Entri Populer

Kamis, 19 November 2009

Mulailah Perjalanan Bersama Allah

Setiap orang Kristen di dunia ini tidak asing dengan kata-kata samping, yakni "Allah akan membuat jalan". Kata-kata ini bukanlah kata-kata penghibur belaka supaya kita bisa menikmati hidup atau tidak putus asa ketika masalah dan ujian datang. Kata-kata ini benar-benar mengandung sebuah keyakinan bahwa jalan akan terbuka, setiap masalah dapat teratasi dan kemenangan diraih. Bukan keyakinan Anda yang membuat jalan, melainkan Allah.

Beriman adalah langkah vital yang Anda ambil untuk menghubungkan diri Anda dengan Allah, Sang Pembuat jalan. Tetapi tanpa Allah, semua iman yang dapat Anda kumpulkan tidak akan membawa Anda kemana-mana. Anda harus menemukan jalan Allah itu. Lalu pertanyaannya saat ini, bagaimanakah menemukannya? Mari mulailah melakukan perjalanan Anda bersama Allah.

Abraham adalah contoh yang baik berkaitan dengan hal ini. Ketia Allah memanggil dua untuk meninggalkan kampong halamannya, Abraham tidak tahu akan pergi ke mana. Tetapi ia percaya bahwa Allah tahu ke mana ia melangkah, maka ia pun berkemas dan berangkat. Abraham tidak mengandalkan keyakinan dirinya, tetapi ia mengandalkan Allah yang tahu ke mana ia melangkah dan siapa yang mau menuntunnya ke sana.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah Abraham diatas:

1. Kita dirancang untuk tergantung. Sebagian orang membantah bahwa percaya kepada Allah adalah suatu kelemahan, bahwa Allah adalah penopang bagi mereka yang tidak dapat mengandalkan kekuatannya sendiri. kenyataan bahwa Anda sangat membutuhkan Allah di dalam hidup bukanlah kelemahan. Dia menciptakan kita untuk dapat meraih sesuatu di luar diri kita agar kita dapat menemukan apa yang kita butuhkan. Kita dirancang untuk bergantung kepada-Nya. Iman yang Anda miliki dapat membuat Anda melakukan segala hal yang orang dunia ini bayangkan sekalipun.

2. Allah menyediakan apa yang Anda butuhkan. Seringkali manusia begitu ragu bagaimana memenuhi kehidupan mereka sehingga tidak jarang mereka terjebak dengan kegiatan mereka. Manusia mencoba lebih keras untuk membuat suatu hubungan berjalan dengan baik, untuk sukses dalam berkarir, atau mengatasi masalah pribadi, pola, atau kebiasaan sulit. Namun, apakah itu berhasil? Awal mulanya mungkin berhasil, tetapi itu tidak akan lama. Ada waktu dia akan jatuh dan akhirnya menyerah dengan apa yang dialami. Akan tetapi, bila Anda berjalan bersama Allah, maka ketika Anda sampai pada keterbasana Anda, maka sebenarnya itu adalah awal harapan. Seperti yang dikatakan Yesus, "Allah memberkati mereka yang menyadari kebutuhan mereka akan Dia, (Matius 5:3, NLT). Apabila Anda menyadari bahwa Anda miskin dan tidak berdaya tanpa Allah, maka Anda siap untuk meminta pertolongan kepada-Nya. Saat Anda meminta pertolongan Allah, Anda akan melampaui keterbatasan Anda sendiri dalam menemukan jalan, dan kekayaan Allah tersedia bagi Anda.

3. Jawaban "Ya' dari kita-lah yang dibutuhkan Allah. Mukjizat tidak akan pernah terjadi bila manusia yang percaya kepada Allah tidak meyakini perkataan-Nya. Anda tidak akan dapat melihat keajaiban di dalam kehidupan Anda bila Anda tidak meresponi apa yang Allah janjikan/ ucapkan. Memang terkadang Anda akan kaget melihat jalan-jalan yang dibukakan-Nya, tetapi percayalah bahwa itu merupakan jalan terbaik bagi hidup Anda. Amin
--------------------



ANUGRAH TAKUT AKAN ALLAH

"tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi." (Ayub 28:28)


Seperti halnya rasa takut dapat memberikan kita kesehatan dan keuntungan dalam beberapa hal, rasa takut akan Allah juga adalah sesuatu hal yang sangat berharga bagi kesehatan jiwa kita. Hikmat dan pengertian yang sejati keduanya adalah "hadiah" atau anugrah dari Allah yang sebenarnya tidak pantas untuk kita dapatkan. Pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang pantas untuk mendapatkan anugrah rasa takut akan Allah sama halnya seperti anugrah keselamatan itu sendiri, mengingat sifat alami manusia yang sangat berdosa.

Kitab Daniel 9:8-9 adalah penjelasan yang kontras tentang belas kasihan Allah dan kejahatan manusia, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia"

Bahkan setelah kita diselamatkan, perjuangan terbesar kita adalah untuk melawan keinginan berdosa yang ada di dalam "tubuh" kita yang terus-menerus berperang melawan "jiwa" kita. Seorang anak Allah yang telah ditebus akan turut merasakan pengakuan Petrus di dalam Lukas 5:8 yang kita baca demikian:

"Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

Dan Yakub yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus berkata dalam kitab Kejadian 32:10 demikian:

"sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini...."

Jadi bagaimana seseorang bisa mendapatkan rasa takut akan Allah? Dalam kitab Yohanes 3:27 Allah memberikan kita prinsip yang sangat-sangat penting, disitu kita baca demikian:

"... Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga."

Dan kalau kita benar-benar jujur terhadap diri kita sendiri, kita akan mengakui bahwa segala sesuatu yang anda dan saya miliki diberikan oleh Allah sebagai anugrah -- yaitu hadiah yang sama sekali tidak pantas kita dapatkan. Kitab Yakobus 1:17 menunjukkan kenyataan ini demikian:

"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna [yaitu keselamatan], datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran [yaitu 100% anugrah dalam semua aspek-aspeknya]."

Diturunkan dari atas, dari surga, dari Allah -- dan diberikan kebawah kepada kita. Kitab 2 Timotius 1:9 mencatat demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"

Itulah sebabnya mengapa kitab Yunus 2:9 menjelaskan sebagai berikut:

" ....Keselamatan adalah dari TUHAN!"

Keselamatan yang sejati berasal dari Allah dan diberikan kepada kita oleh Allah supaya kita berbaik kembali kepada Allah. Kitab Efesus 2:8 dengan jelas menyatakan demikian:

"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu [yaitu iman itu] bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah..."

Dan kitab 1 Korintus 4:7 bertanya demikian:

"Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?"

Dan kitab Titus 3:4-5 menyatakan demikian:

"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus"

Setelah kita diselamatkan kita juga terus diingatkan untuk menjalankan hidup kita di dalam rasa takut akan Allah seperti yang ditunjukkan dalam kitab Yesaya 26:12 di Perjanjian Lama demikian:

"Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan Damai Sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami."

Dan kitab Ibrani 12:28 secara tidak langsung juga menunjukkan bagaimana hidup yang baru di dalam Kristus dinyatakan demikian:

"Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut... "

Perhatikan bagaimana dua ayat-ayat tersebut menekankan pekerjaan dari Allah Roh Kudus (yaitu kasih karunia Allah), yang adalah faktor yang dominan baik ketika Allah menarik kita ke dalam program keselamatan-Nya maupun setelah kita diselamatkan. Kitab 1 Petrus 1:17 menambahkan demikian:

"Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini...."

Kemudian 2 Korintus 7:1 juga menjelaskan prinsip yang sangat penting ini demikian:

"Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah."

Kita diperintahkan untuk memuliakan Allah melalui kehidupan kita dan segala yang kita miliki -- waktu kita, talenta kita, uang kita, serta kata-kata dan tindakan kita. Dan setelah semuanya dilakukan dengan rendah hati kita akan berkata dengan pernyataan yang ditemukan dalam Lukas 17:10 sbb:

"Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Kalau kita belum memilikinya -- biarlah Allah memberikan kita anugrah "rasa takut kepada-Nya" sesuai dengan kasih dan pengampunan-Nya yang tidak terhingga.


"... A man can receive nothing, except it be given him from Heaven." (John 3:27)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Tidak ada komentar: