Entri Populer

Kamis, 04 Juni 2009

DOA KESELAMATAN

"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini, Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, Aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak: Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:10-14)


Ada banyak orang yang ingin menanamkan kesan kepada Tuhan, "Lihatlah betapa kerasnya saya berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan". Akan tetapi bagaimanakah si pemungut cukai yang diselamatkan itu telah datang kepada Tuhan? Apakah dia berkata, "Oh Tuhan, Engkau mengetahui berapa banyak aku mengasihi Engkau, dan Engkau mengetahui bagaimana aku sedang benar-benar berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak-Mu. Dan aku telah menerima Yesus sebagai Juruselamatku (band. Yohanes 15:16-19)." Nah, bukan demikian yang dilakukannya, itu bukanlah cara bagaimana si pemungut cukai telah datang kepada Tuhan, tetapi ia hanya berkata, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini".

Nah, siapapun yang membaca hal ini seharusnya berkata, "Saya memiliki suatu harapan yang besar untuk keselamatan. Saya tidak patut menerimanya, tetapi mungkin Tuhan akan menyelamatkan saya juga." Kita mengetahui Alkitab menyatakan bahwa Tuhan tidak membedakan orang. Siapapun dapat menjadi salah satu dari umat pilihan Tuhan, dan hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja mereka itu, dan itu sepenuhnya adalah urusan dan hak Tuhan.

Sekarang kita dapat memahami sifat dasar dari rencana keselamatan Tuhan dimana Dia-lah yang melakukan seluruh pekerjaan keselamatan (Efesus 2:8-9, Wahyu 14:7, Wahyu 16:9). Dan sewaktu Dia melaksanakan program keselamatan-Nya terdapat suatu dinamika yang misterius antara Tuhan dan umat-Nya di mana Tuhan mengharapkan kita untuk melakukan kehendak-kehendak-Nya walaupun kita telah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita.

Akan tetapi ingatlah segala pekerjaan baik yang kita lakukan "setelah" kita diselamatkan adalah "hasil" dari keselamatan, hal itu tidak pernah menjadi "penyebab" atau "dasar" dari keselamatan. Setelah diselamatkan kita bersyukur dan memuliakan Tuhan karena penyelamatan-Nya yang ajaib. Pada dasarnya hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja yang merupakan umat pilihan-Nya. Kita tidak dapat mengetahui secara pasti siapa-siapa saja mereka itu. Jika saya bukan merupakan salah satu dari umat pilihan Tuhan, pekerjaan saya sendiri atau usaha keras saya untuk masuk ke dalam Kerajaan Tuhan tidak akan menjadikan diri saya diselamatkan. Tindakan saya untuk membaca Alkitab tidak menjamin bahwa saya pasti akan diselamatkan. Tetapi untuk berada dibawah pendengaran Firman Tuhan merupakan lingkungan yang baik dimana Tuhan akan menyelamatkan umat-Nya, dan saya harus menanti pada Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya di dalam hidup saya.

Dalam kitab Zefanya 2:3 kita membaca perintah supaya umat manusia "mencari Tuhan", dan itu adalah perintah yang tersebar di dalam seluruh Alkitab, disitu kita baca:

"Carilah TUHAN hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN."

Ungkapan "hukum" merupakan kata yang sama dengan Firman, sewaktu kita benar-benar berpikir mengenai ayat ini, kita akan menyadari bahwa kita tidak memiliki sesuatu apapun untuk diberikan kepada Tuhan. Semakin banyak kita melihat dari Firman Tuhan, kita belajar betapa tercelanya diri kita. Kitab Roma 3:10-18 berkata tentang orang-orang yang belum diselamatkan demikian:

"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar, yaitu Tuhan Semesta Alam - band. Yohanes 6:65]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Kemudian bagian yang terakhir dari Zefanya 2:3 berkata, "carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan." Kata Ibrani untuk ungkapan "mungkin" dalam ayat ini benar-benar berarti "mungkin". Dengan kata lain, kita hendaknya datang dengan sangat rendah hati kepada Tuhan dan memohon, "Ya Tuhan kasihanilah saya, saya tidak patut untuk menerima keselamatan, saya mengetahui bahwa saya adalah seorang berdosa tetapi saya mengetahui bahwa Engkau-lah satu-satunya harapan bagi saya, tetapi ya Tuhan bilamana itu sudah merupakan kehendak-Mu saya juga ingin untuk menjadi diselamatkan."

Kemudian kita harus menunggu Tuhan (Ratapan 3:26, Mazmur 130:5, Yesaya 40:31). Dan jika kita memang pada akhirnya menemukan bukti-bukti di dalam kehidupan kita, bahwa kita memiliki hasrat yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan, maka kita mengetahui bahwa hal itu terjadi karena Tuhan telah menyelamatkan kita. Kita akan mengetahui bahwa Tuhan telah memilih kita untuk keselamatan dan itu bukan terjadi karena kita layak di dalam segi apapun. Tuhan-lah yang telah melakukan segala pekerjaan untuk keselamatan dalam semua aspek-aspeknya, itulah sebabnya segala kemuliaan, kemegahan, kehormatan dan puji-pujian atas keselamatan hanya patut diberikan kepada Tuhan. Dan kita tidak mempunyai bagian sama sekali, tidak sama sekali. Kita tidak bisa meminta pujian atau yang semacam itu. Apa yang bisa kita lakukan hanyalah mengeleng-gelengkan kepala dalam kekaguman dan keheranan dan berkata, "Mengapa Ia juga menyelamatkan saya?"


"I wait for the LORD, my soul doth wait, and in His word do I hope" (Psalm 130:5)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



TUHAN ADALAH GEMBALAKU

"Mazmur Daud. TUHAN [Yehovah] adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu [Ibrani 1:8], itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mazmur 23:1-5)


Ada banyak orang di seluruh dunia yang mengetahui Mazmur yang sangat indah ini, akan tetapi sayangnya ini adalah salah satu bagian Alkitab yang paling banyak disalah mengerti. Kita sering mendengar seseorang membaca Mazmur ini dan mengartikannya bahwa pernyataan ini berlaku untuk semua orang, tetapi adalah tidak mungkin bahwa semua orang akan "diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa" atau "rumah Tuhan yang kekal" karena hal itu sebenarnya menunjuk kepada Kerajaan Tuhan yang kekal yang hanya akan didiami oleh orang-orang yang Tuhan sudah rencanakan untuk Ia selamatkan.

Arti yang sebenarnya dari ungkapan "Tuhan adalah gembalaku" adalah Allah Yehovah adalah Gembala kita jika kita adalah salah satu dari "domba-domba-Nya". Hal itu hanya akan terjadi bila Tuhan sudah menyelamatkan kita dengan memberikan anugrah "kebangkitan jiwa yang baru" dan membebaskan kita dari kutukan yang kekal, dalam kitab Yohanes 10:11 Kristus berkata demikian:

"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu"

Dan ayat 27 - 30 melanjutkan demikian:

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."

Tuhan Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya untuk membayar upah dari dosa "domba-domba-Nya" atau umat pilihan. Kalau dosa-dosa anda belum ditebus oleh darah Kristus, maka anda harus membayarnya dengan nyawa anda sendiri, tidak ada pilihan lain mengenai hal itu (Ibrani 9:22). Dan Tuhan menjelaskan bagaimana Ia memperdulikan "domba-domba-Nya" dalam kitab Yehezkiel 34:11-13 demikian:

"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya AKU sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah AKU akan mencari domba-domba-Ku dan AKU akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. AKU akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; AKU akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu."

Dan ayat 14 - 16 menyatakan demikian:

"Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel. AKU sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan AKU akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; AKU akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya [yaitu dengan keadilan - KJV]."

Tuhan menggunakan bahasa perumpamaan ketika berbicara mengenai diri-Nya sebagai "Gembala Yang Baik" dan umat-Nya diumpamakan sebagai "domba-domba", dan itulah caranya Tuhan mengajarkan kepada kita "kebenaran rohani" dari Injil Kristus di dalam Alkitab (Markus 4:34, Matius 13:34). Dan ungkapan "rumput" dan "air" adalah makanan dan minuman rohani yang diperlukan supaya domba-domba itu dapat bertumbuh di dalam kasih karunia Tuhan. Sedangkan ungkapan "gunung-gunung Israel" dalam ayat ini menunjuk kepada Kerajaan Allah yang kekal, yaitu rumah yang kekal milik orang-orang yang Allah telah pilih sejak sebelum dunia dijadikan untuk Ia selamatkan.

Kitab 1 Korintus 3:9, 16 berkata demikian:

"Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah...... Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"

Kitab 1 Petrus 2:5 menjelaskan demikian:

"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah."

Dan kitab Yohanes 2:19-21 menyatakan demikian:

"Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak [rubuhkan - KJV] Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri."

Lebih lanjut, hanya orang-orang yang telah benar-benar menjadi anak-anak Tuhan yang dapat berkata dari hati yang paling dalam "aku takkan kekurangan" karena mereka telah menerima hadiah yang tidak terhingga nilainya, yaitu kehidupan kekal. Mereka menjadi "ahli waris" bersama-sama dengan Kristus di dalam Kerajaan Allah yang kekal di dalam langit yang baru dan bumi yang baru. Kitab Roma 8:16-17 menyatakan kepada kita demikian:

"Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia."

Akhirnya dalam Ibrani 13:20-21 kita membaca puji-pujian kepada sang Gembala Agung demikian:

"Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin."

Mungkinkah bahwa anda adalah salah satu dari domba-domba-Nya sehingga anda juga akan bersyukur, memuji dan memegahkan Dia untuk keselamatan-Nya yang ajaib, seperti yang dinyatakan dalam kitab Mazmur 79:13 demikian:

"Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun."


"... Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment is come ..." (Revelation 14:7)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



YESUS MENANGIS


"Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)


Kita telah mengetahui bahwa perintah-perintah Tuhan mencakup seluruh Alkitab, seluruh Alkitab adalah Firman Tuhan, setiap kata yang ada dalam bahasa-bahasa asli Alkitab keluar dari mulut Allah sendiri (2 Petrus 1:20-21, 2 Timotius 3:16). Oleh karena itu orang-orang yang sudah diselamatkan memiliki suatu kerinduan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk taat kepada seluruh pengajaran Alkitab.

Berdasarkan kitab Yohanes 14:21 kita mengetahui bahwa mengasihi Allah adalah sama dengan menjalankan hukum-hukum-Nya, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Dan dalam kitab Wahyu 2:4-5 Tuhan memperingatkan demikian:

"Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu [yaitu tempat lilin] dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat."

Akan tetapi disisi yang sama dimana Allah mengatakan agar kita mengasihi Allah dengan sekuat hati, jiwa, kekuatan dan pikiran, Ia juga memberikan perintah supaya kita mengasihi sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri sendiri. Demikianlah Allah telah memilih salah satu aspek dari kasih kita terhadap Allah dengan menekankan pentingnya mengasihi sesama. Kemudian Allah juga memberikan kita suatu standar melalui mana kita harus mengukur kasih kita terhadap sesama kita, yaitu bahwa kasih kita terhadap sesama kita harus setara atau sama dengan kasih kita terhadap diri kita sendiri. Yaitu, bila kita tidak mau jatuh ke dalam hukuman kutukan yang kekal kita juga harus memberitahukan orang-orang yang lain bahwa ada Jalan keluar dari masalah dosa.

Kita belajar dari perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati bahwa sesama kita ialah siapapun yang membutuhkan pertolongan (Lukas 10:29-37). Tentu saja hal ini meyakinkan kita bahwa setiap orang yang masih belum diselamatkan masih membutuhkan pertolongan secara rohani, dan merekalah sesama kita manusia. Oleh karena itu, sebenarnya, sesama kita ialah setiap orang yang ada di dunia ini. Karena kita harus mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri, kita harus benar-benar merindukan hal yang terbaik bagi mereka, dan hal yang terbaik yang dapat terjadi pada mereka ialah keselamatan yang kekal.

Akan tetapi, bagaimana situasinya jika seseorang mati dalam keadaan belum diselamatkan? Apakah kita masih harus mengasihi dia? Alkitab menjawab pertanyaan itu dalam kitab Matius 5:44 dimana Tuhan berkata demikian:

"Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

Di tempat lainnya Alkitab mengajarkan bahwa -- musuh kita adalah setiap orang yang masih belum diselamatkan (Kolose 1:13, Kis. 26:18, 1 Petrus 2:9). Walaupun kecendrungan bahwa banyak dari para musuh ini akan menjadi diselamatkan cukuplah jauh, namun demikian kita harus mengasihi mereka. Kasih kita terhadap orang-orang yang belum diselamatkan bahkan setelah mereka mati didemonstrasikan oleh Daud dan Yesus. Selama kira-kira 15 tahun terakhir dari kehidupan raja Saul, ia selalu mencoba dengan segala cara untuk membunuh Daud. Namun demikian, ketika Raja Saul mati, Daud mengekspresikan kesedihan dan kasihnya yang amat dalam, seperti yang dinyatakan dalam kitab 2 Samuel 1:19 dan 24, dimana Daud yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus berkata demikian:

"Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan! ......... Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu."

Dan dalam kitab 2 Samuel 2:5 kita membaca demikian:

"maka Daud mengirim orang kepada orang-orang Yabesh-Gilead dengan pesan: "Diberkatilah kamu oleh TUHAN, karena kamu telah menunjukkan kasihmu kepada tuanmu, Saul, dengan menguburkannya."

Daud memperlihatkan kasih dan rasa hormatnya untuk Saul, musuhnya yang sudah mati, bahkan Daud mengekspresikan kasihnya yang lebih besar lagi kepada anaknya Absalom yang jahat dan memberontak. Ketika Absalom kira-kira berusia 25 tahun, ia mulai berencana jahat terhadap ayahnya. Kerinduannya ialah untuk mengambil alih takhta Israel dari tangan ayahnya. Dan pada kenyataannya pemberontakannya menjadi begitu lantang dikumandangkan sehingga Daud dipaksa untuk melarikan diri dari Yerusalem sehingga Absalom tidak harus membunuh dia.

Akan tetapi kasih Daud yang sangat besar bagi anak laki-lakinya yang jahat, yang akhirnya dibunuh oleh seorang jenderal dalam pasukan Daud, diekspresikan dengan sangat kuat dalam kitab 2 Samuel 18:33, yang kita baca demikian:

"Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: "Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!"

Kasih Daud terhadap Absalom mengekspresikan kasih yang seharusnya kita tunjukkan kepada sesama kita manusia. Kita tidak boleh bersukacita atas kematian seorang musuh, melainkan kita harus bersedih karena mereka akan mengalami murka Allah yang menimpa semua orang yang tidak diselamatkan. Dalam kitab Yehezkiel 33:11 Tuhan menyatakan demikian:

"Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup...."

Bahkan lebih dramatis lagi, kita melihat kasih Kristus terhadap orang-orang yang harus mengalami murka Allah, seperti yang kita baca dalam kitab Lukas 19:41-44 demikian:

"Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu [yaitu Yerusalem], Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."

Dan kitab Ibrani 2:3 menasihatkan demikian:

"bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai"


"For the earth shall be filled with the knowledge of the glory of the LORD, as the waters cover the sea" (Habakkuk 2:14)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: