-orang percaya mengetahui bahwa hidupnya hanyalah sementara
di dunia ini. Disini kita mungkin hidup selama 70 atau 80 tahun, dan
itu hanyalah setitik air di samudra raya jika dibandingkan dengan
kekekalan. Kitab Mazmur 90:10-12 berkata demikian:

"Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh
tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Siapakah yang mengenal
kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu? Ajarlah kami menghitung
hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Dalam Perjanjian Baru di kitab Lukas 16 Tuhan juga memberikan kita
kisah perumpamaan tentang Lazarus dan orang kaya. Orang kaya itu
mengambarkan orang dunia ini yang dapat memiliki segala sesuatu.
Memang orang yang tidak diselamatkanpun dapat menjadi kaya karena
diberikan berkat oleh Tuhan. Sedangkan Lazarus hanya memakan sisa-sisa
makanan dari orang kaya itu, dan anjing-anjing menjilati luka-lukanya.
Tentu saja ada juga sisi rohani dari kisah perumpamaan ini.

Kemudian Tuhan menunjukkan kepada kita kehidupan mereka di dalam
kekekalan. Siapakah sebetulnya yang disebut sebagai orang kaya? Orang
yang kaya materi itu berakhir dalam hukuman yang kekal, kematian
kedua. Dan pengemis itu, yang tidak memiliki banyak hal di dunia ini,
berakhir di Surga, dan dia memiliki hidup yang kekal. Lazarus berada
di pangkuan Abraham, yang berarti bahwa dia mengalami segala hal yang
indah dan baik. Dia selama-lamanya telah menjadi anak Allah. Nama
Lazarus sendiri berarti "Tuhan yang menolong".


"Let the word of Christ dwell in you richly in all wisdom; teaching
and admonishing one another in psalms and hymns and spiritual songs,
singing with grace in your hearts to the Lord" (Colossians 3:16)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: