Entri Populer

Senin, 23 November 2009

The Power of One

Bahwa ada kekuatan dalam diri satu orang, kalau kita memulai dari tempat di mana kita berada, menggunakan apa yang kita miliki, melakukan apa yang kita bisa .... Maka kita juga akan bisa melakukan hal-hal yang luar biasa!

Hakim-Hakim 3:31 "Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel."

Hakim-Hakim 5:6 "Dalam zaman Samgar bin Anat, dalam zaman Yael, kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan yang berbelit-belit."

Hanya ada dua ayat dalam Alkitab yang menyinggung kehidupan Samgar. Samgar hanya petani sederhana....tidak ada orang yang memperhitungkan dia sebagai seorang pahlawan yang besar. Akan tetapi, petani sederhana ini, seorang diri membunuh 600 orang Filistin + menyelamatkan seluruh bangsa! Hal ini membangkitkan semangat bagi kita yang merasa diri hanya orang biasa saja. Bahwa ada kekuatan dalam diri satu orang, kalau kita memulai dari tempat di mana kita berada, menggunakan apa yang kita miliki, melakukan apa yang kita bisa .... Maka kita juga akan bisa melakukan hal-hal yang luar biasa!

#1: (Saudara harus) MULAI DARI TEMPAT SAUDARA BERADA
Samgar adalah orang biasa yang menjalani hidup yang biasa saja. SAUDARA, jangan menunggu kondisi jadi sempurna, mulai tepat dari tempat Saudara berada!

Mulai kerjakan persiapan, mulai kerjakan perencanaan, mulai MELANGKAH KELUAR + lakukan sesuatu dalam kehidupan Saudara -tepat dari tempat di mana Saudara berada sekarang!

Tidak ada gunanya kalau kita berkata: "Suatu hari kelak, aku akan membuat perbedaan + memberikan dampak pada dunia! Suatu hari kelak, aku akan memiliki takdir ilahi!"

Pemimpin sejati selalu mulai dari tempat di mana mereka berada sekarang!

Kalau Saudara pelajar, Saudara bisa memberikan pengaruh yang positif bagi teman sekelas + guru kalian di sekolah. Kalau Saudara penjual asuransi, Saudara bisa menolong client Saudara menjatuhkan pilihan yang bijak yang menguntungkan keluarganya. Kalau Saudara seorang businessman, Saudara bisa menyediakan suatu pelayanan yang meningkatkan standar kehidupan komunitas Saudara. Kalau Saudara fulltimer, Saudara memiliki pengaruh yang sangat kuat pada anggota gereja lainnya.

#2: (Saudara harus) GUNAKAN APA YANG SAUDARA MILIKI
Hakim-Hakim 3:31 "...ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu..."
Menurut para sarjana dan arkeolog, tongkat penghalau lembu Samgar panjangnya 2,5 m. Kalau mau dipakai senjata, hal itu pasti sangat janggal! Tapi hanya itu yang dimiliki Samgar! Seringkali kita fokus pada apa yang kita tidak miliki sehingga kita lupa untuk fokus pada apa yang telah kita miliki!

Apa yang digambarkan oleh tongkat penghalau lembu:
IMPIAN Saudara
Impian adalah suatu hal yang dahsyat! Impian membuat kita memiliki pengharapan + memampukan kita untuk bisa membayangkan masa depan yang lebih baik! Impian memberi kita motivasi, energi + memberi kita keberanian untuk mengambil resiko.

Jangan berpikir kecil-impian Saudara harus gagah + berani! Samgar punya impian membebaskan bangsanya dari terror + penjajahan orang Filistin.Dia mengambil tongkat penghalau lembu+ membuat impiannya menjadi kenyataan.

TALENTA Saudara
Talenta apa yang telah Tuhan berikan pada Saudara? Mencari uang? Menyanyi? Melukis? Mendesign software komputer? Menjalankan website?Talenta dalam mengajar anak? Mendorong semangat orang tua? Pelayanan meja? Cuci piring? Setiap Saudara punya semua talenta yang Saudara butuhkan! Apapun talenta Saudara, pakai creativitas untuk mengembangkannya.

#3: (Saudara harus) LAKUKAN APA YANG SAUDARA BISA

Hakim-Hakim 3:31 "Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin..."

Samgar tidak seperti Yosua atau Otniel atau Ehud yang telah menghancurkan puluhan ribu musuh. Dia hanya melakukan yang bisa dia lakukan -600 orang Filistin ... itu yang terbaik yang bisa dikerjakannya!

Tetapkan sasaran yang bisa dikerjakan...dan waktu Saudara mengerjakan sebaik mungkin, maka hal tsb cukup! Hati-hati dengan sikap atau roh agamawi yang membuat Saudra selalu merasa belum cukup dalam melakukan sesuatu!

Shamgar MELAKUKAN LANGKAH IMAN:
- Mulai di mana dia berada,
- Menggunakan apa yang dia punya.
- Melakukan apa yang dia bisa!

... dan hal tsb lebih dari cukup bagi Kerajaan Sorga! Alkitab mencatat bahwa dia sendirian bisa mengalahkan 600 orang Filistin. Ada kekuatan luar biasa dalam setiap kehidupan kita! Amin
--------------------

Kamis, 19 November 2009

Mulailah Perjalanan Bersama Allah

Setiap orang Kristen di dunia ini tidak asing dengan kata-kata samping, yakni "Allah akan membuat jalan". Kata-kata ini bukanlah kata-kata penghibur belaka supaya kita bisa menikmati hidup atau tidak putus asa ketika masalah dan ujian datang. Kata-kata ini benar-benar mengandung sebuah keyakinan bahwa jalan akan terbuka, setiap masalah dapat teratasi dan kemenangan diraih. Bukan keyakinan Anda yang membuat jalan, melainkan Allah.

Beriman adalah langkah vital yang Anda ambil untuk menghubungkan diri Anda dengan Allah, Sang Pembuat jalan. Tetapi tanpa Allah, semua iman yang dapat Anda kumpulkan tidak akan membawa Anda kemana-mana. Anda harus menemukan jalan Allah itu. Lalu pertanyaannya saat ini, bagaimanakah menemukannya? Mari mulailah melakukan perjalanan Anda bersama Allah.

Abraham adalah contoh yang baik berkaitan dengan hal ini. Ketia Allah memanggil dua untuk meninggalkan kampong halamannya, Abraham tidak tahu akan pergi ke mana. Tetapi ia percaya bahwa Allah tahu ke mana ia melangkah, maka ia pun berkemas dan berangkat. Abraham tidak mengandalkan keyakinan dirinya, tetapi ia mengandalkan Allah yang tahu ke mana ia melangkah dan siapa yang mau menuntunnya ke sana.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah Abraham diatas:

1. Kita dirancang untuk tergantung. Sebagian orang membantah bahwa percaya kepada Allah adalah suatu kelemahan, bahwa Allah adalah penopang bagi mereka yang tidak dapat mengandalkan kekuatannya sendiri. kenyataan bahwa Anda sangat membutuhkan Allah di dalam hidup bukanlah kelemahan. Dia menciptakan kita untuk dapat meraih sesuatu di luar diri kita agar kita dapat menemukan apa yang kita butuhkan. Kita dirancang untuk bergantung kepada-Nya. Iman yang Anda miliki dapat membuat Anda melakukan segala hal yang orang dunia ini bayangkan sekalipun.

2. Allah menyediakan apa yang Anda butuhkan. Seringkali manusia begitu ragu bagaimana memenuhi kehidupan mereka sehingga tidak jarang mereka terjebak dengan kegiatan mereka. Manusia mencoba lebih keras untuk membuat suatu hubungan berjalan dengan baik, untuk sukses dalam berkarir, atau mengatasi masalah pribadi, pola, atau kebiasaan sulit. Namun, apakah itu berhasil? Awal mulanya mungkin berhasil, tetapi itu tidak akan lama. Ada waktu dia akan jatuh dan akhirnya menyerah dengan apa yang dialami. Akan tetapi, bila Anda berjalan bersama Allah, maka ketika Anda sampai pada keterbasana Anda, maka sebenarnya itu adalah awal harapan. Seperti yang dikatakan Yesus, "Allah memberkati mereka yang menyadari kebutuhan mereka akan Dia, (Matius 5:3, NLT). Apabila Anda menyadari bahwa Anda miskin dan tidak berdaya tanpa Allah, maka Anda siap untuk meminta pertolongan kepada-Nya. Saat Anda meminta pertolongan Allah, Anda akan melampaui keterbatasan Anda sendiri dalam menemukan jalan, dan kekayaan Allah tersedia bagi Anda.

3. Jawaban "Ya' dari kita-lah yang dibutuhkan Allah. Mukjizat tidak akan pernah terjadi bila manusia yang percaya kepada Allah tidak meyakini perkataan-Nya. Anda tidak akan dapat melihat keajaiban di dalam kehidupan Anda bila Anda tidak meresponi apa yang Allah janjikan/ ucapkan. Memang terkadang Anda akan kaget melihat jalan-jalan yang dibukakan-Nya, tetapi percayalah bahwa itu merupakan jalan terbaik bagi hidup Anda. Amin
--------------------



ANUGRAH TAKUT AKAN ALLAH

"tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi." (Ayub 28:28)


Seperti halnya rasa takut dapat memberikan kita kesehatan dan keuntungan dalam beberapa hal, rasa takut akan Allah juga adalah sesuatu hal yang sangat berharga bagi kesehatan jiwa kita. Hikmat dan pengertian yang sejati keduanya adalah "hadiah" atau anugrah dari Allah yang sebenarnya tidak pantas untuk kita dapatkan. Pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang pantas untuk mendapatkan anugrah rasa takut akan Allah sama halnya seperti anugrah keselamatan itu sendiri, mengingat sifat alami manusia yang sangat berdosa.

Kitab Daniel 9:8-9 adalah penjelasan yang kontras tentang belas kasihan Allah dan kejahatan manusia, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia"

Bahkan setelah kita diselamatkan, perjuangan terbesar kita adalah untuk melawan keinginan berdosa yang ada di dalam "tubuh" kita yang terus-menerus berperang melawan "jiwa" kita. Seorang anak Allah yang telah ditebus akan turut merasakan pengakuan Petrus di dalam Lukas 5:8 yang kita baca demikian:

"Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

Dan Yakub yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus berkata dalam kitab Kejadian 32:10 demikian:

"sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini...."

Jadi bagaimana seseorang bisa mendapatkan rasa takut akan Allah? Dalam kitab Yohanes 3:27 Allah memberikan kita prinsip yang sangat-sangat penting, disitu kita baca demikian:

"... Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga."

Dan kalau kita benar-benar jujur terhadap diri kita sendiri, kita akan mengakui bahwa segala sesuatu yang anda dan saya miliki diberikan oleh Allah sebagai anugrah -- yaitu hadiah yang sama sekali tidak pantas kita dapatkan. Kitab Yakobus 1:17 menunjukkan kenyataan ini demikian:

"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna [yaitu keselamatan], datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran [yaitu 100% anugrah dalam semua aspek-aspeknya]."

Diturunkan dari atas, dari surga, dari Allah -- dan diberikan kebawah kepada kita. Kitab 2 Timotius 1:9 mencatat demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"

Itulah sebabnya mengapa kitab Yunus 2:9 menjelaskan sebagai berikut:

" ....Keselamatan adalah dari TUHAN!"

Keselamatan yang sejati berasal dari Allah dan diberikan kepada kita oleh Allah supaya kita berbaik kembali kepada Allah. Kitab Efesus 2:8 dengan jelas menyatakan demikian:

"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu [yaitu iman itu] bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah..."

Dan kitab 1 Korintus 4:7 bertanya demikian:

"Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?"

Dan kitab Titus 3:4-5 menyatakan demikian:

"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus"

Setelah kita diselamatkan kita juga terus diingatkan untuk menjalankan hidup kita di dalam rasa takut akan Allah seperti yang ditunjukkan dalam kitab Yesaya 26:12 di Perjanjian Lama demikian:

"Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan Damai Sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami."

Dan kitab Ibrani 12:28 secara tidak langsung juga menunjukkan bagaimana hidup yang baru di dalam Kristus dinyatakan demikian:

"Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut... "

Perhatikan bagaimana dua ayat-ayat tersebut menekankan pekerjaan dari Allah Roh Kudus (yaitu kasih karunia Allah), yang adalah faktor yang dominan baik ketika Allah menarik kita ke dalam program keselamatan-Nya maupun setelah kita diselamatkan. Kitab 1 Petrus 1:17 menambahkan demikian:

"Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini...."

Kemudian 2 Korintus 7:1 juga menjelaskan prinsip yang sangat penting ini demikian:

"Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah."

Kita diperintahkan untuk memuliakan Allah melalui kehidupan kita dan segala yang kita miliki -- waktu kita, talenta kita, uang kita, serta kata-kata dan tindakan kita. Dan setelah semuanya dilakukan dengan rendah hati kita akan berkata dengan pernyataan yang ditemukan dalam Lukas 17:10 sbb:

"Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Kalau kita belum memilikinya -- biarlah Allah memberikan kita anugrah "rasa takut kepada-Nya" sesuai dengan kasih dan pengampunan-Nya yang tidak terhingga.


"... A man can receive nothing, except it be given him from Heaven." (John 3:27)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Selasa, 17 November 2009

MENGHAKIMI

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu." (Matius 7:1-4)


Salah satu dosa yang kita mudah untuk jatuh ke dalamnya adalah keinginan untuk menghakimi orang lain. Adalah mudah untuk melihat dosa-dosa orang yang lain akan tetapi kita tidak menyadari dosa-dosa kita sendiri. Kita mendapatkan ide dari betapa biasanya dosa ini ketika kita melihat bagaimana Yesus sang Juruselamat dihakimi dengan tidak adil dan banyak disalah mengerti bahkan sampai hari sekarang ini. Dengarkanlah apa Tuhan Yesus katakan mengenai bagaimana tidak konsisten-nya penghakiman manusia dalam kitab Yohanes 7:24 demikian:

"Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan Adil."

Dan kitab Yohanes 8:15 menunjuk kepada pusat dari permasalahannya, disitu kita baca demikian:

"Kamu menghakimi menurut ukuran manusia... "

Lebih jauh kitab 1 Korintus 4:5 menambahkan demikian:

"Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah."

Kitab Roma 2:16 berbicara mengenai hari terakhir itu demikian:

"Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus."

Dan Roma 2:1 dan 3 berkata demikian:

"Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama...... Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?"

Sesunguhnya Tuhan Yesus datang untuk orang-orang yang berdosa, bukan untuk orang-orang yang sudah merasa dirinya benar. Dalam kitab Matius 7:5 Yesus berkata demikian:

"Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Sebelum diselamatkan, dalam sifat alaminya, seluruh umat manusia adalah munafik, seperti yang kita lihat dalam kitab Matius 15:7-9 dimana Tuhan menentang pemimpin-pemimpin rohani yang ada pada zaman dahulu dan juga pada hari sekarang ini, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia [yaitu perintah-perintah manusia yang dicampur dengan perintah Tuhan]."

Akan tetapi ingatlah, hanya Tuhan yang mengetahui dengan pasti siapakah mereka-mereka yang "munafik", dan ayat ini menunjuk kepada "masalah hati" atau masalah rohani yang ada di dalam diri mereka semua yang belum benar-benar dilahirkan kembali dari atas.

Kitab Ibrani 3:12 dan 19 menekankan kebenaran ini demikian:

"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup..... Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka."

Dan kitab Matius 5:20 menekankan apa yang diperlukan untuk bisa masuk ke dalam kerajaan Allah, demikian:

"Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu TIDAK akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Dengan demikian "kebenaran" macam apakah yang dimiliki orang para pemimpin agama yang ada pada zaman Yesus dan rasul-rasul? Itu adalah kebenaran buatan manusia, kebenaran yang palsu, yang hanya dapat memimpin mereka kepada hukuman kutukan yang kekal. Apa yang betul-betul kita perlukan adalah "jubah kebenaran Kristus", seperti yang dibicarakan dalam kitab Wahyu 19:8 demikian:

"Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) [** dalam Alkitab King James hanya dikatakan Kebenaran orang-orang kudus, bukan perbuatan orang-orang kudus]"

Individu-individu yang percaya merupakan anggota dari Tubuh Kristus, atau para pengantin rohani Kristus, yang telah diberikan karunia "jubah kebenaran Kristus" -- sehingga mereka telah sungguh-sungguh diselamatkan dari atas. Dan perhatikan bagaimana Tuhan menekankan kenyataan bahwa Dia-lah yang memberikan anugrah "jubah kebenaran" tersebut, yaitu keselamatan, kepada para penerima yang sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan anugrah tersebut.

Mengapa kita semua tidak layak? Kita tidak layak karena berdasarkan kelahiran, dan berdasarkan sifat alaminya, kita adalah "mati secara rohani" di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita, dan karena kita berpikir bahwa kita adalah cukup baik untuk menerima atau menghargai pemberian Tuhan.

Dalam kitab Matius 22:11-14 kita melihat perumpamaan tentang seseorang yang tidak mempunyai jubah (baju) pesta untuk acara pernikahan Anak Domba di akhir zaman, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Ketika Raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Perumpamaan ini bukan hanya menunjuk kepada etiket atau kebiasaan yang berlaku di dunia ini, tetapi hal itu sangat menekankan tentang apa yang diperlukan untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kitab Yesaya 61:10 membantu kita untuk melihat kebenaran ini dengan lebih jelas lagi demikian:

"Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya. Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan Kebenaran dan Puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa."


"Trust in the LORD with all thine heart; and lean not unto thine own understanding. In all thy ways acknowledge Him, and He shall direct thy paths." (Proverb 3:5-6)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


Rabu, 11 November 2009

ROH KUDUS DAN ALKITAB

"Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh Firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai Fajar menyingsing dan Bintang Timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat [kitab suci] dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan [Allah] Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah. (2 Petrus 1:19-21)


Dalam waktu kita bersama kali ini kita akan melihat hubungan antara Allah Roh Kudus dan Kitab Suci. Adalah sangat penting untuk kita ketahui bahwa Allah Roh Kudus adalah "Pengarang" dari Firman Allah, Alkitab. Dalam kitab Kisah Para Rasul 4:25 kita membaca demikian:

"Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? [Mazmur 2:1]"

Dengan kata lain, orang-orang kudus pada zaman dahulu telah menulis Kitab Suci berdasarkan inspirasi atau ilham dari Allah. Itulah sebabnya kita harus selalu -- membandingkan ayat suci dengan ayat suci yang lain untuk benar-benar mengerti apa yang ada dalam pandangan Allah. Dan kitab Efesus 6:17 menjelaskan bahwa Firman Allah adalah pedang Roh yang amat tajam, disitu kita baca demikian:

"dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,"

Nah mengapa Allah menggunakan gambaran "pedang" sebagai satu-satunya senjata yang dapat digunakan untuk menyerang dalam catatan persenjataan orang-orang yang percaya? Kitab Ibrani 4:12 memberikan jawabannya demikian:

"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."

Jadi ya, Pedang Allah yang bermata dua ini memiliki kekuatan untuk mengakibatkan "kematian rohani" (menghukum) ataupun juga "kehidupan rohani" (keselamatan). Ketika kita mempelajari Alkitab, kita akan melihat bahwa Alkitab terutama perduli dengan dua kerajaan rohani - yaitu, kerajaan Allah dan kerajaan Iblis (Kolose 1:13, Kis. 26:18). Dan dua kerajaan ini dipimpin oleh dua roh yang berbeda -- Roh Kebenaran (yaitu Allah dan orang-orang yang percaya) dan roh yang menyesatkan (yaitu Iblis dan orang-orang yang tidak percaya). Di seluruh dunia ini hanya ada dua kerajaan rohani ini dan tidak ada orang yang dapat berdiri ditengah-tengah.

Hal ini dinyatakan dalam kitab 1 Yohanes 4:6 yang berkata demikian:

"Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan."

Dan kitab Yohanes 14:17 menambahkan demikian:

"yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu [yaitu Roh Kudus = Roh Allah = Roh Kristus]."

Sedang kitab Roma 8:9 yang berbicara mengenai keselamatan menjelaskan demikian:

"Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."

Dalam kitab Efesus 2:2 kita membaca tentang sifat alami manusia ketika kita dilahirkan sebagai anak-anak Adam dan kebanyakan dari umat manusia ini akan terus berada di dalam jalan ini dan akan mati di dalam kehancuran kekal. Dalam ayat itu kita membaca:

"Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa [yaitu Iblis], yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka."

Disisi yang lain, kita sangat membutuhkan Allah Roh Kudus dan Firman yang sejati untuk menggenapkan keselamatan kita. Allah Roh Kudus berkerja melalui kata-kata yang ada tertulis di dalam Kitab Suci seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 10:17:

"Jadi, iman [yaitu kata yang sama dengan keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan."

Ini adalah caranya dimana seseorang menerima anugrah keselamatan, yaitu hidup yang kekal. Dan ini adalah apa yang digambarkan dalam kitab Lukas 4:18-19 ketika Yesus berbicara tentang dikuatkan oleh Roh Kudus untuk menyelesaikan tugas menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Disitu kita baca:

"Roh Tuhan [Roh Kudus] ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik [Injil] kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, ....."

Dan inilah sebabnya dalam kitab Yohanes 3:5 Yesus berkata demikian:

".... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari Air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Dan dalam kitab Yohanes 6:63 Tuhan lebih jauh menekankan demikian:

"Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh dan Hidup."

Allah menjelaskan masalah yang ada pada manusia dan sekaligus juga jalan keluar yang hanya Allah saja yang dapat memberikannya kepada kita dalam kitab Yehezkiel 36:26 demikian:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan Roh yang baru di dalam batinmu dan AKU akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."

Dan kitab Yohanes 15:26 menyebut Roh Allah atau Roh Kudus sebagai "Sang Penghibur" dan "Roh Kebenaran", dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku."

Dan kitab Yohanes 16:13-14 menambahkan demikian:

"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan MEMULIAKAN Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Jadi apakah sebenarnya yang terjadi dalam keselamatan? Kebanyakan organisasi gereja dan denominasi-denominasi sama sekali tidak mengerti tentang hal ini bahwa di dalam Alkitab Allah menggunakan beberapa analogi atau gambaran sebagai lambang dari bagaimana dan dimana seseorang dapat dilahirkan kembali dari atas, atau menjadi diselamatkan. Satu dari gambaran tersebut adalah penyunatan jasmani. Kemudian Allah memberitahukan kepada kita bahwa penyunatan secara fisik tidak akan menghasilkan apa-apa secara rohani karena hal itu hanyalah "bayangan" dan itu melayani sebagai "tanda" atau gambaran atau perumpamaan dari isi rohani yang sebenarnya. Hal ini dijelaskan dalam kitab Roma 2:29 (dan banyak ayat-ayat lainnya) demikian:

"Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya [yaitu Yahudi atau Israel di dalam hati] dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harafiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah."

Ketika di dalam Alkitab Allah menunjuk kepada "hati" atau "roh" atau "pikiran" (seperti yang kita baca dalam Yehezkiel 36:26 di atas), Allah sedang berbicara tentang "jiwa" kita, yaitu bagian yang tidak kelihatan dari pribadi kita. Dan untuk alasan ini dalam kitab Filipi 3:3 Allah menyatakan demikian:

"karena kitalah [yaitu orang-orang yang percaya] orang-orang bersunat [rohani], yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah [jasmani]."

Allah seringkali berbicara tentang penyunatan yang hanya bisa dimengerti dengan benar ketika kita melihatnya sebagai "penyunatan secara rohani". Dan kitab Titus 3:5-7 menggambarkan kebenaran rohani ini demikian:

"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, BUKAN karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya [anugrah-Nya] oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya [yaitu anugrah-Nya], berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita."


"... Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment is come ..." (Revelation 14:7)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.
Amanat Agung November 11 at 2:49pm Reply
Bagaimana Caranya Menang Atas Godaan

Setan dan pengikutnya selalu menghalangi jalan setiap orang percaya dan dengan segala cara membujuk orang Kristen agar menjauh dari sikap patuh dan beriman pada Kristus.

Tidak seorangpun lepas dari serangan Setan dan tidak seorangpun sepenuhnya berhasil mempertahankan diri atasnya (1Yohanes 1:8,10), akan tetapi ada orang Kristen yang begitu sering mengalah atau tunduk atas godaan Setan sehingga mereka tidak melihat adanya harapan untuk menang atas godan tersebut.Mereka menyerah tanpa perlawanan! Hal ini kurang menguntungkan, menjadikan putus asa dan akan membutakan orang percaya atas kemampuan Allah yang sungguh mengagumkan dalam mengatasi godaan.

Hal pertama yang harus dipahami oleh orang Kristen adalah bahwa Allah tidak menuntun mereka kepada dosa. Rasul Yakobus dengan jelas mengutuk sikap yang menyalahkan Allah atas pencobaan yang menimpa mereka (Yakobus 1:13-15). Allah dapat menguji anak-anakNya supaya mereka murni dan kuat, tetapi bukan untuk membawa mereka ke dalam dosa. Jika manusia memberi hati kepada godaan, maka hal itu akan menghasilkan dosa pada manusia tanpa kecuali dan manusia tidak dapat menyalahkan orang lain dalam hal ini selain dirinya sendiri.

Jika seseorang mau diampuni, hendaklah dia mengaku dengan rendah hati, "aku telah berdosa". Selama dia masih berpaling pada seseorang atau sesuatu untuk disalahkan, dia sepenuhnya tidak terbantu untuk memerangi godaan.

Orang Kristen perlu mengenal peranan dari Kitab Suci dalam mengatasi godaan. Pemazmur berkata," Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau" (Mazmur 119:11). Ketika Firman Tuhan menyatu dengan kehidupan orang percaya, hal itu akan membentengi orang tersebut dari kuatnya godaan.

Kristus sendiri memperlihatkan kuasa dari Firman Allah ketika menjawab godaan Setan dengan mengutip dari Perjanjian Lama (Mateus 4:7). Belajar Kitab Suci secara sistematis disertai doa merupakan prasyarat utama untuk mengalahkan godaan. Firman Allah tidak hanya memberi peringatan atas cara atau metode Setan (2 Korintus 2:11), tetapi juga memberi kekuatan untuk melawannya. (Efesus 6:11-17).

Cara lain untuk menang atas godaan ialah dengan menghindarinya. Dalam beberapa kesempatan, Kristus meminta murid-muridNya untuk berdoa sehingga mereka tidak jatuh ke dalam pencobaan (Matius 6:13; Lukas 22:40). Ada orang percaya yang mendapat pemahaman bahwa godaan tidak sama dengan dosa, sehingga mereka merasa dapat menikmati daya tarik godaan tanpa merasa bersalah. Sikap seperti ini menjadi semacam permainan -- memandang seberapa banyak rangsangan yang dapat "dinikmati" tanpa terjatuh kedalam dosa yang nyata. Sikap seperti ini adalah dosa karena mengabaikan perintah Allah untuk hidup kudus dalam sikap dan juga dalam tindakan.

Salah satu ayat yang paling penting tentang pencobaan terdapat dalam 1 Korintus 10:13.
"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Dalam ayat ini Allah memberi jaminan bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan Setan berbuat terlalu jauh. Intensitas dari godaan dan jalan keluarnya akan terjadi secara unik pada tiap-tiap orang dan tidak akan melampaui kemampuannya.

Jika seseorang mengabaikan Firman Allah, dia tidak dapat mengetahui jalan keluar yang tersedia karena dia tidak tahu bagaimana Allah bekerja. Terlepas dari digunakannya atau tidak jalan keluar tersebut, orang percaya tidak pernah dapat menuntut dengan benar bahwa godaan yang dialaminya begitu besar sehingga dia harus mengalah terhadapnya.

Dalam Kitab Suci tidak ada janji pertolongan mengatasi pencobaan disediakan bagi orang yang belum diselamatkan. Sesungguhnya sampai seseorang mengaku dosanya dan dengan iman menerima Yesus Kristus sebagai penyelamat dan Tuhannya, orang tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk menyenangkan hati Allah. Tetapi mereka yang diselamatkan dapat dengan layak menerima kuasa dan hikmat firman Allah, berharap pada kemurahan Allah dan karenanya akan dapat meraih kemenangan bahkan atas godaan Setan yang halus dan memaksa. Amin.

----------------------------------------------------------------------------------------

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Selasa, 10 November 2009

TAHTA DAUD



Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling, berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda." Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau."

Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?

Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu.

Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, ANAK KANDUNGMU, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya UNTUK SELAMA-LAMANYA [Yohanes 2:19-21, Roma 1:1-4].

Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka AKU akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh UNTUK SELAMA-LAMANYA di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh UNTUK SELAMA-LAMANYA."

Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud. Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan ALLAH; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya Tuhan ALLAH. Apakah yang dapat dikatakan Daud kepada-Mu lebih lagi dari pada itu. Bukankah Engkau yang mengenal hamba-Mu ini, ya Tuhan ALLAH?

Oleh karena Firman-Mu dan menurut hati-Mu Engkau telah melakukan segala perkara yang besar ini dengan memberitahukannya kepada hamba-Mu ini. Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami. Dan bangsa manakah di bumi seperti umat-Mu Israel, yang Allahnya pergi membebaskannya menjadi umat-Nya, untuk mendapat nama bagi-Nya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dan para allah mereka dari depan umat-Nya?

Engkau telah mengokohkan bagi-Mu umat-Mu Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya, dan Engkau, ya TUHAN, menjadi Allah mereka. Dan sekarang, ya TUHAN Allah, tepatilah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu. MAKA nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata: TUHAN semesta alam ialah Allah atas Israel; maka keluarga hamba-Mu Daud akan tetap kokoh di hadapan-Mu. Sebab Engkau, TUHAN semesta alam, Allah Israel, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian: Aku akan membangun keturunan bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ini kepada-Mu.

Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH, Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah KEBENARAN; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu. Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk SELAMA-LAMANYA. Sebab, ya Tuhan ALLAH, Engkau sendirilah yang berfirman dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba-Mu ini diberkati untuk SELAMA-LAMANYA." (2 Samuel 7:1-29)

Senin, 09 November 2009

Terpanggil Untuk Bertindak


"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."(Matius 25:21)

Seringkali banyak orang yang berpikiran sempit menilai apa arti baik itu. Mereka hanya mengira bahwa baik itu berarti tidak jahat. Namun benarkah seperti itu? Bila ukuran itu yang dipakai oleh kita maka kita akan terperangkap dalam kesalahan yang terus menerus. Untuk lebih memahami hal ini, saya akan memberi sebuah ilustrasi.

Seorang ibu yang hendak bepergian keluar rumah menasihati anaknya yang masih kecil. Ia berkata kepadanya, "Nak, berlakulah yang baik selama Ibu pergi." Si anak mengangguk tanda mengerti dan ibu pun itu pergi. Selama di rumah, pria kecil tersebut hanyalah duduk di depan televisi menonton program-program seusianya. Beberapa jam kemudian, ibunya pun kembali. Si ibu menanyakan kepada si anak hal yang dinasihatinya, "Nak, apakah kamu telah berlaku baik?" dengan sigap si anak menjawab, "Ya bu, saya telah berlaku baik."

Sebenarnya kedua orang yang diceritakan dalam ilustrasi tersebut tidak mengerti antara baik dan tidak jahat. Si ibu berpikir dengan tidak memecahkan jendela atau menarik ekor kucing, dia sudah mengira si anak sudah berlaku baik. Lain lagi dengan pikiran si anak, ia menterjemahkan perkataan ibunya seperti ini: duduk manis di rumah, tidak mengerjakan apa-apa; itu semua baginya adalah berlaku baik. Pikiran dari ibu dan anak ini bukan berarti salah, tetap benar tetapi masih sempit.

Tidak ada seorang baik hanya berdasarkan apa yang tidak dilakukannya. Ada perbedaan besar antara baik dan tidak jahat. Panggilan Kristus untuk penyerahan diri adalah panggilan untuk menjalani hidup yang penuh kebaikan. Kita harus mempergunakan sebaik mungkin segala kemungkinan, kesempatan, dan kepercayaan yang diberikan kepada kita. Sekedar tidak berbuat jahat belum cukup. Yesus memanggil kita untuk berbuat baik dalam pengertian yang aktif. Ia memanggil kita untuk bertindak.

Perumpamaan tentang seorang kaya yang merencanakan untuk melakukan perjalanan jauh ke luar negeri (Matius 25:14-30) adalah cara yang Yesus lakukan untuk mengajar murid-muridnya mengenai bertindak. Diceritakan disana ada seorang kaya yang hendak bepergian jauh. Ia pun memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan miliknya kepada mereka. Kepada yang seorang ia memberikan lima talenta, kepada yang lain ia memberikan dua talenta, dan kepada yang lain ia memberikan satu talenta. Satu talenta adalah sejumlah uang yang besar, yang sebanding dengan upah pekerja selama setahun. Ia menyuruh hamba-hambanya itu untuk menjalankan kekayaannya untuk memperoleh laba salama ia pergi.

Seperti yang kita tahu dari kisah ini, tidak semua hamba menjalankan apa yang tuannya suruh. Hamba yang diberikan lima talenta dan dua talenta menjalankan apa yang disuruh tuannya, sedangkan hambanya yang diberi satu talenta tidak melakukan apa-apa. Ia menyembunyikan satu talenta itu dengan pikiran agar uang tersebut tetap aman sampai tuannya kembali. Ketika tuannya kembali datang dan menagih apa yang telah diperintahkannya, hamba-hambanya ini pun memberikan laporan dan menyerahkan talenta mereka. Dimulai dari hamba lima talenta, lalu dua talenta, dan terakhir satu talenta. Ketika hamba satu talenta melaporkan apa yang dilakukannya, sang tuan pun marah. Ia pun menyuruh hamba-hamba lain mengambil talenta itu dari hamba satu talenta dan memberikannya kepada hamba yang mempunyai sepuluh talenta.

Tuan dari hamba-hamba itu berkata kepada si hamba yang diberi satu talenta, "campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi" (Matius 25:30). Perhatikan tiga kata yang dipakai Yesus untuk menggambarkan hamba itu. Ia menyebutnya jahat, malas, dan tidak berguna.

Tidak melakukan apa-apa bukanlah hal yang baik di mata Tuhan. Bagi-Nya, orang-orang yang seperti itu adalah sama dengan mereka yang tidak mau bekerja lebih keras, pemalas, dan acuh tak acuh, tetapi mengharapkan pujian ketika Ia kembali. Tuhan tidak suka dengan sikap seperti ini.

Kita tidak boleh berdiam diri saja selama di dunia ini, ada tugas yang Ia berikan untuk diselesaikan selama kita masih di dunia ini. Jangan sia-siakan kesempatan dan talenta yang sudah Tuhan berikan karena ketika tiba masanya nanti semua yang seharusnya kita jalani di dunia ini tidak bisa kita lakukan.

Hari-hari ini adalah masa anugerah, mari kita sebagai umat Allah bekerja giat di ladang-Nya membawa banyak jiwa bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus melalui apa yang sudah Ia taruhkan dalam kehidupan kita masing-masing. Amin





PENIPUAN DOSA

"Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu." (Kejadian 3:11-14)


Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sudut pandang Alkitab bahwa segala jenis dosa didasarkan pada penipuan, atau kelicikan. Dan penipuan adalah lawan dari "Kebenaran", oleh karena itu, penipuan adalah lawan dari Firman Kebenaran, Alkitab.

Dosa dapat menunjukkan dirinya di tempat yang tidak disangka-sangka, di sebuah lingkungan yang sempurna dimana ada dua orang individu yang diciptakan sempurna dalam "gambar dan rupa" (citra) Allah sendiri dimana mereka dapat bercakap-cakap langsung dengan sang Pencipta. Sayang sekali, situasi yang indah ini hanya berlangsung singkat karena Allah membuat suatu ujian bagi mereka, dan mereka gagal dalam ujian tersebut seperti yang kita baca dalam ayat-ayat diatas.

Nah, disini kita melihat bagaimana dosa menjalar dengan begitu cepat yang muncul dari suatu bentuk penipuan, dan sifat menyalahkan orang lain. 1 Timotius 2:14 berkata demikian:

"Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa."

Dan 2 Korintus 11:3 lebih lanjut menerangkan:

"Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."

Dan kitab Kejadian 3:6-7 menerangkan demikian:

"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat."

Pakaian yang terbuat dari "daun pohon ara" disini menggambarkan bahwa manusia itu berusaha untuk menutupi ketelanjangan mereka melalui "perbuatan mereka sendiri", tetapi kemudian Tuhan menyembelih seekor binatang (yang melambangkan Kristus) untuk membuat pakaian penutup bagi mereka, seperti yang kita baca dalam kitab Kejadian 3:21 demikian:

"Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka."

Dan kesadaran akan ketelanjangan mereka secara fisik menekankan gambaran dari ketelanjangan mereka secara rohani, yang berarti bahwa mereka telah "mati secara rohani" karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah tersebut (Kejadian 2:17), dan mereka pantas untuk dihukum mati karena ketidaktaatan mereka. Tetapi mereka berpikir bahwa mereka DAPAT BERBUAT SESUATU melalui pekerjaan mereka sendiri untuk menghindari hukuman kematian -- itulah alasannya mengapa mereka membuat sejenis pakaian dari daun pohon ara sebagai usaha untuk menyembunyikan ketelanjangan mereka.

Kemudian kita akan melihat bagaimana dosa ini menular kepada seluruh umat manusia yang dilahirkan setelah Adam dan Hawa. Kitab Roma 5:12 menjelaskan demikian:

"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."

Dan Roma 7:11 menjelaskan demikian:

"Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku."

Ingatlah selalu bahwa Hukum diberikan bukan untuk menyelamatkan, sebaliknya Hukum tersebut memberitahukan kepada kita bahwa pelanggaran kita banyak, bahwa kita adalah orang-orang yang berdosa, itulah sebabnya dikatakan oleh rasul Paulus bahwa "oleh perintah [hukum] itu ia membunuh aku". Akan tetapi kemudian Kristus datang sebagai penggenapan dari Hukum supaya orang-orang yang percaya kepada-Nya dapat diberikan penutup atau anugrah "pakaian keselamatan" supaya kita dapat terlihat bersih dimata Allah.

Berikutnya dalam kitab Wahyu 12:9 kita menemukan pernyataan ini:

"Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya."

Berdasarkan sifat alaminya Iblis telah menjadi penguasa di Bumi yang sekarang ini, sama seperti yang kita lihat terjadi pada orang tua kita yang pertama, Adam dan Hawa. Itulah sebabnya Alkitab menyatakan di Yohanes 8:44 demikian:

"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam Kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada Kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."

Dan kitab 1 Yohanes 1:8 menjelaskan demikian:

"Jika kita [yaitu orang-orang percaya] berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan Kebenaran tidak ada di dalam kita."

Dan kitab 2 Korintus 2:11 menambahkan demikian:

"supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya."

Penipuan yang paling besar dari dosa adalah penyangkalan dari keadaan yang berdosa itu sendiri. Itulah sebabnya 2 Korintus 4:3-4 menyatakan sbb:

"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini [yaitu Iblis], sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah."

Pada kenyataannya hanya Kebenaran Allah yang dapat mengalahkan penipuan dari dosa. Dalam kitab Titus 3:3 kita menemukan kata-kata yang mengambarkan kehidupan dari seseorang yang belum "dilahirkan kembali dari atas" demikian:

"Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci."

Ini adalah potret atau gambaran yang sebenarnya dari "sifat alami" manusia, atau orang-orang yang tidak percaya. Dan kitab 1 Korintus 2:14 menyatakan demikian:

"Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."

Kemudian Ibrani 3:10 menjelaskan kepada kita demikian:

"Itulah sebabnya Aku [Tuhan] murka kepada angkatan itu, dan berkata: "Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku"

Harap diperhatikan bahwa sesungguhnya bagian ini sedang berbicara tentang --umat Allah--, yaitu bangsa Israel yang berada di padang gurun, yang Allah juga katakan tentang mereka sebagai "biji mata-Nya" (Ulangan 32:10, Mazmur 17:8). Akhirnya kita mengetahui dari Alkitab bahwa hanya umat Israel yang berumur 20 tahun ke bawah yang dapat tiba dengan selamat di "Tanah Perjanjian", yang merupakan gambaran dari Surga.

Dalam kitab 1 Petrus 2:25 Allah menyamakan orang-orang yang percaya dengan "domba yang tersesat" (dan ini adalah kondisi alami dari setiap umat pilihan sebelum mereka diselamatkan), yang juga merupakan kondisi yang sama dengan "hati yang sesat". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada Gembala dan pemelihara jiwamu [yaitu Kristus]."

Dan kitab 2 Korintus 4:6 menekankan keperluan dari keselamatan yang disediakan oleh Tuhan Yesus Kristus, satu-satu Juruselamat bagi orang-orang yang berdosa. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus."

Wajah Tuhan tidak lain menunjuk kepada "suara Tuhan" yaitu Firman-Nya, Alkitab (Bilangan 6:25, Mazmur 119:35). Dan kemuliaan Tuhan tidak lain menunjuk kepada Kristus sendiri sang Firman yang hidup (Yohanes 1;14). Dan kitab Ibrani 1:3a menjelaskan demikian:

"Ia [Kristus] adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan."

Biarlah Allah memberikan kasih karunia-Nya kepada kita semua supaya kita dapat melihat bagaimana kita telah ditipu oleh dosa-dosa kita, dan biarlah kita "lari" kepada Alkitab, kepada Tuhan Yesus Kristus dan kebenaran-Nya sendiri saja sebagai penebus dari dosa-dosa kita.


"Humble yourselves in the sight of the Lord, and he shall lift you up." (James 4:10)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


Selasa, 03 November 2009

Anda Hanya Perlu Mengetahuinya Lagi!


Kapan terakhir kalinya Anda tidak yakin dengan segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan Anda? Pekerjaan Anda? Pelayanan Anda? Panggilan Tuhan di hidup Anda? Kesehatan Anda? Kasih Tuhan? Kasih terhadap sesama? Iman Anda? Ya, kita semua pasti pernah berada dalam masa tersebut. Di dalam seluruh kehidupan kita, ada waktu dimana kita lemah, lelah, stress, atau secara jasmani sakit dan waktu-waktu inilah yang sebenarnya sedang iblis gunakan agar kita meragukan kasih Allah.

Belakangan ini, Tuhan mengingatkan saya Firman Tuhan yang tertulis dalam Mazmur 62 dimana Raja Daud berada di satu keadaan yang saya gambarkan pada awal pengajaran ini. Daud membuka mazmur ini dengan kata-kata sebagai berikut, "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah" (ayat 2-3). Di ayat 12 dan 13, David merangkum mazmur pasal 62 ini dengan begitu indahnya, "Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya."

Oleh karena Daud adalah orang Israel, dia pasti mengenal kitab Allah sejak kecilnya. Daud telah belajar dari sejarah bangsanya bahwa Allah terus menunjukkan kekuatan-Nya. Ia juga tahu bahwa bangsa Israel disertai oleh Allah dan mukjizat yang begitu luar biasa terjadi adalah semua bagi kepentingan bangsanya. Allah telah menunjukkan kekuatan-Nya dalam kehidupan Daud dari sebelum ia menjadi raja sampai ia memerintah umat pilihan Allah tersebut. Daud ingat saat pertama kali kekuatan Allah dialirkan dalam dirinya dan membuatnya menjadi pemenang saat melawan Goliat hanya dengan satu batu yang dilemparkannya melalui ketapel. Daud tahu bahwa Allah itu perkasa dan dia tidak perlu harus mempertanyakannya lagi.

Ketika Allah berbicara kepada Daud yang saat itu berbuat kesalahan, ia mendengar teguran itu, tetapi ia juga mendengar kasih Allah kepadanya yang begitu besar. Saya percaya bahwa Allah mendengar teguran ini dengan mengikutsertakan hatinya juga. Ya, Daud adalah orang yang berdosa, Ya, Daud pernah ragu. Ya, keluarga Daud bukanlah keluarga yang baik. Namun, kasih Allah kepada Daud tidak pernah berubah.

Kita tidak jauh berbeda dengan Daud. Bukanlah menjadi masalah jika hidup kita saat ini masih belum seperti yang diinginkan oleh Allah karena kasih-Nya tidak akan pernah berubah. Hati-Nya selalu penuh dengan kasih kepada kita. Kristus mati bukan karena perbuatan baik yang kita tunjukkan atau karena kita lebih sedikit berbuat dosa, tetapi karena Dia mengasihi kita apa adanya.

Terkadang kita perlu kembali mengingat peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa Allah sangatlah mengasihi kita. Itu adalah waktu dimana kita harus mengetahuinya dibanding hal-hal di dunia! Hanya melalui hal ini kita dapat melalui hari-hari kita.

Mazmur Daud dalam pasal 63:4-6 mengingatkan bahwa hanya kasih Allah yang dapat memuaskan kehidupan kita. "Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. "Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji."

Ini adalah pengingat Anda, bahwa kasih Allah tidak akan pernah berhenti tercurah; kasih-Nya tidak akan pernah menyerah; kasih-Nya benar-benar sempurna, dan kasih ini yang diberikan-Nya bagi Anda. Allah menunjukkan kasih dalam perkataan-Nya, ciptaan-Nya, melalui orang-orang yang mencintai Anda, dan khususnya lewat keselamatan yang hanya didapat melalui Yesus Kristus. Minumlah, sahabatku. Ada kasih melimpah tersedia bagimu! Amin.




PESAN-PESAN KESELAMATAN YANG DISEMBUNYIKAN


"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku" (Yohanes 5:39)


Alkitab adalah sebuah buku rohani, tujuan Allah menulis Alkitab bukanlah untuk memberikan kepada kita sebuah buku sejarah atau buku ilmu pengetahuan, tujuannya adalah untuk menyatakan rencana keselamatan-Nya, dan Allah melakukan hal ini dalam konteks sejarah yang benar-benar telah terjadi. Ketika Allah memilih suatu kejadian atau percakapan sejarah yang dicatat di dalam Alkitab melaluinya kita dapat melihat program keselamatan Allah bersinar.

Nah Allah adalah satu-satunya yang dapat membuat "gambaran-gambaran" atau "perumpamaan-perumpamaan" mengenai keselamatan melalui kejadian-kejadian dan percakapan-percakapan yang seperti ini. Jadi Alkitab adalah lebih dari sekedar peristiwa sejarah yang nyata karena Alkitab juga memiliki ajaran moral dan nilai-nilai rohani yang sangat mendalam.

Mereka yang percaya kepada Kristus, yaitu orang-orang yang telah menerima anugrah roh kebangkitan yang kekal, sejak pada saat keselamatannya akan memiliki keinginan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk patuh kepada Allah. Mereka akan memperhatikan teguran dan nasihat Alkitab karena mereka mengasihi Allah, yang melakukan teguran.

Ketika jatuh ke dalam dosa, seorang yang percaya akan sungguh-sungguh berada di dalam masalah; di dalam kebangkitan jiwanya yang baru, ia akan merasa sedih dan sangat tidak bahagia. Secara tubuh (daging) mereka masih memiliki keinginan untuk berzinah dengan dosa, tetapi di dalam rohnya (jiwanya), dimana ia telah dilahirkan kembali dari atas, ia tidak ingin untuk berbuat dosa lagi. Allah dalam pribadi Roh Kudus telah bersemayam di dalam dirinya. Ia telah menjadi seorang anak Allah, dan Roh Kudus akan mengingatkannya akan kebenaran dan penghukuman.

Proses ini sering disebut "bertumbuh di dalam kasih karunia" atau "bertumbuh di dalam kekudusan". Inilah pengalaman dari setiap anak Allah. Inilah proses yang melaluinya anak-anak Allah akan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yaitu, ia akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menyenangkan hati Allah. Perbuatan-perbuatan baik tersebut bukan merupakan "penyebab" atau dasar bagi keselamatan, akan tetapi itu adalah "hasil" dari keselamatan (Efesus 2:8-10).

Ada banyak peraturan yang memimpin manusia yang dapat dibaca di dalam Alkitab. Sebagai contoh, Alkitab berkata bahwa kita harus terlebih dahulu mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Dan Alkitab mencatat ratusan peristiwa bersejarah yang dapat diuji menurut keterangan dari peraturan-peraturan tersebut untuk mendapatkan berkat yang merupakan hasil dari kepatuhan, dan kutuk yang merupakan hasil dari ketidaktaatan. Alkitab memberikan cerita mengenai Yusuf dan Daniel dan berkat-berkat yang mereka terima sebagaimana mereka taat kepada Allah, dan cerita mengenai Israel dan Yehuda, ketika menghadapi penghakiman Allah karena ketidaktaatan mereka. Allah menyatakan dalam 1 Korintus 10:11 demikian:

"Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, dimana zaman akhir telah tiba."

Salah satu cara dimana Allah menyembunyikan pesan-pesan keselamatan adalah di dalam Hukum Taurat. Sebagai contoh, dalam Perjanjian Lama Allah telah menetapkan Hari Raya Paskah. Hari raya ini pertama kali dilakukan pada saat bangsa Israel keluar dari Mesir, dan malaikat kematian membunuh semua anak sulung yang ada di Mesir. Alkitab dengan cukup jelas menyatakan bahwa peristiwa bersejarah tersebut adalah suatu "gambaran" mengenai keselamatan yang disediakan melalui Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah Paskah kita. Dia adalah Anak Domba yang disembelih sehingga kita tidak mengalami kematian kedua. Kitab 1 Korintus 5:7 menyatakan demikian:

"Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus."

Sebagai tambahan terhadap hari-hari raya yang dilakukan sebelum kedatangan Kristus, hukum Taurat juga meliputi persembahan, kurban binatang, hukum mengenai makanan dan minuman, hukum mengenai tanaman, hukum mengenai pakaian, dan sekumpulan peratutan-peraturan lainnya. Dan semua hal-hal ini adalah "perumpamaan" atau "gambaran" atau "bayangan" dari kebenaran rohani yang sesungguhnya yang berhubugan dengan beberapa aspek dari keselamatan.

Dan "setelah" peristiwa kayu salib, orang-orang yang percaya sudah tidak perlu menjalankan hukum-hukum upacara ini tetapi kita hanya mencari arti rohaninya saja. Itulah sebabnya kitab Kolose 2:16-17 mengajarkan kepada kita demikian:

"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."

Ketika Kristus berada di Bumi Ia menyatakan dari waktu ke waktu bahwa Ia berbicara dalam perumpamaan-perumpamaan (Markus 4:34, Matius 13:34). Dalam perumpamaan-perumpamaan tersebut Kristus memberikan kisah duniawi dengan arti surgawi (arti rohani). Dan perumpamaan-perumpamaan ini adalah sama dengan pelaksanaan hukum-hukum upacara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, -- yang dilaksanakan secara duniawi dengan arti rohani.

Oleh karena itu, Hukum Taurat, adalah perumpamaan bersejarah; mereka dilakukan di dunia ini oleh bangsa Israel kuno yang mengarah kepada beberapa aspek rohani dari keselamatan. Metode lainnya yang Allah gunakan untuk menyatakan pelajaran rohani kepada kita ialah dengan menggunakan peristiwa-peristiwa bersejarah yang benar-benar terjadi di Bumi. Allah menunjukkan kepada kita dalam Kitab Suci bahwa peristiwa sejarah tertentu dicatat di dalam Alkitab sehingga melaluinya kita dapat mengerti kebenaran rohani yang berhubungan dengan keselamatan.

Dalam kitab Kejadian kita membaca mengenai Abraham yang memperoleh anak dari Hagar dan kemudian tentang pengusiran Hagar dan Ismael dari rumah Abraham. Dalam kitab Galatia pasal 4, Allah mempertegas peristiwa bersejarah ini untuk mengajarkan kebenaran rohani yang kita miliki baik yang memimpin kepada belenggu rohani (digambarkan melalui Hagar dan Ismael), atau suatu keselamatan yang memimpin kepada kemerdekaan rohani (digambarkan melalui Sarah dan Ishak).

Kitab Galatia 4:24-26 menyatakan demikian:

"Ini adalah suatu kiasan [yaitu perumpamaan]. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar --Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab-- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang [Yerusalem duniawi], karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita [yaitu Sarah]."

Lebih jauh dalam kitab Maleaki 4 Allah berbicara tentang kedatangan Elia, dan dalam kitab Matius 11:11-14 Ia menunjukkan kepada kita bahwa Elia menunjuk kepada Yohanes Pembaptis. Jadi Allah mengindikasikan bahwa Elia digambarkan sebagai Yohanes Pembaptis. Ilustrasi Alkitab yang saling berhubungan ini menunjukkan bahwa pesan keselamatan terus diperluas diseluruh Alkitab, jauh melebihi pernyataan keselamatan seperti yang dinyatakan dalam Yohanes 3:16, Yesaya 53, dan lain-lain.

Ketika Allah mengindikasikan bahwa Ia sedang berbicara dalam perumpamaan, bahwa suatu peristiwa sejarah atau seseorang sebagai gambaran dari aspek keselamatan, atau hukum Taurat tersebut menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus, maka tepatlah untuk mengembangkan kebenaran rohani dari peristiwa-peristiwa yang dicatat di dalam Kitab Suci. Dalam kitab Markus 4 Allah menyatakan bahwa, "tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka". Jadi penggunaan perumpamaan adalah metode pengajaran yang sangat umum dari Tuhan Yesus.

Dan dalam kitab 1 Petrus 1:11 kita membaca bahwa Roh Kristus berbicara melalui nabi-nabi Perjanjian Lama:

"Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu."

Perhatikan ayat ini berkata bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Kristus sama seperti Perjanjian Baru. Hal ini tidaklah mengherankan karena kitab Yohanes pasal 1 menyatakan bahwa Kristus adalah Firman. Yesus berbicara secara langsung ketika Ia berada di dunia ini, dan Ia berbicara langsung di seluruh Alkitab karena Ia adalah Firman Allah. Jadi kitab Markus 4:34 yang berkata, "tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka" berlaku terhadap seluruh Alkitab.

Allah mempertegas hal ini dalam kitab Mazmur 78:1-3 demikian:

"Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami."

Dan kitab Wahyu 2:17a menyatakan demikian:

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi... "


"... Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment is come ..." (Revelation 14:7)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.