Entri Populer

Jumat, 05 Desember 2008

KESELAMATAN PERJANJIAN LAMA

From: Toto Yuwono
To: setia21us-owner@yahoogroups.com
Sent: Sunday, November 30, 2008 8:49:27 AM
Subject: Yesus Juruselamat



Dalam Alkitab tertulis, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus). Sebab dibawah kolong langit
ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya
kita diselamatkan." Kisah Para Rasul 4:12

Kemudian dilanjutkan lagi dengan Yohanes 14:6, "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku (Yesus)."

Lantas bagaimana dengan nasib orang-orang yang disebutkan dalam "Kitab
Perjanjian Lama" seperti Musa, Abraham, dan lainnya? Apakah mereka
bisa "selamat" dan masuk surga padahal Yesus belum lahir?

Bukankah Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang tanpa
membutuhkan bantuan dari seorang anak/ juru selamat atau siapapun itu,
bukankah demikian Pak?

Thanks dan Salam..

Toto

--------------------------------------

Dear Beloved,

Tuhan semesta alam adalah Allah Yang Maha Adil dan sempurna, dan hukum
telah menyatakan bahwa "upah dosa ialah maut", yaitu kematian kedua di
dalam kekekalan. Dan begitu buruknya dosa sehingga satu buah dosa yang
paling kecil saja sudah merupakan cukup alasan bagi Allah untuk
membuang manusia ke dalam kutukan yang kekal tersebut.

Jadi supaya Allah dapat memiliki suatu umat yang kekal bagi diri-Nya
sendiri Ia harus menyediakan Seorang Penebus untuk membayar upah
dosa-dosa tersebut. Allah tidak hanya akan berkata, "Karena Aku adalah
Allah Yang Maha Kuasa maka Aku akan membengkokkan hukum dengan cara
melupakan pelanggaran-pelanggaran dari orang-orang tertentu". Tidak,
Allah tidak dapat berbuat demikian, akan tetapi Ia menyediakan Seorang
Pengganti untuk menerima hukuman bagi orang-orang yang akan Ia selamatkan.

Karena manusia yang berbuat dosa -- maka harus manusia juga yang
menebus upah dosa-dosa manusia. Dan syarat-syarat yang Allah tetapkan
untuk menjadi Seorang Penebus adalah sangat berat. Ia sendiri harus
bersih tidak bernoda (sama seperti domba yang sama sekali tidak
bercacat), yaitu tidak pernah berbuat dosa baik di dalam pikiran,
perkataan, maupun perbuatan, tetapi Ia harus dibebankan dengan
dosa-dosa umat yang akan diselamatkan sehingga harus menerima hukuman
yang setimpal dengan yang seharusnya ditanggung oleh orang-orang
tersebut.

Dan oleh karena Kristus memiliki pikiran Allah, maka Ia adalah
satu-satunya yang memenuhi syarat tersebut untuk menjadi Sang
Juruselamat. Di Perjanjian Lama dalam kitab Mikha 6:7 Tuhan menyatakan
demikian:

"Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu
curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena
pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"

Dan Kisah Para Rasul 10:43 menjelaskan demikian:

"Tentang Dialah [Kristus] semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya."

Di dalam Alkitab hanya ada satu program keselamatan. Baik orang-orang
yang hidup dalam masa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
diselamatkan dengan cara yang sama, yaitu, Kristus-lah yang harus
membayar upah dari dosa-dosa mereka.

Di Perjanjian Lama kita membaca tentang Ayub, yang hidup kira-kira
3000 tahun sebelum zaman Kristus, dan kitab Ayub 19:25 mencatat demikian:

"Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di
atas debu."

Ini adalah gaya bahasa yang digunakan oleh orang-orang percaya yang
hidup pada hari sekarang ini. Dan dalam kitab Hosea 13:4 Tuhan
menegaskan demikian:

"Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak
mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada JURUSELAMAT selain dari Aku."

Dari apa yang kita pelajari dengan sangat berhati-hati dari Kitab
Suci, walaupun hanya ada satu Allah, tetapi Allah itu adalah Allah
yang jamak, seperti yang kita lihat dalam kitab Kejadian 1:1 dan 26
demikian:

"Pada mulanya Allah [yaitu Elohem = Allah jamak] menciptakan langit
dan bumi ....... Berfirmanlah Allah [Elohem]: "Baiklah KITA menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita"

Alkitab menjelaskan bahwa Kristus-lah yang menciptakan dunia ini,
seperti yang kita baca dalam kitab Yohanes 1:3 demikian:

"Segala sesuatu dijadikan oleh Dia [Kristus] dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan."

Dan Ibrani 1:8-10 berkata demikian:

"Tetapi tentang Anak Ia [yaitu Allah Bapa] berkata: "Takhta-Mu, ya
Allah [yaitu Allah Putera], tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan
tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau [Kristus]
mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu
telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi
teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan [yaitu Allah
Putera], Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan
tangan-Mu."

Ada banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan ke-ilahian Kristus pada
masa Perjanjian Lama seperti berikut ini:

1 Korintus 10:2-4: "Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua [yaitu
bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir] telah dibaptis dalam awan
dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka
semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu
karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus."

Yohanes 8:58: "Aku [Yesus] berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada [THE GREAT I AM - Keluaran 3:14]."

Ibrani 1:3: "Ia [Kristus] adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya [yaitu
firman Kristus] yang penuh kekuasaan."

Titus 2:13: "dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh
bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat
kita Yesus Kristus"

Jadi semua orang-orang percaya yang sejati diselamatkan dengan cara
yang sama. Secara prinsip Kristus adalah "Anak Domba Allah yang telah
disembelih sejak sebelum dunia dijadikan" (Wahyu 13:8), oleh karena
itu kekuatan pencucian dosa dari kayu salib sudah tersedia bagi
orang-orang percaya pada masa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Perbedaannya orang-orang yang hidup pada masa Perjanjian Lama melihat
ke depan menantikan kedatangan Mesias sambil melakukan hukum-hukum
upacara yang semuanya menunjuk kepada karya Kristus (Kolose 2:16-17,
Ibrani 10:1, Ibrani 8), sedangkan orang-orang di dalam Perjanjian Baru
melihat ke belakang pada peristiwa kayu salib.

Dan kitab 1 Petrus 1:18-21 menjelaskan kepada kita demikian:

"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang
yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah
yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih SEBELUM dunia
dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman
akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga
imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah."


"Heaven and earth shall pass away, but My words shall not pass away"
(Matthew 24:35)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.





TAKUT KEPADA MAUT


"Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia
[Kristus] juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya [yaitu kematian terhadap
dosa] Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur
hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut."
(Ibrani 2:14-15)


Topik dari pelajaran kita kali ini adalah "maut" atau "kematian", dan
kita mau memeriksa alasan mengapa manusia takut kepada kematian.
Adalah sangat menarik untuk diperhatikan bahwa orang-orang yang belum
diselamatkan mereka tidak takut kepada Tuhan, seperti yang kita baca
dalam kitab Roma 3:18:

"rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Akan tetapi orang-orang yang tidak diselamatkan ini takut akan
kematian. Seperti yang kita akan lihat dalam pelajaran ini, sebenarnya
orang-orang yang tidak diselamatkan menyadari di dalam hati mereka
bahwa Tuhan ada, dan mereka menyadari bahwa mereka harus
bertanggung-jawab atas segala perbuatan mereka kepada Tuhan. Kitab
Roma 1:32 menerangkan kepada kita demikian:

"Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu
bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum
mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga
setuju dengan mereka yang melakukannya."

Manusia berusaha keras untuk menekan dan melupakan semua hal-hal yang
berkaitan dengan kematian. Akan tetapi sebenarnya, kematian adalah
musuh besar yang hanya dapat dikalahkan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Berbicara mengenai Tuhan Yesus kitab 1 Korintus 15:25-26 berkata demikian:

"Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah
meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir,
yang dibinasakan ialah maut."

Sebagai orang-orang yang berdosa, kita dilahirkan dalam keadaan "mati
secara rohani" di dalam "perhambaan", atau budak dari dosa dan Iblis,
seperti yang dinyatakan dalam kitab Efesus 2:2 demikian:

"Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang
sedang bekerja di antara orang-orang durhaka ... "

Perbedaan antara "roh perbudakan" (roh dunia) dan "roh yang berasal
dari Allah" (roh adopsi) dapat kita lihat dalam kitab 1 Korintus 2:12
demikian:

"Kita [yaitu orang-orang yang percaya] tidak menerima roh dunia,
tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang
dikaruniakan Allah kepada kita."

Dan kembali pada kitab Ibrani 2:14 kita mempelajari bahwa:

"oleh kematian-Nya [yaitu kematian Kristus] Ia memusnahkan dia, yaitu
Iblis, yang berkuasa atas maut."

Lebih jauh, kelemahan Iblis juga digambarkan dalam kitab 2 Tesalonika
2:8, dimana kata Yunani yang sama untuk "memusnahkan" juga digunakan,
disitu kita baca demikian:

"pada waktu itulah si pendurhaka [yaitu Iblis] baru akan menyatakan
dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya
[yaitu Firman-Nya] dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali
[yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali pada hari pengadilan yang
terakhir]."

Ayat lainnya yang bisa membantu kita untuk mengerti rasa "takut akan
kematian" adalah 1 Yohanes 4:18, yang menggunakan bentuk kata Yunani
yang sama untuk ungkapan "takut" sebanyak empat kali! Disitu kita
membaca demikian:

"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut,
ia tidak sempurna di dalam kasih."

Tetapi mengapa rasa "takut" mengandung hukuman? Kitab Matius 25:46
adalah satu-satu tempat dimana kata Yunani yang sama untuk ungkapan
"hukuman" digunakan, dan di dalam ayat ini kata tersebut diterjemahkan
sebagai "tempat siksaan". Dalam ayat itu kita baca:

"Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang
benar ke dalam hidup yang kekal."

Sekarang kita bisa melihat mengapa "rasa takut mengandung hukuman"
(siksaan), dan mengapa orang-orang yang tidak percaya sangat takut
akan kematian, karena hal selanjutnya yang akan terjadi pada mereka
setelah kematian jasmani adalah hukuman kutukan yang kekal.

Kemudian apakah "kasih yang sempurna" itu? Dan bagaimana hal itu dapat
"melenyapkan ketakutan" ? Marilah kita membaca dalam kitab 1 Yohanes
4:16-19 yang berkata demikian:

"Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia
tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah
kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai
keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia,
kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan:
kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung
hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

Umat Kristen mempunyai "keberanian percaya pada hari penghakiman"
karena keselamatannya bergantung secara total pada karya, kebenaran
dan iman dari Tuhan Yesus Kristus. Dan jadi mereka dapat bersukacita
seperti yang dinyatakan dalam kitab 2 Timotius 1:9-10 demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan
kudus, BUKAN berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud
dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita
dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang
dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh
Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang TIDAK
dapat binasa."


"Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not
to be ashamed, rightly dividing the word of truth." (2 Timothy 2:15)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.






ANAK-ANAK ALLAH


"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah." (Matius 5:9)


Disini kita sedang melihat pada khotbah Yesus di Bukit atau
berkat-berkat yang didaftarkan untuk orang-orang yang percaya. Disini
Tuhan sedang menceritakan kepada kita tentang orang-orang yang
diberkati dan dalam setiap kasusnya kita menemukan bahwa mereka yang
berbahagia adalah orang-orang yang sudah diselamatkan.

Sebelum diselamatkan kita tidak ingin untuk bertemu dengan Allah sebab
kita menyadari bahwa Ia adalah Allah keadilan, Allah yang murka
terhadap dosa. Tetapi ketika kita sudah diselamatkan kita tidak akan
takut lagi untuk melihat Allah.

Oleh karena itu kita rindu akan hari itu ketika kita diselamatkan
dimana kita dapat bertatap muka dengan Allah. Dan kita akan
melihat-Nya dalam segala kemuliaan-Nya. Alkitab berbicara tentang Dia
yang datang seperti kilat yang bermancar dari Timur ke Barat. Alkitab
berbicara tentang Dia yang di suatu tempat telah dirubah ke dalam
kemuliaan surgawi-Nya di depan murid-murid, "Wajah-Nya bagaikan
matahari yang terik." Begitu sangat terang benderang! Kita juga
membaca tentang Musa di dalam Perjanjian Lama ketika ia melihat tepi
dari kemuliaan Allah, hanya tepi dari kemuliaan-Nya, sehingga wajah
Musa bersinar seperti matahari. Itulah hebatnya kemuliaan Allah.

Sekarang siapakah tepatnya orang-orang yang membawa damai ini? Di
dunia ini kita selalu tertarik dengan orang-orang yang membawa damai.
Kita hidup di suatu dunia di mana ada banyak terjadi ketegangan
politis. Ada negara yang berperang dengan negara lain, dan itu adalah
suatu hal yang sangat mengerikan. Ada keluarga yang berkelahi dengan
keluarga lain. Ada manusia yang berkelahi melawan manusia lain. Ada
peperangan di mana-mana bahkan di dalam keluarga. Seringkali ada
perkelahian antara suami isteri dan antara anak-anak dan orang tua.

Akan tetapi ketika Allah berbicara tentang pembawa damai di ayat ini,
apakah Allah sedang berbicara tentang mereka yang membawa damai di
dalam keluarga atau mereka yang membawa damai antara negara-negara
yang berperang? Ini adalah apa yang dicari oleh dunia ini, dan mereka
dapat menciptakan damai antara negara-negara. Tetapi Alkitab juga
memperingatkan bahwa di akhir zaman akan ada peperangan dan
kabar-kabar tentang perang sampai hari yang terakhir.

Alkitab menunjukkan bahwa hati manusia adalah sangat jahat dan di mana
saja ada orang jahat (dan itu ada di mana-mana) anda akan menemukan
perkelahian dan ketegangan. Dan pembawa damai dari hal-hal semacam ini
bukanlah yang dimaksud oleh Allah. Ada peperangan lain yang secara tak
terbatas jauh lebih mengerikan dalam skala yang jauh lebih besar
daripada peperangan antar negara, dan itu adalah peperangan rohani.

Anda ingat bahwa Alkitab secara terus-menerus berbicara tentang dua
kerajaan. Di satu sisi ada kerajaan Iblis, dan pada sisi yang lainnya
ada kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Kekuasaan Iblis terdiri dari semua
orang yang belum diselamatkan oleh darah Tuhan Yesus, dan itu termasuk
kebanyakan dari orang-orang dunia ini.

Kerajaan Tuhan Yesus terdiri dari orang-orang yang sudah percaya
kepada-Nya dan sudah meninggalkan kekuasaan Iblis dan sudah menjadi
anak-anak Allah. Sebelum kita diselamatkan kita berada di dalam
kekuasaan Iblis dan berada dalam keadaan berperang dengan Allah. Kita
berperang atau berseteru dengan Allah sebab Iblis sedang berperang
dengan Allah. Sebelum kita diselamatkan Iblis adalah tuan yang
berkuasa atas kita sungguhpun kita tidak mengenali dia sebagai tuan kita.

Dalam kitab Kisah Para Rasul 26:18 kita membaca demikian:

"untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan
kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh
iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian
dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan."

Jadi kebutuhan besar kita sebelum diselamatkan adalah untuk
mendapatkan perdamaian dengan Allah. Sebab orang-orang yang berperang
dengan Allah akan berada di bawah murka Allah. Dan pada akhirnya
mereka harus mempertanggung-jawabkan dirinya terhadap Allah dan akan
ditundukkan kepada kutukan abadi. Dengan demikian ada suatu kebutuhan
yang sangat luar biasa untuk mendapatkan damai dengan Allah.

Nah, bagaimana mungkin kita bisa berdamai dengan Allah? Ketika kita
datang untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat
kita akan dibuat berdamai dengan Allah.

Kitab Efesus 2:13-18 menjelaskan kepada kita demikian:

"Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai
sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan [peperangan], sebab
dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan
damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu
tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada
salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang
"jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia
kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa."

Alkitab mengajarkan bahwa ketika kita menjadi diselamatkan kita
ditarik keluar dari kuasa kegelapan atau kekuasaan Iblis dan
dipindahkan ke dalam kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Ketika kita
diselamatkan kita tidak lagi berperang dengan Allah. Kita hidup dalam
damai dengan Allah. Itulah sebabnya Yesus dipanggil sebagai "Raja
Damai" (Yesaya 9:6). Yesus datang dengan membawa perjanjian damai
yaitu penumpahan darah-Nya. Semua orang yang sudah percaya kepada-Nya
sebagai sang Juruselamat dan percaya pada karya penebusan-Nya, hidup
dalam damai dengan Allah.

Dengan demikian kita mengerti bahwa para pembawa damai itu menunjuk
kepada orang-orang yang sedang memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus.
Ketika kita sedang menganjurkan kepada orang-orang untuk mendengarkan
Alkitab atau kita sedang berdoa untuk orang-orang lain, maka kita
adalah para pembuat damai. Kita memberitakan kepada orang-orang
bagaimana mereka bisa masuk dalam perdamaian dengan Allah. Dan mereka
semua yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus kini berada dalam
perdamaian yang sempurna dengan Allah.

Dalam kitab Yohanes 14:27 Tuhan berkata demikian:

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan
kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Indahnya, mereka yang sudah benar-benar diselamatkan dan telah berada
dalam perdamaian dengan Allah secara otomatis juga akan menjadi para
pembuat damai. Sebab Allah telah memberi kita petunjuk dan perintah
dan telah memberikan wewenang kepada kita untuk maju memberitakan
Injil. Jika anda sudah menjadi diselamatkan, anda akan mulai
menceritakan kepada anak-anak anda tentang keselamatan yang sangat
bagus ini. Dan anda juga akan bercerita kepada teman-teman anda. Anda
akan memberitakan kepada siapa saja yang mau mendengarkan anda tentang
keselamatan yang sangat bagus ini. Karena ini adalah sifat dasar dari
keselamatan itu. Bilamana mungkin kita menginginkan semua orang yang
ada di sekitar kita juga dapat diselamatkan. Dan Alkitab berkata:

"Berbahagialah orang yang membawa damai: karena mereka akan disebut
anak-anak Allah."

Ketika kita diselamatkan kita menjadi anak-anak Allah dan menjadi ahli
waris dari berkat-berkat yang kekal. Nah, ini adalah suatu pernyataan
ilahi yang sangat luar biasa. Sebelum diselamatkan kita adalah
mahluk-mahluk asing di hadapan Allah. Kita seperti orang-orang yang
disingkirkan. Kita berada dalam pemberontakan melawan Allah. Kita
layak untuk mati selama-lamanya di dalam kutukan yang abadi. Tetapi
ketika kita sudah diselamatkan Allah berbicara tentang kita
seolah-olah kita itu adalah anak-anak kandung-Nya, seolah-olah kita
telah menjadi putra-putri-Nya.


"For all flesh is as grass, and all the glory of man as the flower of
grass. The grass withereth, and the flower thereof falleth away. But
the word of the Lord endureth for ever. And this is the word which by
the gospel is preached unto you." (1 Peter 1:24-25)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: