Entri Populer

Rabu, 17 November 2010

Mengikut Yesus Dari Kejauhan

Lukas 23:49

Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.

Mazmur 138; Yohanes 15; 2 Tawarikh 36:22-23

Ada orang banyak yang mengikuti Yesus kemanapun Ia pergi – ke kota-kota, desa-desa, perbukitan, danau bahkan sinagoga. Mungkin mereka mengikuti-Nya karena mukjizat yang telah dibuat-Nya, atau tertarik dengan ajaran-Nya, namun satu hal, hanya beberapa gelintir orang yang berkomitmen terhadap-Nya. Mereka adalah ke dua belas murid-Nya.

Namun bagaimana ketika Yesus menghadapi jalan salib itu. Para murid tercerai berai. Satu orang mengkhianati-Nya, satu lagi menyangkal-Nya dan yang lainnya hanya melihat Yesus dari kejauhan. Namun sekalipun demikian, Yesus tetap mengasihi mereka. Dia datang menguatkan mereka kembali setelah kebangkitan-Nya. Mereka bisa di yakinkan dengan kehadiran Yesus. Mereka tahu bahwa Tuhan yang mereka ikuti cukup dekat dengan mereka untuk mereka sentuh, dan percayai. Mereka kembali menaruh kepercayaan dan pengharapan mereka pada Yesus, bahkan lebih dari komitmen, mereka rela memberikan nyawa mereka untuk memberitakan nama Yesus itu. Mereka yakin apapun keadaan mereka, ada pengharapan dan hidup kekal di dalam Yesus.

Anda dan saya memiliki pilihan yang sama hari ini. Apakah kita akan mengikuti Yesus seperti orang banyak itu, melihat Yesus dari kejauhan, atau mengikuti jejak Yesus dan berada bersama-Nya bahkan ketika harus berhadapan dengan maut?

Hari ini marilah kita jangan jadi pengikut yang pasif, yang hanya mengenal Yesus dari jauh. Namun mari kita mengikuti Yesus dengan komitmen. Pada dasarnya, mengikuti Yesus memiliki berbagai kelebihan: Pertama, kita mendapatkan hidup kekal; Kedua kita mengalami rahmat dan pengampunan dari-Nya setiap hari; Ketiga, Allah merancangkan kehidupan yang penuh harapan, dan Dia selalu bersama kita; Kelima, tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa ijin-Nya; Ke enam, Dia memberi kita kekuatan-Nya, otoritas dan kuasa-Nya; Ketujuh, Ia memberikan perlindungan sempurna atas hidup kita.

Apa lagi yang Anda butuhkan dalam hidup ini? Bukankah mengikut Yesus itu adalah sebuah keuntungan?

Ingatlah bahwa Anda tidak akan pernah kehilangan upah ketika mengiring Yesus. Amin



Kamis, 04 November 2010

Kemenangan Selalu Dipihak Tuhan

II Korintus 10:4

"Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng".

Saat Anda dikepung masalah, langkah apa yang akan Anda ambil? Apakah Anda akan bersikap seperti bangsa Israel ketika dibawa keluar dari Mesir? Di depan mereka Laut Merah dan dibelakang mereka tentara Firaun sudah mulai mendekat. Mereka terperangkap di tengah dan menyalahkan Musa.

"Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:11-12).

Saat kita sedang ketakutan dan terjebak dalam suatu masalah, kita cenderung mengandalkan kekuatan kita sendiri bahkan menyalahkan situasi, kondisi, orang lain dan Tuhan atas apa yang kita alami. Kita seperti bangsa Israel itu.

Namun tidak dengan Musa, imannya kepada Tuhan tidak tergoyahkan. "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:13-14).

Anda pasti sudah tahu kelanjutan cerita ini, Tuhan membuat laut terbelah, membawa bangsa Israel menyeberang dan menenggelamkan tentara Mesir.
Tanpa Tuhan, kita pasti kalah dalam peperangan. Bersama Tuhan, kemenangan adalah sesuatu yang pasti. Terkadang Tuhan melibatkan kita dalam peperangan, namun terkadang kita hanya diminta untuk “diam saja.”

Kita terlibat atau tidak dalam peperangan hidup ini, satu hal yang pasti adalah Tuhan yang berperang ganti kita. Tuhan adalah satu-satunya perlindungan yang aman, jika kita sudah mengandalkan diri sendiri ataupun orang lain, maka kita sudah dalam posisi kalah. Jika Anda tidak ingin membuka celah bagi musuh, pastikan setiap saat Anda bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Peperangan yang kita jalani bersama Tuhan pasti meraih kemenangan, tanpa Dia, kekalahan yang menanti. Amin.


Memburu Tuhan

Mazmur 105:4

Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!

Apakah Anda seorang pemburu Tuhan atau malah orang yang terpenjara dalam masa lalu? Sering kali kita berkata bahwa kita adalah para “pencari” Tuhan, namun tidak pernah kita sadari sedang terbelenggu oleh dosa dan beban di masa lalu sehingga hanya berkeliaran tanpa arah dan tidak pernah menjangkau Tuhan.

Yesaya 55:6 berkata, “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” Mencari Tuhan adalah sebuah perintah, bukan pilihan. Anda harus mencari Tuhan, karena hal itu adalah sebuah kebutuhan yang harus terpenuhi. Tanpa Tuhan, hidup Anda akan terasa kosong. Tuhan adalah satu-satunya pribadi yang dapat memenuhi rasa kosong dalam hati Anda.

Untuk dapat menemukan Tuhan, caranya sangat mudah:

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” Mazmur 24:3-4

Kekudusan adalah saratnya, “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (I Petrus 1:16). Bagaimanakah agar kita bisa menjadi kudus? Lukas 11:2 menegaskan hal ini, “dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” Kebenaran dalam Yesus Kristus, itulah yang menguduskan kita agar kita layak menghadap tahta Allah.

Jika selama ini Anda sering diintimidasi oleh masa lalu dan dosa serta beban yang menindih, mari datanglah pada Yesus dan bebaskan diri Anda.

Anda telah dimerdekakan melalui karya salib Kristus, dan Anda dapat bebas menghadap Tuhan. Amin.




The Excellent Spirit

Belajar dari Naaman di 2 Raja-raja 5 bahwa sikap tidak hanya bisa membawa kita kepada kesuksesan, tetapi juga bisa menghancurkan masa depan kita. Hal lain yang perlu kita ketahui adalah mengenai kekuatan ilahi yang membuat kita disukai orang. Kita akan melihat contoh kehidupan seseorang yang berlimpah dengan kekuatan ilahi ini. Semenjak dia muda, orang-orang sudah menyukainya dan tertarik untuk bekerjasama dengannya. Orang yang disukai Tuhan ini, tidak lain adalah Daniel.

Daniel hidup di masa pemerintahan empat orang raja yang berbeda, yaitu raja Nebukadnezar, Raja Beltsazar (anak raja Nebukadnezar), raja Darius dan raja Koresy. Setiap kali seorang raja baru naik tahta, selalu Daniel yang dicari. Di mata para raja ini, Daniel melebihi pejabat tinggi dan para wakil raja.

Mengapa? Sebab Daniel memiliki roh yang luar biasa, rohnya menarik, sikapnya menarik dan selalu diingat orang. Daniel disukai bukan sekedar karena dia pekerja keras yang rajin, tetapi karena dia memiliki roh yang luar biasa.
Daniel 5:12
"...karena pada orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan, yakni pada Daniel yang dinamai Beltsazar oleh raja. Baiklah sekarang Daniel dipanggil dan ia akan memberitahukan maknanya!"
Daniel 6:4
Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

Apakah roh yang luar biasa itu? Roh luar biasa adalah roh yang akan menghujani kita dengan kemurahan-kemurahan Tuhan. Anda akan dihargai, dibuat indah, selalu ditempatkan nomor satu, melakukan lebih dari rata-rata. Roh ini akan membuat Anda menuai 100 kali lipat dari taburan-taburan yang Anda berikan!

Tentu Anda ingin memiliki roh berkualitas seperti ini. Tetapi, bagaimana caranya? Marilah kita lihat gaya hidup Daniel setiap hari:

Daniel Hidup Sesuai Dengan Firman Tuhan

Awal dari segala berkat yang Daniel terima adalah sewaktu dia membuat keputusan untuk tidak hidup menurut standar dunia.
Daniel 1:8
Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.

Daniel Percaya Akan Kemurahan Tuhan

Hidup Daniel penuh dengan kemurahan Tuhan karena dia mengharapkannya. Kemurahan tidak akan datang apabila Anda tidak mempunyai iman akan kemurahan tersebut.
Daniel 1:9
Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu.

Daniel Hidup Berdasarkan Pengertian

Kemurahan Tuhan atas Daniel banyak turun dalam bentuk kebijakan dan kepandaian.
Daniel 1:17
Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.

Daniel Mempunyai Gaya Hidup Berdoa

Doa adalah rahasia untuk Anda bisa mempunyai roh yang luar biasa. Doa jugalah yang membuat Daniel taat sewaktu dia mau dibuang ke gua singa.
Daniel 2:16-18
Maka Daniel menghadap raja dan meminta kepadanya, supaya ia diberi waktu untuk memberitahukan makna itu kepada raja. Kemudian pulanglah Daniel dan memberitahukan hal itu kepada Hananya, Misael dan Azarya, teman-temannya, dengan maksud supaya mereka memohon kasih sayang kepada Allah semesta langit mengenai rahasia itu, supaya Daniel dan teman-temannya jangan dilenyapkan bersama-sama orang-orang bijaksana yang lain di Babel.

Daniel Punya Iman Untuk Mendapatkan Hanya Yang Terbaik Dari Tuhan
Daniel 6:29
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresy, orang Persia itu.

Dalam bahasa Inggris dikatakan: "God prospered Daniel and he was made to be one of the government official." Daniel bisa tetap taat melakukan instruksi Tuhan baginya, karena dia percaya bahwa Tuhan hanya akan memberikan yang terbaik baginya.

Seperti Daniel, Anda pun bisa hidup dengan roh yang luar biasa. Kembangkan gaya hidup seperti Daniel. Tuhan rindu melihat Anda hidup disukai orang, terkenal, dihormati, menikmati janji-janji-Nya dan memiliki hidup ini sampai berkelimpahan. Amin



Panik? Sudah Bertanya Pada Tuhan Belum...


1 Samuel 30:8

Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 90; Lukas 11; 2 Raja-raja 22-23

Dalam 1 Samuel 30, dikisahkan bahwa orang Amalek menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag, dan perempuan-perempuan serta semua orang dikota itu ditawan oleh orang Amalek, termasuk anak dan istri Daud.

Ketika Daud dan pasukannya sampai di kota itu dan tahu bahwa anak dan istri mereka telah ditawan Amalek, mereka sangat sedih dan marah. Bahkan dalam kemarahan mereka, rakyat Israel hendak melempari Daud dengan batu. Namun dalam keadaan terjepit seperti ini, Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan.

Daud kemudian berdoa, “Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Sebelum bertindak, Daud bertanya apakah yang ia lakukan adalah rencana Tuhan. Dia menunggu jawaban Tuhan, baru kemudian bertindak.

Daud tidak bertindak gegabah dalam usahanya untuk menyelamatkan mereka yang tertawan dan menenangkan rakyat yang bersama dia. Yang pertama kali ia lakukan adalah menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, dan meminta petunjuk dari Tuhan tentang apa yang harus ia lakukan.

Seberapa sering kita berdoa seperti Daud? Ketika keadaan menekan hidup kita, apakah kita lari dari Tuhan atau kita lari kepada Tuhan?

Mari belajar kepada Daud, kita lari kepada Tuhan memohon petunjuk dari-Nya atas segala permasalahan kita. Tuhan adalah solusi kehidupan Anda, Dia dapat Anda percaya.

Saat masalah menerpa hidup Anda, jangan lari menjauh dari Tuhan namun larilah kepada Tuhan. Amin.



Look Back In Forgiveness


I am doing better than good because I can look back in forgiveness, forward in hope, down in compassion, and up with gratitude. ~ Zig Ziglar

Suatu ketika seorang guru sekolah dasar menyuruh setiap muridnya membawa satu buah kantong plastik transparan dan kentang sebanyak jumlah orang yang dibenci. Anak-anak pun mengikuti perintah sang guru tadi. Ada yang membawa satu kentang, dua kentang hingga lima kentang.

Kemudian anak-anak itu diminta untuk menuliskan dengan spidol nama orang yang mereka benci pada kentang tersebut. “Sejak hari ini hingga tujuh hari ke depan, kalian harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut ke mana pun kalian pergi, termasuk jika kalian pergi ke toilet. Juga ketika tidur, kantong berisi kentang itu harus berada dekat kalian. Bisa?” kata sang guru. Serentak seluruh kelas menjawab, “Bisa, Bu Guru!”

Hari demi hari berlalu, kentang-kentang itu pun mulai membusuk. Bahkan ketika pelajaran sedang berlangsung, suasana menjadi tidak enak akibat bau busuk. Murid yang membawa lima kentang pun mengeluh, “Berat dan bau!”

Setelah satu minggu lewat, sang guru mempersilakan murid-murid untuk membuang kantong berisi kentang-kentang tersebut di tong sampah. Murid-murid sangat bersukacita dan lega. “Bagaimana rasanya membawa kentang selama satu minggu?” tanya sang guru. Beragam jawaban mulai muncul: berat, bau, tidak nyaman hingga mau muntah. “Seperti itulah hidup kita jika kita tidak mau mengampuni orang lain. Bisa kalian bayangkan jika seseorang membawa kebencian seumur hidupnya. Oleh sebab itu, lepaskanlah pengampunan. Orang yang tidak mau mengampuni ibarat orang yang memegang durian erat-erat. Semakin ia tidak mau melepaskannya, semakin ia merasa sakit,” lanjut sang guru.

Cerita di atas yang dikirimkan seorang teman kepada saya sungguh menggugah hati. Bukankah kita kerap melihat orang yang tidak bahagia dalam hidup ini karena tetap memilih untuk hidup dalam kebencian? Ya, mereka memilih untuk senantiasa “menggendong” batu yang amat berat ke mana pun mereka pergi sehingga langkah mereka menjadi tersendat-sendat. Jangankan untuk berlari, untuk melangkah tegak pun sudah tidak sanggup.

Tidak Mudah mengampuni

Mengampuni tentulah bukan perkara mudah. Bagi saya, mengampuni lebih merupakan urusan hati daripada logika. Dengan mengampuni, seseorang dapat hidup lebih tenang dan siap untuk menyosong masa depan yang lebih baik. Sebaliknya dengan tidak mengampuni, seseorang akan hidup dalam emosi kebencian dan menghalangi berkat-berkat Tuhan tercurah ke dalam hidupnya.

Ada beberapa hal penting yang saya pelajari berdasarkan pengalaman hidup tentang mengampuni.

Pertama, tidak seorang pun bisa kembali ke masa lalu. Bahkan saya kerap mengatakan, Tuhan pun tidak mau mengubah masa lalu seseorang. Masa lalu adalah tempat belajar. Bukan tempat tinggal! Masa lalu adalah bagian dari sejarah yang tidak bisa diulang. Terkadang jauh lebih sulit untuk mengampuni diri sendiri atas berbagai kesalahan masa lalu tapi kita tetap harus sadar, masa lalu telah berlalu. Petiklah hikmah dari semua peristiwa itu, minta ampun kepada Tuhan dan bertobatlah. Wujud dari tobat yang paling nyata adalah tidak mengulangi kesalahan yang sama. Bahkan, banyak orang yang justru berani membagikan masa lalunya yang kelam kepada sesama sehingga bisa menginspirasi dan mengingatkan orang lain agar tidak melakukan hal yang sama.

Kedua, mengampuni adalah persoalan pilihan. Ya, kita bisa memilih untuk terus hidup dalam kebencian dan menjadikan kebencian itu pusat kehidupan kita. Sebaliknya kita bisa memilih untuk melepaskan masa lalu. Memang melupakan masa lalu hampir tidak mungkin tapi kita bisa menjadikan masa lalu tidak lagi memiliki ikatan emosional dengan diri kita. Joel Osteen dalam bukunya Your Best Life Now mengatakan dengan tegas, “Jika kita pahit hati dan penuh kebencian itu karena kita sedang mengijinkan diri kita untuk tetap demikian.” Saya kerap melihat banyak orang yang hidupnya tidak bahagia karena memilih untuk membiarkan rasa sakit dari masa lalu meracuni kehidupannya hari demi hari.

Ketiga, pengampunan adalah urusan rohani. Dibutuhkan kemauan yang kuat dan bukanlah kemampuan untuk sungguh dapat mengampuni. Ketika kemauan itu muncul, dekatkan diri kepada Tuhan selalu. Serahkanlah semua beban itu kepada-Nya dan mintalah kemampuan dari-Nya agar sungguh dapat mengampuni. Ingatlah bahwa kemampuan manusia selalu terbatas! Ini tidak bisa dilakukan hanya sekali-sekali tapi harus terus-menurus dengan kemauan yang kuat. Saya sendiri pernah melihat kasus seorang pemuda yang diterlantarkan ayah kandungnya bahkan ayah kandungnyalah yang membunuh ibu kandungnya. Ia perlu waktu puluhan tahun agar sungguh bisa mengampuni ayahnya itu.

Keempat, ubahlah kebiasaan lama. Seringkali seseorang sulit untuk mengampuni karena ia masih sering berpikir dan berbicara mengenai masa lalunya dengan penuh emosi kebencian. Hal ini seringkali terjadi ketika seseorang memandang dirinya semata-mata adalah sebagai korban. Hentikanlah kebiasaan in!. Ibarat akar sebuah pohon, semakin sering seseorang memikirkan dan membicarakan masa lalu, semakin dalamlah akar pohon tersebut dan akan semakin sulit untuk dicabut.

Kelima, waspadai munculnya gambaran masa lalu. Pikiran manusia ibarat saluran TV yang dapat kita pilih. Jika sesekali terlintas gambaran masa lalu yang kelam, segera ganti saluran Anda ke saluran Ilahi. Cara yang paling baik adalah dengan berdoa dan datanglah pada Tuhan. Jangan menganalisa atau melakukan pembenaran atas apa yang terjadi di masa silam. Katakan kepada Tuhan, “Tolonglah aku Tuhan untuk mengubah semua ini menjadi kebaikan sesuai dengan rencana-Mu!”

Perkenanlah saya menutup jumpa kita kali ini dengan sebuah nasihat bijak dari Mary Karen Read. When deep injury is done to us, we never recover until we forgive. Forgiveness does not change the past. But it does enlarge the future. Ketika kita mengalami luka yang begitu dalam, kita tidak akan pernah pulih sampai kita mengampuni. Pengampunan tidaklah mengubah masa lalu. Namun pengampunan akan menjadikan masa depan yang lebih baik. Amin.

Bagaimana menurut Anda?