Entri Populer

Selasa, 28 April 2009


PENGINJILAN ORANG MATI

"Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah."
(1 Petrus 4:6)


Ada banyak orang yang salah mengerti tentang penginjilan kepada orang-orang mati. Orang mati yang dimaksud oleh ayat-ayat seperti ini bukan menunjuk kepada orang-orang yang sudah mati secara fisik, tetapi itu menunjuk kepada orang-orang yang masih hidup secara fisik tetapi mereka masih berada dalam keadaan mati rohani (yaitu belum menerima kebangkitan jiwa yang baru). Ketika seorang manusia meninggal dunia, nasibnya di dalam kekekalan sudah ditentukan, secara rohani tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita lakukan untuk menolong orang yang sudah mati. Itulah sebabnya ketika seorang yang percaya meninggal dunia kita tidak mendoakan jiwa orang yang sudah mati tersebut tetapi kita mendoakan keluarganya yang masih hidup yang ditinggalkannya. Ketika seorang percaya yang sejati meninggal dunia jiwanya langsung pergi untuk berada bersama-sama dengan Kristus di dalam Surga sama seperti yang terjadi pada pencuri yang disalib di samping Yesus (Lukas 23:43).

Dalam kitab Yesaya 38:18 di Perjanjian Lama kita membaca demikian:

"Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut [yaitu dunia orang yang sudah mati secara fisik] tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu."

Dengan kata lain, kita tidak pergi ke kuburan-kuburan dan berkhotbah kepada tulang-belulang yang ada disana, itu adalah pekerjaan yang gila dan sama sekali sia-sia. Kita pergi memberitakan Injil kepada orang-orang yang masih hidup bukan kepada orang yang sudah mati. Di dalam seluruh Alkitab Tuhan menggambarkan orang-orang yang belum diselamatkan sebagai orang-orang yang mati, yaitu orang-orang yang belum menerima kebangkitan rohani.

Kitab Efesus 2:1 mengajarkan kepada kita demikian:

"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu."

Kitab 1 Korintus 15:22 berkata demikian:

"Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus."

Orang-orang yang mati secara rohani ini juga digambarkan sebagai "roh-roh yang berada di dalam penjara" (yaitu tawanan-tawanan Iblis) seperti yang dinyatakan dalam kitab 1 Petrus 3:19-20a (dan banyak ayat-ayat lainnya) demikian:

"dan di dalam Roh itu [yaitu Roh Allah/Roh Kudus/Roh Kristus] juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah ...."

Dan kitab Roma 3:10-16 menjelaskan tentang kematian rohani ini demikian:

"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka ...."

Dan ayat 23 menambahkan demikian:

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan [yaitu citra] Allah"

Manusia diciptakan sempurna, tanpa dosa oleh Allah, mereka diciptakan dalam "gambar dan rupa Allah" (yaitu kemuliaan Allah, atau citra yang baik yang terdapat dalam sifat-sifat Allah), akan tetapi sejak Adam dan Hawa berbuat dosa (yaitu melanggar perintah Allah) mereka menjadi mati secara rohani. Dengan demikian semua manusia yang berasal dari Adam dan Hawa dilahirkan dalam keadaan mati rohani. Kita membaca referensi pertama dari kematian tersebut dalam kitab Kejadian 2:17, dimana Tuhan memperingatkan Adam demikian:

"tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Terjemahan secara literal dari bagian akhir ayat ini adalah:

" ... sebab pada hari engkau memakan kematian dari buah itu, pastilah engkau mati"

Hal ini menunjukkan bahwa setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini "secara rohani adalah sebuah mayat" yang merupakan tingkat pertama dari proses kematian selama hidup mereka yang sementara di dunia ini. Dan kecuali Tuhan membangkitkan jiwanya dari kondisi tersebut sehingga ia memperoleh "kebangkitan pertama", ia pasti akan mengalami "kematian kedua" yang kekal.

Peristiwa kematian secara fisik adalah peringatan yang secara terus-menerus diberikan kepada kita tentang kutukan yang kekal yang akan terjadi pada orang-orang yang tidak diselamatkan. Dan berdasarkan hal ini sekarang kita mengerti ayat yang sulit dalam kitab Roma 7:9-11 yang kita baca demikian:

"Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat [yaitu berbicara tentang Adam]. Akan tetapi sesudah datang PERINTAH itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku."

Disini Rasul Paulus, yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus, menulis tentang apa yang terjadi pada manusia yang pertama (dan juga seluruh umat manusia yang pada waktu itu masih berada di dalam tubuh Adam) -- yaitu Tuhan memberikan Hukum-hukum-Nya kepada umat manusia di taman Eden, kemudian manusia berdosa, dan akibatnya, manusia mati.

Sekarang karena seluruh umat manusia telah berbuat dosa dan kehilangan citra Allah, maka pilihannya manusia harus membayar sendiri upah dosa-dosanya (yaitu kematian kedua yang kekal), atau Tuhan Yesus Kristus sebagai sang Juruselamat membayar upah tersebut untuknya. Tidak ada pilihan yang lainnya tentang hal ini.

Kalau saja Hukum Taurat (atau hukum-hukum Tuhan atau sepuluh perintah Allah) dapat menyelamatkan manusia maka Tuhan Yesus tidak perlu turun dari Surga dan mati di atas kayu salib. Akan tetapi pada kenyataannya hukum-hukum tersebut diberikan justru untuk memperingatkan manusia bahwa pelanggaran mereka banyak, bahkan sangat-sangat banyak. Setiap "pikiran" (atau keadaan hati) kita yang tidak sesuai dengan hukum Tuhan sudah merupakan dosa dimata Tuhan.

Kitab Roma 3:19-20 menjelaskan demikian:

"Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."

Dan ayat 21 - 22 menjelaskan jalan keluarnya demikian:

"Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus [sang Penebus] bagi semua orang yang percaya."

Sekarang kita mengerti mengapa setelah Hukum itu diberikan manusia menjadi "mati" secara rohani, karena dalam sifat alaminya manusia berada dalam pemberontakan terhadap Tuhan. Akan tetapi manusia baru, yaitu orang-orang yang telah menerima anugrah "kebangkitan jiwa yang baru" mereka justru akan bersuka-cita di dalam hukum-hukum Tuhan. Dan sekarang kita mengerti mengapa dalam kitab Matius 22:32 Tuhan berkata demikian:

"Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."


"Ye also, as lively stones, are built up a spiritual house, an holy priesthood, to offer up spiritual sacrifices, acceptable to God by Jesus Christ" (1 Peter 2:5)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




NASIB MALANG

"yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini." (Yesaya 45:7)


Ini adalah pernyataan yang berasal dari mulut Tuhan, dan ungkapan yang menggangu adalah pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan nasib malang. Dalam pikiran kita seringkali kita menghubungkan nasib malang dengan dosa. Akan tetapi Tuhan menggunakan kata "malang" dalam berbagai cara, dan Tuhan menggunakan kata "malang" terutama sekali dalam hubungannya dengan "hari penghakiman". Dan itu adalah hal yang sangat buruk. Pada hari penghakiman yang terakhir orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam kematian kedua yang kekal, mereka tidak mendapatkan hadiah hidup yang kekal. Dan itu adalah sebuah kemalangan yang sangat besar.

Letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan, dll. juga adalah hal yang sangat buruk karena itu menghancurkan banyak harta benda dan jiwa. Gempa bumi, banjir atau bencana alam apa saja adalah hal-hal yang membawa kemalangan, dan Tuhan mengambil tanggung jawab penuh untuk hal-hal seperti ini. Segala bencana-bencana yang seperti ini merupakan gambaran dari penghakiman Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan berkata bahwa Ia menciptakan nasib malang. Akan tetapi ketika kita melihat hal-hal ini terjadi kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, bagaimana jika hal itu terjadi kepada saya? Apakah saya sudah siap untuk bertemu dengan Tuhan?

Ingatlah bahwa Tuhan tidak menciptakan dosa, dosa sepenuhnya datang dari dalam "hati" manusia. Kitab Yakobus 1:13-15 menjelaskan demikian:

"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. TETAPI tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."

Dan kitab Matius 15:18-19 menyatakan demikian:

"Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Adalah sangat menarik sewaktu kita berdoa Bapa Kami yang kita baca di Matius 6:9-13 kita berkata:

"Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan [yaitu roti] kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan [yaitu penghakiman], tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)"

Ungkapan "lepaskanlah kami dari pada yang jahat" berarti kita berdoa untuk dilepaskan dari "perbudakan dosa" atau "perbudakan Iblis". Ini adalah doa seseorang yang menginginkan keselamatan menurut syarat-syarat Tuhan.

Disini kita berdoa supaya tidak dimasukkan ke dalam pencobaan, yaitu dilepaskan dari penghakiman Tuhan. Kita berdoa supaya dosa-dosa kita diampuni seperti kita juga mengampuni dosa orang-orang yang bersalah kepada kita. Akan tetapi pertanyaannya dapatkah kita mengampuni dosa? Jawabannya adalah Tidak. Hanya Tuhan yang dapat menebus dosa-dosa manusia.

Kita mungkin dapat melupakan dosa orang-orang yang bersalah kepada kita untuk kebaikan kita sendiri, tetapi untuk menebus "upah" dari dosa seperti yang dituntut oleh Allah, hanya Tuhan Yesus Kristus yang dapat melakukannya. Hal yang pertama dan terutama dari sebuah dosa, dosa itu adalah dosa terhadap Tuhan, yaitu melakukan pelanggaran terhadap perintah-perintah Tuhan (Mazmur 41:4, Mazmur 51:4, Kejadian 20:6, Kejadian 39:9, Nehemia 9:29).

Jadi bila ada satu buah dosa yang paling kecil saja yang tidak ditebus oleh Tuhan, maka kita akan berakhir di dalam hukuman yang kekal. Dengan demikian kita mengerti bahwa satu-satunya jalan supaya kita dapat dibebaskan dari penghakiman Allah adalah melalui Tuhan Yesus Kristus.


"Go ye into all the world, and preach the gospel to every creature" (Mark 16:15)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




KEYAKINAN IMAN

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." (Ibrani 10:22)


Satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah bagaimana saya mengetahui bahwa saya sudah benar-benar diselamatkan? Dapatkah seseorang benar-benar mendapatkan keyakinan tentang keselamatan tersebut? Ada banyak orang-orang yang sudah sekarat dan sedang menuju pada kematian tetapi mereka tidak memiliki keyakinan akan keselamatan mereka. Selalu mereka berkata, "Saya harap demikian, saya harap semuanya baik-baik saja." Jadi mereka tidak benar-benar memiliki keyakinan tersebut. Dan itu adalah suatu cara yang buruk untuk menjalani hidup ini. Itu adalah cara yang buruk karena tanpa keyakinan tersebut, atau jika kita merasa masih ada suatu kemungkinan yang besar bahwa kita akan berakhir di dalam hukuman kekal, kemungkinan itu adalah benar bahwa kita akan berakhir disana. Betapa tanggungan yang sangat berat yang harus kita pikul dalam kehidupan yang semacam itu.

Disisi yang lain jika kita memiliki keyakinan iman, jika kita mengetahui bahwa kita adalah seorang anak Tuhan yang sejati, maka kita dapat dengan yakin berbagi Injil dengan orang-orang yang lain karena kita telah mempelajari apakah Injil itu. Dan selagi kita membaca Alkitab kita dapat mempelajari lebih dan lebih banyak lagi tentang program keselamatan Tuhan yang pada gilirannya akan membuat keyakinan kita semakin lama semakin bertambah kuat.

Dalam kitab Ibrani 10:22a kita membaca demikian:

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh .... "

Bukankah itu terdengar sangat baik? Ada suatu keyakinan iman yang teguh. Tetapi untuk masuk ke dalam hal itu kita harus melihat pada ayat 16-18 dimana Tuhan berkata tentang Perjanjian Yang Baru ketika Ia berkata:

"sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban [yaitu kurban binatang] karena dosa."

Nah bagaimanakah kondisi kita sebelum kita diselamatkan? Berbicara secara rohani bagaimanakah kondisi dari "hati" kita sebelum kita diselamatkan? Itu adalah hati yang salah, atau licik, bukankah begitu? Ingatlah dalam kitab Matius 15:19 kita membaca demikian:

"Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Sebelum diselamatkan hati kita adalah salah, hati kita adalah jahat. Jadi bagaimana kita bisa mendapatkan hati yang benar? Ingatlah bahwa ungkapan "Benar" sesungguhnya ber-identifikasi dengan Tuhan Yesus sendiri. Dalam kitab Yohanes 14:6 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup .... "

Nah, pada saat kita datang ke dalam hadirat Tuhan Yesus kita berada di dalam hadirat Kebenaran. Itulah tepatnya apa keselamatan itu. Kita telah meninggalkan suatu lingkungan, atau suatu tempat, dimana segala sesuatunya adalah salah (atau tidak benar) dimana Iblis berkuasa disitu sebagai Bapa dari segala dusta. Dan ingatlah kitab Roma 3:4a menjelaskan kepada kita demikian:

"Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong ..... "

Kita telah meninggalkan semua hal itu dan sekarang kita berada di dalam hadirat Yang Maha Kuasa, di dalam tempat yang paling kudus dari yang maha kudus, dimana segalanya adalah Kebenaran. Kita telah dibawa masuk menembus tirai untuk masuk ke ruang maha kudus. Kita telah menembus tirai tersebut melalui tubuh Kristus. Kita telah datang ke dalam hadirat Allah dan Allah telah membuat kita memenuhi syarat sehingga kita dapat berdiri disana untuk memiliki hubungan yang erat dengan-Nya.

Nah, bagaimana caranya Tuhan membuat kita memenuhi syarat? Dia membuat kita memenuhi syarat dengan cara membayar upah dosa-dosa kita sehingga kita bisa mendapatkan "kebangkitan jiwa" yang sama sekali baru dimana di dalamnya kita sudah tidak mau untuk berbuat dosa lagi. Jadi kita bukan hanya berada di dalam hadirat Kebenaran saja, tetapi kita juga menjadi bagian dari Kebenaran tersebut. Untuk mengatakannya dengan cara yang lain, Roh Allah sendiri atau Roh Kristus "bersemayam" di dalam diri kita sebagai Kebenaran tersebut.

Sekarang kita dapat datang mendekat kepada-Nya dengan hati yang benar atau tulus ikhlas. Kita dapat datang kesana karena Allah telah membuat kita memenuhi syarat supaya kita dapat memiliki hubungan yang sempurna dengan-Nya. Akan tetapi itu bukan berkata bahwa kita harus datang kepada-Nya dengan hati yang tanpa dosa. Tuhan tidak berkata bahwa kita harus datang tanpa kesalahan. Selagi kita terus membaca ayat ini kita akan menemukan apa yang akan terjadi kepada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang masih ada melekat pada kita.

Pertama-tama kita mau menekankan bahwa karena kita telah memiliki kebangkitan jiwa yang baru, karena kita telah dilahirkan kembali dari atas (dari surga), karena Allah sendiri dalam bentuk Roh bersemayam di dalam diri kita, oleh karena itu kita dapat memiliki hati yang benar. Sekarang kita tidak takut-takut lagi membaca Firman Tuhan, Alkitab, yang adalah satu-satunya Kebenaran dan kita kagum pada informasi-informasi indah yang ada tertulis di dalamnya, dan disitu kita membaca bagaimana Kristus telah membayar untuk segala upah dari dosa-dosa kita.

Kita juga dapat membaca tentang darimana kita berasal dan bagaimana dosa masuk ke dalam dunia ini. Kita juga membaca tentang bagaimana kehendak kita sendiri harus dihancurkan dihadapan Tuhan. Kita tidak dapat datang kepada Tuhan dengan kehendak kita sendiri tetapi kita harus menyerahkan seluruh kehendak kita kepada Kristus. Kita juga membaca tentang kenyataan bahwa kita harus percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Kita menerima segala hal dengan sukacita dan kita tidak mau ber-argumentasi dengan Tuhan.

Kita mengetahui bahwa ini adalah Firman Tuhan dan hal itu adalah cukup bagi saya. Kita harus ingat Tuhan memberitahukan kita bahwa kita memiliki keyakinan iman ini karena adalah Tuhan sendiri yang telah menuliskan hukum-hukum-Nya di dalam hati kita. Tuhan sendiri yang telah menyatakan bahwa dosa-dosa kita tidak akan diingat-ingat lagi. Tuhan sendiri yang telah menetapkan bahwa kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban binatang. Dan Tuhan sendiri telah menyatakan bahwa melalui tubuh Kristus kita memiliki jalan masuk ke dalam tempat Kudus yang paling kudus, dimana selama masa Perjanjian Lama hanya imam besar saja yang boleh masuk ke dalamnya. Tetapi sekarang kita dapat masuk kesana karena Kristus telah menyediakan jalan bagi kita untuk dapat masuk kesana. Allah telah menyatakan bahwa sekarang kita memiliki Imam Besar Agung, yaitu Kristus, yang menjadi Pengantara bagi kita.

Kemudian anda ingat bahwa Tuhan berkata, "dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jika kita telah memiliki keyakinan iman yang teguh apakah kita akan mendebatkan pernyataan ini? Jika Tuhan berkata bahwa "dosa-dosa kita tidak akan diingat lagi", apakah kita akan ber-argumentasi, tunggu sebentar, tunggu sebentar, hal itu adalah keterlaluan. Adalah baik bahwa Tuhan telah memaafkan kita akan tetapi Tuhan harus memiliki catatan yang kekal. Kita harus memiliki suatu catatan supaya suatu waktu nanti kita dapat melihat pada masa lalu kita.

Jadi kita mencoba untuk menempatkan Tuhan di dalam cara kerja kita. Kadang-kadang kita melakukan hal tersebut, bukankah begitu? Ada banyak orang yang akan berkata, oh ya, dia telah berdosa terhadap saya, dan saya telah memaafkannya. Saya telah memaafkannya tetapi saya menyimpan dosa tersebut di dalam hati saya supaya lain kali dia berbuat dosa yang sama saya dapat berkata, "Lihatlah ia berbuat hal itu lagi." Saya masih ingat bagaimana ia melakukannya pada waktu itu dan sekarang ia melakukannya lagi.

Nah apakah kita melupakan dosa-dosa itu sama sekali? Jawabannya adalah tidak. Akan tetapi ketika Tuhan berkata bahwa "Ia tidak akan mengingat-ingatnya lagi" kita percaya kepada Tuhan dengan iman. Kita benar-benar dapat bergantung secara penuh kepada Tuhan. Dan Ia tidak akan membawa hal itu lagi ke hadapan kita. Hal itu sulit untuk dipercaya, tetapi tidak sulit untuk dipercaya oleh anak-anak Tuhan karena mereka telah mempelajari selagi mereka membaca Alkitab tentang bagaimana Tuhan dengan setia memenuhi segala janji-janji-Nya dan bagaimana Tuhan telah melakukan hal-hal yang besar yang berada jauh diluar dugaan manusia.

Dalam kitab Roma 4:6-8 kita membaca demikian:

"Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya [yaitu berdasarkan anugrah]: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."


"Give us day by day our daily bread." (Luke 11:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



KEBANGKITAN PERTAMA

"Berbahagia [diberkatilah] dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka ..... " (Wahyu 20:6a)


Kebangkitan pertama adalah sebuah langkah yang sangat penting dalam program keselamatan Tuhan. Dan itu adalah "kebangkitan rohani" dari jiwa orang-orang pilihan Tuhan yang dalam kondisi alaminya setiap dari mereka adalah mati secara rohani. Hal itu terjadi karena orang-orang percaya yang sejati tidak lagi menjadi subjek dari "kematian kedua" -- kematian kedua tidak berkuasa lagi atas mereka. Dan bagian selanjutnya dari Wahyu 20:6 berkata demikian:

" ..... tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya."

Perhatikan 5 karakteristik dari orang-orang yang telah mengalami "kebangkitan pertama" yang dinyatakan dalam ayat tersebut sebagai berikut:

(1) Mereka berbahagia (yaitu diberkati secara rohani)
(2) Mereka kudus (yaitu dosa-dosa mereka telah diampuni semuanya)
(3) Kematian kedua tidak berkuasa lagi atas mereka
(4) Mereka menjadi imam-imam Allah (yaitu pengantara antara Allah dan manusia)
(5) Melalui Injil mereka memerintah bersama-sama dengan Kristus

Semua lima dari karakteristik ini diberikan kepada setiap dari orang percaya yang sejati -- yaitu mereka-mereka yang telah dilahirkan kembali dari atas. Karena manusia terdiri dari dua bagian, yaitu tubuh dan jiwa, maka rencana Tuhan untuk memulihkan orang-orang pilihan-Nya untuk berada bersama dengan Tuhan sesungguhnya menyangkut dua kebangkitan -- pertama kebangkitan jiwa, dan kedua adalah kebangkitan tubuh yang akan terjadi pada akhir zaman. Yesus berbicara tentang "kebangkitan pertama" dari jiwa-jiwa umat pilihan-Nya dalam kitab Yohanes 5:25 demikian:

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba [yaitu sekarang], bahwa orang-orang mati [rohani] akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."

Walaupun tubuh dan jiwa kita akan dipisahkan ketika kita mati secara fisik, rencana Tuhan untuk setiap umat manusia adalah untuk menyatukan kembali tubuh dan jiwa mereka pada Hari Yang Terakhir dari keberadaan bumi ini. Tubuh dari semua orang yang percaya akan dibangkitkan pada Hari Yang Terakhir, seperti yang Tuhan nyatakan dalam kitab Yohanes 5:28-29 demikian:

"Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum."

Sekarang marilah kita melihat bagaimana Alkitab memberikan defisi dari ungkapan ini. "Mereka yang telah berbuat baik" menunjuk kepada orang-orang percaya yang sejati, yang telah mengalami "kebangkitan pertama" di dalam keberadaan jiwa mereka dan akan menerima tubuh yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa pada Hari Yang Terakhir. Tubuh mereka akan dirubah sehingga menjadi "serupa" dengan tubuh Kristus yang sudah dipermuliakan, seperti yang kita baca dalam kitab Filipi 3:20-21 demikian:

"Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga SERUPA dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya."

Dengan demikian, kita dapat berkata bahwa hanya orang-orang pilihan yang akan mengalami dua kebangkitan. Yaitu kebangkitan "jiwa" pada saat mereka diselamatkan, dan kemudian kebangkitan "tubuh" pada saat pengangkatan (rapture) terjadi di akhir zaman. Dan kebangkitan tubuh itu akan terjadi dalam "sekejap mata", seperti yang dijelaskan dalam kitab 1 Korintus 15:52-55 sbb:

"dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Lebih lanjut marilah kita memeriksa pernyataan yang indah dari Tuhan Yesus Kristus dalam kitab Yohanes 11:23-26 demikian:

"Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

Bagian ini berada dalam konteks ketika Yesus membangkitkan Lazarus, saudara laki-laki Martha, dari kematian fisik. Akan tetapi sebenarnya Yesus sedang berbicara dalam "perumpamaan" tentang kebangkitan rohani yang terjadi pada saat keselamatan. Walaupun Martha tidak mengerti seluruhnya tentang hal tersebut, dia telah memiliki pengertian yang benar tentang kebangkitan tubuh yang akan terjadi pada Hari Yang Terakhir. Dan kitab Yohanes 12:48 mengajarkan bahwa Hari Yang Terakhir adalah Hari Penghakiman untuk mereka semua yang tidak diselamatkan yang pernah hidup dalam seluruh sejarah dunia ini. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Barangsiapa menolak Aku [yaitu menolak Kristus], dan tidak menerima perkataan-Ku [yaitu tidak menerima Firman Tuhan, Alkitab], ia sudah ada hakimnya, yaitu Firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman."

Disisi yang lain kitab Wahyu 2:11b berkata tentang orang-orang yang percaya demikian:

"Barangsiapa menang, ia [yaitu orang-orang yang percaya] tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."


"All scripture is given by inspiration of God, and is profitable for doctrine, for reproof, for correction, for instruction in righteousness" (2 Timothy 3:16)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



FIRMAN

"Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu." (Ulangan 11:18)


Dalam waktu kita bersama kali ini kita akan melihat pada ungkapan "perkataanku" dalam ayat yang sangat menonjol ini, ungkapan "perkataanku" menunjuk kepada "Firman Tuhan" yang ditemukan di dalam seluruh Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Dan perhatikan bahwa ungkapan "hati", "jiwa" (atau roh), "tangan", dan "dahi" (yaitu pikiran) menunjuk kepada hal yang sama. Tangan atau kaki digunakan sebagai tanda yang akan menunjang segala sesuatu yang kita lakukan, sedangkan "dahi" (pikiran), "hati" dan "jiwa" mengandung maksud dari tujuan kita.

Lebih lanjut ungkapan "perkataan" juga menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus, yang merupakan "Sang Firman" (atau "logos"), seperti yang dinyatakan dalam kitab Yohanes 1:14 demikian:

"Firman [logos] itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan Kebenaran."

Dan kitab Yohanes 6:68 mencatat demikian:

"Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal"

Sesungguhnya Tuhan Yesus adalah fokus yang utama baik dalam kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru seperti yang Kristus katakan dalam kitab Yohanes 5:39 demikian:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"

Dan dalam kitab Lukas 24:44 Kristus berkata demikian:

"Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Sedangkan Mazmur 138:2b mencatat pernyataan yang sangat menakjubkan ini:

"... sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu [yaitu firman-Mu] melebihi segala sesuatu."

Ingatlah nama Tuhan yang terakhir adalah Yesus, yaitu nama Tuhan sebagai sang Juruselamat (Matius 1:21). Kemudian kitab 1 Yohanes 1:1-3 menyatakan bahwa para rasul berhubungan sangat dekat dengan Tuhan ketika mereka "mendengarkan", "melihat", "mencari" dan "memegang" -- Firman yang diberkati. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang FIRMAN HIDUP -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu. HIDUP itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."

Perhatikan dengan sangat berhati-hati bahwa para rasul (dan semua orang-orang yang percaya) juga "memberitakan" kepada orang-orang lain pesan-pesan kebenaran dari Injil Anugrah Kristus. Pada hari kita sekarang ini ketika kemurtadan dan injil-injil palsu menyebar dengan sangat hebat seperti api, kita harus mengingat nasihat dari kitab Galatia 1:6-9 yang berkata demikian:

"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia."

Kita berada dalam kewajiban ilahi untuk memastikan bahwa Injil yang kita beritakan harus setia berdasarkan Alkitab saja dan keseluruhannya, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Kitab 2 Timotius 2:15-16 adalah peringatan yang baik bagi mereka-mereka yang mengaku sebagai pelayan-pelayan Kristus, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan Kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan."

Hal ini berlaku bagi mereka semua yang sudah dilahirkan kembali dari atas. Ini juga adalah tugas yang utama bagi kita yang menjadi orang tua, terutama para ayah, seperti yang ditekankan dengan jelas dalam ayat-ayat berikut ini:

Kitab Efesus 6:4 menasihatkan demikian:

"Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah [yaitu besarkanlah atau ektrepho:G1625] mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."

Dan kitab Mazmur 78:1-8 menegaskan demikian:

"Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya. Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya; dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah."

Dan kitab Amsal 1:8-9 mengajarkan demikian:

"Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu [yaitu Bapa Surgawi], dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu [yaitu para pengantin rohani Kristus - Matius 12:48] sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu."

Dan kitab Amsal 4:1-7 menyatakan demikian:

"Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan HIDUP. Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian."

Biarlah Tuhan menebus kita semua melalui kasih karunia-Nya, sehingga kita patuh pada nasihat dalam kitab Efesus 4:15 yang berkata demikian:

"tetapi dengan teguh berpegang kepada Kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

Dan akhirnya kitab Kisah Para Rasul 4:20 menyatakan demikian:

"Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."


"In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God." (John 1:1)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


Tidak ada komentar: