Entri Populer

Rabu, 04 Februari 2009


NEPHALIM

"Pada waktu itu orang-orang raksasa [nephalim] ada di bumi, dan juga
pada waktu sesudahnya [yaitu mereka akan terus berada di dunia sampai
sekarang ini], ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan
manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka;
inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang
yang kenamaan." (Kejadian 6:4)


Dalam pelajaran ini kita ingin melihat pada kisah bersejarah lainnya
yang terjadi sebelum peristiwa air bah pada zaman Nuh. Pada waktu itu
ada "orang-orang raksasa" di bumi, kata Ibrani untuk ungkapan
"raksasa" adalah nephalim, dan kata itu digunakan di satu ayat lainnya
dimana Allah berbicara tentang orang-orang yang berperawakan tinggi di
Tanah Kanaan yang disebut sebagai orang Enak. Dalam kitab Bilangan
13:32-33 kita membaca:

"Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang
negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami
lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan
semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang
tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang
raksasa [nephalim], orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa,
dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka
terhadap kami."

Ungkapan "raksasa" itu adalah kata nephalim, dan kata itu berasal dari
kata Ibrani "naphal", yang biasanya diterjemahkan sebagai "jatuh",
"jatuh ke bawah", "rebah" atau "runtuh". Seperti misalnya kita membaca
dalam kitab Yeremia 25:27 demikian:

"Kemudian haruslah kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman TUHAN
semesta alam, Allah Israel: Minumlah sampai mabuk dan muntah-muntah!
Rebahlah [naphal] dan jangan bangun lagi, oleh karena pedang yang
hendak Kukirimkan ke antara kamu!"

Kata itu juga diterjemahkan sebagai "runtuh" dalam Yeremia 51:44
demikian:

"Aku akan menghukum dewa Bel di Babel, dan akan mengeluarkan dari
mulutnya apa yang ditelannya. Bangsa-bangsa tidak akan datang lagi
mengalir kepadanya, tembok Babel pun sudah runtuh [naphal]."

Dengan kata lain, dalam kitab Kejadian 6:4 Allah menyatakan bahwa
"raksasa-raksasa" itu adalah orang-orang tinggi yang hidup pada zaman
Nuh yang akan jatuh. Akan tetapi siapakah orang-orang yang akan jatuh
itu?

Dalam ayat itu kita baca lagi demikian:

"... dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah
menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu
melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di
zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan."

Ungkapan "dan juga pada waktu sesudahnya" menunjuk kepada fakta bahwa
dosa akan tetap berada di bumi setelah air bah pada zaman Nuh. Air bah
itu telah menghancurkan seluruh umat manusia, kecuali 8 orang yang ada
di dalam bahtera, namun hal itu tidak menghapuskan dosa dari dunia.

Ketika bumi kembali dipenuhi penduduk setelah air bah, sekali lagi
akan ada orang-orang yang akan jatuh. Ketika Allah memulai dengan Adam
dan Hawa, dunia berada dalam keadaan yang sempurna, hanya setelah
pemberontakan dan kejatuhan mereka ke dalam dosa, dunia mulai dipenuhi
dengan orang-orang pilihan (yaitu orang-orang yang akan diselamatkan
yang dilambangkan oleh Habel), dan orang-orang yang tidak terpilih
(yang dilambangkan oleh Kain).

Orang-orang yang tidak terpilih adalah mereka-mereka yang akan tetap
berada dalam pemberontakannya terhadap Tuhan dan akan jatuh di bahwa
penghakiman Tuhan. Demikianlah, dalam Kejadian 6:4 Allah menyatakan
bahwa ada orang-orang yang ditentukan untuk jatuh, karena setelah
peristiwa air bah itu infeksi dosa yang sama terus berkembang pada
umat manusia di dunia ini.

Kalau kita melihat kepada keluarga Abraham, sebenarnya mereka adalah
satu-satunya kelompok dari seluruh dunia yang menjadi orang-orang
percaya yang sejati. Dan seluruh gagasan tentang jatuh di bawah kutuk
Allah akan terus berlanjut sepanjang umat manusia tetap ada di dunia
yang sekarang ini.

Kata "kenamaan" merupakan sebuah terjemahan yang menimbulkan rasa
ingin tahu dari kata Ibrani "shem", karena kata itu biasanya
diterjemahkan sebagai "nama". Jadi ungkapan ini secara harafiah
berarti "orang-orang yang gagah perkasa dan ternama di zaman
purbakala" dalam hubungannya dengan nama Allah.

Pada umumnya ketika Alkitab berbicara tentang orang-orang yang
ternama, yang dibicarakan ialah tokoh-tokoh Injil yang terkenal.
Dengan perkataan lain, mereka adalah orang-orang yang mengaku sebagai
anak-anak Allah, orang-orang yang memiliki nama besar dalam
penginjilan, ahli-ahli teologi yang terkenal, orang-orang yang
mengenal nama Allah.

Jadi dalam masa Nuh umat manusia terdiri atas orang-orang yang
percaya, anak-anak Allah, dan orang-orang yang tidak percaya,
anak-anak perempuan manusia. Dan beberapa dari keturunan campuran
mereka menjadi "orang-orang gagah perkasa yang mengenal nama Allah",
ahli-ahli teologi yang memiliki nama besar dan para pemimpin rohani.
Walaupun demikian, mereka ditentukan untuk jatuh karena mereka telah
bercampur-baur dengan dunia dan umat manusia akan terus menjadi
semakin berdosa.

Itulah tepatnya yang kita lihat terjadi dalam institusi gereja-gereja
di dunia pada saat sekarang ini. Para ahli teologi, orang-orang besar
yang memiliki gelar tinggi dalam ilmu teologi, yang dipandang sebagai
orang-orang yang berwenang dalam organisasi gereja-gereja, mereka
adalah seperti nephalim. Mereka dan para pengikut mereka akan jatuh
karena mereka tidak memahami Injil Yang Benar, mereka tidak mengenal
sifat alami yang sesungguhnya dari keselamatan.

Anda mungkin pernah mendengar atau bahkan menonton film Hollywood yang
berjudul "The Passion of Christ" yang diputar di seluruh dunia
beberapa tahun yang lalu. Film itu merupakan sebuah contoh yang besar
dari kematian rohani yang sedang terjadi dalam gereja-gereja masa
kini. Film itu sangat dipuji oleh gereja Roma Katolik dan sebagian
besar gereja Protestan yang injili. Dan gereja demi gereja membeli
ratusan karcis untuk memberikannya kepada orang banyak dengan pikiran
bahwa film itu akan menginjili seseorang.

Akan tetapi film itu justru berfungsi untuk menunjukkan fakta bahwa
mereka yang berpikir film itu menyampaikan pesan yang indah tentang
Injil Kristus sebenarnya tidak memiliki pengertian yang benar tentang
sifat alami dari keselamatan. Bagi mereka keselamatan adalah fakta
bahwa Yesus dipukuli sampai babak-belur dan bahwa Ia menderita siksaan
fisik yang begitu dahsyat. Banyak orang yang menangis ketika menonton
fim itu, "Oh, sungguh malang orang itu!"

Tetapi dalam banyak bagian, umat gereja tidak mengetahui bahwa film
itu merupakan kebohongan-kebohongan, ada banyak hal yang diperlihatkan
disitu tidak pernah benar-benar terjadi karena peristiwa-peristiwa itu
tidak tercatat di dalam Alkitab. Faktanya ialah bahwa penyaliban
Kristus secara fisik tidak lebih buruk daripada yang dialami oleh
kedua pencuri yang disalibkan disisi-Nya. Bahkan sebenarnya Kristus
menderita lebih sedikit siksaan karena kedua kaki-Nya tidak harus
dipatahkan sebagai trauma untuk mempercepat kematian. Dan darah-Nya
tidak banyak tercurah sebelum seorang prajurit menombak lambung-Nya
setelah Ia mati, kemudian keluarlah air dan darah dari tubuh-Nya.

Yang sangat menyedihkan, apa yang tidak disadari sedikitpun oleh
orang-orang yang terkasih itu ialah bahwa siksaan jasmani yang dialami
Yesus bukan merupakan hukuman yang dituntut oleh Hukum Allah atas
dosa. Yesus Kristus harus disalibkan dan digantung telanjang disana
untuk memperlihatkan bahwa secara rohani Ia dikutuk Allah. Hukuman
yang sebenarnya adalah kenyataan bahwa Allah Bapa mencurahkan "cawan"
murka-Nya kepada Allah Putera dan hal itu sudah mulai berlangsung pada
malam sebelumnya, yaitu hari Kamis malam di Taman Getsemani,
sebagaimana kita baca dalam Lukas 22:41-44 demikian:

"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku;
tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.
Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk
memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin
bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah
yang bertetesan ke tanah."

Keringat-Nya yang bercucuran ke tanah menggambarkan fakta bahwa Ia
sedang bekerja, bahwa secara rohani Ia sudah mulai "mencucurkan
darah-Nya". Itulah sebabnya dikatakan bahwa Ia akan berada di rahim
bumi selama 3 hari 3 malam. Kemudian, sementara Ia tergantung diatas
kayu salib, Ia berseru dengan rasa sakit yang mendalam, "Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Itu adalah Allah yang
ditolak oleh Allah. Kita tidak dapat memahami hal itu. Itu merupakan
misteri ilahi. Tetapi itu adalah sifat alami dari penderitaan yang
harus dialami Kristus.

Dan demikianlah organisasi gereja-gereja terus memperlihatkan
kekosongan rohani dan kemurtadan mereka dalam banyak cara yang serupa.
Pikirkanlah tentang film itu dan penghujatan yang berlebihan karena
Allah mengatakan hal berikut ini dalam kitab Keluaran 20:4:

"Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam
air di bawah bumi."

Ini adalah bagian dari Sepuluh Perintah Allah, dan fakta bahwa ada
aktor yang memerankan Kristus dalam film itu jelas merupakan sebuah
"gambaran" dari Allah karena Kristus tidak pernah berhenti menjadi
Allah. Sebenarnya, penggambaran apapun tentang Kristus, apakah itu
sebuah patung atau lukisan atau yang serupa seperti Allah merupakan
pelanggaran terhadap perintah dalam kitab Keluaran 20:4 dan merupakan
pemberontakan yang gamblang dan penghujatan terhadap Allah.
Demikianlah segala sesuatu tentang film tersebut memperlihatkan dengan
tepat di mana kita berada dalam garis waktu sejarah.

Seharusnya orang-orang yang percaya menjadi "penjaga-penjaga"
(watchmen - Yehezkiel 33:7-9) yang harus memperingatkan dunia tentang
penghakiman yang akan datang. Kita harus menjadi saksi-saksi Allah,
dan untuk menjadi saksi yang baik kita harus belajar sebanyak mungkin
tentang Injil, sebagaimana yang kita baca dalam kitab 2 Timotius 2:15
demikian:

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang
pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan
perkataan kebenaran itu."

Kita harus menyadari bahwa kita adalah saksi-saksi dari apa yang Allah
ajarkan dalam Firman-Nya, Alkitab. Dan itulah satu-satunya tempat
dimana kita dapat bersekutu dengan Allah dan Kristus, bukan di dalam
sebuah lukisan atau patung dari Allah. Kita tidak boleh menjadi saksi
dari perasaan kita sendiri, kita tak boleh menjadi saksi dari apa yang
dikatakan pikiran kita, kita harus menjadi saksi dari Firman Allah.

Allah tidak memberikan Alkitab kepada dunia untuk disembunyikan di
suatu pojok entah di mana atau hanya untuk dipelajari oleh beberapa
ahli teologi. Alkitab disediakan bagi setiap dan semua dari kita.
Setiap manusia perlu untuk mengetahui apa yang Alkitab ajarkan tentang
"dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8).

Hari Penghakiman sedang mendekat dengan sangat cepat, setiap hari yang
kita lalui adalah sebuah langkah raksasa menuju hari yang terakhir
itu. Dan apakah yang harus kita ceritakan kepada orang banyak tentang
hal itu? Dalam kitab 2 Petrus 3 Allah menghubungkan air bah yang
terjadi di zaman Nuh dengan hari yang terakhir dari dunia ini. Dengan
kata lain, apa yang terjadi pada zaman Nuh adalah sejajar dengan apa
yang terjadi pada hari sekarang ini. Dalam kitab 2 Petrus 3:6-7 Tuhan
menyatakan demikian:

"dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan
oleh air bah. Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang
sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan
kebinasaan orang-orang fasik."

Perhatikan ungkapan "oleh firman itu juga". Disini Allah sedang
menekankan kebenaran yang sama bahwa seperti bumi yang dahulu
dihancurkan oleh air, pada hari yang terakhir bumi ini akan
dihancurkan oleh api. Kemudian dalam kitab Matius 24:37-41 kita
membaca nubuat ini:

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak
pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman
sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai
kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan
sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua,
demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu
itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang
lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar
batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."

Pada masa Nuh ada "raksasa-raksasa", yaitu orang-orang gagah perkasa
yang memiliki nama besar, mereka mengetahui kehendak-kehendak Allah,
namun demikian mereka semua mati binasa dalam air bah. Dengan kata
lain, kejahatannya bukan hanya terletak pada dunia yang belum
diselamatkan yang hanya mengetahui sedikit tentang Allah yang tertulis
di dalam Alkitab, akan tetapi kejahatan itu telah meresap ke dalam
kehidupan ahli-ahli teologi, orang-orang yang seharusnya mengajarkan
Kebenaran. Dan jika benteng ini telah dikepung dan dihancurkan oleh
musuh apakah yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang percaya?

Matius pasal 24 menjelaskan pada saat penghakiman yang terakhir bila
ada dua orang yang sedang bekerja di ladang yang satu akan diangkat
(rapture) dan yang satu lagi akan ditinggalkan untuk dibuang ke
Neraka. Akan ada banyak orang yang sama sekali tidak menyadari Hari
Penghakiman yang sedang mendekat, mereka terus membeli dan menjual,
kawin dan mengawinkan, makan dan minum sambil bersuka-ria, kemudian
tiba-tiba datanglah Hari Penghakiman itu.

Tuhan juga menggunakan illustrasi penghancuran Sodom dan Gomora untuk
hari kiamat seperti yang kita baca dalam kitab Lukas 17:28-30 demikian:

"Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan
minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan
hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah
halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya."


"That which hath been is now; and that which is to be hath already
been; and God requireth that which is past." (Ecclesiastes 3:15)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: