Entri Populer

Minggu, 01 Maret 2009

KESELAMATAN YANG SEJATI

"AKU [Tuhan] akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan
mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke
tanahmu [yaitu tanah Kanaan yang penuh dengan susu dan madu]. AKU akan
mencurahkan [memercik] kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan
kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu AKU
akan mentahirkan kamu. Kamu akan KUBERIKAN hati yang baru, dan roh
yang baru di dalam batinmu [yaitu jiwamu] dan AKU akan menjauhkan dari
tubuhmu hati yang keras dan KUBERIKAN kepadamu hati yang taat. Roh-Ku
[yaitu Roh Kudus / Roh Allah / Roh Kristus] akan KUBERIKAN diam di
dalam batinmu dan AKU akan membuat kamu hidup menurut segala
ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan
melakukannya." (Yehezkiel 36:24-27)


Pertama-tama kita harus mengerti bahwa keselamatan yang sejati, yaitu
"kebangkitan jiwa yang baru" adalah seratus persen "kasih karunia"
(anugrah) dari Tuhan dalam semua aspek-aspeknya. Ini adalah pekerjaan
rohani yang harus Tuhan lakukan di dalam diri kita seperti yang kita
lihat pada ayat di atas. Apa yang dapat kita lakukan hanyalah
"memohon" dan "menunggu" Tuhan seperti yang dilakukan oleh seorang
pemungut pajak yang dicatat dalam kitab Lukas 18:13, sambil
mempelajari Firman-Nya dengan seksama, membandingkan ayat yang satu
dengan ayat yang lain.

Keselamatan atau "kebangkitan jiwa (roh) yang baru" tidak terjadi
karena suatu pekerjaan jasmani yang kita lakukan sendiri bagaimanapun
baik, suci dan alkitabiahnya hal tersebut, Tuhan-lah yang harus
memberikan roh-Nya yang kekal kepada kita dan kemudian membersihkan
hati (jiwa) kita melalui Firman-Nya.

Sekali lagi semua ini adalah pekerjaan rohani yang Tuhan harus lakukan
menurut jadwal dan kehendak-Nya, ini bukan terjadi karena
pekerjaan-pekerjaan, atau hukum-hukum upacara, yang kita lakukan
sendiri seperti melakukan upacara baptis air, menerima komuni secara
tetap, mengundang atau menerima Kristus, menjadi anggota dari suatu
organisasi gereja (denominasi), mengaku dosa, mengucapkan doa-doa
tertentu, menguduskan hari-hari tertentu, memakai pakaian tertentu,
tidak makan makanan tertentu, disunat secara jasmani, puasa jasmani,
memelihara janggut, menyembelih kurban binatang, menyalakan api yang
tidak boleh padam, pergi ziarah ke Yerusalem (atau Roma atau Mekah
atau yang disebut sebagai kota-kota suci lainnya), dll. Semua
hukum-hukum upacara ini sama sekali tidak dapat menjamin keselamatan
karena mereka hanyalah tanda atau kiasan atau "bayangan" dari wujud
rohani yang sebenarnya.

Ingatlah orang-orang Farisi yang hidup pada zaman Yesus "sangat rajin"
melakukan segala hukum upacara yang Tuhan perintahkan untuk mereka
lakukan, tetapi kebanyakan dari mereka masih berada dalam keadaan buta
rohani (mati secara rohani), sehingga mereka tidak diselamatkan dan
masih harus bertanggung-jawab atas dosa-dosa dan
pelanggaran-pelanggaran mereka kepada Tuhan. Masalah utamanya adalah
mereka "menolak" untuk memberikan segala kemuliaan, kemegahan dan
kehormatan atas keselamatan hanya kepada Tuhan (Wahyu 14:7, Wahyu
16:9, 1 Korintus 1:31).


Di dalam Perjanjian Baru Tuhan mengajarkan tentang perumpamaan "baju
yang baru" dan "kantong anggur yang baru", bagian ini dapat memberikan
kita pengertian yang lebih jelas tentang keselamatan atau "kebangkitan
jiwa yang baru". Dalam kitab Lukas 5:36-39 kita membaca demikian:

"Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun
mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada
baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada
yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang
baru itu. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru
ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang
baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan
kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam
kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur
tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang
tua itu baik."

Dengan kata lain, kita tidak dapat menerima "seluruh" Firman Tuhan
dengan jiwa kita yang lama, karena pada akhirnya kita akan hancur,
gagal dan menolaknya. Firman Tuhan terlalu kudus untuk manusia alami.
Hanya melalui "kebangkitan jiwa yang baru" yang diberikan melalui
anugrah seseorang dapat "dipatahkan" secara menyeluruh dihadapan Tuhan
sehingga ia dapat memiliki keinginan yang jujur, sungguh-sungguh dan
terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan.

Definisi yang benar dari "kasih" di dalam Alkitab kita temukan dalam
Yohanes 14:15 dimana Tuhan berkata demikian:

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti SEGALA perintah-Ku."

Dan ayat 21 menyatakan demikian:

"Barangsiapa memegang perintah-Ku DAN melakukannya, dialah yang
mengasihi Aku ..."

Ada banyak orang-orang yang mengaku percaya salah mengerti tentang hal
ini sehingga mereka lebih menuruti kemauan duniawi mereka daripada
menuruti Tuhan. Kasih yang sejati itu seluruhnya diperkenalkan dengan
ketaatan pada perintah-perintah Tuhan. Tak peduli betapa meyakinkannya
seseorang mencoba mengaku cinta kasihnya kepada Kristus, arena ujian
yang sesungguhnya adalah kesetiaannya, yaitu ketaatannya pada kitab
Hukum Tuhan, Alkitab.

Kitab Roma 13:9-10 menjelaskan demikian:

"Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri,
jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah TERSIMPUL dalam
firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih
adalah KEGENAPAN hukum Taurat [hukum Tuhan]."

Singkatnya, kasih yang sejati adalah untuk tidak menginginkan
seorangpun dari sesama kita manusia untuk berakhir di dalam hukuman
yang kekal, inilah arti yang sesungguhnya dari ungkapan "mengasihi
sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri". Dan inilah kasih yang
Tuhan ingin untuk kita miliki, yaitu untuk menginsafkan jiwa-jiwa akan
Dosa, Kebenaran dan Penghakiman. Itulah sebabnya Alkitab berkata
tentang "pekerjaan yang baik" yang hanya dapat terjadi "setelah" kita
diselamatkan. Sedangkan "sebelum" kita benar-benar diselamatkan segala
pekerjaan yang kita lakukan adalah sia-sia atau bahkan "jahat" dimata
Tuhan.

Kitab 2 Korintus 5:10 berkata demikian:

"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang
dilakukannya dalam hidupnya ini, BAIK ataupun JAHAT."


Harap diperhatikan bahwa pada dasarnya manusia terdiri tubuh (daging)
yang terlihat oleh mata, dan jiwa (roh) yang tidak terlihat oleh mata,
dalam kitab Matius 10:28 Tuhan mengajarkan demikian:

"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh,
tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia
yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam Neraka
[gehenna]."

Alkitab menunjukkan bahwa ketika orang yang percaya mati, dia akan
meninggalkan tubuhnya (yang akan dimasukkan ke dalam tanah dan kembali
menjadi debu), dan dalam keadaan jiwanya ia akan pergi untuk hidup dan
memerintah bersama dengan Kristus di Surga. Jadi pada saat kematian
ada pemisahan antara tubuh dan jiwa. Sedangkan ketika orang yang tidak
percaya mati, jiwanya akan punah di dalam "kematian kedua" [gehenna
atau hades, yaitu tempat orang-orang mati] karena ia belum menerima
kebangkitan jiwa yang baru.

Kemudian kitab Kolose 3:1 menekankan demikian:

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah
perkara yang di atas [Surga], di mana Kristus ada, duduk [memerintah]
di sebelah kanan Allah."

Apakah yang Tuhan maksudkan dengan ungkapan "dibangkitkan bersama
dengan Kristus" ? Dalam kitab Efesus 2:4-6 kita membaca lagi demikian:

"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat [anugrah], oleh karena kasih-Nya
yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita
bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan-kesalahan kita --oleh kasih karunia [anugrah] kamu
diselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita
juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga"

Ketika kita diselamatkan, jiwa kita yang lama mati -- kemudian kita
disemayani oleh Roh Allah / Roh Kudus / Roh Kristus. Kita tidak
mengerti secara menyeluruh bagaimana hal itu dapat terjadi tetapi
inilah gaya bahasa yang digunakan Alkitab. Dan ini adalah pengalaman
yang sangat "ajaib" yang seluruhnya adalah baru. Kita menjadi mahluk
yang sama sekali baru.

Ini adalah seperti pindah ke suatu negeri yang benar-benar asing
dimana kita harus mempelajari bahasa, kebiasaan dan budaya orang-orang
yang hidup di negeri itu, dan ini adalah ke-warganegaraan kita yang
baru. Tentu saja kalau kita orang Indonesia kita akan tetap berbicara
dalam bahasa Indonesia, kalau kita orang India kita akan tetap
berbicara dalam bahasa India, akan tetapi sekarang kita memiliki
pengertian yang berbeda tentang ungkapan "Surga", "Neraka", "Dosa",
"Keselamatan", "Penghakiman", "Kasih Karunia (Anugrah)", dll.

Kitab Kolose 3:10 mengajarkan kepada kita demikian:

"dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui
untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya
[Penciptanya]"

Nah ketika Kristus bangkit dari kubur, itu adalah peristiwa
kebangkitan tubuh secara betulan. Akan tetapi kita hanya akan menerima
"kebangkitan jiwa", karena kebangkitan tubuh yang baru yang sudah
dipermuliakan dan tidak dapat binasa baru akan terjadi pada saat
pengangkatan (rapture) di hari penghakiman yang terakhir.

Itu adalah saat dimana keselamatan kita disempurnakan dan merupakan
tahap akhir dari keselamatan kita (1 Korintus 15:52, Roma 8:19-23).

Dalam kitab 1 Korintus 15:52-55 kita membaca demikian:

"dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab
nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam
keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena
yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan
yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan
sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan
yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan
genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam
kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah
sengatmu?"

Itu berarti pada saat sekarang ini ketika diselamatkan kita hanya
dibangkitkan di dalam jiwa kita saja. Alkitab mencatat di 2 Korintus
5:17 demikian:

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Ingatlah ini bukan seperti tambalan-tambalan yang ada disana-sini
untuk memperbaiki, tetapi ini seluruhnya adalah baru. Rasul Paulus
yang berada di bawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menulis dengan
rinci tentang keselamatan dalam kitab Roma 7:22-24 demikian:

"Sebab di dalam batinku [jiwaku] aku suka akan hukum Allah, tetapi di
dalam anggota-anggota tubuhku [dagingku] aku melihat hukum lain yang
berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan
hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia
celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?"

Ketika diselamatkan tubuh kita tidak diubah, tetapi akan ada perubahan
yang besar di dalam keberadaan jiwa (hati) kita. Kita akan haus dan
bersuka-cita di dalam hukum-hukum Tuhan karena kita sudah mengalami
kebangkitan jiwa yang baru. Jadi ada "manusia yang lama" (manusia
alami) dan "manusia yang baru". Manusia yang lama menunjuk kepada
jalan kita sebelum kita diselamatkan, dan manusia yang baru menunjuk
kepada "ciptaan yang baru" dimana kita memiliki kebangkitan jiwa yang
baru di dalam Roh Kristus.

Tuhan Yesus menjelaskan kepada Nikodemus dalam kitab Yohanes 3:3 demikian:

"Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan kembali, ia TIDAK dapat melihat Kerajaan Allah."

Kitab Yohanes 3:5-6 menambahkan demikian:

"Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari Air dan Roh, ia TIDAK dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang
dilahirkan dari Roh, adalah roh."

Kitab Matius 5:20 mencatat demikian:

"Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu TIDAK akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Dan Matius 18:3 menambahkan demikian:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu TIDAK akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga."

Seorang "anak kecil" adalah seseorang yang masih lugu dan
sungguh-sungguh patuh kepada orang tuanya. Jadi ciri-ciri dari anak
Tuhan yang sejati ada di dalam keadaan jiwanya yang baru, yaitu dia
sudah dilahirkan kembali dari atas (dari Surga atau dari Tuhan).
Itulah mengapa pada saat kematian datang, dalam keberadaan jiwa, kita
akan pergi untuk hidup bersama dengan Yesus di Surga. Sedangkan tubuh
kita akan dikuburkan di dalam tanah dan kembali menjadi debu.

Keselamatan bisa datang satu menit sebelum kematian, dan orang
tersebut akan pergi ke dalam hadirat Tuhan seperti yang terjadi pada
pencuri yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus (Lukas 23:42-43).
Tuhan memberikan "kebangkitan jiwa yang baru" yang kekal
selama-lamanya pada saat kita diselamatkan.

Dalam kitab Ibrani 12:2 kita membaca demikian:

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman [yaitu pengarang iman], dan yang membawa iman
kita itu kepada kesempurnaan [yaitu penyelesai iman], yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."

Dan kitab Filipi 1:6 dengan singkat menyatakannya demikian:

"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan
yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada
hari Kristus Yesus [yaitu hari kiamat]."

Inilah yang dimaksud dengan "kasih Tuhan" yang setia dan kekal. Ia
akan selalu menuntun kita sehingga terjadi suatu perubahan yang sangat
besar dan nyata antara cara hidup kita setelah diselamatkan dengan
sebelum kita diselamatkan. Alasannya adalah ketika kita diselamatkan
kita sudah membenci dosa sama sekali dan tidak mau untuk berbuat dosa
lagi (1 Yohanes 3:9).

Ketika kita diselamatkan kita hanya dilahirkan kembali dari Roh Tuhan
dalam keberadaan "jiwa" kita saja, tetapi kita masih harus hidup di
dalam "tubuh" yang masih menginginkan dosa (Roma 7). Dengan demikian
akan ada suatu "pertentangan" atau "konflik" yang besar di dalam jiwa
kita yang baru setiap kali kita ingin untuk berbuat dosa.
Kita hanya akan berbahagia ketika kita melakukan segala sesuatu
menurut kehendak Tuhan. Tetapi karena kita masih harus hidup di dalam
tubuh yang belum dibangkitkan maka kita tidak dapat seluruhnya bebas
dari dosa. Ingatlah bahwa setiap pikiran dan kata-kata yang tidak
sesuai dengan Kebenaran sudah merupakan dosa dimata Tuhan. Akan tetapi
gaya hidup kita akan banyak berubah dengan sangat drastis ketika kita
sudah diselamatkan. Bila kita melihat beberapa tahun kebelakang kita
akan melihat banyak perubahan-perubahan yang terjadi karena kita
sedang dipercikkan atau dibersihkan dengan "air yang murni" dari Injil.
Kalau kita sudah mengenal Tuhan, yaitu kalau kita sudah diselamatkan,
kita akan menuruti perintah-perintah-Nya. Dan kita dapat menemukan
segala perintah-perintah-Nya di dalam Alkitab. Dan karena kita sudah
memiliki kebangkitan jiwa yang baru, yaitu Allah Roh Kudus sudah
bersemayam di dalam kita, maka kita akan memiliki hasrat yang jujur,
sungguh-sungguh dan terus menerus untuk melakukan perintah-perintah Tuhan.
Kitab 1 Yohanes 2:3-4 menyatakan tentang keselamatan demikian:
"Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita
menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia,
tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan
di dalamnya tidak ada kebenaran."
"Salvation is of the LORD" (Jonah 2:9)
May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




Air Hidup


Baca: Amsal 10:1-32
Rabu, 25 Februari 2009

JANGAN BOCOR BIBIR

"Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan
dikerat." Amsal 10:31

Menjadi seorang Kristen bukanlah perkara yang mudah. Kita memiliki
beban dan tanggung jawab yang besar di hadapan Tuhan karena kita telah
ditebus dan diselamatkan "… bukan dengan barang yang fana, bukan pula
dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat." (1 Petrus 1:18). Karena itulah Kristus menghendaki kita
menjadi 'duta Kristus' di bumi yaitu sebagai garam dan terang dunia.
Bila kita tidak menjadi pelaku firman Tuhan, kehidupan kita tak ada
bedanya dengan orang fasik.

Fakta menunjukkan banyak terjadi ketidakstabilan dan kurang
pertanggung-jawaban dari orang-orang Kristen dalam banyak hal. Dan
satu contoh yang kian menunjukkan betapa rendahnya kualitas rohani
seorang Kristen adalah 'bocor bibir', banyak bicara soal yang sia-sia.

Banyak anak Tuhan yang belum tahu betapa besar nilai rohani sikap
`menjaga ucapan' dan seringkali meremehkannya. Bila hal ini tidak
penting, Alkitab pasti tidak akan banyak menulis dan mengupasnya.
Jelas dikatakan, "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi
siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (ayat 19 dari Amsal). Dari
sikap dan tutur kata sehari-hari dapat diukur seberapa jauh ketaatan
seseorang terhadap firman Tuhan. Jadi berhati-hatilah terhadap apa
saja yang kita ucapkan! Bukan berarti orang Kristen tidak boleh
bersenda gurau, tetapi kita harus selektif terhadap gaya gurauan kita
karena dengan perkataan sia-sia yang sering kita ucapkan, kita dapat
mudah terjatuh dalam dosa:

1. Kita terjerumus ke dalam perkataan yang jahat: gosip, menyindir,
menghakimi orang lain.

2. Mendorong kita untuk selalu mempercakapkan tentang diri sendiri
(jatuh dalam kesombongan).

3. Dapat terjerat dalam perkataan kotor atau sembrono. Bukankah lebih
baik pengucapan syukur kepada Tuhan yang keluar dari bibir kita? (baca
Efesus 5:4). Telah tertulis, "Lidah orang benar seperti perak
pilihan," (ayat 20a), berarti lidah orang yang benar itu `mahal
harganya' karena tidak sembarangan ia akan menggemakannya, terlebih
lagi untuk hal yang sia-sia.

"Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." Matius 12:36



KEKUATAN TANGANKU

"Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah
kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan
kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan
sumpah kepada nenek moyangmu [Israel rohani]. Ingatlah kepada seluruh
perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang
gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu
dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni,
apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau
makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh
nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup
bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan
TUHAN. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah
menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Maka haruslah engkau
insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang
mengajari anaknya. Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada
perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang
ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.

Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik,
suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari
lembah-lembah dan gunung-gunung; suatu negeri dengan gandum dan
jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu
negeri dengan pohon zaitun dan madunya; suatu negeri, di mana engkau
akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan
kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari
gunungnya akan kaugali tembaga. Dan engkau akan makan dan akan
kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang
baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.

Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan
TIDAK berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan supaya, apabila engkau sudah
makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya,
dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas
serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah
banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN,
Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah
perbudakan, dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar
dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan
tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar
bagimu dari gunung batu yang keras, dan yang di padang gurun memberi
engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya
direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat
baik kepadamu akhirnya.

Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan
tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah
engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan
kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan
perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
seperti sekarang ini. Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN,
Allahmu, dan mengikuti allah lain [yaitu doktrin-doktrin,
perintah-perintah, peraturan-peraturan atau ketetapan yang bukan
berasal dari Alkitab], beribadah kepadanya dan sujud menyembah
kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti
binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu,
kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu." (Ulangan 8:1-20)



Tidak ada komentar: