Entri Populer

Minggu, 10 Januari 2010

Yang Lemah Berkata,” Aku Kuat!”

Salah satu rahasia terbesar kehidupan Kristen adalah bahwa kita sangat lemah dengan kekuatan kita sendiri namun kita kuat di dalam kekuatan Allah. Sangat mudah menemukan ayat yang mendukung pernyataan ini :

1. "...baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!" (let the weak say, I am strong - KJV) (Yoel 3:10).
2. "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Korintus 12:9).
3. "Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (2 Korintus 12:10).
4. "telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan." (2 Korintus 32-34).

Alkitab mengatakan kepada kita jika kita ingin menjadi kuat, kita harus menjadi lemah. Ini menjelaskan kepada kita bahwa kekuatan kita hanya menjadi sempurna di dalam kelemahan.

Namun ini bukan berarti kita menjadi pasif dan tanpa harapan seperti sebuah keset yang menunggu untuk diinjak setiap orang yang melewati kita. Tidak seperti itu! Sebaliknya "...orang benar merasa aman seperti singa muda." (Amsal 28:1) dan kita diperintahkan untuk menguatkan dan meneguhan hati kita( Yosua 8:1). Jadi, bagaimana caranya untuk menjadi lemah sebelum memperoleh kekuatan, menjadi lemah namun berkata kita kuat?

Jawaban yang pasti adalah bahwa Allah tidak mengijinkan kita untuk memakai kekuatan kita sendiri dan mengijinkan kuasa-Nya bekerja dalam hidup kita. Kekuatan Allah lebih dari cukup untuk kita, Dia cukup kuat untuk menopang seluruh kehidupan kita dengan kuasa-Nya dan menolong kita untuk melewati setiap masalah yang menghadang.

Tuhan adalah Tuhan, Dia yang membentuk kita sehingga Dia mengenal siapa kita dan Dia hanya menginginkan yang terbaik untuk kita bahkan sering kali kita akan kagum dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Mungkin Tuhan tidak membawa kita ke jalan yang cepat dan mudah, sering Tuhan membawa kita ke tempat yang penuh pergumulan untuk membentuk karakter kita, untuk menaklukan tantangan, untuk dapat melewati ujian yang Dia letakan atas hidup kita.

Tidak ada kemenangan tanpa sebuah pertempuran. Sangat menyenangkan ketika ada di puncak gunung bisa melihat pemandangan yang luar biasa tapi untuk mencapainya kita harus melewati lembah dan mendaki tebing yang curam lebih dahulu. Mungkin kita akan merasa tidak nyaman ketika diuji, tetapi dalam hikmat Tuhan, ujian tersebut adalah untuk kebaikan kita. Faktanya, Tuhan sering kali menasehati kita melalui Firman-Nya bahwa dislipin-Nya akan mendatangkan kebaikan untuk kita :

1. "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." (Ayub 5:17)
2. "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya."(Amsal 3:11)
3. "Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi."(Amsal 3:12)
4. "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?" Ibrani 12:7)

Dalam 2 Tawarikh 20:17, kita diperintahkan untuk tenang dan melihat keselamatan dari Tuhan, ini bukanlah sebuah tindakan yang pasif tetapi berdiri dengan teguh yang berakar dalam iman dan percaya kepada kuasa Tuhan yang tak terbatas. Kita kuat jika iman kita kuat. Tuhan "memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Kelemahan dan ketakutan berasal dari musuh, hal ini akan membuat kita mudah menyimpang ke hal-hal yang merusak cara berpikir kita.

Jadi Tuhan tidak memberi kita kelemahan dan ketakutan. Tetapi Dia memasukkan kekuatan-Nya ke dalam kita melalui iman dan memberi kita kekuatan untuk meruntuhkan penghalang dan hambatan di depan kita. "Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah.( 2 Korintus 13:4). Amin




KEBENARAN

"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46)


Adalah sangat mengagumkan bahwa Tuhan menyatakan kebenaran dari Firman-Nya kepada orang-orang yang menjadi anak-anak-Nya melalui kelahiran kembali dari surga. Kitab Lukas 10:21 menyatakan kepada kita demikian:

"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil [yaitu bayi-bayi]. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Dan dalam cara yang sama, kitab Yesaya 54:13 menjelaskan demikian:

"Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka"

Akan tetapi, Tuhan juga menunjukkan bahwa bahwa kebenaran yang dinyatakan-Nya harus dipatuhi. Satu lagi contoh yang cukup jelas dari kepentingan untuk mematuhi Tuhan dengan segenap hati ditemukan dalam kitab 1 Samuel 15:19-23 dimana Saul, raja yang pertama dari Israel (yang sesungguhnya bukan merupakan orang yang diselamatkan), ditegur oleh Tuhan melalui nabi Samuel karena dosa dari pemberontakannya, disitu kita baca demikian:

"Mengapa engkau tidak mendengarkan [yaitu tidak mematuhi] suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal." Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Orang percaya yang sejati akan memiliki motivasi yang jujur, kuat dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan dan menyadari karya Tuhan di dalam dirinya "baik untuk kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan Tuhan" seperti yang diajarkan dalam kitab Filipi 2:13. Dan dalam kitab 2 Timotius 2:15 kita membaca nasihat yang berikut ini:

"Usahakanlah [yaitu rajinlah] supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu."

Kita mengetahui bahwa kita harus "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" atau membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang berbicara tentang hal yang sama di dalam seluruh Alkitab, mengikuti contoh yang ditunjukkan oleh jemaat di kota Berea seperti yang kita baca dalam kitab Kisah Para Rasul 17:10-11 demikian:

"Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima Firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian."

Dengan kata lain, Tuhan memberikan kepada umat Kristen pedang bermata dua, atau "pedang Roh", yang menunjuk kepada Alkitab. Ini adalah pedang yang paling tajam di seluruh alam semesta ini karena satu sisinya memiliki kekuatan untuk menyebabkan "penghakiman yang kekal", dan sisi yang lainnya memiliki kekuatan untuk membangkitkan jiwa-jiwa yang tadinya mati secara rohani kepada "kehidupan yang kekal".

Demikianlah kita harus menggunakan "pedang" ini dengan sangat berhati-hati dan penuh hormat ketika mencoba untuk memotong atau "menafsirkan Alkitab dengan benar" dengan cara "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 2:13. Biarlah saya tambahkan disini, janganlah anda menjadi terlalu cemas bila ada sesuatu yang tidak anda mengerti. Karena hal yang sama juga terjadi pada semua umat Kristen dalam satu hal atau lainnya. Teruskanlah membaca dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh karena kemungkinannya anda akan membaca ayat yang lain yang akan menolong anda untuk menerangkan ayat-ayat yang sebelumnya tidak anda mengerti.

Pada kenyataannya ada beberapa kebenaran yang sulit untuk dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas. Siapakah yang dapat mengerti seluruhnya tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas? Bagaimana tentang kekekalan Allah? Kita percaya bahwa hal-hal ini adalah kebenaran, dan percaya bahwa Alkitab adalah -- Firman Allah Yang Hidup. Dan kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang sangat kecil yang tidak berarti apa-apa sedangkan Allah adalah Maha Besar dan merupakan segala-galanya!

Nabi Ayub menyatakan dalam kitab Ayub 37:5 demikian:

"Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita"

Dan kitab Roma 11:33 membuat pernyataan yang sama, disitu kita baca demikian:

"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"


"For of Him, and through Him, and to Him, are all things: to whom be glory for ever." (Rome 11:36)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: