Kemenangan Selalu Dipihak Tuhan
II Korintus 10:4
"Karena  senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan  senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk  meruntuhkan benteng-benteng".
Saat Anda dikepung masalah, langkah  apa yang akan Anda ambil? Apakah Anda akan bersikap seperti bangsa  Israel ketika dibawa keluar dari Mesir? Di depan mereka Laut Merah dan  dibelakang mereka tentara Firaun sudah mulai mendekat. Mereka  terperangkap di tengah dan menyalahkan Musa.
"Apakah karena tidak  ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang  gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami  keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir:  Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir.  Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati  di padang gurun ini." (Keluaran 14:11-12).
Saat kita sedang  ketakutan dan terjebak dalam suatu masalah, kita cenderung mengandalkan  kekuatan kita sendiri bahkan menyalahkan situasi, kondisi, orang lain  dan Tuhan atas apa yang kita alami. Kita seperti bangsa Israel itu.
Namun  tidak dengan Musa, imannya kepada Tuhan tidak tergoyahkan. "Janganlah  takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan  diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari  ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan  berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:13-14).
Anda  pasti sudah tahu kelanjutan cerita ini, Tuhan membuat laut terbelah,  membawa bangsa Israel menyeberang dan menenggelamkan tentara Mesir.
Tanpa  Tuhan, kita pasti kalah dalam peperangan. Bersama Tuhan, kemenangan  adalah sesuatu yang pasti. Terkadang Tuhan melibatkan kita dalam  peperangan, namun terkadang kita hanya diminta untuk “diam saja.”
Kita  terlibat atau tidak dalam peperangan hidup ini, satu hal yang pasti  adalah Tuhan yang berperang ganti kita. Tuhan adalah satu-satunya  perlindungan yang aman, jika kita sudah mengandalkan diri sendiri  ataupun orang lain, maka kita sudah dalam posisi kalah. Jika Anda tidak  ingin membuka celah bagi musuh, pastikan setiap saat Anda bergantung  sepenuhnya kepada Tuhan.
Peperangan yang kita jalani bersama Tuhan pasti meraih kemenangan, tanpa Dia, kekalahan yang menanti.  Amin.
Memburu Tuhan
Mazmur 105:4
Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!
Apakah  Anda seorang pemburu Tuhan atau malah orang yang terpenjara dalam masa  lalu? Sering kali kita berkata bahwa kita adalah para “pencari” Tuhan,  namun tidak pernah kita sadari sedang terbelenggu oleh dosa dan beban di  masa lalu sehingga hanya berkeliaran tanpa arah dan tidak pernah  menjangkau Tuhan.
Yesaya 55:6 berkata, “Carilah TUHAN selama Ia  berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” Mencari Tuhan  adalah sebuah perintah, bukan pilihan. Anda harus mencari Tuhan, karena  hal itu adalah sebuah kebutuhan yang harus terpenuhi. Tanpa Tuhan, hidup  Anda akan terasa kosong. Tuhan adalah satu-satunya pribadi yang dapat  memenuhi rasa kosong dalam hati Anda.
Untuk dapat menemukan Tuhan, caranya sangat mudah:
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
"Orang  yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya  kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” Mazmur 24:3-4
Kekudusan  adalah saratnya, “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”  (I Petrus 1:16). Bagaimanakah agar kita bisa menjadi kudus? Lukas 11:2  menegaskan hal ini, “dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya  mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” Kebenaran dalam Yesus Kristus,  itulah yang menguduskan kita agar kita layak menghadap tahta Allah.
Jika  selama ini Anda sering diintimidasi oleh masa lalu dan dosa serta beban  yang menindih, mari datanglah pada Yesus dan bebaskan diri Anda.
Anda telah dimerdekakan melalui karya salib Kristus, dan Anda dapat bebas menghadap Tuhan. Amin.       
The Excellent Spirit 
Belajar dari Naaman di 2 Raja-raja 5  bahwa  sikap tidak hanya bisa membawa kita kepada kesuksesan, tetapi juga bisa  menghancurkan masa depan kita. Hal lain yang perlu kita ketahui adalah  mengenai kekuatan ilahi yang membuat kita disukai orang. Kita akan  melihat contoh kehidupan seseorang yang berlimpah dengan kekuatan ilahi  ini. Semenjak dia muda, orang-orang sudah menyukainya dan tertarik untuk  bekerjasama dengannya. Orang yang disukai Tuhan ini, tidak lain adalah  Daniel.
Daniel hidup di masa pemerintahan empat orang raja yang  berbeda, yaitu raja Nebukadnezar, Raja Beltsazar (anak raja  Nebukadnezar), raja Darius dan raja Koresy. Setiap kali seorang raja  baru naik tahta, selalu Daniel yang dicari. Di mata para raja ini,  Daniel melebihi pejabat tinggi dan para wakil raja.
Mengapa?  Sebab Daniel memiliki roh yang luar biasa, rohnya menarik, sikapnya  menarik dan selalu diingat orang. Daniel disukai bukan sekedar karena  dia pekerja keras yang rajin, tetapi karena dia memiliki roh yang luar  biasa.
Daniel 5:12
"...karena pada orang itu terdapat roh yang  luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan  mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan,  yakni pada Daniel yang dinamai Beltsazar oleh raja. Baiklah sekarang  Daniel dipanggil dan ia akan memberitahukan maknanya!"
Daniel 6:4
Maka  Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena  ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk  menempatkannya atas seluruh kerajaannya.
Apakah roh yang luar  biasa itu? Roh luar biasa adalah roh yang akan menghujani kita dengan  kemurahan-kemurahan Tuhan. Anda akan dihargai, dibuat indah, selalu  ditempatkan nomor satu, melakukan lebih dari rata-rata. Roh ini akan  membuat Anda menuai 100 kali lipat dari taburan-taburan yang Anda  berikan!
Tentu Anda ingin memiliki roh berkualitas seperti ini.  Tetapi, bagaimana caranya? Marilah kita lihat gaya hidup Daniel setiap  hari:
Daniel Hidup Sesuai Dengan Firman Tuhan
Awal dari segala berkat yang Daniel terima adalah sewaktu dia membuat keputusan untuk tidak hidup menurut standar dunia.
Daniel 1:8
Daniel  berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan  dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin  pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Daniel Percaya Akan Kemurahan Tuhan
Hidup  Daniel penuh dengan kemurahan Tuhan karena dia mengharapkannya.  Kemurahan tidak akan datang apabila Anda tidak mempunyai iman akan  kemurahan tersebut.
Daniel 1:9
Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu.
Daniel Hidup Berdasarkan Pengertian
Kemurahan Tuhan atas Daniel banyak turun dalam bentuk kebijakan dan kepandaian.
Daniel 1:17
Kepada  keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian  tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai  pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Daniel Mempunyai Gaya Hidup Berdoa
Doa  adalah rahasia untuk Anda bisa mempunyai roh yang luar biasa. Doa  jugalah yang membuat Daniel taat sewaktu dia mau dibuang ke gua singa.
Daniel 2:16-18
Maka  Daniel menghadap raja dan meminta kepadanya, supaya ia diberi waktu  untuk memberitahukan makna itu kepada raja. Kemudian pulanglah Daniel  dan memberitahukan hal itu kepada Hananya, Misael dan Azarya,  teman-temannya, dengan maksud supaya mereka memohon kasih sayang kepada  Allah semesta langit mengenai rahasia itu, supaya Daniel dan  teman-temannya jangan dilenyapkan bersama-sama orang-orang bijaksana  yang lain di Babel.
Daniel Punya Iman Untuk Mendapatkan Hanya Yang Terbaik Dari Tuhan
Daniel 6:29
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresy, orang Persia itu.
Dalam  bahasa Inggris dikatakan: "God prospered Daniel and he was made to be  one of the government official." Daniel bisa tetap taat  melakukan  instruksi Tuhan baginya, karena dia percaya bahwa Tuhan hanya akan  memberikan yang terbaik baginya.
Seperti Daniel, Anda pun bisa  hidup dengan roh yang luar biasa. Kembangkan gaya hidup seperti Daniel.  Tuhan rindu melihat Anda hidup disukai orang, terkenal, dihormati,  menikmati janji-janji-Nya dan memiliki hidup ini sampai berkelimpahan.  Amin      
Panik? Sudah Bertanya Pada Tuhan Belum...
1 Samuel 30:8
Kemudian  bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar  gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman  kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul  mereka dan melepaskan para tawanan."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 90; Lukas 11; 2 Raja-raja 22-23
Dalam  1 Samuel 30, dikisahkan bahwa orang Amalek menyerbu Tanah Negeb dan  Ziklag, dan perempuan-perempuan serta semua orang dikota itu ditawan  oleh orang Amalek, termasuk anak dan istri Daud.
Ketika Daud dan  pasukannya sampai di kota itu dan tahu bahwa anak dan istri mereka telah  ditawan Amalek, mereka sangat sedih dan marah. Bahkan dalam kemarahan  mereka, rakyat Israel hendak melempari Daud dengan batu. Namun dalam  keadaan terjepit seperti ini, Daud menguatkan kepercayaannya kepada  Tuhan.
Daud kemudian berdoa, “Haruskah aku mengejar gerombolan  itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Sebelum bertindak, Daud bertanya  apakah yang ia lakukan adalah rencana Tuhan. Dia menunggu jawaban Tuhan,  baru kemudian bertindak. 
Daud tidak bertindak gegabah dalam  usahanya untuk menyelamatkan mereka yang tertawan dan menenangkan rakyat  yang bersama dia. Yang pertama kali ia lakukan adalah menguatkan  kepercayaannya kepada Tuhan, dan meminta petunjuk dari Tuhan tentang apa  yang harus ia lakukan.
Seberapa sering kita berdoa seperti Daud?  Ketika keadaan menekan hidup kita, apakah kita lari dari Tuhan atau  kita lari kepada Tuhan?
Mari belajar kepada Daud, kita lari  kepada Tuhan memohon petunjuk dari-Nya atas segala permasalahan kita.  Tuhan adalah solusi kehidupan Anda, Dia dapat Anda percaya.
Saat masalah menerpa hidup Anda, jangan lari menjauh dari Tuhan namun larilah kepada Tuhan.  Amin.      
Look Back In Forgiveness
I am doing better than good because I  can look back in forgiveness, forward in hope, down in compassion, and  up with gratitude. ~ Zig Ziglar
Suatu ketika seorang guru sekolah  dasar menyuruh setiap muridnya membawa satu buah kantong plastik  transparan dan kentang sebanyak jumlah orang yang dibenci. Anak-anak pun  mengikuti perintah sang guru tadi. Ada yang membawa satu kentang, dua  kentang hingga lima kentang.
Kemudian anak-anak itu diminta untuk  menuliskan dengan spidol nama orang yang mereka benci pada kentang  tersebut. “Sejak hari ini hingga tujuh hari ke depan, kalian harus  membawa kantong plastik berisi kentang tersebut ke mana pun kalian  pergi, termasuk jika kalian pergi ke toilet. Juga ketika tidur, kantong  berisi kentang itu harus berada dekat kalian. Bisa?” kata sang guru.  Serentak seluruh kelas menjawab, “Bisa, Bu Guru!”
Hari demi hari  berlalu, kentang-kentang itu pun mulai membusuk. Bahkan ketika pelajaran  sedang berlangsung, suasana menjadi tidak enak akibat bau busuk. Murid  yang membawa lima kentang pun mengeluh, “Berat dan bau!”
Setelah  satu minggu lewat, sang guru mempersilakan murid-murid untuk membuang  kantong berisi kentang-kentang tersebut di tong sampah. Murid-murid  sangat bersukacita dan lega.  “Bagaimana rasanya membawa kentang selama  satu minggu?” tanya sang guru. Beragam jawaban mulai muncul: berat, bau,  tidak nyaman hingga mau muntah. “Seperti itulah hidup kita jika kita  tidak mau mengampuni orang lain. Bisa kalian bayangkan jika seseorang  membawa kebencian seumur hidupnya. Oleh sebab itu, lepaskanlah  pengampunan. Orang yang tidak mau mengampuni ibarat orang yang memegang  durian erat-erat. Semakin ia tidak mau melepaskannya, semakin ia merasa  sakit,” lanjut sang guru.
Cerita di atas yang dikirimkan seorang  teman kepada saya sungguh menggugah hati. Bukankah kita kerap melihat  orang yang tidak bahagia dalam hidup ini karena tetap memilih untuk  hidup dalam kebencian? Ya, mereka memilih untuk senantiasa “menggendong”  batu yang amat berat ke mana pun mereka pergi sehingga langkah mereka  menjadi tersendat-sendat. Jangankan untuk berlari, untuk melangkah tegak  pun sudah tidak sanggup.
Tidak Mudah mengampuni
Mengampuni  tentulah bukan perkara mudah. Bagi saya, mengampuni lebih merupakan  urusan hati daripada logika. Dengan mengampuni, seseorang dapat hidup  lebih tenang dan siap untuk menyosong masa depan yang lebih baik.  Sebaliknya dengan tidak mengampuni, seseorang akan hidup dalam emosi  kebencian dan menghalangi berkat-berkat Tuhan tercurah ke dalam  hidupnya.
Ada beberapa hal penting yang saya pelajari berdasarkan pengalaman hidup tentang mengampuni.
Pertama,  tidak seorang pun bisa kembali ke masa lalu. Bahkan saya kerap  mengatakan, Tuhan pun tidak mau mengubah masa lalu seseorang. Masa lalu  adalah tempat belajar. Bukan tempat tinggal! Masa lalu adalah bagian  dari sejarah yang tidak bisa diulang. Terkadang jauh lebih sulit untuk  mengampuni diri sendiri atas berbagai kesalahan masa lalu tapi kita  tetap harus sadar, masa lalu telah berlalu. Petiklah hikmah dari semua  peristiwa itu, minta ampun kepada Tuhan dan bertobatlah. Wujud dari  tobat yang paling nyata adalah tidak mengulangi kesalahan yang sama.  Bahkan, banyak orang yang justru berani membagikan masa lalunya yang  kelam kepada sesama sehingga bisa menginspirasi dan mengingatkan orang  lain agar tidak melakukan hal yang sama.
Kedua, mengampuni adalah  persoalan pilihan. Ya, kita bisa memilih untuk terus hidup dalam  kebencian dan menjadikan kebencian itu pusat kehidupan kita. Sebaliknya  kita bisa memilih untuk melepaskan masa lalu. Memang melupakan masa lalu  hampir tidak mungkin tapi kita bisa menjadikan masa lalu tidak lagi  memiliki ikatan emosional dengan diri kita. Joel Osteen dalam bukunya  Your Best Life Now mengatakan dengan tegas, “Jika kita pahit hati dan  penuh kebencian itu karena kita sedang mengijinkan diri kita untuk tetap  demikian.” Saya kerap melihat banyak orang yang hidupnya tidak bahagia  karena memilih untuk membiarkan rasa sakit dari masa lalu meracuni  kehidupannya hari demi hari.
Ketiga, pengampunan adalah urusan  rohani. Dibutuhkan kemauan yang kuat dan bukanlah kemampuan untuk  sungguh dapat mengampuni. Ketika kemauan itu muncul, dekatkan diri  kepada Tuhan selalu. Serahkanlah semua beban itu kepada-Nya dan mintalah  kemampuan dari-Nya agar sungguh dapat mengampuni. Ingatlah bahwa  kemampuan manusia selalu terbatas! Ini tidak bisa dilakukan hanya  sekali-sekali tapi harus terus-menurus dengan kemauan yang kuat. Saya  sendiri pernah melihat kasus seorang pemuda yang diterlantarkan ayah  kandungnya bahkan ayah kandungnyalah yang membunuh ibu kandungnya. Ia  perlu waktu puluhan tahun agar sungguh bisa mengampuni ayahnya itu.
Keempat,  ubahlah kebiasaan lama. Seringkali seseorang sulit untuk mengampuni  karena ia masih sering berpikir dan berbicara mengenai masa lalunya  dengan penuh emosi kebencian. Hal ini seringkali terjadi ketika  seseorang memandang dirinya semata-mata adalah sebagai korban.  Hentikanlah kebiasaan in!. Ibarat akar sebuah pohon, semakin sering  seseorang memikirkan dan membicarakan masa lalu, semakin dalamlah akar  pohon tersebut dan akan semakin sulit untuk dicabut.
Kelima,  waspadai munculnya gambaran masa lalu. Pikiran manusia ibarat saluran TV  yang dapat kita pilih. Jika sesekali terlintas gambaran masa lalu yang  kelam, segera ganti saluran Anda ke saluran Ilahi. Cara yang paling baik  adalah dengan berdoa dan datanglah pada Tuhan. Jangan menganalisa atau  melakukan pembenaran atas apa yang terjadi di masa silam. Katakan kepada  Tuhan, “Tolonglah aku Tuhan untuk mengubah semua ini menjadi kebaikan  sesuai dengan rencana-Mu!”
Perkenanlah saya menutup jumpa kita  kali ini dengan sebuah nasihat bijak dari Mary Karen Read. When deep  injury is done to us, we never recover until we forgive. Forgiveness  does not change the past. But it does enlarge the future. Ketika kita  mengalami luka yang begitu dalam, kita tidak akan pernah pulih sampai  kita mengampuni. Pengampunan tidaklah mengubah masa lalu. Namun  pengampunan akan menjadikan masa depan yang lebih baik. Amin.
Bagaimana menurut Anda?