Entri Populer

Rabu, 30 Desember 2009

UKURAN SEJATI SEBUAH KESUKSESAN


Bila kita menilai kesuksesan berdasarkan standard duniawi, kita sampai pada kesimpulan bahwa karir kepemimpinan Paulus telah gagal total dan sangat mengecewakan.

Pada masa-masa terakhir hidupnya, ketika Paulus menulis surat 2 Timotius, satu-satunya orang di dunia luar yang bisa berhubungan dengannya adalah Lukas (4:11). Paulus ditempatkan di penjara bawah tanah Romawi, menderita kedinginan menjelang musim dingin (ayat 13, 21), tanpa harapan untuk lepas dari ancaman hukuman mati yang telah dijatuhkan pada dirinya. Ia menderita siksaan kejam dari orang-orang yang membencinya. Ia bahkan ditinggalkan dan disangkal oleh beberapa sahabatnya. Ia menulis:

"Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes."

Asia kecil merupakan wilayah misi Paulus. Dan Efesus, tempat Timotius melayani, adalah ibukota Asia Kecil. Jadi Paulus bukan sedang mengatakan sesuatu yang belum diketahui Timotius. Pada masa aniaya itu, berteman dengan Paulus menjadi sangat beresiko, sehingga beberapa anak didik rohaninya tega menyangkal dan meninggalkannya. Orang-orang berpikiran dangkal, mungkin berpikir tragis sekali akhir hidup Paulus, ia sudah ditaklukan sedemikian rupa oleh para musuhnya.

Kegagalan? Yang sebenarnya adalah, rasul Paulus sama sekali bukanlah pemimpin yang gagal, apapun ukuran yang digunakan untuk menilainya. Pengaruh karyanya terasa seantero dunia sampai hari ini. Sebaliknya, Nero, penguasa korup Kekaisaran Romawi yang memerintahkan kematian Paulus, adalah salah satu figur hina dalam sejarah. Hal ini mengingatkan kita bahwa pengaruh adalah ujian sejati bagi kepemimpinan seseorang, bukan kekuasaan atau jabatan. Ternyata, dengan meneliti kehidupan pelayanan Paulus hingga kesudahannya, kita belajar banyak bagaimana mengukur sukses atau gagalnya seorang pemimpin.

Masa tahanan dan pengadilan Paulus yang pertama berakhir saat Nero membebaskannya sebelum tahun 64 masehi, karena ia menulis surat 1 Timotius dan Titus sebagai seorang bebas (1 Timotius 3:14-15; 4:13; Titus 3:12). Tapi kebebasan itu tidak lama. Bulan Juli tahun 64, 7 dari 14 wilayah di kota Roma terbakar. Ketika api pertama hampir berhasil dipadamkan, tiupan angin lebih dahulu membuat api menjalar ke wilayah lain. Kabar burung yang beredar adalah bahwa Nero sendiri yang memerintahkan pembakaran kota untuk memenuhi ambisinya mendirikan proyek pembangunan termasuk istana emas bagi dirinya.

Untuk mencegah kecurigaan, Nero menyalahkan orang-orang Kristen sebagai penyebab kebakaran. Itulah permulaan dari kampanye akbar dan agresif dari pemerintah Romawi untuk menghancurkan gereja. Orang Kristen di Roma ditangkapi dan dieksekusi secara sangat kejam. Ada yang tubuhnya dijahitkan ke kulit binatang, lalu dikeroyok dan dirobek-robek sampai mati oleh gigitan anjing. Yang lainnya dipaku ke tiang, tubuhnya dilumur ter dan dibakar hidup-hidup sebagai obor yang menerangi pesta pora Nero. Dan ada banyak lagi yang dipenggal kepalanya, diumpankan kepada singa, atau mengalami berbagai perlakuan sadis lainnya.

Selama masa aniaya itu, Paulus kembali ditahan oleh penguasa Romawi, dibawa ke Roma untuk dianiaya dan disiksa (2 Timotius 4:17), dan akhirnya dieksekusi sebagai pengkhianat, karena ketaatannya yang mati-matian terhadap Kristus. Pada waktu masa penahanan pertamanya di Roma, Paulus dikenakan tahanan rumah (Kisah 28:16, 30). Ia masih boleh berkotbah dan mengajar kepada para penjenguknya (ayat 23). Meskipun berada dalam pengawalan ketat tentara Romawi, ia diperlakukan hormat. Pengaruh pelayanannya bahkan terasa sampai ke istana Kaisar (Filipi 4:22).

Pada masa penahanan kedua Paulus, kondisinya sangat jauh berbeda. Ia benar-benar diisolasi dari dunia luar dan dirantai dalam penjara bawah tanah (2 Timotius 1:16). Kemungkinan besar tempat penahanannya adalah penjara Mamertine, yang lokasinya berdekatan dengan forum Romawi, sempit, gelap, berdinding batu kasar, pintu masuknya hanya berupa lubang kecil seukuran pas badan di bagian langit-langitnya. Ruangannya yang hanya berukuran separuh garasi mobil ini kadang diisi sampai dengan 40 orang tahanan. Sesak, gelap, bau busuk melengkapi penderitaan yang tak terkira.

Ruangan penjara itu masih ada sampai masa kini, bahkan tetap mencekam, mengerikan, menimbulkan rasa klaustrofobia. Di tempat seperti inilah Paulus menghabiskan hari-hari terakhir dalam hidupnya.

Tidak ada catatan pasti tentang proses eksekusi Paulus, tapi yang pasti ia tahu akhir hayatnya telah tiba saat menulis surat 2 Timotius. Terbukti ia sudah diadili dan divonis karena berkotbah tentang Kristus, dan kemungkinan hari eksekusinya sudah dijadwalkan. Ia menulis kepada Timotius, "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat." (2 Timotius 4:6)

Secara wajar harusnya ada kesan kesedihan mendalam dalam surat terakhir Paulus ini. Tapi nyatanya topik yang dominan adalah kemenangan, bukan kekalahan. Paulus menulis surat terakhir kepada Timotius untuk menyemangati sang gembala muda itu supaya berani dan yakin teguh dalam meneruskan teladan yang dipelajarinya dari sang rasul pembimbingnya. Jauh dari kesan menyerah karena kegagalan, Paulus menyuarakan sorak kemenangan:

"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya. " (2 Timotius 4:7-8)

Menjelang kematiannya, Paulus sama sekali tidak merasakan takut, patah semangat, ataupun hasrat untuk tetap hidup di dunia ini. Ia tidak sabar ingin bersama Kristus dan bersiap-siap untuk menerima upah di kehidupan yang akan datang. Karenanya, saat ia menelaah kembali perjalanan hidupnya, ia tidak menunjukan penyesalan, ketidakpuasan ataupun merasa ada yang kurang lengkap. Tidak ada tugas, sekecil apapun, yang terabaikan olehnya. Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Tuhan, seperti disebut dalam Kisah 20:24, ia telah berharap dan berdoa bahwa ia "dapat mencapai garis akhir".

Paulus mengukur kesuksesannya sendiri sebagai pemimpin, sebagai rasul, dan sebagai seorang Kristen, -- yang berarti ia tetap setia kepada Kristus dan menjaga keutuhan kabar baik (Injil Kristus) sesuai dengan apa yang diterimanya. Ia memproklamirkan Firman Tuhan dengan penuh kesetiaan dan tanpa takut. Dan sekarang ia menyerahkan tongkat estafet kepada Timotius dan orang-orang "yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." (2 Timotius 2:2)

Karenanya, Paulus menghadapi kematiannya dengan semangat kemenangan dan sukacita mendalam. Ia telah mengalami kasih karunia Tuhan menyelesaikan semua yang telah dirancangkan-Nya di dalam dia dan melalui dia, dan dia sudah siap bertemu muka dengan Kristus.





Dear fellows of Gereja Facebook Indonesia,
We wish you a Merry Christmas n Happy New Year.
Gloria in Excelsis Deo.

Christmas gift suggestions:
To a friend, your heart.
To every child, a good example.
To yourself, respect.
To your enemy, forgiveness.
To an opponent, tolerance.
To a customer, service.
To all, charity.






NYANYIAN DAUD

Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan Penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, JURUSELAMATKU; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan. TERPUJILAH Tuhan, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku. Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam [=injil-injil palsu - the floods of ungodly men] telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.

Lalu bergoyang dan bergoncanglah bumi, dasar-dasar langit gemetar dan bergoyang, oleh karena bernyala-nyala murka-Nya. Asap membubung dari hidung-Nya, Api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya. Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya. Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin. Dan Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang tebal. Karena sinar kilat di hadapan-Nya bara api menjadi menyala. TUHAN mengguntur dari langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya [=Firman-Nya]. Dilepaskan-Nya panah-panah, sehingga diserakkan-Nya mereka, yakni kilat-kilat, sehingga dikacaukan-Nya mereka. Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena hembusan nafas dari hidung-Nya. Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir.

Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah, dari pada orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku. Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN adalah sandaran bagiku; Ia membawa aku keluar ke tempat lapang [Yohanes 10:9], Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku; Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak menjauhkan diri dari Allahku sebagai orang fasik. Sebab segala Hukum-Nya kuperhatikan, dan dari Ketetapan-Nya aku tidak menyimpang; aku berlaku tidak bercela kepada-Nya dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku di depan mata-Nya.

Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kaurendahkan. Karena Engkaulah Pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok.

Adapun Allah, Jalan-Nya sempurna; Sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi Perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allah kita? Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga. Juga Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, dan kebaikan-Mu telah membuat aku besar. Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah.

Aku mengejar musuhku sampai mereka kupunahkan, dan tidak berbalik sebelum mereka kuhabiskan; aku menghabiskan dan meremukkan mereka, sehingga mereka tidak bangkit lagi, dan mereka rebah di bawah kakiku. Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang, Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawan aku. Kaubuat musuhku lari dari padaku, orang-orang yang membenci aku, mereka kubinasakan. Mereka berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang menyelamatkan, mereka berteriak kepada TUHAN, tetapi Ia tidak menjawab mereka. Aku menggiling mereka halus-halus seperti debu tanah, aku menumbuk mereka dan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Dan Engkau meluputkan aku dari perbantahan bangsaku; Engkau memelihara aku sebagai kepala atas bangsa-bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku; orang-orang asing tunduk menjilat kepadaku, baru saja telinga mereka mendengar, mereka taat kepadaku. Orang-orang asing pucat layu dan keluar dari kota kubunya dengan gemetar.

TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan ditinggikanlah kiranya Allah gunung batu keselamatanku, Allah, yang telah mengadakan pembalasan bagiku, yang telah membawa bangsa-bangsa ke bawah kuasaku, dan yang telah membebaskan aku dari pada musuhku. Dan Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari para penindas. Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya TUHAN, di antara bangsa-bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu. Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya." (2 Samuel 22:1-51)

NB: Di dalam Alkitab Daud seringkali digunakan sebagai gambaran yang agung dari Tuhan Yesus Kristus.





DAMAI SEJAHTERA


"kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu."
(Lukas 19:42)


Alasan mengapa Tuhan Yesus disebut sebagai "Raja Damai" adalah karena Ia datang untuk memberikan "damai sejahtera yang kekal" kepada umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, yang berdasarkan sifat alaminya sudah mati di dalam dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggarannya. Hal ini dapat terlihat dalam ayat-ayat seperti Mazmur 38:3, dimana kata Ibrani yang sama untuk ungkapan "damai" diterjemahkan sebagai "istirahat". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat [yaitu tidak ada istirahat] pada tulang-tulangku oleh karena dosaku"

Sesungguhnya ada perang rohani yang sangat besar yang terjadi antara orang-orang yang belum diselamatkan dengan Tuhan, seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 8:7 demikian:

"Sebab keinginan daging [yaitu orang-orang yang belum diselamatkan] adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."

Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "damai" adalah shalowm, dan raja Salomo (yaitu orang yang membangun Bait Allah) yang merupakan gambaran yang agung dari Tuhan Yesus, namanya dalam bahasa Ibrani adalah "shelomoh" yang merupakan akar dari kata "shalowm".

Kitab 1 Tawarikh 22:9 juga menegaskan demikian:

"Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dari segala musuhnya di sekeliling. Ia akan bernama Salomo; sejahtera [yaitu kedamaian] dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya."

Dan lebih lanjut kitab Efesus 2:11-17 menekankan kepada kita kedamaian macam apakah yang akan diberikan oleh Kristus, disitu kita membaca demikian:

"Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat"

Dan kitab Roma 5:1 menekankan bahwa seseorang diselamatkan (atau dibenarkan) oleh iman "milik" Kristus, yang memberikan "perdamaian dengan Allah". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman [yaitu Kristus], kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Sang Juruselamat juga ditunjukkan dalam Perjanjian Lama di kitab Yesaya 9:7, yang kita baca demikian:

"Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini."

Kita juga menemukan pernyataan-pernyataan lainnya yang menjelaskan sifat dari kedamaian (atau penebusan) yang diberikan oleh Tuhan dalam ayat-ayat berikut ini:

Bilangan 6:26: "TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera."

Mazmur 29:11: "TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera! [yaitu damai sejahtera]"

Yesaya 26:3: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."

Yesaya 32:18: "Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman."

Dan kitab Yesaya 53:5 menggambarkan penderitaan besar yang harus ditanggung oleh Kristus untuk setiap dari umat pilihan-Nya, disitu kita membaca demikian:

"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan [yaitu damai sejahtera] bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."

Akan tetapi sangat menyedihkan sekali bahwa pada saat sekarang ini kita telah berada dalam "Masa Siksaan Yang Dahsyat" atau "Masa Kesusahan Yang Besar", yang merupakan saat terjadinya penipuan rohani secara besar-besaran di dalam institusi gereja-gereja dan jemaat-jemaat di seluruh dunia. Dalam kitab Matius 24:21 dan 24 kita membaca demikian:

"Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi .......... Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga."

Alasan mengapa situasi yang mengerikan ini terjadi adalah karena Tuhan telah selesai menggunakan gereja-gereja secara organisasi untuk memberitakan Injil Anugrah kepada dunia, sama halnya seperti ketika Tuhan selesai menggunakan Bait Suci di Yerusalem dan rumah-rumah ibadat orang Yahudi setelah peristiwa kayu salib. Pada kenyataannya, Tuhan telah memerintahkan orang-orang percaya yang sejati untuk keluar (meninggalkan) dari institusi gereja-gereja setempat dalam kepatuhan mereka terhadap Kitab Suci seperti yang kita baca dalam Wahyu 18:4 dan 8 yang berkata demikian:

"Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya .......... Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat."

Dan kitab Markus 13:9 dan 14 yang bernubuat tentang akhir zaman menyatakan demikian:

"Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa .......... Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya --para pembaca hendaklah memperhatikannya-- maka orang-orang yang di Yudea [yaitu orang-orang percaya sejati] haruslah melarikan diri ke pegunungan [yaitu kembali kepada Firman Tuhan, Alkitab]."

Pada hari sekarang ini rasa keamanan atau "kedamaian" yang salah telah diajarkan oleh banyak orang dalam berbagai media pengajaran agama di seluruh dunia. Akan tetapi perhatikanlah peringatan keras yang ada di dalam ayat-ayat berikut ini:

Kitab 1 Tesalonika 5:2-3 menyatakan demikian: "karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput." [yaitu seorang yang hamil pasti tidak akan luput dari rasa sakit]

Kitab Yeremia 23:17 menasihatkan demikian: "mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista Firman TUHAN: Kamu akan selamat! [yaitu mendapatkan kedamaian] dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!"

Dan kitab Yehezkiel 13:16 bersaksi demikian: "yaitu nabi-nabi Israel yang bernubuat tentang Yerusalem dan melihat baginya suatu penglihatan mengenai damai sejahtera, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera, demikianlah Firman Tuhan ALLAH."


"To the Law and to the Testimony: if they speak not according to this Word, it is because there is no light in them." (Isaiah 8:20)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: