Entri Populer

Kamis, 14 Mei 2009

Menghormati Kehadiran Tuhan

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

"sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah." 2 Tawarikh 5:2-14

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Di akhir jaman ini, tidak sedikit orang yang berani beribadah dan melayani tanpa melakukan persiapan apapun, bahkan tidak sedikit orang yang berani menyampaikan bahwa Tuhan menyampaikan pesan-pesan khusus kepada mereka padahal kenyataannya tidak. Tidak sedikit juga diantaranya yang beribadah dan melayani dengan hidup kotor, dengan tanpa rasa hormat kepada Tuhan.

Bila sikap-sikap demikian kita pertahankan dalam hidup kekristenan maka kemuliaan Tuhan yang besar tidak akan pernah kita alami dan nikmati.

Saudara, kitab Tawarikh menjelaskan bahwa umat Israel mengalami kemuliaan Tuhan di dalam rumah Tuhan, ketika mereka melakukan hal-hal berikut ;

- Menghormati kehadiran Tuhan dan kekudusanNya

- Persiapkan diri sebelum menghadap Tuhan (pemimpin dan umat)

- Minta kesucian dari Tuhan

- Persembahkan korban; nyanyian syukur, puji-pujian dan persembahan

Mari kita membalas kasih dan kebaikan Tuhan yang tidak berkesudahan dengan rasa hormat akan DIA, persembahan lewat pujian dan ucapan syukur serta kekudusan hidup!

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah mengingatkan aku, untuk menghormati kehadiran dan pekerjaanMu. Mampukan aku ya Bapa untuk bisa lakukan segala sesuatunya dengan rasa hormat, takut dan gentar akan Engkau. Mampukan aku untuk memegang pekerjaanMu dengan hati, pikiran dan tangan yang bersih sesuai dengan kebenaranmu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin




MANUSIA BARU

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17)


Ungkapan "manusia baru" ditemukan dalam tiga ayat di Perjanjian Baru, dan di dalam setiap ayat kita dapat melihat berbagai macam aspek mengenai hal ini. Apakah sebenarnya "manusia baru" itu? Kitab Efesus 2:14-16 menjelaskannya demikian:

"Karena Dialah [yaitu Kristus] damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu."

Allah mengajarkan bahwa tidak perduli apapun etnis, kebudayaan, atau latar belakang agama dari seseorang, ia dapat menjadi "manusia yang baru" ketika Allah menyelamatkannya dan memberikan "damai sejahtera" yang sempurna dan kekal kepada mereka. Ayat ini menjelaskan bahwa Kristus menyediakan hubungan yang baru antara seorang individu dengan Allah, dimana sebelumnya ada "perseteruan" atau permusuhan atau peperangan atau kebencian antara manusia dengan Allah karena manusia memberontak dan berada di dalam dosa. Kemudian ketika seseorang menjadi manusia yang baru di dalam Roh Kristus yang kekal, segala dosa-dosa mereka telah diampuni, dan mereka tidak akan pernah merasa terancam lagi oleh Neraka.

Kita juga belajar dari Alkitab bahwa manusia yang baru "diciptakan" di dalam Kebenaran dan Kekudusan yang menunjuk kepada Kristus. Dalam kitab Efesus 4:24 kita membaca demikian:

"dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam Kebenaran dan Kekudusan yang sesungguhnya."

Jadi Kristus juga disebut sebagai "pengantara" antara manusia dan Allah, seperti yang kita baca dalam kitab 1 Timotius 2:5 demikian:

"Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus"

Sebenarnya anak-anak Allah yang sejati sudah ditutupi oleh "jubah kebenaran Kristus" sehingga terlihat kudus dimata Allah sama seperti ketika Allah melihat Kristus sendiri (Yesaya 61:10), dengan demikian "manusia baru" hanya bisa menunjuk kepada "jiwa" seseorang (keadaan rohani seseorang), yaitu suatu bagian dari manusia dimana keselamatan diberikan. Ini adalah konsep yang sangat mengagumkan bahwa manusia yang berdosa dan jahat, dapat menjadi kudus dan suci seperti Penciptanya. Bagaimanapun juga Allah-lah yang harus membuat hal ini untuk terjadi supaya manusia dapat tinggal di dalam Surga-Nya yang suci.

Karakter lainnya dari "manusia baru" ditemukan dalam kitab Kolose 3:10 yang kita baca demikian:

"dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya [yaitu Penciptanya]"

Ketika seseorang menjadi Kristen, ia akan dihadapkan dengan sumber "pengetahuan" yang baru yang hanya dapat ditemukan di dalam Alkitab, dan Firman Tuhan hanya dapat dimengerti dengan benar ketika Allah Roh Kudus membimbing kita. Itulah caranya kita diperbaharui secara terus-menerus oleh permandian Roh Kudus (Titus 3:5). Dan kitab Kolose 1:10 menyatakan demikian:

" ... dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah"

Tujuan akhir dari orang yang percaya adalah untuk menikah dengan Tuhan Yesus Kristus, untuk menjadi bagian dari mempelai rohani Kristus di dalam "langit yang baru dan bumi yang baru". Mungkin anda sudah sering membaca ayat dalam kitab 2 Petrus 3:10, yang menekankan saat-saat terakhir dari alam semesta yang sekarang ini. Disitu kita baca demikian:

"Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap."

Dalam terang fakta ini adalah baik untuk bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya sudah menjalani kehidupan saya untuk kemuliaan Allah dan bukan untuk kemuliaan kita sendiri?" Dalam Perjanjian Lama Allah berkata dalam kitab Yesaya 65:17 demikian:

"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati."

Dari pernyataan ini kita mengerti bahwa Allah akan menghapus segala ingatan akan kesedihan yang ada di dalam pikiran kita. Dan dalam kitab 2 Petrus 3:13 kita juga menemukan referensi tentang hal ini demikian:

"Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat Kebenaran."

Kita tidak terkejut ketika Allah memperkenalkan konsep "Kebenaran" di dalam langit yang baru dan bumi yang baru, karena orang-orang yang akan tinggal di dalam kerajaan yang kekal ini telah dikuduskan oleh Allah sehingga menjadi kudus sama seperti Allah sendiri (Roma 11:6), dan mereka akan menikah selama-lamanya dengan Allah Tri-tunggal yang hidup yang telah memberikan Firman-Nya yang ajaib, Alkitab, kepada umat manusia.


"To shew forth thy lovingkindness in the morning, and thy faithfulness every night" (Psalm 92:2)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.





RUMAH TUHAN

"Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mazmur 23:6)


Kebajikan dan kemurahan yang akan mengikuti orang-orang yang percaya adalah berkat-berkat kekal yang berasal dari atas. Tuhan Yesus mengajarkan dalam kitab Matius 19:17 bahwa hanya ada satu yang baik, yaitu Allah sendiri. Dan ungkapan Rumah Tuhan dalam ayat ini sesungguhnya menunjuk kepada Kerajaan Tuhan yang kekal yang hanya akan didiami oleh orang-orang yang Tuhan telah rencanakan untuk Ia selamatkan. Jika kita sudah benar-benar diselamatkan secara rohani kita akan berdiam (atau tinggal) di dalam di dalam Rumah Tuhan yang kekal. Ini bukan berarti bahwa kita akan hidup di dalam sebuah bangunan gereja, ini juga bukan berarti bahwa rumah kita adalah semacam tempat ibadat secara fisik. Rumah Tuhan yang dimaksud adalah Allah Yehovah itu sendiri seperti yang kita baca dalam kitab Mazmur 90:1 demikian:

"Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan [yaitu tempat tinggal - KJV] kami turun-temurun."

Harap perhatikan bahwa ungkapan "kami" dalam ayat ini menunjuk kepada bangsa Israel rohani keturunan Abraham seperti yang kita baca dalam kitab Galatia 3:29 dan Roma 2:29. Ada hubungan yang sangat intim antara Tuhan dengan umat-Nya -- Tuhan ada di dalam mereka dan mereka di dalam Dia. Dan mereka disebut sebagai "tubuh Kristus", yang adalah "Bait Allah" yang hidup. Kitab 1 Korintus 3:16 menjelaskan kepada kita demikian:

"Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"

Kitab Yohanes 2:19-21 berkata demikian:

"Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri [yaitu tubuh Kristus = badan kumpulan orang-orang percaya sejati]."

Kitab Efesus 2:21 mengajarkan kepada kita demikian:

"Di dalam Dia [yaitu Kristus sebagai Batu Penjuru] tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh."

Dan dalam Yohanes 14:23 Tuhan menyatakan demikian:

"Jika seorang mengasihi Aku [Yesus], ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan KAMI [yaitu Bapa dan Kristus dalam bentuk Roh = Roh Allah = Roh Kristus = Roh Kudus] akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia."

Kitab 1 Petrus 2:5 menyatakannya dengan cara ini:

"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah."

Dan kitab Wahyu 7:15-17 menekankan demikian:

"Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

Di dalam Alkitab orang-orang percaya yang sejati juga disebut sebagai Yerusalem dan Sion (internal), seperti yang kita baca dalam kitab Yesaya 40:9 demikian:

"Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"

Dan kitab Yohanes 15:4-6 menyatakan hubungan ini sebagai berikut:

"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar."

Ungkapan "tinggal" berarti untuk "bersemayam" atau "berada". Ketika kita berada di dalam Kristus, kita berada bersama-sama dengan-Nya untuk selama-lamanya, seperti yang dinyatakan dalam kitab Mazmur 100:3 demikian:

"Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya."

Ini adalah pernyataan yang sangat mengagumkan tentang "kedamaian kekal" yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya -- "domba-domba gembalaan-Nya". Biarlah anda juga menjadi salah satu dari "domba" yang berada dalam pemeliharaan kekal dari sang "Gembala Agung", Tuhan Yesus Kristus, supaya anda juga dapat berkata dengan penuh keyakinan, "Aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."


"Great peace have they which love Thy law: and nothing shall offend them." (Psalm 119:165)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



KASIH TUHAN

"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan [yaitu "simpan di dalam hatimu" menurut versi King James]" (Ulangan 6:4-6)

Ayat ini menunjukkan bahwa kita harus mengasihi Allah dengan sepenuh hati kita, dengan sepenuh jiwa kita, dan dengan sepenuh kekuatan kita. Bagaimanakah kita melakukan hal itu? Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia sendirian.

Bagaimanapun juga, Allah memberitahukan kita kondisi dari hati seseorang yang belum diselamatkan dalam pernyataan awal di Alkitab dalam kitab Kejadian 6:5 demikian:

"TUHAN melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi; semua pikiran [atau hati] mereka selalu jahat."

Kita juga mengetahui bahwa umat manusia adalah mati secara rohani dari sejak saat mereka dilahirkan, seperti yang kita baca dalam Mazmur 51:5 demikian:

"Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku."

Akan tetapi kita menemukan perintah dari Allah yang mengasihi kita dalam Ulangan 6:6 demikian:

"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan [yaitu simpan di dalam hatimu]"

Jadi bagaimanakah caranya Firman Allah bisa memasuki hati seseorang?

Alkitab adalah sangat jelas bahwa kita harus mengasihi Allah dengan sepenuh hati (yaitu dengan segenap jiwa dan pikiran kita), dan "mujizat" terbesar yang dilakukan oleh Allah adalah untuk merubah hati, atau jiwa yang mati tersebut dan memperkenalkan Firman Allah, yang adalah perkataan hidup yang kekal.

Dan Allah menggunakan ungkapan "memotong" atau "menusuk" untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Hal ini kita baca dalam kitab Ibrani 4:12 demikian:

"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."

Firman Allah adalah "pedang bermata dua" yang sangat tajam yang mampu menembus hati, atau jiwa manusia yang mati supaya dapat memberikan hidup yang kekal atau juga memberikan kutukan yang kekal. Ingatlah bahwa tidak ada satu orang manusiapun yang tidak akan terpengaruh oleh kedahsyatan pedang Allah ini. Dua contoh mengenai hal ini ditemukan dalam Perjanjian Baru. Yang pertama ditemukan dalam Kisah Para Rasul 2:37-38 yang adalah gambaran dari orang-orang yang ditusuk oleh pedang ini untuk keselamatan mereka. Disitu kita baca:

"Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus."

Karunia Roh Kudus apakah yang dimaksud disini? Dalam kitab Kisah Para Rasul 1:8 menjelaskan demikian:

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Dan lebih jauh kitab Roma 10:17 menekankan kepada kita demikian:

"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan."

Kemudian contoh yang kedua menunjukkan bagaimana Firman tersebut menusuk untuk menghancurkan. Kisah Para Rasul 7:54 berbicara tentang kesaksian Stefanus kepada kaum Sanhedrin (yaitu mahkamah agama) sebelum mereka membunuh Stefanus dengan melemparinya dengan batu sampai mati. Disitu kita baca:

"Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi."

Sedangkan kitab-kitab Perjanjian Lama menggunakan gaya bahasa "penyunatan" untuk menggambarkan "pemotongan rohani" yang dibicarakan dalam Ibrani 4:12 tentang keselamatan. Dalam kitab Ulangan 30:6 kita membaca demikian:

"Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup."

Penyunatan secara fisik menyangkut pemotongan kulit dari organ reproduksi laki-laki, yang secara simbolis adalah suatu gambaran yang menunjuk kepada pengorbanan dari Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Kitab Roma 2:29 juga menambahkan demikian:

"Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya [yaitu Yahudi di dalam hati] dan sunat [sejati] ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harafiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah."

Tuhan Yesus adalah satu-satunya yang dapat memenuhi seluruh tuntutan dari hukum Allah untuk setiap umat Kristen, dan pada akhirnya Dia juga memberikan kebenaran-Nya kepada setiap dari orang-orang yang percaya kepada-Nya dengan segenap hati. Dalam kitab Ibrani 10:11-12 kita membaca tentang Kristus demikian:

"Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah"

Kristus hanya pergi ke kayu salib satu kali karena pengorbanan itu adalah "cukup" menurut syarat-syarat Allah tentang penebusan dosa. Yaitu untuk kurban penghapus dosa diperlukan Anak Domba yang sama sekali tidak bercacat (tidak pernah berbuat dosa). Tentu saja ini bukan menunjuk kepada domba atau kambing atau lembu atau binatang kurban apapun lainnya secara harafiah, segala upacara kurban binatang yang dilakukan selama masa Perjanjian Lama menunjuk kepada peristiwa kayu salib.

Dan dalam kitab Ibrani 8:10 Tuhan menyatakan demikian:

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu [yaitu Perjanjian yang baru)," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku."


"Thou wilt keep him in perfect peace, whose mind is stayed on Thee: because he trusteth in Thee." (Isaiah 26:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.





DOSA ASAL

"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, KARENA semua orang telah berbuat dosa." (Roma 5:12)


Manusia diciptakan sempurna dalam "gambar dan rupa Tuhan" (Kejadian 1:26-27), akan tetapi citra yang baik dari Tuhan yang ada di dalam diri manusia itu telah hancur sama sekali karena manusia memberontak melawan Tuhan sehingga mereka terpisah dari Tuhan dan berada dalam keadaan "mati rohani". Adam dan Hawa adalah gambaran dari seluruh umat manusia yang pada waktu itu masih berada di dalam tubuh Adam.

Akan tetapi beberapa orang mungkin akan berkata, "Ah kalau saya yang berada di Taman Eden pada waktu itu saya pasti akan sangat patuh kepada perintah-perintah Tuhan". Tetapi pada kenyataannya sampai hari sekarang ini, kecuali Tuhan Yesus Kristus, tidak ada satu orangpun yang tidak pernah berbuat dosa (yaitu melanggar perintah Tuhan) baik dosa dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan.

Kitab 1 Yohanes 3:4 memberikan kita definisi untuk dosa atau "ketidaktaatan" demikian:

"Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah."

Kitab Roma 3:23 menambahkan demikian:

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan [yaitu citra] Allah"

Dan kitab 1 Yohanes 1:8 menyatakan demikian:

"Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan Kebenaran [yaitu Kristus] tidak ada di dalam kita."

Dalam pandangan kita sendiri mungkin kita berpikir bahwa kita adalah seorang yang cukup baik, bijaksana, sopan dan bermoral bahkan mungkin disukai oleh banyak orang. Akan tetapi Tuhan memiliki standar keadilan yang jauh lebih tinggi dan sempurna dari manusia dimana dalam pandangan Tuhan tidak ada satu orangpun yang benar. Raja Daud Pemazmur yang sangat dikasihi di Israel berkata dalam kitab Mazmur 19:12 demikian:

"Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari."

Dan Mazmur 119:11 mencatat demikian:

"Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu [yaitu firman-Mu], supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau."

Kita sudah mempelajari sebelumnya bahwa hal yang pertama dan terutama tentang dosa ialah dosa itu adalah dosa terhadap Tuhan! Bahwa dengan berbuat dosa kita telah melanggar perintah-Nya. Buah dari pohon "pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat" adalah seperti keinginan-keinginan yang sementara dari dunia ini, dan kebanyakan dari umat manusia lebih mempercayai pikiran mereka sendiri daripada mempercayai Allah, dan hal itu sendiri sudah merupakan sebuah dosa yang besar seperti yang kita baca dalam kitab Keluaran 20:3 demikian:

"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku."

Ilah-ilah atau berhala-berhala yang dimaksud disini adalah termasuk ide-ide, ajaran-ajaran dan pikiran-pikiran yang bukan berasal dari Alkitab. Perhatikan bahwa Adam dan Hawa menyerah kepada tiga hal yang kita temukan dalam kitab 1 Yohanes 2:16 demikian:

"Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."

Dan kitab Yakobus 1:14-15 menjelaskan demikian:

"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."

Nah, sekarang kita mengerti mengapa Kitab Suci berkata bahwa Allah tidak mencobai siapapun karena sebenarnya kita semua dicobai dan diseret oleh "keinginan kita sendiri" yang pada akhirnya mengakibatkan maut yang kekal. Orang-orang yang belum diselamaktan, yaitu mereka yang masih berada di dalam "kerajaan gelap" akan terus mengikuti keinginan atau nafsu yang sama ini dan menganggapnya sebagai gaya hidup yang "normal". Umat Kristen sendiri juga tidak kebal terhadap keinginan-keinginan duniawi, akan tetapi karena mereka telah memiliki jiwa (roh, hati atau pikiran) yang sudah diperbaharui, maka akan ada konflik atau peperangan di dalam hati mereka setiap kali mereka ingin berbuat dosa, itu adalah peperangan antara keinginan "jiwa" dan keinginan "daging" seperti yang rasul Paulus nyatakan dalam kitab Roma 7:22-23 demikian:

"Sebab di dalam batinku [yaitu jiwa atau hati atau pikiran] aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku [batinku] ...."

Jadi bahkan setelah diselamatkan kita masih harus hidup di dalam "tubuh" yang belum dibangkitkan sampai hari Penghakiman Yang Terakhir dimana akan terjadi pengangkatan (Rapture) dan kita semua diberikan tubuh yang baru yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa. Dimulai dari saat itulah kita sama sekali akan terbebas dari dosa. Dalam kitab Yehezkiel 36:25-27 Tuhan menjelaskan tentang keselamatan, yaitu kelahiran kembali dari atas, demikian:

"Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih [yaitu Injil], yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan HATI YANG BARU, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku [yaitu Roh Kristus / Roh Kudus / Roh Tuhan] akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya."

Jadi kita mengerti bahwa keselamatan terutama dimulai dari dalam "hati" (jiwa atau roh atau batin). Lebih lanjut kitab 2 Petrus 1:4 meyakinkan orang-orang percaya yang sejati tentang keperluan untuk terus-menerus bergantung pada Firman Tuhan secara keseluruhan, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"..... supaya olehnya [yaitu oleh Firman] kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia."

Kitab Bilangan 15:31 memperingatkan kita demikian:

"sebab ia telah memandang hina terhadap firman TUHAN dan merombak perintah-Nya; pastilah orang itu dilenyapkan, kesalahannya akan tertimpa atasnya."

Dan kitab Amsal 13:13 berkata demikian:

"Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan [yaitu upah hidup kekal]."

Kita melihat disini bahwa hanya Tuhan sendiri yang dapat menyediakan jalan keluar dari masalah besar dari upah dosa. Hal itu terjadi supaya hanya Tuhan saja yang dimuliakan, ditinggikan dan dimegahkan. Dalam kitab Mazmur 121:1-2 kita membaca demikian:

"Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."

Dan kitab Yesaya 40:18, 25-26, dan 28 mencatat demikian:

"Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia? .......... Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. .......... Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya."


"And the loftiness of man shall be bowed down, and the haughtiness of men shall be made low: and the LORD alone shall be exalted in that day." (Isaiah 2:17)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.





PEKERJAAN KEBENARAN

"Di mana ada Kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat Kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman...." (Yesaya 32:17-18)


Seseorang mungkin akan bertanya, "Apakah sebenarnya 'pekerjaan kebenaran' itu?" Setiap kali kita melihat ungkapan "pekerjaan" di dalam Alkitab dalam hubungannya dengan keselamatan, kita mengetahui dengan pasti bahwa ini adalah pekerjaan yang Allah lakukan. Sedangkan segala pekerjaan yang kita lakukan sendiri bagaimanapun baiknya terlihat pekerjaan tersebut hanyalah seperti sebuah "kain kotor" di mata Allah, seperti yang kita baca dalam Yesaya 64:6-7 sebagai berikut:

"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami."

Dan dalam Perjanjian Baru, di kitab Titus 3:5 kita membaca demikian:

"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus"

Dan kitab 2 Timotius 1:9 menekankan demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"

Oleh karena itu tidak diragukan lagi bahwa "pekerjaan kebenaran" dilakukan dan diselesaikan oleh Allah sendiri, seperti yang kita baca dalam Yesaya 61:10 demikian:

"Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya."

Dalam kitab Yesaya 32:17 diatas kita telah membaca bahwa "dimana ada pekerjaan kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera". Dan kemudian, "akibat dari pekerjaan kebenaran adalah Ketenangan ..... yang kekal selama-lamanya". Sebenarnya "Ketenangan" apakah yang dimaksud di dalam ayat ini? Hal ini terjadi sebagai "akibat" dari kebenaran, atau keselamatan. Dan kata Ibrani untuk ungkapan "ketenangan" ini biasanya juga ditranslasi sebagai kata "istirahat".

Kitab Yesaya 30:15 menyatakannya demikian:

"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam [yaitu beristirahatlah, atau beristirahatlah di dalam Kristus] kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu ....."

Dan Yesaya 11:10 menjelaskan demikian:

"Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai [yaitu Daud yang merupakan gambaran dari Kristus] akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya [yaitu tempat peristirahatannya] akan menjadi mulia."

Aspek lainya dari keselamatan yang ditemukan dalam arti dari kata "istirahat" juga ditemukan dalam Mazmur 23:2 dimana kata tersebut ditranslasi sebagai "tenang", dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang"

Setelah kita menerima keselamatan, Allah membimbing kita kepada "air yang tenang" untuk meminum Air Kehidupan -- yaitu Injil -- dan juga kepada "padang yang berumput hijau" dimana kita sebagai domba-domba-Nya mendapatkan makanan rohani kita dari "Firman Allah". Dan kita juga diingatkan kepada "Gembala Yang Baik" dalam kitab Yohanes 10:9 dimana Kristus berkata demikian:

"Akulah Pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput."

Dan kitab Yohanes 14:6 menambahkan demikian:

"Kata Yesus kepadanya: "Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."


Nah sekarang kembali kepada Yesaya 32:17 menunjuk kepada apakah "ketentraman [atau jaminan] untuk selama-lamanya" itu? Seperti yang selalu harus kita lakukan, kita harus membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani, yaitu "membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain" di dalam Alkitab -- yang merupakan prinsip yang sangat penting untuk mempelajari Alkitab seperti yang Allah ajarkan kepada kita dalam kitab 1 Korintus 2:13 [KJV].

Kata Ibrani untuk ungkapan "ketentraman" (jaminan) ini biasanya diartikan sebagai "keamanan" atau "dengan aman". Dan akar katanya selalu ditranslasi sebagai "kepercayaan". Kita membaca mengenai umat Israel yang "dibawa keluar dengan aman" oleh Allah (yang merupakan gambaran dari keselamatan) dari tangan Firaun (yang merupakan gambaran akan Iblis), dan di dalam proses tersebut Allah menghancurkan tentara Mesir (yang merupakan gambaran dari orang-orang yang tidak percaya) di Laut Merah.

Dalam kitab Mazmur 78:53 kita membaca demikian:

"dituntun-Nya mereka dengan tenteram [dengan aman], sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut"

Dan Mazmur 16:9 menguatkan harapan akan kebangkitan, dan janji dari Allah Bapa kepada Allah Putera bahwa jiwa-Nya tidak akan ditinggal di dalam Neraka. Disitu kita baca demikian:

"Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan."

Ungkapan "ketentraman" di dalam ayat ini ditranslasikan sebagai "tentram". Lebih lanjut kita telah mempelajari diatas bahwa "pekerjaan kebenaran" menimbulkan "damai sejahtera" dengan Allah melalui karya Tuhan Yesus Kristus. Dan sebagai "akibat" atau "hasil" dari kedamaian yang kekal tersebut, Allah membuat umat-Nya untuk mendapatkan "peristirahatan yang kekal" dan "ketentraman (jaminan)", yang akan selalu menjadi milik dari anak-anak Allah yang sejati.

Dan kata Ibrani untuk ungkapan "damai" ini adalah "shalown", dimana nama dari raja Salomo berasal. Jadi raja Salomo dan Melkisedek juga adalah gambaran yang agung dari Tuhan Yesus sang Raja Damai (Yesaya 9:6). Biarlah Allah memberikan belas kasih-Nya kepada mereka semua yang mendengarkan Firman-Nya, dan memberikan mereka kedamaian yang kekal dan istirahat yang aman yang hanya dapat ditemukan di dalam Pribadi dan Karya dari Tuhan Yesus Kristus, seperti yang Ia katakan dalam kitab Matius 11:28-30 demikian:

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan [istirahat] kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."


"I will put my laws into their mind, and write them in their hearts: and I will be to them a God, and they shall be to me a people" (Hebrew 8:10)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: