Entri Populer

Rabu, 30 Desember 2009

UKURAN SEJATI SEBUAH KESUKSESAN


Bila kita menilai kesuksesan berdasarkan standard duniawi, kita sampai pada kesimpulan bahwa karir kepemimpinan Paulus telah gagal total dan sangat mengecewakan.

Pada masa-masa terakhir hidupnya, ketika Paulus menulis surat 2 Timotius, satu-satunya orang di dunia luar yang bisa berhubungan dengannya adalah Lukas (4:11). Paulus ditempatkan di penjara bawah tanah Romawi, menderita kedinginan menjelang musim dingin (ayat 13, 21), tanpa harapan untuk lepas dari ancaman hukuman mati yang telah dijatuhkan pada dirinya. Ia menderita siksaan kejam dari orang-orang yang membencinya. Ia bahkan ditinggalkan dan disangkal oleh beberapa sahabatnya. Ia menulis:

"Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes."

Asia kecil merupakan wilayah misi Paulus. Dan Efesus, tempat Timotius melayani, adalah ibukota Asia Kecil. Jadi Paulus bukan sedang mengatakan sesuatu yang belum diketahui Timotius. Pada masa aniaya itu, berteman dengan Paulus menjadi sangat beresiko, sehingga beberapa anak didik rohaninya tega menyangkal dan meninggalkannya. Orang-orang berpikiran dangkal, mungkin berpikir tragis sekali akhir hidup Paulus, ia sudah ditaklukan sedemikian rupa oleh para musuhnya.

Kegagalan? Yang sebenarnya adalah, rasul Paulus sama sekali bukanlah pemimpin yang gagal, apapun ukuran yang digunakan untuk menilainya. Pengaruh karyanya terasa seantero dunia sampai hari ini. Sebaliknya, Nero, penguasa korup Kekaisaran Romawi yang memerintahkan kematian Paulus, adalah salah satu figur hina dalam sejarah. Hal ini mengingatkan kita bahwa pengaruh adalah ujian sejati bagi kepemimpinan seseorang, bukan kekuasaan atau jabatan. Ternyata, dengan meneliti kehidupan pelayanan Paulus hingga kesudahannya, kita belajar banyak bagaimana mengukur sukses atau gagalnya seorang pemimpin.

Masa tahanan dan pengadilan Paulus yang pertama berakhir saat Nero membebaskannya sebelum tahun 64 masehi, karena ia menulis surat 1 Timotius dan Titus sebagai seorang bebas (1 Timotius 3:14-15; 4:13; Titus 3:12). Tapi kebebasan itu tidak lama. Bulan Juli tahun 64, 7 dari 14 wilayah di kota Roma terbakar. Ketika api pertama hampir berhasil dipadamkan, tiupan angin lebih dahulu membuat api menjalar ke wilayah lain. Kabar burung yang beredar adalah bahwa Nero sendiri yang memerintahkan pembakaran kota untuk memenuhi ambisinya mendirikan proyek pembangunan termasuk istana emas bagi dirinya.

Untuk mencegah kecurigaan, Nero menyalahkan orang-orang Kristen sebagai penyebab kebakaran. Itulah permulaan dari kampanye akbar dan agresif dari pemerintah Romawi untuk menghancurkan gereja. Orang Kristen di Roma ditangkapi dan dieksekusi secara sangat kejam. Ada yang tubuhnya dijahitkan ke kulit binatang, lalu dikeroyok dan dirobek-robek sampai mati oleh gigitan anjing. Yang lainnya dipaku ke tiang, tubuhnya dilumur ter dan dibakar hidup-hidup sebagai obor yang menerangi pesta pora Nero. Dan ada banyak lagi yang dipenggal kepalanya, diumpankan kepada singa, atau mengalami berbagai perlakuan sadis lainnya.

Selama masa aniaya itu, Paulus kembali ditahan oleh penguasa Romawi, dibawa ke Roma untuk dianiaya dan disiksa (2 Timotius 4:17), dan akhirnya dieksekusi sebagai pengkhianat, karena ketaatannya yang mati-matian terhadap Kristus. Pada waktu masa penahanan pertamanya di Roma, Paulus dikenakan tahanan rumah (Kisah 28:16, 30). Ia masih boleh berkotbah dan mengajar kepada para penjenguknya (ayat 23). Meskipun berada dalam pengawalan ketat tentara Romawi, ia diperlakukan hormat. Pengaruh pelayanannya bahkan terasa sampai ke istana Kaisar (Filipi 4:22).

Pada masa penahanan kedua Paulus, kondisinya sangat jauh berbeda. Ia benar-benar diisolasi dari dunia luar dan dirantai dalam penjara bawah tanah (2 Timotius 1:16). Kemungkinan besar tempat penahanannya adalah penjara Mamertine, yang lokasinya berdekatan dengan forum Romawi, sempit, gelap, berdinding batu kasar, pintu masuknya hanya berupa lubang kecil seukuran pas badan di bagian langit-langitnya. Ruangannya yang hanya berukuran separuh garasi mobil ini kadang diisi sampai dengan 40 orang tahanan. Sesak, gelap, bau busuk melengkapi penderitaan yang tak terkira.

Ruangan penjara itu masih ada sampai masa kini, bahkan tetap mencekam, mengerikan, menimbulkan rasa klaustrofobia. Di tempat seperti inilah Paulus menghabiskan hari-hari terakhir dalam hidupnya.

Tidak ada catatan pasti tentang proses eksekusi Paulus, tapi yang pasti ia tahu akhir hayatnya telah tiba saat menulis surat 2 Timotius. Terbukti ia sudah diadili dan divonis karena berkotbah tentang Kristus, dan kemungkinan hari eksekusinya sudah dijadwalkan. Ia menulis kepada Timotius, "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat." (2 Timotius 4:6)

Secara wajar harusnya ada kesan kesedihan mendalam dalam surat terakhir Paulus ini. Tapi nyatanya topik yang dominan adalah kemenangan, bukan kekalahan. Paulus menulis surat terakhir kepada Timotius untuk menyemangati sang gembala muda itu supaya berani dan yakin teguh dalam meneruskan teladan yang dipelajarinya dari sang rasul pembimbingnya. Jauh dari kesan menyerah karena kegagalan, Paulus menyuarakan sorak kemenangan:

"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya. " (2 Timotius 4:7-8)

Menjelang kematiannya, Paulus sama sekali tidak merasakan takut, patah semangat, ataupun hasrat untuk tetap hidup di dunia ini. Ia tidak sabar ingin bersama Kristus dan bersiap-siap untuk menerima upah di kehidupan yang akan datang. Karenanya, saat ia menelaah kembali perjalanan hidupnya, ia tidak menunjukan penyesalan, ketidakpuasan ataupun merasa ada yang kurang lengkap. Tidak ada tugas, sekecil apapun, yang terabaikan olehnya. Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Tuhan, seperti disebut dalam Kisah 20:24, ia telah berharap dan berdoa bahwa ia "dapat mencapai garis akhir".

Paulus mengukur kesuksesannya sendiri sebagai pemimpin, sebagai rasul, dan sebagai seorang Kristen, -- yang berarti ia tetap setia kepada Kristus dan menjaga keutuhan kabar baik (Injil Kristus) sesuai dengan apa yang diterimanya. Ia memproklamirkan Firman Tuhan dengan penuh kesetiaan dan tanpa takut. Dan sekarang ia menyerahkan tongkat estafet kepada Timotius dan orang-orang "yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." (2 Timotius 2:2)

Karenanya, Paulus menghadapi kematiannya dengan semangat kemenangan dan sukacita mendalam. Ia telah mengalami kasih karunia Tuhan menyelesaikan semua yang telah dirancangkan-Nya di dalam dia dan melalui dia, dan dia sudah siap bertemu muka dengan Kristus.





Dear fellows of Gereja Facebook Indonesia,
We wish you a Merry Christmas n Happy New Year.
Gloria in Excelsis Deo.

Christmas gift suggestions:
To a friend, your heart.
To every child, a good example.
To yourself, respect.
To your enemy, forgiveness.
To an opponent, tolerance.
To a customer, service.
To all, charity.






NYANYIAN DAUD

Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan Penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, JURUSELAMATKU; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan. TERPUJILAH Tuhan, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku. Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam [=injil-injil palsu - the floods of ungodly men] telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.

Lalu bergoyang dan bergoncanglah bumi, dasar-dasar langit gemetar dan bergoyang, oleh karena bernyala-nyala murka-Nya. Asap membubung dari hidung-Nya, Api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya. Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya. Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin. Dan Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang tebal. Karena sinar kilat di hadapan-Nya bara api menjadi menyala. TUHAN mengguntur dari langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya [=Firman-Nya]. Dilepaskan-Nya panah-panah, sehingga diserakkan-Nya mereka, yakni kilat-kilat, sehingga dikacaukan-Nya mereka. Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena hembusan nafas dari hidung-Nya. Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir.

Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah, dari pada orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku. Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN adalah sandaran bagiku; Ia membawa aku keluar ke tempat lapang [Yohanes 10:9], Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku; Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak menjauhkan diri dari Allahku sebagai orang fasik. Sebab segala Hukum-Nya kuperhatikan, dan dari Ketetapan-Nya aku tidak menyimpang; aku berlaku tidak bercela kepada-Nya dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku di depan mata-Nya.

Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kaurendahkan. Karena Engkaulah Pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok.

Adapun Allah, Jalan-Nya sempurna; Sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi Perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allah kita? Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga. Juga Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, dan kebaikan-Mu telah membuat aku besar. Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah.

Aku mengejar musuhku sampai mereka kupunahkan, dan tidak berbalik sebelum mereka kuhabiskan; aku menghabiskan dan meremukkan mereka, sehingga mereka tidak bangkit lagi, dan mereka rebah di bawah kakiku. Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang, Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawan aku. Kaubuat musuhku lari dari padaku, orang-orang yang membenci aku, mereka kubinasakan. Mereka berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang menyelamatkan, mereka berteriak kepada TUHAN, tetapi Ia tidak menjawab mereka. Aku menggiling mereka halus-halus seperti debu tanah, aku menumbuk mereka dan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Dan Engkau meluputkan aku dari perbantahan bangsaku; Engkau memelihara aku sebagai kepala atas bangsa-bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku; orang-orang asing tunduk menjilat kepadaku, baru saja telinga mereka mendengar, mereka taat kepadaku. Orang-orang asing pucat layu dan keluar dari kota kubunya dengan gemetar.

TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan ditinggikanlah kiranya Allah gunung batu keselamatanku, Allah, yang telah mengadakan pembalasan bagiku, yang telah membawa bangsa-bangsa ke bawah kuasaku, dan yang telah membebaskan aku dari pada musuhku. Dan Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari para penindas. Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya TUHAN, di antara bangsa-bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu. Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya." (2 Samuel 22:1-51)

NB: Di dalam Alkitab Daud seringkali digunakan sebagai gambaran yang agung dari Tuhan Yesus Kristus.





DAMAI SEJAHTERA


"kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu."
(Lukas 19:42)


Alasan mengapa Tuhan Yesus disebut sebagai "Raja Damai" adalah karena Ia datang untuk memberikan "damai sejahtera yang kekal" kepada umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, yang berdasarkan sifat alaminya sudah mati di dalam dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggarannya. Hal ini dapat terlihat dalam ayat-ayat seperti Mazmur 38:3, dimana kata Ibrani yang sama untuk ungkapan "damai" diterjemahkan sebagai "istirahat". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat [yaitu tidak ada istirahat] pada tulang-tulangku oleh karena dosaku"

Sesungguhnya ada perang rohani yang sangat besar yang terjadi antara orang-orang yang belum diselamatkan dengan Tuhan, seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 8:7 demikian:

"Sebab keinginan daging [yaitu orang-orang yang belum diselamatkan] adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."

Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "damai" adalah shalowm, dan raja Salomo (yaitu orang yang membangun Bait Allah) yang merupakan gambaran yang agung dari Tuhan Yesus, namanya dalam bahasa Ibrani adalah "shelomoh" yang merupakan akar dari kata "shalowm".

Kitab 1 Tawarikh 22:9 juga menegaskan demikian:

"Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dari segala musuhnya di sekeliling. Ia akan bernama Salomo; sejahtera [yaitu kedamaian] dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya."

Dan lebih lanjut kitab Efesus 2:11-17 menekankan kepada kita kedamaian macam apakah yang akan diberikan oleh Kristus, disitu kita membaca demikian:

"Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat"

Dan kitab Roma 5:1 menekankan bahwa seseorang diselamatkan (atau dibenarkan) oleh iman "milik" Kristus, yang memberikan "perdamaian dengan Allah". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman [yaitu Kristus], kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Sang Juruselamat juga ditunjukkan dalam Perjanjian Lama di kitab Yesaya 9:7, yang kita baca demikian:

"Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini."

Kita juga menemukan pernyataan-pernyataan lainnya yang menjelaskan sifat dari kedamaian (atau penebusan) yang diberikan oleh Tuhan dalam ayat-ayat berikut ini:

Bilangan 6:26: "TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera."

Mazmur 29:11: "TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera! [yaitu damai sejahtera]"

Yesaya 26:3: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."

Yesaya 32:18: "Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman."

Dan kitab Yesaya 53:5 menggambarkan penderitaan besar yang harus ditanggung oleh Kristus untuk setiap dari umat pilihan-Nya, disitu kita membaca demikian:

"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan [yaitu damai sejahtera] bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."

Akan tetapi sangat menyedihkan sekali bahwa pada saat sekarang ini kita telah berada dalam "Masa Siksaan Yang Dahsyat" atau "Masa Kesusahan Yang Besar", yang merupakan saat terjadinya penipuan rohani secara besar-besaran di dalam institusi gereja-gereja dan jemaat-jemaat di seluruh dunia. Dalam kitab Matius 24:21 dan 24 kita membaca demikian:

"Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi .......... Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga."

Alasan mengapa situasi yang mengerikan ini terjadi adalah karena Tuhan telah selesai menggunakan gereja-gereja secara organisasi untuk memberitakan Injil Anugrah kepada dunia, sama halnya seperti ketika Tuhan selesai menggunakan Bait Suci di Yerusalem dan rumah-rumah ibadat orang Yahudi setelah peristiwa kayu salib. Pada kenyataannya, Tuhan telah memerintahkan orang-orang percaya yang sejati untuk keluar (meninggalkan) dari institusi gereja-gereja setempat dalam kepatuhan mereka terhadap Kitab Suci seperti yang kita baca dalam Wahyu 18:4 dan 8 yang berkata demikian:

"Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya .......... Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat."

Dan kitab Markus 13:9 dan 14 yang bernubuat tentang akhir zaman menyatakan demikian:

"Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa .......... Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya --para pembaca hendaklah memperhatikannya-- maka orang-orang yang di Yudea [yaitu orang-orang percaya sejati] haruslah melarikan diri ke pegunungan [yaitu kembali kepada Firman Tuhan, Alkitab]."

Pada hari sekarang ini rasa keamanan atau "kedamaian" yang salah telah diajarkan oleh banyak orang dalam berbagai media pengajaran agama di seluruh dunia. Akan tetapi perhatikanlah peringatan keras yang ada di dalam ayat-ayat berikut ini:

Kitab 1 Tesalonika 5:2-3 menyatakan demikian: "karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput." [yaitu seorang yang hamil pasti tidak akan luput dari rasa sakit]

Kitab Yeremia 23:17 menasihatkan demikian: "mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista Firman TUHAN: Kamu akan selamat! [yaitu mendapatkan kedamaian] dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!"

Dan kitab Yehezkiel 13:16 bersaksi demikian: "yaitu nabi-nabi Israel yang bernubuat tentang Yerusalem dan melihat baginya suatu penglihatan mengenai damai sejahtera, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera, demikianlah Firman Tuhan ALLAH."


"To the Law and to the Testimony: if they speak not according to this Word, it is because there is no light in them." (Isaiah 8:20)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Kamis, 24 Desember 2009

Keajaiban Kelahiran Yesus

Keajaiban kelahiran Yesus bukan hanya cerita Natal biasa, ini adalah gambaran betapa dekatnya Kristus dengan Anda. Perjalanan pertama Yesus di dunia ini di mulai dari sebuah rahim. Bagaimana cara Tuhan menjamah dunia ini? Jawabannya ada di dalam diri Maria, jauh di dalam rahimnya.

Sekarang mari kita melihat pada diri kita. Sebuah tawaran yang diberikan pada Maria, Tuhan tawarkan juga kepada kita anak-anak Allah. "Jika kamu ijinkan, Aku akan masuk dalam hatimu," demikian yang Yesus katakan.

Ketika Maria diberitahu oleh malaikat bahwa ia akan mengandung sang Mesias, dia menjawab dengan rendah hati, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Tuhan pun ingin memakai Anda seperti Dia memakai Maria. Dia rindu memakai Anda untuk memperkenalkan Yesus pada dunia ini. Pertanyaannya apakah jawaban Anda?

Yesus bertumbuh di dalam rahim Maria selama 9 bulan 10 hari baru kemudian dia lahir ke dunia ini. Setelah itu, Yesus yang bayi itu, bertumbuh dari anak-anak hingga dewasa, dan akhirnya berkarya sesuai kehendak Bapa-Nya.

Jika Anda ijinkan Yesus masuk dalam hati Anda, dan Dia menguasai hidup Anda, maka akan tiba saatnya ketika Ia berbicara melalui perkataan Anda, berkarya melalui tindakan Anda, dan membuat perubahan bagi dunia ini melalui tiap-tiap keputusan Anda. Setiap hari dan di setiap tempat akan terjadi karya Natal, dimana Kristus menjadi berkat bagi banyak orang. Jika Anda memiliki sikap hati seperti Maria, Anda akan menjadi alat-Nya untuk memperkenalkan Yesus kepada dunia ini.

Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Kolose 1: 28



Selamat Merayakan Natal 25 Desember 2009

Tuhan Yesus Memberkati

Senin, 14 Desember 2009

Kemuliaan dan Damai Sejahtera

Pada malam ketika Tuhan Yesus dilahirkan, para malaikat dan bala tentara surga memuji Allah dan berkata, "KEMULIAAN BAGI ALLAH DI TEMPAT YANG MAHA TINGGI DAN DAMAI SEJAHTERA DI BUMI DI ANTARA MANUSIA YANG BERKENAN KEPADANYA" (Lukas 2:14). Betapa sederhananya kedua kalimat pujian tersebut, namun di dalamnya terkandung dua pemberitaan penting, yakni: KEMULIAAN dan DAMAI SEJAHTERA. Berita pertama berkenaan dengan yang berada di tempat yang mahatinggi dan berita kedua berkenaan dengan yang berada di bumi. Di tempat yang mahatinggi ada KEMULIAAN dan di bumi ada DAMAI SEJAHTERA. KEMULIAAN dan DAMAI SEJAHTERA saling berkaitan erat, tetapi urutannya terlebih dahulu harus ada KEMULIAAN di tempat yang mahatinggi, barulah kemudian ada DAMAI SEJAHTERA di bumi. Jika kita terlebih dahulu mengutamakan KEMULIAAN di surga, barulah kita bisa mendapatkan DAMAI SEJAHTERA Allah di bumi.

1.Malaikat Allah memproklamasikan, "KEMULIAAN BAGI ALLAH DI TEMPAT YANG MAHATINGGI" -- Walaupun Tuhan Yesus dilahirkan di dalam palungan yang hina, namun kelahiran tersebut memuliakan Allah.
1.Ia dilahirkan oleh seorang anak dara, hal ini membuktikan kesejatian nubuat para nabi Allah.

Kira-kira tujuh ratus tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus, Allah bernubuat melalui nabi Yesaya, "Seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Immanuel" (Yes. 7:14). Kelahiran dari seorang anak dara adalah peristiwa yang ajaib di dunia ini. Selain dari anak dara Maria yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Tuhan Yesus, sepanjang sejarah umat manusia tidak pernah terjadi peristiwa yang sama ini sebab hal ini adalah peristiwa yang bertentangan dengan hukum alam. Jikalau bukan Allah sendiri yang memberikan janji itu dan menggenapi-Nya, mustahillah peristiwa ini akan terjadi. Tuhan Yesus dilahirkan dari anak dara mutlak bukanlah perbuatan manusia, mutlak bukan suatu kisah dongeng karena ada fakta sejarah. Dan hal ini merupakan perbuatan kuat kuasa Allah yang melampaui sejarah dan alam. Dengan demikian, bukankah sudah sepantasnya KEMULIAAN diberikan kepada Allah di tempat yang mahatinggi?
2.Kelahiran Tuhan Yesus membuktikan besarnya kasih Allah kepada umat manusia.

Ketika nabi Yesaya bernubuat, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan kepada kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaan-Nya, karena Ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya" (Yes. 9:5-6).

Orang Israel yang merindukan kedatangan Mesias ingin menyaksikan kedatangan-Nya di antara mereka karena Dialah yang akan mengadakan penyelamatan besar bagi mereka. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa Mesias ini -- Tuhan Yesus yang begitu hina dan papa dilahirkan dalam palungan. Palungan yang kotor bagaimana dapat diserasikan dengan Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal? "Ia yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia" (Fil. 2:6-7). Kesungguhan kenosis-Nya (pengosongan Diri-Nya) itulah yang menunjukkan hormat dan kemuliaan-Nya. Pemazmur berkata, "Aku hendak bersyukur sangat kepada Tuhan dengan mulutku, dan aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak. Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkannya dari orang-orang yang menghukumnya" (Maz. 109:30-31).
2.

Malaikat Allah juga memproklamirkan, "DAMAI SEJAHTERA DI BUMI DI ANTARA MANUSIA YANG BERKENAN KEPADANYA." Sebenarnya, kelahiran Tuhan Yesus tidak mengakibatkan DAMAI SEJAHTERA bagi bumi; kelahiran-Nya malah mengakibatkan kecemburuan serta ketidaktenangan hati raja, sehingga mendatangkan terjadinya pembunuhan kanak-kanak di bawah usia dua tahun di seluruh tanah Yudea. Ketika Ia mulai menjalankan pelayanan-Nya di bumi ini, tidak ada sambutan yang baik dari manusia, Ia ditolak bahkan timbul pula perpecahan di bumi ini karena Dia. Tuhan Yesus sendiri bersabda, "Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang, akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga" (Luk. 12:51-53; Mat. 10:34-36). Jika demikian, mengapa malaikat berkata "DAMAI SEJAHTERA di bumi bagi manusia yang berkenan kepada-Nya"? DAMAI SEJAHTERA macam apakah yang dimaksudkan malaikat Allah itu?
1.

DAMAI SEJAHTERA yang didatangkan karena berdamai dengan Allah.

Jikalau manusia tidak mengenal Allah, ia tidak akan memiliki DAMAI SEJAHTERA, sebab pemazmur berkata, "Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. Engkau menaruh kesalahan kami dihadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu" (Maz. 90:7-8). Sebab itu, jika manusia ingin mendapatkan DAMAI SEJAHTERA, ia harus terlebih dahulu berdamai dengan Allah, -- yakni Sumber DAMAI SEJAHTERA itu. Namun, oleh karena Allah adalah kudus dan adil, sedangkan manusia adalah berdosa, bagaimanakah orang berdosa dapat mendekatkan diri dengan Allah yang kudus? Rasul Paulus berkata, "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus" (Rom. 5:1). Karena di atas kayu salib, Tuhan Yesus telah menjadi Korban penebusan dosa bagi kita sehingga orang yang percaya kepada-Nya, dosanya diampuni serta diperdamaikan dengan Allah. Kesukacitaan dan DAMAI SEJAHTERA yang diberikan karena pembenaran oleh iman ini tidak lain adalah DAMAI SEJAHTERA yang dibawa Tuhan Yesus melalui kelahiran-Nya.
2.

DAMAI SEJAHTERA di dalam Kristus.

DAMAI SEJAHTERA yang kita peroleh karena berdamai dengan Allah ini, juga adalah DAMAI SEJAHTERA karena jiwa kita diselamatkan oleh Tuhan, juga merupakan DAMAI SEJAHTERA dalam kehidupan kita. Namun, manusia berada di tengah pergolakan dunia, di mana perubahan politik dan ekonomi sangat tidak menentu, beban kehidupan yang semakin berat, serta penantian masa depan yang masih merupakan tanda tanya bagi kita. Kesemuanya ini mengakibatkan banyak orang Kristen kehilangan DAMAI SEJAHTERA dan kesukacitaan dalam hati. Tuhan Yesus bersabda, "DAMAI SEJAHTERA-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu" (Yoh. 14:27). Maka bagaimana pun besarnya bahaya dan pergolakan bumi, betapa pun besarnya penderitaan, kesemuanya ini tidak mampu mengguncangkan hati kita. Jikalau kita berada dalam Kristus, kita memiliki DAMAI SEJAHTERA Tuhan, dan DAMAI SEJAHTERA ini tidak dapat direbut oleh dunia ini, bahkan DAMAI SEJAHTERA ini akan membawa kita untuk mengalahkan dunia.

Rasul Paulus berkata, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. DAMAI SEJAHTERA Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Fil. 4:6-7). Hendaklah orang Kristen belajar bagaimana mendapatkan DAMAI SEJAHTERA dalam Kristus. Bukan saja menyerahkan hidup kita ke dalam tangan-Nya, juga belajar untuk tidak kuatir, belajar untuk menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, melalui doa dan ucapan syukur menyatakan segala sesuatu kepada Tuhan; dengan yakin bersandar sepenuhnya kepada-Nya. Dengan demikian, hati dan pikiran kita akan beroleh perlindungan Tuhan dan DAMAI SEJAHTERA yang sempurna kita miliki. Keadaan boleh berubah-ubah, tetapi hati kita tidak akan bimbang dan gelisah karena DAMAI SEJAHTERA telah dikaruniakan Tuhan kepada orang yang berkenan kepada-Nya.

Dewasa ini, dunia dipenuhi oleh ketidakpercayaan dan kedurhakaan kepada Tuhan, hati manusia jauh dari Allah, mereka menyembah kepada kesia-siaan, meninggikan diri, serta menyangkal keberadaan Allah. Apa yang kita saksikan dengan mata, dan yang kita dengar melalui telinga; semuanya adalah kisah penipuan, kekejaman, kecongkakan, kepalsuan, kebobrokan, dan kejahatan manusia semata-mata. Menghadapi semua fakta ini, apa yang sudah dilakukan oleh anak-anak Allah di dunia ini? Semoga peringatan hari Natal -- hari kelahiran Tuhan Yesus -- menggemakan pemberitaan serta puji-pujian yang sama seperti yang dinyanyikan para malaikat dan bala tentara surga tersebut, yakni "KEMULIAAN BAGI ALLAH DI TEMPAT YANG MAHATINGGI, DAN DAMAI SEJAHTERA DI BUMI DI ANTARA MANUSIA YANG BERKENAN. KEPADA-NYA." Amin.


Selamat Memperingati Natal 25 Desember 2009

TUHAN YESUS MEMBERKATI
--------------------




Jumat, 11 Desember 2009

YESUS KRISTUS - RAJA DAMAI

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat, Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai..." (Yesaya 9:6)


Kebanyakan dari orang-orang yang percaya sudah sering mendengar ungkapan "Raja Damai" yang menunjuk kepada Tuhan Yesus seperti yang kita baca dalam ayat diatas yang sering dikutip pada saat Natal. Ada banyak orang yang berpikir bahwa sebagai "Raja Damai" Kristus datang untuk memberikan suatu macam kedamaian politik atau kedamaian antar bangsa di dunia ini. Dan ayat lain yang "kelihatannya" mendukung ide ini ditemukan dalam kitab Lukas 2:13-14 yang kita baca demikian:

"Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Salah satu keinginan terbesar dari umat manusia adalah untuk hidup dengan damai, terpisah dari perang dan kesusahan. Akan tetapi perang adalah akibat dari sifat alami manusia yang berdosa, dan perang tidak akan pernah hilang dari dunia yang sudah dikutuk karena dosa ini karena hati manusia sangat jahat atau licik, "lebih licik dari segala sesuatu" (Yeremia 17:9).

Dan ketika berbicara tentang "Masa Siksaan Yang Dahsyat" atau "Masa Kesusahan Yang Besar" yang terjadi tepat sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, Tuhan Yesus berkata dalam kitab Matius 24:6-7 demikian:

"Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar [berita] tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi [yaitu penghakiman Tuhan] di berbagai tempat."

Dari ayat ini kita melihat bahwa peperangan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri maupun gempa bumi akan terus terjadi dan membunuh banyak jiwa di bumi ini sampai pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya di hari yang terakhir. Tidak ada kesalahan tentang hal ini, Tuhan Yesus juga mengatakan dengan pasti mengenai tujuan dari kedatangan-Nya ke bumi dalam kitab Matius 10:34-36 demikian:

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."

Dari ayat ini kita belajar bahwa Yesus, sebagai Allah dalam wujud daging, datang untuk membawa perpecahan dan kesusahan -- bahkan di dalam keluarga, yaitu suatu perkumpulan sosial yang paling erat di dunia ini. Jadi mengapa Yesus dipanggil sebagai "Raja Damai" di dalam Alkitab? Karena Alkitab adalah sebuah "buku rohani" tentang hal-hal rohani yang sangat penting -- yaitu rencana keselamatan Allah untuk umat manusia yang berdosa, oleh karena itu kita harus mencari arti rohani dari ungkapan ini dan juga segala sesuatu lainnya yang dibicarakan di dalam Alkitab, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain, supaya kita bisa sampai kepada Kebenaran.

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa ada perang yang lebih besar dari segala perang yang pernah terjadi di dalam sejarah manusia yang sedang terjadi pada saat sekarang ini. Dan itu adalah "perang rohani" antara Allah dengan umat manusia yang memberontak terhadap Allah. Dalam kitab Roma 8:7 kita membaca demikian:

"Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."

Nah, itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata bahwa Ia datang untuk memberikan "kedamaian" antara Allah dengan umat pilihan-Nya. Hal ini kita baca dalam kitab Yohanes 14:27 dimana Tuhan berkata demikian:

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Sekarang kita mengerti bahwa kedamaian yang dihasilkan oleh keselamatan disebut sebagai "damai sejahtera dengan Allah", seperti yang kita baca dalam kitab Roma 5:1 demikian:

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Orang-orang percaya yang sejati memiliki "damai sejahtera" dengan Allah karena karya atau pekerjaan penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus sehingga dapat "mempersatukan" atau "mendamaikan" mereka dengan Allah, seperti yang dijelaskan dalam kitab 2 Korintus 5:19 demikian:

"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian [atau Injil] itu kepada kami..."

Dengan kata lain, jika kita telah sungguh-sungguh "diselamatkan" (yaitu dilahirkan kembali dari atas), kita tidak lagi menjadi "musuh Allah" atau "berseteru" (berperang) dengan Allah, karena perang yang terjadi antara kita dengan Allah sebagai akibat dari dosa-dosa kita telah berakhir, atau telah didamaikan oleh Kristus.

Dalam kitab Roma 5:9-10 kita membaca demikian:

"Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru [yaitu berperang], diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"

Disisi yang lain, Allah menyatakan tentang sifat alami dari orang-orang yang belum diselamatkan dalam kitab Roma 3:10-18 demikian:

"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan Jalan damai tidak mereka kenal [yaitu mereka tidak mengenal Kristus]; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Dan ayat 19-25 melanjutkan demikian:

"Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena JUSTRU oleh hukum Taurat [yaitu hukum-hukum Tuhan] orang mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya...... Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia [yaitu anugrah] telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya"

Ketika kita sudah diperdamaikan dengan Allah melalui keselamatan, Allah juga memberikan kepada kita "damai sejahtera Allah" menurut kitab Filipi 4:6-7 yang kita baca demikian:

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."

Dan kitab Yesaya 32:17-18 menyatakan kepada kita demikian:

"Di mana ada Kebenaran [yaitu keselamatan] di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat Kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku [yaitu Israel rohani] akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman."

Ketika kita memiliki "damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal", jiwa kita dapat beristirahat dengan tentram bersama Allah karena kita menaruh percaya kita kepada-Nya di dalam setiap aspek dari kehidupan kita. Dalam kitab Matius 11:28-29 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan [yaitu istirahat] kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."


"ye also may have fellowship with us: and truly our fellowship is with the Father, and with his Son Jesus Christ." (1 John 1:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Kamis, 10 Desember 2009

KELAHIRAN KRISTUS

"Ia [yaitu Maria] akan melahirkan anak laki-laki dan engkau [yaitu Yusuf] akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita. "
(Matius 1:21-23)


Karena hari Natal dirayakan hampir di setiap negara, tidak diragukan lagi peristiwa kelahiran Kristus adalah bagian dari Alkitab yang paling banyak diketahui oleh seluruh penduduk dunia. Tetapi dibalik peristiwa seorang bayi di dalam palungan yang datang membawa "damai sejahtera" di bumi dan "maksud baik terhadap manusia" (Lukas 2:14), ada banyak orang yang tidak mengerti arti sesungguhnya dari peristiwa kelahiran ini. Tuhan Yesus Kristus datang untuk suatu misi yang sangat khusus, yaitu untuk menjadi Juruselamat bagi umat pilihan-Nya. Dan itulah arti dari nama "Yesus" seperti yang kita baca dalam ayat di atas.

Adalah benar bahwa Kristus datang untuk membawa "damai sejahtera", tetapi ini adalah perdamaian "rohani" yang menghentikan perang antara manusia dan Pencipta-Nya, yaitu Allah Yang Maha Kuasa. Kitab Kisah Para Rasul 10:36 menyatakan kepada kita demikian:

"Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang."

Dan kitab Efesus 2:14-15 berkata demikian:

"Karena Dialah [yaitu Kristus] damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera"

Nah, mengapa ada perang atau "perseteruan" atau kebencian antara umat manusia dengan Tuhan? Hal itu terjadi karena dosa-dosa kita, yang akan membuat kita dibuang ke dalam hukuman yang kekal seperti yang kita baca dalam kitab Efesus 2:1-5 demikian:

"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa [yaitu Iblis], yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan --"

Ayat-ayat ini cukup jelas menekankan kebutuhan akan kedatangan Kristus untuk membayar upah dosa-dosa umat-Nya, untuk menutupi mereka dengan jubah atau "pakaian kebenaran-Nya" untuk membuat mereka layak masuk ke dalam surga-Nya yang suci. Kitab Yesaya 61:10 dengan indahnya menyatakan anugrah yang Allah berikan kepada umat pilihan-Nya ini demikian:

"Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan Pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan Jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya."

Peristiwa kelahiran Tuhan Yesus ini sudah dinubuatkan jauh sebelumnya oleh Mikha seorang nabi dalam Perjanjian Lama. Dalam kitab Mikha 5:2 kita membaca demikian:

"Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala."

Nubuat Mikha ini memberitahukan kepada kita bahwa Tuhan Yesus harus dilahirkan di kota Betlehem, dan nama Betlehem berarti "Rumah Roti". Hal ini seharusnya tidak mengejutkan karena Alkitab berkata tentang Yesus Kristus sebagai "Roti Yang Hidup". Dalam kitab Yohanes 6:35 kita membaca demikian:

"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."

Alkitab juga memberikan kita perincian dari peristiwa Kelahiran-Nya dari seorang perawan, kesucian-Nya, dan beberapa dari nama-nama-Nya. Kita akan melihat hanya beberapa saja dari nama-nama-Nya dimana setiap nama menggambarkan "sifat" atau karakter dari Allah.

Pertama-tama kitab Matius 1:18 berbicara tentang kelahiran-Nya dari seorang perawan demikian:

"Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri."

Kemudian kitab Matius 1:23 menekankan bahwa salah satu nama-Nya adalah Imanuel (Allah beserta kita), dan kitab Yeremia 23:5-6 memberitahukan kepada kita demikian:

"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN -- keadilan kita."

Dan kitab Yesaya 9:6 adalah ayat yang paling sering dikutip pada saat Natal. Dalam ayat itu tertulis beberapa nama dari Tuhan Yesus demikian:

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat, Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

Dan kitab Lukas 2:7 memberikan informasi lebih lanjut tentang peristiwa kelahiran-Nya demikian:

"dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan."

Tuhan Yesus tidak disambut dengan baik sebagai bayi, maupun sebagai manusia. Kitab Yesaya 53:2-3 menubuatkan tentang Yesus demikian:

"Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan."

Akan tetapi dalam kitab Lukas 2:8-11 kita membaca demikian:

"Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

Ungkapan "kesukaan besar" yang dikatakan oleh malaikat, atau sang pembawa pemberita, dalam ayat ini menunjuk kepada pemberitaan dari Injil keselamatan. Sekali lagi kita harus dingatkan bahwa ini adalah misi utama dari Tuhan Yesus Kristus seperti yang Ia katakan dalam kitab Lukas 4:18-19 demikian:

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

Tugas dan tanggung-jawab untuk memberitakan Injil kasih karunia tidak hanya dibebankan kepada Kristus sendirian saja, tetapi juga kepada setiap orang yang menjadi pengikut-pengikut-Nya sampai hari sekarang ini. Biarlah Tuhan memberikan kepada kita semua kasih karunia-Nya untuk mematuhi perintah ini.


"Heaven and earth shall pass away, but My words shall not pass away" (Matthew 24:35)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Selasa, 08 Desember 2009

KERENDAHAN HATI

"Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan [memperbaharui] semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan [memperbaharui] hati orang-orang yang remuk." (Yesaya 57:15)


Sebagai sang Juruselamat Yesus merupakan contoh dan intisari dari kerendahan hati di dalam kehidupan-Nya dan juga kematian-Nya, dimana Ia telah menderita penderitaan yang setara dengan hukuman kutukan yang kekal untuk setiap dari umat pilihan-Nya. Pertama-tama marilah kita memeriksa kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "remuk" (dakka) yang ada di dalam ayat ini. Kata ini juga muncul dalam dua ayat lainnya, dan salah satunya adalah kitab Mazmur 34:18, yang mengajarkan kepada kita demikian:

"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."

Yang lainnya adalah kitab Mazmur 90:3, dimana kata "remuk" diterjemahkan sebagai ungkapan "debu" atau "hancur". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"

Siapakah individu ini yang memiliki jiwa yang remuk? Kata ini digunakan dalam banyak cara, seperti dalam ungkapan "pecah", "hancur berkeping-keping", "digilas", dan "memar". Sebagai contohnya, kita menemukan kata ini dalam ayat-ayat berikut dari Yesaya 53, ayat 5 dan 10 yang diterjemahkan sebagai diremukkan dan meremukkan, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Tetapi Dia [yaitu Kristus] tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh........ Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."

Jadi dengan aman kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus memiliki " ... jiwa yang remuk dan hancur ..." Dan pada gilirannya, orang-orang yang Tuhan sudah pilih untuk Ia selamatkan akan dibuat menjadi "rendah hati" atau dibuat menjadi "remuk" ketika Tuhan memberikan mereka kebangkitan jiwa yang baru dan menyelamatkan mereka melalui kasih karunia-Nya untuk kemuliaan Tuhan sendiri.

Dan dalam kitab Yeremia 44:10 kata "daka" (yaitu ejaan yang sama dengan kata dakka) diterjemahkan sebagai ungkapan "remuk hati". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Mereka tidak remuk hati sampai kepada hari ini, mereka tidak takut dan tidak mengikuti Taurat-Ku dan ketetapan-Ku [yaitu Firman Tuhan] yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu."

Hal ini menekankan tentang orang-orang yang "bukan" merupakan orang percaya yang sejati. Ayat ini berhubungan dengan pemberontakan Yehuda dan Yerusalem dalam situasi sejarahnya, akan tetapi secara figuratif hal ini juga menjelaskan apa yang sedang terjadi pada hari kita sekarang ini ketika Tuhan telah selesai menggunakan organisasi gereja-gereja dan denominasi-denominasi untuk memberitakan Injil Yang Sejati, dan sekarang mereka telah berada di bawah murka dan penghakiman Tuhan (1 Petrus 4:17, Markus 13:9, Wahyu 13:7, Matius 24:15, 2 Tesalonika 2, Yesaya 1). Kitab 1 Petrus 4:17 menjelaskan kasih karunia Tuhan kepada kita demikian:

"Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?"


Kemudian bagaimana dengan kata Ibrani untuk ungkapan "rendah" (shaphal) yang juga muncul dalam kitab Yesaya 57:15? Kata ini juga ditemukan dalam kitab Ayub 5:11 yang diterjemahkan sebagai ungkapan "hina". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Ia menempatkan orang yang hina pada derajat yang tinggi dan orang yang berdukacita [berkabung] mendapat pertolongan yang kuat [yaitu pertolongan dari Firman Tuhan]"

Dan kitab Mazmur 38:6 adalah ayat yang mirip, dimana kata ini diterjemahkan sebagai ungkapan "dukacita" atau "berkabung". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita."

Hal ini juga mengingatkan kita akan janji yang indah dalam kitab Matius 5:4 dimana Tuhan berkata demikian:

"Berbahagialah orang yang berdukacita [yaitu berkabung], karena mereka akan dihibur."

Sekarang kita mengerti mengapa Alkitab banyak berbicara tentang dukacita atau perkabungan dari orang-orang percaya yang sejati karena setiap hari mereka melihat bagaimana jahatnya dunia ini. Sebelum keselamatan benar-benar terjadi, secara rohani Tuhan harus "mematahkan" atau "meremukkan" kita terlebih dahulu, dan membuat kita menjadi "rendah hati" karena dalam sifat alaminya kita adalah orang-orang yang egois dan sombong yang sangat meremehkan Tuhan dan Firman-Nya yang sejati, Alkitab.

Kitab Yesaya 53:1-5 berbicara tentang Tuhan Yesus demikian:

"Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk Ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."


Kemudian kata Ibrani untuk ungkapan "menghidupkan" atau "memperbaharui" (chayah) yang ditemukan dalam kitab Yesaya 57:15 digunakan dalam beberapa cara yang berbeda yang berhubungan baik dengan kehidupan secara fisik maupun kehidupan rohani. Kata ini diterjemahkan sebagai ungkapan "hidup" dalam Yesaya 55:1-4, yang merupakan deklarasi yang sangat indah dari Injil. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi [yaitu Injil] dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang Raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa"

Bagian Alkitab ini menjelaskan bagaimana Tuhan "memperbaharui" atau "membuat hidup", jiwa yang rendah hati, dan orang-orang yang remuk hatinya, demikian:

1. Tuhan harus "memberikan" kita telinga rohani, atau memberikan kita pengertian rohani, supaya kita dapat "mendengarkan" Injil dengan seksama.

2. Tuhan akan memberikan umat Kristen yang sejati "kasih setia yang teguh (atau yang pasti)" seperti yang diberikan kepada raja Daud, dimana ia merupakan gambaran yang agung dari Tuhan Yesus Kristus, Raja dari segala raja.

3. Orang-orang yang Tuhan sudah pilih sebelum dunia dijadikan untuk Ia selamatkan akan "datang kepada-Nya".

Dan kitab Yakobus 4:6 menjelaskan kepada kita demikian:

"Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Jadi orang-orang yang "rendah hati" secara rohani adalah orang-orang yang dipilih oleh Tuhan untuk Ia selamatkan, sedangkan orang-orang yang lainnya dengan sangat keras kepala akan terus menentang Firman Tuhan yang sejati seperti halnya ahli-ahli Taurat yang ada pada zaman Yesus dan para rasul. Disisi yang lain, dalam kitab Matius 11:29 Tuhan Yesus menasihatkan kita demikian:

"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

Biarlah Tuhan memberikan kepada kita kasih karunia-Nya supaya kita dapat berjalan dengan sangat rendah hati dan untuk menjadi lebih taat lagi kepada Firman-Nya.


"... Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment is come ..." (Revelation 14:7)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Selasa, 01 Desember 2009

TIGA MACAM KEMATIAN

"Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya: "Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala Ketetapan, Perintah, Peraturan dan Ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju" (1 Raja-raja 2:1-3)


Ini adalah pesan-pesan terakhir dari raja Daud kepada anaknya Salomo sebagai pewaris kerajaannya. Dan mungkin tidak ada nasihat yang lebih baik lagi daripada nasihat seorang ayah kepada anaknya ketika ia akan meninggalkan dunia ini. Hal ini berbicara tentang "kematian secara fisik" -- yang merupakan bukti bahwa manusia benar-benar berdosa. Kita mengerti hal ini karena dalam kitab Kejadian 2:17 Tuhan berkata demikian:

"tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Nah, apakah Adam dan Hawa mati pada saat mereka makan buah dari pohon itu? Tidak, mereka tidak mati secara "fisik", tetapi pada saat mereka melakukan pelanggaran tersebut mereka mati secara rohani. Kitab Kejadian 5:5 menjelaskan bagaimana Adam telah hidup, disitu kita baca demikian:

"Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati."

Akan tetapi kitab Ayub 34:15 meningatkan kepada kita demikian:

"maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu."

Adalah sangat menarik bahwa di dalam kitab Kejadian 2:17 kata Ibrani untuk ungkapan "pastilah" dan ungkapan "mati" adalah kata yang identik. Jadi frasa kata ini secara harafiah berarti, "matilah engkau pasti mati". Disini Tuhan bukan hanya menekankan proses dan kepastian dari kematian secara fisik, tetapi Dia juga menunjuk kepada kematian rohani, yaitu "kematian kedua" di dalam kekekalan. Kitab Wahyu 20:14 menyatakan kepada kita demikian:

"Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api."

Dan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dosa menyebabkan kematian rohani, seperti yang dinyatakan dalam kitab Yakobus 1:14-15 demikian:

"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."

Karena Adam dan Hawa merupakan simbol atau gambaran dari umat manusia, maka kutuk Tuhan akan kematian yang kekal juga berlaku untuk semua keturunan mereka, seperti yang dinyatakan dalam kitab Roma 5:12 demikian:

"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang [yaitu Adam], dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.... "

Dan lebih jauh, kitab Mazmur 51:5 menunjukkan kepada kita demikian:

"Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku."

Jadi walaupun manusia dilahirkan hidup secara fisik, tetapi sesungguhnya secara rohani ia adalah mati, seperti yang dinyatakan dalam kitab Kolose 2:13 demikian:

"Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita... "

Kemudian menunjuk kepada orang-orang percaya sejati sebagai "umat Yahudi rohani", kitab Roma 2:29 memberitahukan kepada kita suatu bentuk sunat yang diperlukan untuk bisa masuk ke dalam kerajaan Allah, disitu kita baca demikian:

"Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya [yaitu Yahudi di dalam hati] dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harafiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah."

Orang-orang yang tidak memiliki Juruselamat adalah mati secara rohani dari sejak mereka dilahirkan dan mereka akan tetap terus berada dalam keadaan itu untuk selama-lamanya. Oleh karen itu tidaklah mengherankan kalau ada pertanyaan yang diangkat dalam kitab Maleakhi 3:2 demikian:

"Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri?"

Dan kitab Daniel 7:9-10 dan kitab Wahyu 20:12b dan 15 menekankan peristiwa menakutkan yang akan terjadi pada hari penghakiman yang sedang mendekat itu, disitu kita baca demikian:

"Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab......... Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.......... Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu."


"Let all those that seek thee rejoice and be glad in thee: and let such as love thy salvation say continually, Let God be magnified." (Psalm 70:4)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



What Makes Me Happy?


Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak ingin bahagia. Setiap orang tua pasti menginginkan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anaknya di masa mendatang sehingga mereka berjuang dengan bekerja dan mendidik melalui aturan-aturan yang telah dibuat mereka. Begitu pun dalam kehidupan berumah tangga, seorang pria akan berusaha keras agar bisa membuat istrinya tersenyum dengan menjadi seorang suami yang baik dan bertanggung jawab.

Namun, dalam perjalanannya, terkadang semua itu tidak berjalan dengan apa yang diinginkan. Anak-anak menjadi begitu frustasi dengan aturan-aturan yang diberikan orang tuanya atau seorang istri menjadi marah ketika sang suami tidak menepati satu janjinya. Semua berubah oleh karena keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kebahagian yang ada dalam pikiran kita menjadi prahara dalam kehidupan kita. Mengapa hal itu terjadi? Bukankah apa yang Anda kerjakan ini tujuannya adalah agar Anda dan orang-orang yang Anda kasihi bahagia?

Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, manusia mencari kebahagian menurut versi mereka. Berbagai cara dilakukan mulai dari yang positif sampai yang negatif. Semua itu demi kepuasan jiwa mereka yang haus dengan rasa senang. Namun, itu tidak cukup dan sangat terbatas. Kedatangan Yesus ke dunia ini adalah jawaban dari masalah yang dihadapi dunia.

Saat Yesus hadir ke dunia tidak terhitung berapa banyak sukacita yang Ia berikan bagi manusia. Mukjizat demi mukjizat, pengajaran demi pengajaran telah memberikan pengharapan baru bagi setiap orang yang ada di dunia ini. Bahkan, Kepergian-Nya ke Surga, kembali bersama dengan Allah juga merupakan sukacita karena Roh Kudus turun dan menyertai kehidupan anak-anakNya.

"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu." (Yohanes 16:7)

Roh Kudus masih bekerja saat ini. Dia masuk dan menyertai setiap orang yang membuka hati bagi-Nya. Kekuatan Dia berikan saat umat-Nya sedang menghadapi tantangan. Sukacita dicurahkan ketika anak-anakNya bersedih. Pekerjaan-Nya telah terbukti dari sejak zaman dahulu kala dan tidak ada yang mengecewakan ketika Roh-Nya itu ada di dalam mereka.

Bersyukurlah Anda sebagai anak-anak Allah karena sumber dari sukacita itu sekarang tinggal dalam hati Anda. Hanya di dalam Dia-lah, kehidupan Anda dan orang-orang di sekitar Anda bahagia. Amin