Entri Populer

Jumat, 26 Februari 2010

Tidak Ada Yang Mustahil Bagi Allah

Apakah yang sedang Anda alami hari-hari terakhir ini tampaknya mustahil untuk mendapat jalan keluar? Saat kita dihadapkan pada segala macam persoalan yang terasa begitu berat dan menekan, kita (Anda dan saya) sering jatuh pada keputusasaan. Kita merasa persoalan ini terasa mustahil untuk dipecahkan karena berbagai macam hal sudah kita pikirkan, kita susun, kita rencanakan untuk mengatasi persoalan tersebut. Walaupun begitu, ternyata hasilnya nihil, NOL besar!

Sungguh hal itu membuat hati terasa berat. Ya, itu bukan hal yang mudah untuk diatasi. Terlebih bila segala hal sudah kita upayakan, namun tetap kita berada pada jalan buntu. Saya yakin hal ini pernah kita alami, bahkan mungkin ada di antara Anda yang sedang mengalami hal itu saat ini.

Saya akan mengangkat suatu kisah terkenal di Alkitab yang saya yakin semua orang telah pernah mendengar atau membacanya. Kisah tentang Abraham. Hal ini bisa dibaca dalam Kejadian 12 - 25. Suatu kisah yang sangat panjang. Suatu kisah bisa dicatat dalam Alkitab apalagi dalam sejumlah besar pasal menunjukkan hal tersebut adalah hal yang penting.

Kisah Abraham dimulai saat Tuhan memintanya untuk pergi dari negerinya. Saat Tuhan meminta Abraham pergi, saat itu Abraham berumur 75 tahun. Tuhan menjanjikan pada Abraham untuk menjadikannya sebagai bangsa yang besar, memberkatinya, dan membuat Abraham menjadi berkat (Kejadian 12:2).

Ketika waktu pun berlalu dan Sara, istri Abraham belum juga mengandung dan Abraham mulai putus asa, Tuhan memberikan konfirmasi lagi kepada Abraham, yaitu bahwa Abraham akan memiliki keturunan dalam jumlah yang besar, yaitu sebanyak bintang di langit.

Waktu berlalu dan 24 tahun telah lewat sejak Tuhan pertama kali memerintahkan Abraham pergi dari negerinya. Abraham berusia 99 tahun sekarang. Tuhan menekankan kembali perkataan-Nya 24 tahun yang lalu dalam bentuk suatu janji formal.

Sebelumnya Tuhan berfirman namun tidak dituliskan dalam kata "janji". Hal ini menunjukkan keseriusan arti kata "janji". Tanpa kata "janji" sekalipun, Allah adalah Allah yang setia yang tidak pernah ingkar. Dengan adanya kata "janji", Tuhan ingin menekankan kembali pentingnya kata-kata yang pernah Ia ucapkan 24 tahun yang lalu kepada Abraham.

Kemudian waktu berlalu dan Sara masih belum mengandung juga. Tetapi kembali Tuhan memberikan konfirmasi: Sara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham tahun depan.

Hal yang menarik adalah reaksi Sara. Sara tertawa dalam hati. Tertawa sebagai bentuk ketidakpercayaan. Mengapa Sara tertawa? Karena Sara berpikir dalam pikiran manusia yang terbatas. Sara telah menopause dan Abraham telah tua.

Akan tetapi hal yang secara biologis merupakan kasus mustahil, sama sekali tidak mustahil bagi Tuhan. Hal yang merupakan kemustahilan bagi manusia, sama sekali tidak ada artinya bagi Tuhan. Tuhan menjanjikan pada tahun depan (saat Abraham berumur 100 tahun), Sara akan melahirkan anak laki-laki baginya.

Sungguh merupakan hal yang sangat luar biasa karya Tuhan. Hal yang mustahil berdasarkan medis, berdasarkan ilmu modern sekalipun, ternyata sangat mungkin bagi Tuhan. Puji Tuhan!

Namun cerita Abraham tidak cukup berhenti hanya di situ. Setelah Sara melahirkan Ishak, ternyata Tuhan malah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran bagi Tuhan!

Hal yang sangat tidak manusiawi sekali bukan? Seseorang telah menjanjikan sesuatu kepada Anda, lalu memberikannya. Setelah memberikan, memintanya kembali. Kalau Anda menjadi orang yang dijanjikan sesuatu tersebut, apakah reaksi Anda? Marah? Kesal? Merasa dipermainkan?

Saya pikir Abraham pun secara manusiawi pasti ada pergumulan semacam itu, namun ia tetap taat. Secara manusiawi bila ia taat dan mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran, berarti Ishak akan mati. Bila Ishak mati, bagaimana Abraham bisa menjadi bapa bangsa yang besar? Suatu kemustahilan bukan?

Hal yang menarik ternyata Abraham memilih untuk taat dengan harga apapun, termasuk untuk memberikan kembali anaknya kepada Tuhan. Ya, anaknya yang baru saja dimilikinya. Seharusnya Abraham bisa protes, namun Abraham tidak protes dan tetap taat. Luar biasa!

Hasil akhirnya adalah Tuhan menggenapi setiap hal yang Tuhan janjikan kepada Abraham. Tidak cukup hanya itu, sampai hari ini nama Abraham tercatat dalam Alkitab dan menjadi teladan besar bagi kita semua.

Saat kita berpikir dengan cara pandang manusia yang terbatas, segala hal tampak mustahil, segala hal tampak sulit, segala hal tampak tak mungkin. Namun marilah kita meneladani Abraham yang walaupun menunggu waktu yang begitu lama, walaupun di tengah fakta yang bahkan secara biologis sangatlah tidak mungkin untuk terjadi dan dalam ilmu statistik kemungkinan Abraham untuk memiliki anak dari Sara adalah NOL! Ya, walaupun begitu Abraham tetap percaya.

Lihatlah hasil kepercayaan Abraham pada Tuhan: di tengah kemustahilan, Tuhan sanggup mengadakan perkara yang luar biasa. Percaya, iman, itu adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam Alkitab terdapat begitu banyak janji yang tersedia bagi kita, jika kita mau percaya, mau mengimaninya.

Apa persoalan Anda hari ini? Apakah hal itu hal yang mustahil? Ingatlah ayat berikut ini: Lukas 1:37, Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Mari kita berjalan terus bersama Tuhan dan lihat mukjizat dan keajaiban telah menunggu kita di muka.

Percayalah janji Allah tetap tersedia bagi Anda. Jangan pernah menyerah, jangan kehilangan janji-janji Allah hanya karena ketidakpercayaan Anda terhadap kebesaran Allah. Amin

Sabtu, 13 Februari 2010

Jalan Kemenangan

2 Korintus 2:14
Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

Mazmur 13; Matius 13; 2 Raja-Raja 11-12

Setiap orang memiliki hak untuk memilih jalan mana yang ingin atau tidak ingin ia lewati. Ada berbagai macam pula alasannya. Tetapi semua orang pasti memilih jalan yang enak dan nyaman untuk dilewati. Namun ada satu jalan yang suka dilewati oleh Yesus Kristus dan Ia ingin semua para pengikut-Nya melewati jalan yang sama. Jalan itu disebut Jalan Kemenangan. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa Ia selalu membawa kita di jalan kemenangan-Nya. Ternyata jalan itu memang didesign untuk kita lewati, bukan untuk orang lain. Tetapi mengapa justru jalan ini jarang dilalui oleh anak-anak-Nya?

Syarat untuk melewati jalan itu ialah ‘dalam Kristus'. Artinya, hanya dengan kesediaan kita untuk hidup di dalam kendali, pimpinan dan tuntunan Kristus, barulah kita dapat melalui jalan kemenangan itu. Jelas sekali sangat membutuhkan penyangkalan diri untuk dapat melewati jalan itu. Apa yang kita mau dengan apa yang Tuhan mau jauh berbeda. Selera kita dengan selera Tuhan juga berbeda. Namun kalau kita memilih untuk mengikuti kemauan dan selera Kristus, maka kita pasti akan hidup di jalan kemenangan-Nya.

Pada saat kita memilih selera Tuhan daripada selera kita, itulah yang disebut dengan salib. Perbedaan selera tersebut menuntut kita untuk memilih satu di antaranya. Ingat, tidak ada kemuliaan dan kemenangan tanpa salib dan penderitaan terlebih dahulu. Allah ingin sekali membawa kita untuk mengalami hidup yang berkemenangan, supaya hidup kita menyebarkan keharuman pengenalan akan Allah. Melebihi keinginan kita, Allah jauh lebih ingin supaya kita, anak-anak-Nya, hidup berkemenangan.

Pada waktu kita tidak hidup di jalan kemenangan-Nya, maka kita memiliki peluang yang besar untuk merusak reputasi Allah. Amin.

Kamis, 11 Februari 2010

BAGAIMANA SAYA TAHU 1

"Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." (1 Yohanes 5:11-13)


Dalam kesempatan ini kita ingin untuk berbicara tentang satu pertanyaan penting yang kita semua harus perhatikan, "BAGAIMANA SAYA TAHU KALAU TUHAN TELAH MENYELAMATKAN SAYA?" Pertanyaan ini masuk ke dalam intisari dari apa sebenarnya "kehidupan" itu. Allah memberitahukan segalanya yang harus kita ketahui tentang program keselamatan-Nya bagi umat manusia di dalam buku-Nya, Alkitab. Dan Allah menjelaskan bahwa ada jaminan dari keselamatan kita.

Kita harus mengerti bahwa Allah-lah yang mengerjakan seluruh karya keselamatan (Efesus 2:8-9). Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Tidak ada gereja, tidak ada ibadat atau upacara keagamaan, tidak ada manusia dengan usaha atau keinginannya yang dapat menyelamatkan kita. Hanya pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus dan karya dari Allah Roh Kudus di dalam hati kita yang dapat menyelamatkan kita (Titus 3:5).

Untuk "percaya" yaitu mempunyai "iman" di dalam Tuhan Yesus Kristus adalah "hasil" (akibat) dari keselamatan -- hal itu tidak pernah menjadi "penyebab" (dasar) dari keselamatan. Jika Allah sudah menyelamatkan anda dari kutukan yang kekal, maka Dia telah memberikan Roh-Nya yang kekal di dalam diri anda dan membangkitkan jiwa anda (yaitu anda menjadi mahluk yang sama sekali baru di dalam Kristus). Dan perang rohani yang tadinya terjadi antara anda dengan Allah telah berakhir, seperti yang Allah katakan dalam ayat-ayat berikut ini:

Yehezkiel 36:26-27 berkata:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya."

2 Korintus 5:17 berkata:

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Roma 5:10 berkata:

"Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"

Dengan kata lain, jika Allah telah menyelamatkan anda dari kutukan yang kekal maka Tuhan Yesus Kristus telah membayar SEMUA upah dosa-dosa anda dengan hidup-Nya supaya anda bisa mendapatkan "hidup yang kekal", dan anda tidak membuat sumbangan apa-apa dalam cara apapun untuk menggenapi keselamatan anda. Itulah sebabnya seluruh kemegahan, kemuliaan, kehormatan dan pujian atas keselamatan hanya dapat diberikan kepada Tuhan.

Titus 3:4-7 berkata demikian:

"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita."

Akan tetapi bila Allah tidak menyelamatkan anda sebelum anda meninggal dunia atau anda masih hidup tetapi belum diselamatkan pada saat Tuhan Yesus Kristus datang kembali pada Hari Penghakiman, maka dalam masa kekekalan yang akan datang anda akan berada di bawah kutukan, yaitu "kematian kedua" yang kekal. Dalam dua ayat berikut ini, Allah memerintahkan kita untuk memeriksa keadaan rohani kita untuk menentukan apakah kita sudah benar-benar menerima hadiah (atau anugrah atau kasih karunia) hidup yang kekal berdasarkan apa yang Alkitab ajarkan mengenai keselamatan:

2 Korintus 13:5 berkata demikian:

"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji."

2 Petrus 1:10 berkata demikian:

"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh [yaitu rajinlah], supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung [yaitu tidak tersandung oleh Firman Kristus]."

Pertanyaannya adalah "Apakah anda sudah mendapatkan kedamaian rohani dengan Allah?", kitab Yohanes 14:27 mengajarkan kepada kita demikian:

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Dan kitab Roma 5:1 berkata demikian:

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena Iman [=Kristus], kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."


"For of Him, and through Him, and to Him, are all things: to whom be glory for ever." (Rome 11:36)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Kamis, 04 Februari 2010

KUMPULAN BESAR ORANG BANYAK

"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" [yaitu Injil Anugrah] Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan [kemegahan], dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!" (Wahyu 7:9-12)


Selama masa kerja gereja, denominasi-denominasi menghitung jumlah orang-orang yang datang ke gereja. Mereka memiliki daftar dari anggota dan daftar dari orang-orang yang telah membuat pengakuan iman. Akan tetapi sekarang Tuhan telah menyelamatkan diluar lingkungan organisasi gereja-gereja. Tidak ada yang tahu siapa yang Tuhan telah selamatkan atau dimana mereka berada dan mereka tidak dapat dihitung lagi.

Bagaimanapun juga, ketika kita mencari di dalam Alkitab, kita menemukan bahwa ada suatu angka yang dihubungkan dengan orang-orang percaya sejati yang akan membawakan penghakiman Tuhan kepada orang-orang yang tidak diselamatkan di akhir zaman. Kita membaca dalam kitab Wahyu 9:16 demikian:

"Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka."

Dua puluh ribu laksa adalah sama dengan 200 juta. Dan walaupun itu adalah jumlah yang sangat besar, itu hanyalah suatu sisa yang kecil dibandingkan dengan jumlah total dari orang-orang yang berada di dalam jemaat-jemaat. Itu hanyalah "sepersepuluh" dari kira-kira 2 milyar orang yang pada hari sekarang ini mengaku memiliki hubungan dengan Kristus di dalam gereja-gereja. Dan adalah sangat menarik bahwa kitab Amos 5:3-4 berkata demikian:

"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH kepada kaum Israel: "Kota yang maju berperang dengan seribu orang, dari padanya akan tersisa seratus orang, dan yang maju berperang dengan seratus orang, dari padanya akan tersisa sepuluh orang." Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!"

Ayat ini menyatakan bahwa hanya ada "sepersepuluh" dari orang-orang yang dihubungkan dengan kaum Israel yang akan diselamatkan. Dan Kaum Israel mewakili Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Lama. Dengan demikian ayat-ayat ini menolong kita untuk meyakinkan lebih jauh bahwa angka 200 juta dihubungkan dengan orang-orang percaya yang sejati. Itu adalah "kumpulan besar orang banyak", walaupun itu hanya merupakan suatu sisa dari jumlah keseluruhan orang-orang yang menyebut diri mereka "Kristen".

Ketika kita mempelajari Alkitab dengan seksama, kita akan menemukan bahwa hanya ada sedikit orang yang menjadi diselamatkan sebelum berakhirnya masa kerja gereja. Seperti misalnya, dunia ini telah ada selama 6,023 tahun sebelum terjadinya air bah pada zaman Nuh, dan populasi dunia telah berkembang mungkin menjadi kira-kira 1,000,000 orang. Tetapi bagaimanapun juga hanya ada 8 jiwa yang diselamatkan di dalam Bahtera.

Ketika Abraham masih hidup, mungkin ada beberapa orang di dalam keluarga mereka yang merupakan anak-anak Tuhan, tetapi kita tidak membaca tentang orang-orang lainnya yang menjadi diselamatkan pada waktu itu. Dan ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, hampir semua orang yang berumur 20 tahun keatas mati di padang gurun karena ketidak-percayaan mereka. Hanya Yosua dan Kaleb yang dapat menginjakkan kakinya ke dalam Tanah Perjanjian.

Dan Tuhan menyatakan angka yang terbesar dari jumlah orang-orang yang percaya yang dapat kita temukan di dalam Perjanjian Lama adalah pada zaman Elia, selama masa pemerintahan raja Ahab dan Izebel yang sangat jahat.

Dalam kitab 1 Raja-raja 19:18 kita membaca:

"Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."

Ketika masa kerja gereja dimulai secara resmi pada Hari Pentakosta di tahun 33 Masehi, kita membaca dalam kitab Kisah Para Rasul 2:41 bahwa ada "tiga ribu jiwa" yang diselamatkan. Tetapi bagaimanapun juga, kitab Perjanjian Baru memberikan banyak bukti-bukti bahwa tidak lama setelah gereja-gereja Perjanjian Baru dibentuk, mereka telah mulai memisahkan diri dari Alkitab.

Seperti misalnya, kita membaca dalam kitab Galatia 1:6 demikian:

"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia [anugrah] Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain"

Beberapa orang di dalam jemaat Galatia percaya bahwa mereka harus disunat secara jasmani supaya mereka dapat diselamatkan. Akan tetapi tentu saja sunat yang sejati adalah "sunat rohani", yaitu sunat di hati yang dilakukan oleh Allah Roh Kudus (Roma 2:29, Ulangan 10:16, Yeremia 4:4).

Dan dengan sama, Tuhan menunjukkan bahwa hampir semua gereja yang dicatat dalam kitab Wahyu pasal 2 dan 3 telah diserang oleh Iblis. Tuhan mendapatkan "lalang-lalang", yaitu orang-orang yang tidak percaya, di dalam jemaat-jemaat tersebut. Bahkan beberapa dari gereja-gereja itu telah dihubungkan dengan "Sinagoga Iblis".

Selama sejarah dari gereja, kita menemukan bahwa jemaat-jemaat memegang beberapa doktrin yang tidak setia kepada Firman Tuhan. Walaupun masa Reformasi menolong beberapa denominasi untuk menjadi lebih setia kepada Alkitab, tetapi seseorang bernama Arminius memperkenalkan rencana keselamatan "Injil lakukan sendiri" (injil pekerjaan) yang diterima oleh banyak gereja-gereja Protestan yang ada pada saat itu. Dan sekarang injil-injil palsu ini telah tersebar ke semua denominasi.

Demikianlah, Alkitab menyatakan bahwa hanya ada sangat sedikit yang diselamatkan dalam seluruh sejarah dunia. Jadi itu juga menunjukkan bahwa masa "panen besar" dari orang-orang yang percaya akan terjadi di akhir zaman. Oleh karena itu, adalah pada saat sekarang ini Tuhan akan menyelamatkan "kumpulan besar orang banyak" yang "keluar" dari Masa Kesusahan Besar, dan mereka telah "mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba".

Dalam ayat yang 13 - 17 dari Wahyu pasal 7 kita membaca lagi demikian:

"Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang KELUAR dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya." Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."


"And the loftiness of man shall be bowed down, and the haughtiness of men shall be made low: and the LORD alone shall be exalted in that day." (Isaiah 2:17)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




Iman Yang Mendaki Gunung


Kita semua suka berpikir untuk memiliki iman yang bisa memindahkan gunung. Yesus sendiri memberitahu kita, jika kita memiliki iman sebesar biji sesawi, kita akan bisa memindahkan gunung (Matius 17:20). Dan ketika gunung tersebut benar-benar berpindah, hal tersebut akan menimbulkan sukacita yang besar dalam hidup kita. Tidak ada yang lebih menakjubkan daripada melihat Tuhan bergerak secara supranatural dan menyaksikan beberapa mujizat penyediaan Allah atau beberapa masalah yang besar terpecahkan secara illahi hanya dalam semalam.

Tetapi apa yang terjadi ketika Anda berbicara kepada gunung dan memerintahkannya untuk berpindah? Dan Anda mengatakannya berulang kali namun gunung itu tidak berpindah juga. Anda sudah berdoa dengan berbagai cara namun tidak ada jawaban. Apakah Alkitab Anda salah? Apakah Tuhan tetap memegang memegang janji Firman-Nya? Dapatkah kita benar-benar mempercayai Tuhan dalam kehidupan nyata?

Faktanya, Tuhan memberi kita sebuah janji yang besar dalam Amsal 3:5 dan 6, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri; Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Pikiran manusiawi kita bisa menjadi musuh yang paling berbahaya terhadap iman kita dan logika manusia terbukti telah gagal dalam ujian iman. Jalan Tuhan bukan jalan kita, pikiran Tuhan bukan pikiran kita.

Jadi jika Anda telah berdoa dalam iman dan ketaatan namun gunung belum berpindah, ingatkan diri Anda bahwa Tuhan memiliki rencana lain dalam hidup Anda; Tuhan ingin Anda mendaki gunung tersebut. Kita belajar banyak hal selama pendakian bahwa kita harus membuat iman kita bekerja. Jika Anda tidak bisa memindahkan gunung, Anda bisa mendaki gunung tersebut.

Mendaki gunung mungkin tidak semudah dan sehebat memindahkan gunung karena mendaki gunung berarti bekerja keras, menderita dan penuh kesabaran. Tetapi hal ini akan terjadi selama proses pendakian gunung, kita belajar bagaimana Tuhan mengajar dan membentuk karakter kita dalam waktu yang lama. Mendaki gunung adalah sebuah pengalaman iman yang baru dan menarik untuk Anda.

Yakobus mengatakan tentang ujian dan penderitaan yang mengambarkan sebuah pendakian iman; "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun." (Yakobus 1:2-4). Amin