Entri Populer

Minggu, 01 Maret 2009

PROGRAM PENGUJIAN

"Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kau [bangsa Israel] lakukan
atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun
ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk
mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, APAKAH engkau berpegang
pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan
engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan
yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau
mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia
hidup dari segala yang diucapkan TUHAN." (Ulangan 8:2-3)


Terdapat suatu hal yang mengherankan yang tersirat di seluruh Alkitab
dan berdampak tepat ke dalam kehidupan kita, hal tersebut adalah
kenyataan bahwa Tuhan bekerja melalui program-program pengujian.
Abraham diuji ketika ia disuruh untuk mengorbankan anak tunggalnya
Ishak, bangsa Israel diuji ketika Musa menghilang selama 40 hari di
gunung Sinai, bangsa Israel diuji selama 40 tahun di padang gurun, dan
Yesus diuji ketika Ia berpuasa selama 40 hari, dan tentu saja kita
semua mengetahui bahwa umat manusia yang pertama telah diuji di Taman
Eden. Tuhan telah menyatakan bahwa seluruh penciptaan-Nya -- termasuk
Adam dan Hawa adalah "sempurna" sesuai dengan kehendak-Nya yang baik.
Dalam kitab Kejadian 1:31 kita membaca demikian:

"Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh AMAT BAIK.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam."

Sewaktu Tuhan menyelesaikan segala penciptaan-Nya, masih belum ada
dosa, tidak ada pemberontakan, tidak ada masalah-masalah dalam bentuk
apa pun di dunia ini. Segala mahluk yang hidup adalah pemakan
sayur-sayuran, tidak ada kematian di dunia ini. Tetapi kemudian Tuhan
memberikan ujian yang sangat kita kenali, Ia menyusun suatu program
ujian di Taman Eden melalui sebuah pohon dengan nama yang sangat
memikat, pohon itu tidak dinamakan "pohon yang terlarang" tetapi pohon
itu diberi nama "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat".
Dan dalam kitab Kejadian 2:16-17 Tuhan memberikan perintah ini:

"Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon
dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan
buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Disini Adam adalah "lambang" atau gambaran dari seluruh umat manusia
karena dia merupakan nenek moyang dari kita semua, pada waktu itu kita
masih berada di dalam tubuh Adam. Dan Tuhan telah membuat Hawa dari
salah satu tulang rusuk Adam sehingga dia juga berasal dari Adam. Maka
Tuhan sesungguhnya sedang menguji seluruh umat manusia yang akan lahir
dari Adam dan Hawa.

Seseorang mungkin berpikir bahwa perintah itu sangat mudah untuk
dipatuhi. Seseorang mungkin berpikir bahwa orang tua kita yang pertama
telah terjamin dalam hubungan mereka dengan Tuhan di Taman Eden,
mengapakah mereka harus makan buah dari pohon tertentu itu? Mereka
diperbolehkan untuk makan semua yang mereka inginkan dari setiap pohon
yang lain, dan adalah benar-benar menakjubkan bahwa manusia telah
gagal pada ujian yang sederhana itu.

Ingat, Alkitab merupakan sebuah Kitab Hukum, dan Tuhan telah memberi
manusia sebuah "perintah" di dalam kitab Kejadian pasal 2. Dan Tuhan
juga menekankan bahwa akan ada suatu hukuman yang serius, yaitu
"kematian" untuk pelanggaran atas perintah-perintah-Nya. Kemudian kita
mengetahui bahwa Adam tidak mati secara jasmani ketika memakan buah
pohon tersebut tetapi ia dan seluruh manusia telah "mati secara
rohani" karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggarannya.

Kita secara mutlak takjub bahwa Tuhan melakukan demikian, akan tetapi
hal itu menetapkan latar belakang untuk seluruh program keselamatan di
mana Tuhan akan memuliakan dan memegahkan diri-Nya sendiri pada
derajat yang tertinggi sewaktu Kristus menjadi sang Juruselamat dari
umat pilihan-Nya. Dan semuanya telah dimulai dengan program ujian ini.

Di dalam kitab Kejadian 3:1-3 kita membaca demikian:

"Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat
yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan
itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan
kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang
buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan
kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Perhatikan bahwa Tuhan secara sederhana memperkenalkan si ular, dari
ayat ini kita tidak mengetahui darimana si ular telah datang, tetapi
kita mengetahui dari ayat-ayat yang lain bahwa ini adalah si Iblis, si
malaikat Lucifer yang memberontak, yang sebelumnya telah memiliki
suatu hasrat untuk menjadi seperti Tuhan. Dan Iblis telah menyaksikan
suatu kesempatan di dalam penciptaan ini untuk menjadi seorang raja
yang berkuasa atas umat manusia.

Sebenarnya malaikat adalah wujud-wujud roh yang bukan diciptakan untuk
memerintah atau memiliki wewenang. Mereka hendaknya menjadi
hamba-hamba Tuhan yang patuh. Adalah mengherankan bahwa Tuhan telah
menciptakan malaikat-malaikat sambil mengantisipasikan penggunaan
mereka, Tuhan telah mengetahui bahwa sebagian dari mereka akan
memberontak dan menjadi alat dimana dosa akan masuk ke dalam dunia.
Sebenarnya Tuhan Yang Maha Kuasa mampu untuk membunuh Iblis pada saat
itu juga ketika mereka mulai memberontak, tetapi Tuhan masih memiliki
maksud ilahi lain yang baik dalam pandangan-Nya terhadap Iblis.

Dan Tuhan juga mengetahui bahwa masih terdapat banyak malaikat yang
tetap patuh tetapi Tuhan tidak memberitahukan kita terlalu banyak
mengenai malaikat karena titik utama dari perhatian dan pujian kita
haruslah terletak pada Tuhan Yesus Kristus, bukan pada
malaikat-malaikat di dalam cara apapun.

Nah sekarang kata Ibrani untuk ungkapan "cerdik" (atau "halus") itu
berarti "licik" atau "penuh tipu daya". Yaitu, Iblis adalah sang ahli
di dalam segala cara yang sangat memperdayakan dan memikat. Kita dapat
membayangkan Hawa yang berada di taman disana, setiap hari adalah
meriah, telah terdapat hal-hal baru untuk dilihat dan dipelajari di
dalam penciptaan yang sangat indah dan sempurna itu. Kemudian
datanglah si ular, dan -- lihatlah ular tersebut bahkan mampu untuk
berbicara. Kita cenderung untuk menggunakan kata "ular" di dalam suatu
cara yang sangat menghina oleh karena apa yang Iblis telah lakukan
melalui ular itu, Iblis sebagai mahluk roh telah masuk ke dalam tubuh
ular itu. Jadi pentasnya telah dipersiapkan untuk perangkap yang Iblis
akan gunakan:

"Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman:
Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Ini adalah suatu cara untuk mendukung pemberontakan melawan siapapun
yang berwewenang. Pertanyaannya adalah "Apakah anda memiliki hak untuk
menetapkan hukum ini? Apakah anda yakin bahwa anda tidak melampaui
batas-batas wewenang anda? Apakah hukum ini benar-benar demikian?"

Dan disini kita menyaksikan bagaimana benih dari pemberontakan telah
mulai ditaburkan di dalam Taman Eden dan Tuhanlah yang telah
membiarkan ujian itu untuk terjadi. Lebih lanjut Tuhan menunjukkan
kepada kita bagaimana hal ini telah berkembang sewaktu Iblis bertanya
kepada Hawa, "Apakah benar bahwa Tuhan menyatakan bahwa semua pohon
dalam taman ini jangan kamu makan buahnya?"

Kemudian si perempuan telah mulai untuk mempertanyakan otoritas Tuhan.
Kita membaca jawaban Hawa dalam kitab Kejadian 3:2-3 demikian:

"Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam
taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di
tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba
buah itu, nanti kamu mati."

Nah disini kita melihat bahwa Hawa telah benar-benar terpengaruh oleh
ular tersebut, ia berkata "Jangan kamu makan ataupun raba buah itu,
nanti kamu mati." Benih pemberontakan telah mulai ditaburkan.
Sebenarnya Tuhan tidak berkata "Janganlah kamu raba buah itu", Tuhan
hanya berkata "Janganlah kamu makan buah itu". Tetapi Hawa telah
menunjukkan pemberontakan dengan mempertanyakan otoritas Tuhan di
dalam benaknya, "Bukankah Tuhan itu keterlaluan? Dia telah mengatakan
bahwa kita tidak dapat memakan buah dari pohon itu?"

Sesaat setelah Hawa berkata demikian, dia terperangkap karena dia
telah mengatakan dusta yang pertama. Dan Iblis yang telah masuk ke
dalam tubuh seekor ular dan datang kepada Hawa sedang mempertanyakan
wewenang Tuhan, "Apakah Tuhan sesungguhnya mengatakan hal-hal ini?"
Kemudian Hawa telah mengatakan dusta yang pertama "Tuhan telah
memberitahukan kita bahwa kita tidak boleh merabanya." Dalam kata
lain, Hawa telah mendukung usaha Iblis!

Adam dan Hawa seharusnya memelihara Taman Eden dengan baik, dan di
dalam proses melakukannya mungkin telah terdapat saat-saat sewaktu
mereka telah menyentuh pohon itu. Tuhan tidak memerintahkan mereka
untuk jangan merabanya, tetapi sewaktu kita menyaksikan pemberontakan
yang mulai berkembang di sini, Hawa telah mulai untuk gagal pada
ujiannya.

Adalah suatu kenyataan yang menarik bahwa pada saat kapanpun kita
mulai untuk melakukan dosa, hal tersebut biasanya tidak berhenti
disitu. Kita melakukan sebuah dosa, dan dosa itu akan melahirkan dosa
yang lain sewaktu berusaha untuk menutupi dosa yang pertama, dan
begitulah kelanjutannya. Ketika kita mulai berbohong dan berusaha
untuk menutupinya, kita harus menutupinya dengan tipuan, dan segala
sesuatu berlanjut untuk menjadi semakin rumit. Itu adalah sifat alami
dari dosa.

Dan disini kita menyaksikan prinsip itu dengan dusta Hawa, "Kita tidak
boleh merabanya". Dan itu merupakan program ujian paling penting yang
dapat dibayangkan di dalam Alkitab. Keadaan itu adalah sewaktu umat
manusia kehilangan segala-galanya. Dan Iblis telah mengatakan di dalam
kitab Kejadian 3:4-5:

"Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak
akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya
matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang
yang baik dan yang jahat."

Kemudian lihatlah pada kitab Kejadian 3:22-23 dimana kita membaca
demikian:

"Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi
seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat;
maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil
pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup
untuk selama-lamanya." Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden
supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil."

Kita terkejut untuk menyaksikan bahwa Iblis telah memberitahukan Hawa
sesuatu yang Tuhan ulangi di ayat 22:

"Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,
tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Bagaimanakah kita dapat memahami hal ini? Kita dapat memahaminya jika
kita mengenali bahwa seluruh rencana keselamatan Tuhan telah
sepenuhnya dirancang sebelum Tuhan menciptakan dunia. Tuhan telah
menyatakan di dalam kitab Wahyu 13:8 bahwa Kristus adalah "Anak Domba
yang telah disembelih sejak sebelum dunia dijadikan", dan jadi
nama-nama dari orang-orang yang Tuhan telah pilih untuk Ia selamatkan
telah sebelumnya ditulis di dalam "Kitab Kehidupan Anak Domba" pada
saat sebelum dunia diciptakan.

Sekarang apakah hal itu berarti bahwa Tuhan telah sebelumnya membayar
bagi dosa-dosa umat pilihan-Nya di dalam prinsip? Jawabannya adalah
Ya. Ungkapan "salah satu dari Kita" berbicara tentang Allah Putera --
Tuhan Yesus Kristus. Dan Dia telah dipilih menurut persetujuan dari
Allah Tritunggal untuk menjadi sang Juruselamat atas umat pilihan-Nya.

Tentu saja, kita tidak dapat memahami sepenuhnya kenyataan bahwa Allah
adalah Satu Tuhan, yang memiliki tiga pribadi -- Allah Bapa, Anak dan
Roh Kudus. Kita tidak memahami sepenuhnya bagaimana hal itu demikian,
namun itu adalah bahasa yang Alkitab gunakan. Dan Tuhan Yesus Kristus
adalah Allah Yang Kekal, dan Dia adalah salah satu pribadi dari Allah
Tritunggal yang telah setuju untuk mengambil sifat alami manusia di
dalam daging dan darah untuk menanggung kemurkaan Allah atas dosa.
Maka Dia "telah sebelumnya" mengetahui yang baik dan yang jahat.
Sebagai Allah, Kristus adalah "baik", tetapi sebelum penciptaan Dia
juga telah mengetahui yang "jahat" karena Dia telah disembelih secara
prinsip untuk membayar upah dosa-dosa umat pilihan-Nya.

Dan itulah sebabnya mengapa Tuhan berkata dalam Kitab Kejadian 3:22
demikian:

"Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita
[Yesus Kristus], tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Adalah sangat mengagumkan bahwa Iblis memiliki kemampuan untuk
mengetahui banyak hal. Kita seharusnya tidak pernah meremehkan
pengetahuan dan kekuatan Iblis. Seperti contohnya, Iblis telah
mengetahui bahwa ada suatu Hari Penghakiman yang akan datang. Ingatlah
tentang roh-roh jahat yang merasuki dua orang laki-laki di daerah
Gadara yang berkata dalam kitab Matius 8:29 demikian:

"Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai
Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Iblis mengetahui banyak hal-hal seperti itu, dan ia sangat mampu untuk
mempermainkan banyak orang yang tidak benar-benar percaya untuk
membengkokkan program keselamatan Tuhan. Di dalam keangkuhan dan
penipuan atas dirinya sendiri, Iblis berpikir bahwa dia entah
bagaimana akan memenangkan peperangannya melawan Tuhan. Tetapi tentu
saja Iblis tidak dapat menang karena Kristus adalah "Raja atas segala
raja dan Tuan atas segala tuan" yang akan membinasakan Iblis secara
total "sewaktu" Dia datang kembali -- yaitu, Kristus sebagai sang
Hakim akan mencampakkan dia ke dalam lautan api yang kekal.

Tetapi di dalam kitab Kejadian 3:5 Iblis mengatakan:

"tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan
terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik
dan yang jahat."

Jadi setelah Hawa mengucapkan dustanya yang pertama, dosa telah masuk
dan langkah berikutnya telah datang dengan sangat mudah, seperti kita
baca di dalam Kitab Kejadian 3:6:

"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu MENARIK HATI karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya."

Kata Ibrani untuk ungkapan "menarik hati" juga dapat diterjemahkan
sebagai "mengingini". Nantinya Tuhan akan memberikan Sepuluh Perintah
yang mengatakan "Jangan mengingini". Maka dosa telah berkembang dengan
sepenuhnya di sana. Hal itu telah dimulai dengan menentang wewenang
Tuhan seperti yang kita baca dalam kitab Kejadian 3:3-4:

"tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah
berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak
akan mati,"

Iblis pada dasarnya telah menyebut Tuhan sebagai "pembohong", dan
kemudian di dalam sekejap dosa telah berbuah. Hawa dengan sengaja
telah melanggar Perintah Tuhan. Sekarang, kita tidak memahami
sepenuhnya mengapa Adam juga turut serta dalam dosa Hawa. Akan tetapi
kita mengetahui bahwa si laki-laki dan perempuan telah merupakan satu
daging. Kita mengetahui bahwa Hawa telah diciptakan dari tulang rusuk
Adam sehingga mereka adalah sejenis di dalam suatu makna. Ketika Hawa
memberontak, adalah menakjubkan bagaimana Adam juga jatuh tepat ke
dalam perangkap yang sama.

Mungkin itu adalah karena Tuhan telah menempatkan semacam rasa kasih
phileo di antara laki-laki dan perempuan di dunia ini. Dan di zaman
kita terdapat banyak pelanggaran atas hal itu, dan di sini Adam telah
menyaksikan istrinya melakukan sesuatu, dan sebagai pasangannya, dia
melakukan hal yang sama.

Ini terjadi tepat pada awal mula dari waktu di mana segala sesuatu
adalah sempurna, Tuhan telah menciptakan Adam untuk menjadi kepala
dari seluruh umat manusia. Kita semua, setiap dari kita, berasal dari
Adam. Adam merupakan kepala dari kerajaan-kerajaan dunia ini.
Kemudian, Kristus datang sebagai "Adam yang akhir" atau "manusia
kedua" untuk mendirikan suatu kerajaan rohani, seperti yang kita baca
dalam kitab 1 Korintus 15:45-47 demikian:

"Seperti ada tertulis: "MANUSIA PERTAMA, Adam menjadi makhluk yang
hidup", tetapi Adam yang akhir [yaitu Kristus] menjadi roh yang
menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah,
tetapi yang ALAMIAH; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia
pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, MANUSIA KEDUA
[yaitu Kristus] berasal dari sorga."

Setelah Yesus melakukan upacara baptis air Dia dipimpin oleh Roh Kudus
ke padang gurun untuk diuji oleh Ular tua itu, yang disebut Iblis atau
Satan, yang telah mengalahkan Adam dan Hawa di Taman Eden. Hanya ujian
atas Yesus adalah jauh lebih berat dari pada ujian bagi Adam dan Hawa.
Kita membaca mengenai hal itu dalam kitab Matius 4:1-4 demikian:

"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan
setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya
laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya:
"Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi
roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari
roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Kemudian Iblis membawa Yesus ke atas atap Bait Allah dan
memberitahukan Dia untuk menjatuhkan diri-Nya. Kemudian Iblis membawa
Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi untuk memperlihatkan
kerajaannya dan meminta Yesus untuk sujud menyembah dia. Setiap kali,
Yesus telah menjawab tuntutan-tuntutan Iblis dengan mengutip dari
Firman Tuhan. Jika Yesus mematuhi Iblis untuk sesaat saja maka Iblis
akan menjadi pemenangnya.

Ingatlah, Iblis adalah sang "penipu ulung" dengan segala macam
kebohongannya yang hebat. Apa yang kita harus lakukan adalah berpegang
teguh pada Firman Tuhan, Alkitab. Ketika kita berpegang teguh pada
Firman Tuhan kita berada pada dasar yang tidak dapat goyah. Dan dengan
demikian kita dapat menenangkan diri untuk mengetahui bahwa Iblis
tidak dapat menipu kita dengan cara-cara liciknya, akan tetapi selagi
kita meninjau pada beberapa ujian yang masuk ke dalam hidup kita, kita
dapat melihat bagaimana Iblis masih bekerja untuk menguji kita.

Kitab 1 Petrus 5:7-11 menasihatkan kepada kita demikian:

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu
tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan
yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah
memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan
melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu
menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai
selama-lamanya! Amin."


"Give us day by day our daily bread." (Luke 11:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



Tidak ada komentar: