Entri Populer

Kamis, 28 Januari 2010

YANG PERTAMA BANGKIT

"Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius 27:51-54)


Dalam peristiwa ini ada banyak orang yang sedang menyaksikan peristiwa penyaliban Kristus. Dan sesungguhnya "gempa bumi" tersebut menyebabkan tubuh dari orang-orang kudus (orang-orang suci) untuk dibangkitkan dan mereka masuk ke dalam "kota kudus" (kota suci) dan kota kudus ini menunjuk kepada Surga. Kisah ini juga merupakan gambaran dari peristiwa pengangkatan (rapture) yang akan terjadi di akhir zaman. Kota kudus yang dimaksud disini bukan menunjuk kepada Yerusalem, kota atau tempat manapun akan menjadi kudus jika Allah Yang Kudus bersemayam atau berada disana (lihat Keluaran 3:5, Yosua 5:15, Kis. 7:33). Tetapi ingatlah pada saat Kristus berada di atas kayu salib, tirai yang ada di ruang maha kudus secara ajaib robek menjadi dua bagian dari atas sampai ke bawah, -- dan sejak saat itu Yerusalem bukan merupakan kota yang kudus lagi.

Peristiwa kebangkitan ini adalah gambaran dari apa yang akan terjadi di akhir zaman, yaitu ketika Hari Penghakiman dimulai dan pada saat yang sama kubur-kubur dari orang-orang yang percaya akan dibuka dan dalam sekejap mereka akan diberikan diberikan tubuh yang baru yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa. Disini Tuhan sedang menunjuk kepada prinsip bahwa Kristus harus dibangkitkan terlebih dahulu sebelum orang-orang yang lainnya dapat dibangkitkan, dan sesungguhnya Kristus telah dibangkitkan sejak sebelum dunia dijadikan.

Disini Tuhan sedang menggambarkan fakta bahwa Kristus telah dibangkitkan sejak permulaan zaman dan ketika Dia mendemonstrasikannya di tahun 33 Masehi, ada kubur-kubur yang dibuka, dan banyak tubuh dari orang-orang kudus dibangkitkan. Ungkapan "orang-orang kudus" menunjuk kepada orang-orang percaya yang sejati, mereka disebut kudus bukan karena mereka tidak pernah berbuat dosa, tetapi mereka kudus karena Tuhan telah menguduskan mereka.

Tuhan telah menetapkan suatu hukum yang sangat penting, yaitu fakta bahwa Kristus adalah "yang sulung", yang pertama bangkit dari antara orang mati. Kita membaca dalam kitab Kolose 1:18 demikian:

"Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu."

Dan Kisah Para Rasul 26:23 menekankan demikian:

"yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."

Dan kitab Matius pasal 27 memberitahukan kita mengenai hal ini, bahwa Kristus adalah "yang sulung". Ketika Kristus tergantung di atas kayu salib, kubur-kubur terbuka, kemudian Dia mati dan tubuh-Nya dikuburkan, dan kemudian Dia bangkit dari kuburan. Kemudian "sesudah" Yesus dibangkitkan "tubuh orang-orang kudus keluar dari kubur". Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati, dan sesungguhnya Ia telah dibangkitkan dari kematian sejak sebelum dunia dijadikan.

Kita membaca di dalam kitab Ulangan 34 bahwa Musa mati dan Tuhan menguburkan dia, dan di dalam kitab Yudas kita membaca mengenai pertengkaran antara Mikhael (yaitu Kristus) dan Iblis tentang mayat Musa. Kemudian kita membaca di Matius pasal 17 bahwa ketika Kristus mengalami transfigurasi, Musa dan Elia muncul di atas gunung. Kita tahu bahwa Elia tidak mati karena Tuhan telah mengangkat dia ke dalam Surga, tetapi Musa telah mati, tetapi kita mengetahui bahwa ia juga muncul di gunung transfigurasi.

Musa telah mati, dan Tuhan menguburkan dia, kemudian Musa bangkit, tetapi kita tahu bahwa Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati. Kristus harus menjadi yang pertama dibangkitkan. Kita mengerti bagaimana hal ini mungkin ketika kita menyadari bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sejak sebelum Dia menciptakan dunia.

Kristus telah membayar untuk upah dosa-dosa kita sebelum Dia menciptakan dunia, dosa-dosa dari setiap orang yang Allah rencanakan untuk Ia selamatkan telah dibebankan kepada Kristus dan Dia telah membayar penaltinya sebagai pengganti kita dari sejak permulaan. Ini adalah misteri ilahi yang tidak dapat kita mengerti, tetapi kita mengetahui bahwa Allah telah menghukum Dia dan membunuh Dia, dan bahwa Ia telah mati.

Dalam kitab Mazmur 16:10 Kristus berkata:

"sebab Engkau tidak menyerahkan aku [yaitu jiwaku] ke dunia orang mati [yaitu neraka atau kuburan]..."

Kita mengetahui bahwa Kristus dikuburkan setelah Ia diambil dari atas kayu salib, akan tetapi jiwa-Nya tidak berada di dalam kubur karena Dia dan seorang pencuri yang disalib disamping-Nya telah berada di dalam Surga. Dalam kitab Lukas 23:43 kita membaca:

"Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus [yaitu Surga]."

Ketika Kristus pergi ke kayu salib pada tahun 33 Masehi, tubuh-Nya dikuburkan untuk mendemonstrasikan peristiwa kebangkitan, tetapi pada saat itu Dia bukan sedang melakukan pembayaran atas upah dosa-dosa kita. Dia telah membuat pembayaran yang lunas atas dosa-dosa orang-orang yang percaya dan hal itu telah dilakukan sejak sebelum dunia dijadikan.

Kristus telah bangkit dari antara mati sejak sebelum dunia dijadikan, oleh karena itu, Dia adalah "yang pertama bangkit dari antara orang mati". Dia adalah yang pertama-tama dibangkitkan dari kubur, dan tidak ada seorangpun yang dapat dibangkitkan sebelum Tuhan Yesus Kristus dibangkitkan.


"Trust in the LORD with all thine heart; and lean not unto thine own understanding. In all thy ways acknowledge him, and he shall direct thy paths." (Proverbs 3:5-6)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Selasa, 26 Januari 2010

PERTEMUAN IBADAH

"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita (saling) menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."
(Ibrani 10:24-25)


Setidaknya ada dua pernyataan di dalam ayat ini yang dapat mengarahkan kita ke jalan yang salah. Para penterjemah tidak memahami bahwa masa kerja gereja akan berakhir pada suatu saat sama halnya seperti yang terjadi pada synagoga-synagoga umat Yahudi, dan kemudian akan ada masa "hujan akhir" (hujan akhir musim) dan tuaian besar yang terakhir di sepanjang Masa Kesusahan Yang Besar di akhir zaman.

Sewaktu kita melihat gambaran yang lebih luas karena Tuhan telah membuka mata rohani kita kepada masa yang sedang kita lalui ini, sekarang kita harus memeriksa dan menterjemahkan kata-kata ini dengan lebih teliti. Sewaktu para penterjemah menterjemahkan ayat-ayat ini mereka memutuskan untuk menambahkan kata "saling" setelah kata "menasihati" karena itulah bagaimana mereka memahami ayat ini:

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita (saling) menasihati."

Sebagai akibatnya orang-orang selalu melihat pada ayat ini sebagai suatu perintah bahwa kita hendaknya berkumpul bersama di dalam suatu pertemuan jemaat. Kita hendaknya memastikan bahwa kita sedang bertemu bersama dan "saling menasihati", khususnya pada hari Minggu Sabat. Akan tetapi sesungguhnya ayat ini tidak mengatakan "saling menasihati" di dalam bahasa asli Yunaninya. Ayat ini hanya berkata "menasihati".

Jadi sesungguhnya pihak-pihak manakah yang sedang ditinjau disini? Kita akan menyangka bahwa akan lebih logis untuk mengatakan, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan organisasi gereja". Mengapakah Allah menggunakan bahasa aneh "pertemuan-pertemuan ibadah kita" ? Tidak ada kata "gereja" disitu. Masalahnya Allah sedang memusatkan perhatian pada saat ketika Masa Kesusahan Yang Besar (masa siksaan rohani yang dahsyat) telah dimulai. Kita memahami hal ini melalui kalimat "menjelang hari Tuhan yang mendekat", yang menunjuk kepada kedatangan Kristus yang kedua kalinya pada Hari Penghakiman.

Hal lain yang menarik adalah penggunaan dari kata Yunani episynagogen yang diterjemahkan sebagai "pertemuan kita". Kata Yunani ini hanya digunakan di satu ayat lainnya di dalam Alkitab. Kata tersebut telah diterjemahkan sebagai ungkapan "berhimpun" di dalam kitab 2 Tesalonika 2:1 yang kita baca demikian:

"Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara."

Sewaktu kita melihat pada konteks dari ayat ini, kita mengetahui siapa yang sedang bertemu, atau berhimpun bersama. Ayat ini sedang berbicara mengenai orang-orang percaya yang sedang berhimpun bersama untuk bertemu dengan Kristus pada saat kedatangan-Nya di akhir zaman. Dan orang-orang yang akan bersiap-siap untuk menemui Kristus pada saat kedatangan-Nya adalah orang-orang percaya yang sejati. Gereja-gereja secara organisasi tidak akan bersiap-siap untuk bertemu dengan Kristus karena mereka telah berada di bawah penghakiman Tuhan (seperti yang kita baca dalam kitab 1 Petrus 4:17, 2 Tesalonika 2:4, Matius 24:24-26, Markus 13:9).

Jadi sesungguhnya maksud pemikiran yang sedang diajukan Tuhan adalah bahwa kata Yunani episynagogen menekankan berhimpunnya setiap orang-orang percaya yang sejati dengan Kristus. Hal tersebut bukan melihat pada sekelompok orang di dalam bentuk organisasi apapun yang semuanya merupakan anggota dari suatu jemaat setempat.

Sekarang bagaimanakah caranya Kristus akan datang bagi orang-orang yang percaya? Dia akan datang bagi kita satu demi satu. Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan (Matius 24:40, Lukas 17:36). Dengan kata lain, Allah sedang bersikeras, bahwa keselamatan merupakan suatu hal yang sangat pribadi. Itu adalah antara Allah dan anda. Hal tersebut tidak melibatkan sekelompok orang. Itu melibatkan Allah dan setiap dari umat pilihan-Nya.

Jadi kita diselamatkan secara pribadi. Kita tidak diselamatkan sebagai seluruh jemaat. Allah menyelamatkan yang ini dan yang itu di seluruh pelosok dunia, yaitu setiap orang dari umat pilihan yang nama-namanya ada tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak domba yang ditulis sejak sebelum dunia dijadikan (Wahyu 13:8, Wahyu 17:8). Segala sesuatunya didasarkan pada setiap pribadi, itu adalah antara "Allah dan saya". Jadi Allah sedang benar-benar memberitahukan kepada kita bahwa setiap dari kita orang-orang yang percaya akan "bertemu beribadah" atau "berhimpun" dengan Kristus, yaitu Firman Tuhan, Alkitab.

Kemudian kitab Ibrani 10:25 menyebutkan kata "menasihati", tetapi siapakah yang sedang menasihati siapa? Ingat, kata "saling" telah ditambahkan disitu oleh para penterjemah. Sebenarnya kita tidak "saling menasihati", seluruh kalimatnya sedang berbicara tentang Allah dan setiap pribadi dari orang-orang yang percaya. Jadi Allah-lah yang akan menasihati kita melalui Firman-Nya. Adalah Allah yang menghibur dan menasihati kita melalui Firman-Nya.

Dengan kata lain, orang-orang percaya yang sejati hendaknya tidak melalaikan "pertemuan ibadah" kita dengan Allah supaya kita dapat dihibur dan dinasihati supaya kita dapat menghibur orang-orang lain supaya mereka beroleh kekuatan. Sekarang sewaktu kita sedang berada di akhir zaman, kita dapat melihat bagaimana seluruh hal ini cocok dengan sempurna dalam keadaan hari ini. Kita hendaknya tidak berhimpun bersama dengan orang-orang lain untuk saling menghibur seperti yang diajarkan di dalam gereja-gereja.

Sesungguhnya, Allah sedang menghibur kita dengan keterangan ini. Kita telah dilatih di dalam gereja bahwa sewaktu kita sedang berada di dalam kesulitan, sewaktu kita memiliki kegelisahan, sewaktu kita merasa tidak enak, atau berada di dalam sesuatu macam kesukaran, kita dapat melihat pada teman-teman yang kita kasihi dan memberitahu mereka tentang hal itu, dan mereka dapat mendorong kita dan berdoa bagi kita, dan sebagainya.

Secara psikologis itu semua sangat menghibur dan bermanfaat, akan tetapi apakah yang dapat dilakukan oleh manusia? Jika anda pergi kepada seorang teman dan berkata, "Saya tidak memiliki damai sejahtera apa pun di dalam hati saya. Saya tidak mengetahui jika saya benar-benar merupakan seorang anak Allah," Apakah yang teman anda dapat lakukan mengenai hal itu? Hal terbaik yang dapat ia lakukan adalah berkata, "Saya mengasihi anda, dan saya akan berdoa bagi anda", tetapi apakah yang dapat benar-benar dia lakukan untuk merubah keadaan anda? Barangkali sangat sedikit.

Di lain pihak, sekarang sewaktu kita berada di dalam masa "hujan akhir" di sepanjang beberapa tahun terakhir dari Masa Kesusahan Yang Besar, Allah sedang mengajar kita bahwa itu bukanlah di antara jemaat dan saya, tetapi hal tersebut hanya melibatkan "Allah dan saya". Apa yang sedang benar-benar Allah katakan di sini adalah bahwa kita tidak boleh melalaikan "pertemuan ibadah" kita dengan Allah untuk mendapatkan penghiburan-Nya. Kita harus belajar untuk pergi kepada Allah untuk mencari penghiburan-Nya.

Tetapi kita telah diajar bahwa kita perlu untuk bertemu bersama dengan suatu macam jemaat, dan adalah susah untuk merubah pemikiran kita mengenai hal itu. Akan tetapi sesungguhnya Alkitab tidak pernah memerintahkan kita untuk datang berkumpul bersama sebagai suatu jemaat di hari sekarang ini. Saya mengetahui bahwa kita telah dilatih demikian karena itu merupakan sifat alami dari zaman gereja. Tetapi kita juga mengetahui sebagian dari kesalahan-kesalahan yang telah berkembang dari kegiatan-kegiatan semacam itu karena kita memiliki penguasa rohani yang menuntun kita pada tapak yang salah, dan kita harus menganut pernyataan-pernyataan iman yang salah, doktrin-doktrin salah, serta kebiasaan-kebiasaan yang salah. Sesungguhnya -- inilah tepatnya keadaan dari organisasi gereja (synagoga Yahudi) ketika Yesus dan para rasul berada di bumi.

Maksud pemikirannya adalah bahwa kita sedang hidup pada suatu masa ketika ibadah tidak didasarkan pada hal berkumpul bersama dengan orang-orang lain, tetapi hal tersebut didasarkan pada persekutuan dengan Tuhan. Maka di dalam tahap terakhir dari rencana keselamatan Tuhan ini, Tuhan sedang menyingkapkan semakin banyak hal tentang akhir zaman, yaitu "sesudah waktu itu" atau setelah zaman gereja berakhir, dan kita melihat bagaimana Tuhan menguraikan penyelesaian dari masa Perjanjian Baru di dalam kitab Ibrani 8:10-12 demikian:

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."

Semua yang harus kita lakukan adalah menyebarkan Injil Yang Sejati kepada dunia, dan kita mengetahui bahwa Allah akan menanamkan Firman tersebut ke dalam hati umat pilihan-Nya dan menyelamatkan mereka. Tuhan Yesus Kristus akan memberi penghiburan kepada setiap dari umat pilihan-Nya. Dia akan menjadi segala-galanya bagi mereka.

Kita harus belajar untuk pergi atau "lari" kepada Tuhan dan terus berdoa, "Ya Tuhan kasihanilah saya, kasihanilah saya". Kita tidak pergi kepada orang-orang lain untuk menemukan jawaban-jawaban kita, kita mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan. Kita harus belajar bahwa Tuhan selalu ada bersama kita, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dan Dia adalah satu-satunya yang dapat membuat suatu perbedaan di saat kebutuhan kita, seperti yang kita baca dalam kitab Ibrani 4:16 demikian:

"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya."


"ye also may have fellowship with us: and truly our fellowship is with the Father, and with his Son Jesus Christ." (1 John 1:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Kedamaian Dalam Badai

Yesaya 26:3
Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.

Terkadang hidup ini sepertinya terasa sangat berat. Tubuh yang sakit, keputusan yang sulit, kesulitan ekonomi, kematian orang yang kita sayangi, atau impian yang hancur selalu mengancam hidup kita. Kita menjadi ketakutan dan merasa bingung. Kita bahkan merasa sulit untuk menaikkan doa karena diliputi oleh keraguan.

Kita yang mengenal Tuhan melalui iman pribadi kepada Kristus, dapat merasakan ketenangan ketika berada di tengah badai hidup, meskipun angin ribut pencobaan mengempaskan kita. Kita dapat merasakan kedamaian pikiran dan ketenangan batin.

Richard Fuller, seorang pelayan Allah yang hidup pada abad 19, bercerita tentang seorang pelaut tua yang berkata, "Dalam badai yang ganas, kita harus menempatkan kapal pada posisi yang tepat dan menjaganya agar tetap berada di situ."

Fuller berkata, "Orang-orang kristiani, seperti itulah yang harus kalian lakukan .... Kalian harus menempatkan jiwa kalian pada satu posisi dan menjaganya. Kalian harus tetap bergantung pada Tuhan, sebab Dialah Bapa kita; dan ketika berbagai hal menghadang, misalnya angin ribut, gelombang, laut yang membentang, petir, kilat, batu karang, apa pun itu, kalian harus berpegang teguh pada kesetiaan Allah dan kasih-Nya yang tiada berkesudahan."
Apakah Anda sedang dirundung masalah? Belajarlah dari pelaut tua tadi. Arahkan pikiran Anda kepada Tuhan. Mintalah pertolongan-Nya, kemudian percayalah kepada-Nya bahwa Dia akan memberi Anda kedamaian di tengah badai yang Anda hadapi (Filipi 4:6-7). Amin

RAHASIA UNTUK MENIKMATI KEDAMAIAN ADALAH MENYERAHKAN SEGENAP KEKHAWATIRAN KITA KEPADA ALLAH

Minggu, 17 Januari 2010

Kasih Yang Sejati

Sering kali kita ingin diberkati namun tidak ingin menghasilkan buah Roh Kudus. Yesus menjelaskan bahwa kasih adalah prioritas utama-Nya ketika Dia berkata," Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi."(Yohanes 13:34). Rasul Petrus juga menulis ,"Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa."

Dengan kata lain, kita harus memiliki cinta yang sejati, murni dan sungguh-sungguh kepada orang lain di setiap hal yang kita lakukan. Jika hanya ada satu hal yang dapat kita kelola dalam hidup kita, itu pasti adalah kasih kepada orang lain. Dan tidak mungkin mengasihi orang lain dengan sungguh-sunguh tanpa pemgenalan akan Tuhan, mengasihi dan tahu bahwa Dia mengasihi kita

Banyak orang berpikir iman yang besar adalah tanda kedewasaan rohani seseorang. Tetapi sebenarnya berjalan dalam kasih dengan orang lain adalah ujian bagi kedewasaan seseorang. Jika kita mencintai Tuhan, kita akan memiliki iman di dalam Dia. Alkitab mengajarkan bahwa iman bekerja melalui kasih. Kitab Galatia 5:6 mengatakan,"hanya iman yang bekerja oleh kasih."

" Kasih bukan kata-kata saja atau teori, tetapi sebuah tindakan." Faktanya, Alkitab berkata kita tidak dapat berjalan dalam kasih jika kita melihat saudara kita yang membutuhkan, tetapi tidak melakukan padahal kita mampu menolong mereka (1 Yohanes 3:17).

Yesus juga berkata dalam hukum Taurat dan kitab para nabi diringkas dalam kasih ketika Ia berkata," : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."(Matius 22:37-40).

Dia memberikan firman ini kepada orang yang mengatakan bahwa hukum taurat lebih penting. Kenyataannya, hanya dengan dengan mengasihi Tuhan dan mengasihi orang lain kita bisa memenuhi hukum Tuhan .

Berusaha berjalan dalam iman tanpa mengasihi seperti memiliki sebuah senter tanpa baterai. Kita harus menjaga baterai cinta kita tetap penuh setiap waktu atau iman kita akan padam. Iblis selalu ingin memadamkan cinta yang ada dalam hati kita. Dia ingin kita menjadi egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Iblis tahu bahwa iman hanya bekerja bersama dengan kasih dan tanpa kasih iman kita tidak ada artinya. Jadi bagaimana memiliki iman yang bekeja melalui kasih?

I Korintus 13 mengajar kita bahwa "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Jika kita berjalan bersama Tuhan dan meneladani-Nya dengan mengasihi orang lain, hubungan kita dengan-Nya akan terus menjadi kuat dan hidup kita akan berkelimpahan. Amin
--------------------


Rabu, 13 Januari 2010

PEKERJAAN IMAN

"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya [anugrah-Nya] oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh [Allah] Roh Kudus" (Titus 3:5)


Tuhan telah memasukkan beberapa ayat di dalam Alkitab yang kelihatannya mengajarkan bahwa ada pra-syarat tertentu yang harus ada atau kita lakukan sebelum kita dapat diselamatkan. Akan tetapi, itu adalah perangkap yang Tuhan buat untuk orang-orang yang ingin untuk "bekerja" untuk "menyelamatkan" diri mereka. Supaya kita benar-benar dapat mengerti sifat alami dari Keselamatan, kita harus dengan sangat berhati-hati membandingkan ayat suci yang satu dengan ayat suci yang lain. Seperti misalnya, dalam kitab 1 Tesalonika 1:3 kita membaca:

"Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita."

Di dalam ayat ini Tuhan menunjukkan bahwa "iman" (kepercayaan) adalah sebuah "pekerjaan". Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "iman" adalah kata kerja. Kata yang sama, sebagai kata sifat, diterjemahkan sebagai "percaya". Oleh karena itu, untuk memiliki "iman" atau "percaya" kepada Kristus adalah pekerjaan yang kita lakukan. Dan Alkitab dengan jelas menekankan bahwa tidak ada pekerjaan yang dapat kita lakukan sendiri untuk membuat kita diselamatkan.

Dalam kitab Galatia 2:16 kita membaca demikian:

"Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat."

Nah, ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidak "dibenarkan" (yaitu diselamatkan) melalui pekerjaannya sendiri, seperti menerima Yesus, percaya kepada Tuhan Yesus, melakukan upacara baptis air, menerima komuni secara tetap, memakai jilbab, memelihara janggut, ziarah ke Yerusalem, memotong kurban, memelihara hari raya, dll.

Orang-orang yang tidak diselamatkan pada tahap tertentu dapat "percaya" kepada Kristus, tetapi "iman" tersebut tidak dapat menyelamatkannya. Jika Tuhan benar-benar menyelamatkan seseorang, maka ia akan benar-benar percaya di dalam Kristus dengan sepenuh hati. Akan tetapi iman yang demikian bukanlah "dasar" atau "penyebab" dari keselamatan, itu adalah "hasil" dari keselamatan.

"Iman" adalah "pekerjaan", tetapi Kristus telah menyelesaikan segala pekerjaan yang dibutuhkan untuk keselamatan sejak sebelum dunia dijadikan. Jadi tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita perbuat untuk menyumbang kepada keselamatan kita, -- seluruh pujian, kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya dapat diberikan kepada Tuhan.

Tetapi bagaimanapun juga Tuhan memerintahkan kita untuk berdoa memohon belas kasihan-Nya. Ingatlah kita hanya dapat "dibenarkan" oleh iman milik Kristus, bukan oleh "iman" kita sendiri atau oleh suatu "pekerjaan" yang kita lakukan sendiri. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa "tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum."

Tuhan mendemonstrasikan prinsip bahwa manusia tidak dapat melakukan pekerjaan untuk keselamatannya dengan memberikan Sabat hari ke-tujuh kepada bangsa Israel Perjanjian Lama. Dalam kitab Keluaran 31:13 kita membaca:

"Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu."

Tuhan menggunakan Sabat hari ke-tujuh sebagai "tanda" (peringatan atau perumpamaan atau gambaran) yang menunjukkan bahwa Dia-lah yang harus "menguduskan" (yaitu menyelamatkan) umat Israel. Hal itu menunjuk kepada sifat dasar dari Keselamatan. Tuhan melarang manusia untuk bekerja pada hari itu untuk mengillustrasikan bahwa Dia telah menyelesaikan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk Keselamatan. Dan segala pelanggaran dari hukum upacara ini hukumannya adalah maut.

Dalam kitab Keluaran 31:14 kita membaca demikian:

"Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya."

Dengan cara yang sama, jika seseorang percaya di dalam suatu pekerjaan yang dilakukannya sendiri untuk menjadi diselamatkan, maka dia masih berada di bawah murka Tuhan. Tuhan menyatakan betapa seriusnya pelanggaran dari hukum upacara ini di dalam kitab Bilangan 15:32-36. Kisah tersebut menunjukkan bahwa seorang laki-laki ditemukan sedang mengumpulkan beberapa kayu api pada Sabat hari ke-tujuh. Dan Tuhan memberikan perintah bahwa ia harus dihukum mati. Pertama-tama kelihatannya sangat janggal bahwa dia harus dihukum mati hanya karena mengumpulkan beberapa kayu api, dimana dia melanggar peraturan dari hari ke-tujuh Sabat. Tetapi kemudian kita mengerti mengapa hukuman yang berat ini harus diterapkan karena mengingat bahwa Tuhan memberikan hari ke-tujuh Sabat untuk menggambarkan sifat dasar dari Keselamatan.

Tuhan menggunakan hal itu sebagai suatu demonstrasi bahwa manusia tidak dapat memberikan sumbangan sekecil apapun untuk menjadikan dirinya diselamatkan. Jika kita percaya di dalam suatu pekerjaan apa saja yang kita lakukan sendiri supaya kita dapat menjadi diselamatkan, maka kita masih belum diselamatkan dan masih berada dibawah murka Tuhan yang mengerikan.

Sayangnya orang-orang yang masih berada di dalam jemaat-jemaat sedang mengikuti suatu rencana "Injil lakukan sendiri" yang diajarkan oleh institusi gereja-gereja. Mereka telah tertipu untuk mempercayai bahwa ada suatu "pekerjaan" yang harus mereka lakukan untuk "menyelamatkan" diri mereka sendiri. Mungkin mereka diberitahukan supaya mereka "menerima" Kristus, dibaptis di dalam air, percaya di dalam Tuhan Yesus, atau menjadi anggota tetap di dalam suatu jemaat, dll. Dan mereka diyakinkan bahwa jika mereka mengikuti peraturan-peraturan ini, maka mereka akan "diselamatkan".

Akan tetapi mereka telah tertipu. Keselamatan yang sejati adalah seratus persen kasih karunia (anugrah) dari Tuhan. Dan sama seperti laki-laki yang mengumpulan beberapa kayu api pada hari ke-tujuh Sabat, mereka akan jatuh ke dalam hukuman yang mengerikan. Mereka akan ditinggal dibelakang pada saat Pengangkatan (rapture), dan masuk ke dalam murka Tuhan pada Hari Penghakiman.

Salah pengertian tentang sifat dasar dari Keselamatan ini adalah salah satu dari kesalahan besar yang dilakukan oleh institusi gereja-gereja. Adalah sangat mengejutkan untuk menyadari bagaimana memalukannnya denominasi-denominasi telah salah menafsirkan Alkitab mengenai topik yang sangat penting ini.

Pada hari sekarang ini tidak ada denominasi yang mengerti dengan benar subjek yang sangat kritis ini. Tuhan telah "memeterai" beberapa informasi tentang Keselamatan sehingga hal itu tersembunyi sampai kita berada sangat dekat dengan akhir zaman (Daniel 12:9). Dan sekarang Dia telah membuka mata rohani kita kepada pengertian yang menyeluruh dari topik yang sangat penting ini.

Walaupun bebearapa hal yang kita pelajari baru-baru ini sangat menekan, tetapi masih ada berita yang menggembirakan, yaitu hari ini masih merupakan Hari Keselamatan. Tuhan masih menyelamatkan suatu "kumpulan besar orang banyak". Mungkin anda telah mengikuti suatu rencana keselamatan dari "Injil lakukan sendiri" dan telah diyakinkan bahwa anda telah diselamatkan, tetapi sekarang masih ada waktu bagi Tuhan untuk benar-benar menyelamatkan anda. Jika anda dengan berhati-hati memeriksa ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan Keselamatan, anda akan mengerti bahwa sama sekali tidak ada suatu pekerjaan apapun yang dapat anda lakukan sendiri untuk menjadi diselamatkan. Akan tetapi itu tidak berarti bahwa anda tidak dapat menjadi diselamatkan lagi.

Mungkin anda adalah salah seorang pilihan Tuhan. Anda dapat mulai untuk memohon dan menangis kepada Tuhan untuk meminta belas kasihan-Nya. Mengakui bahwa anda berdosa dan anda telah mengikuti suatu injil yang salah, dan anda harus berdoa supaya jikalau mungkin Tuhan akan memberikan anugrah-Nya kepada anda untuk menyelamatkan anda. Setiap orang masih memiliki kemungkinan yang besar bahwa Tuhan akan menyelamatkannya. Setiap orang mungkin saja adalah seorang pilihan Tuhan. Berdoalah kepada Tuhan memohon belas kasihan. Teruslah berdoa untuk belas kasihan-Nya dan kita harus "menunggu" Tuhan untuk Keselamatan (Mazmur 130:5). Jangan menaruh percaya anda di dalam suatu pekerjaan apapun yang anda lakukan sendiri. Sadarilah bahwa anda hanyalah para pembuat dosa yang pantas untuk menerima murka Tuhan. Dalam kitab Zefanya 2:3 kita membaca:

"Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri [yaitu di bumi], yang melakukan Hukum-Nya; carilah Keadilan, carilah Kerendahan Hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN."

Ayat ini ditujukan kepada "orang-orang yang rendah hati di bumi", orang-orang yang dengan berhati-hati "melakukan hukum-hukum Tuhan". Ini menunjukkan bahwa mereka telah mencoba dengan sekuat tenaga untuk mematuhi Alkitab, yaitu kitab hukum Tuhan. Mereka telah mencari "Kebenaran" dan "Kerendahan Hati". Akan tetapi ada banyak kebanggaan (kemegahan) di dalam hati manusia, dan dalam kitab Mazmur 51:17 Tuhan berkata demikian:

"Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."

Berikanlah segala pujian, kemuliaan dan kemegahan atas Keselamatan hanya Tuhan, dan jangan memegahkan diri kita sendiri. Tuhan menyediakan contoh dari pertobatan di dalam perumpamaan tentang Pemungut Pajak dan Seorang Farisi di dalam kitab Lukas 18:10-14. Pemungut pajak pada waktu itu sangat dibenci oleh bangsa Yahudi. Akan tetapi, pemungut pajak di dalam kisah ini sangat merendahkan dirinya di hadapan Tuhan seperti yang kita baca di dalam Lukas 18:13 demikian:

"Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."

Kisah ini menunjukkan bagaimana caranya kita datang ke hadapan Tuhan Yang Maha Kudus. Sama seperti pemungut pajak ini, kita harus menyadari bahwa sesungguhnya kita hanya pantas untuk menerima murka Tuhan, tetapi kita dapat berdoa supaya jikalau mungkin Dia berkenan memberikan belas kasihan-Nya kepada kita. Dan ketika kota Niniwe hampir dihancurkan mereka bertobat dengan sangat merendahkan diri di hadapan Tuhan. Mereka mengenakan kain kabung dan duduk di atas abu. Dalam kitab Yunus 3:8-9 kita membaca demikian:

"Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."


"For the earth shall be filled with the knowledge of the glory of the LORD, as the waters cover the sea" (Habakkuk 2:14)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Minggu, 10 Januari 2010

Yang Lemah Berkata,” Aku Kuat!”

Salah satu rahasia terbesar kehidupan Kristen adalah bahwa kita sangat lemah dengan kekuatan kita sendiri namun kita kuat di dalam kekuatan Allah. Sangat mudah menemukan ayat yang mendukung pernyataan ini :

1. "...baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!" (let the weak say, I am strong - KJV) (Yoel 3:10).
2. "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Korintus 12:9).
3. "Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (2 Korintus 12:10).
4. "telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan." (2 Korintus 32-34).

Alkitab mengatakan kepada kita jika kita ingin menjadi kuat, kita harus menjadi lemah. Ini menjelaskan kepada kita bahwa kekuatan kita hanya menjadi sempurna di dalam kelemahan.

Namun ini bukan berarti kita menjadi pasif dan tanpa harapan seperti sebuah keset yang menunggu untuk diinjak setiap orang yang melewati kita. Tidak seperti itu! Sebaliknya "...orang benar merasa aman seperti singa muda." (Amsal 28:1) dan kita diperintahkan untuk menguatkan dan meneguhan hati kita( Yosua 8:1). Jadi, bagaimana caranya untuk menjadi lemah sebelum memperoleh kekuatan, menjadi lemah namun berkata kita kuat?

Jawaban yang pasti adalah bahwa Allah tidak mengijinkan kita untuk memakai kekuatan kita sendiri dan mengijinkan kuasa-Nya bekerja dalam hidup kita. Kekuatan Allah lebih dari cukup untuk kita, Dia cukup kuat untuk menopang seluruh kehidupan kita dengan kuasa-Nya dan menolong kita untuk melewati setiap masalah yang menghadang.

Tuhan adalah Tuhan, Dia yang membentuk kita sehingga Dia mengenal siapa kita dan Dia hanya menginginkan yang terbaik untuk kita bahkan sering kali kita akan kagum dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Mungkin Tuhan tidak membawa kita ke jalan yang cepat dan mudah, sering Tuhan membawa kita ke tempat yang penuh pergumulan untuk membentuk karakter kita, untuk menaklukan tantangan, untuk dapat melewati ujian yang Dia letakan atas hidup kita.

Tidak ada kemenangan tanpa sebuah pertempuran. Sangat menyenangkan ketika ada di puncak gunung bisa melihat pemandangan yang luar biasa tapi untuk mencapainya kita harus melewati lembah dan mendaki tebing yang curam lebih dahulu. Mungkin kita akan merasa tidak nyaman ketika diuji, tetapi dalam hikmat Tuhan, ujian tersebut adalah untuk kebaikan kita. Faktanya, Tuhan sering kali menasehati kita melalui Firman-Nya bahwa dislipin-Nya akan mendatangkan kebaikan untuk kita :

1. "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." (Ayub 5:17)
2. "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya."(Amsal 3:11)
3. "Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi."(Amsal 3:12)
4. "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?" Ibrani 12:7)

Dalam 2 Tawarikh 20:17, kita diperintahkan untuk tenang dan melihat keselamatan dari Tuhan, ini bukanlah sebuah tindakan yang pasif tetapi berdiri dengan teguh yang berakar dalam iman dan percaya kepada kuasa Tuhan yang tak terbatas. Kita kuat jika iman kita kuat. Tuhan "memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Kelemahan dan ketakutan berasal dari musuh, hal ini akan membuat kita mudah menyimpang ke hal-hal yang merusak cara berpikir kita.

Jadi Tuhan tidak memberi kita kelemahan dan ketakutan. Tetapi Dia memasukkan kekuatan-Nya ke dalam kita melalui iman dan memberi kita kekuatan untuk meruntuhkan penghalang dan hambatan di depan kita. "Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah.( 2 Korintus 13:4). Amin




KEBENARAN

"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46)


Adalah sangat mengagumkan bahwa Tuhan menyatakan kebenaran dari Firman-Nya kepada orang-orang yang menjadi anak-anak-Nya melalui kelahiran kembali dari surga. Kitab Lukas 10:21 menyatakan kepada kita demikian:

"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil [yaitu bayi-bayi]. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Dan dalam cara yang sama, kitab Yesaya 54:13 menjelaskan demikian:

"Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka"

Akan tetapi, Tuhan juga menunjukkan bahwa bahwa kebenaran yang dinyatakan-Nya harus dipatuhi. Satu lagi contoh yang cukup jelas dari kepentingan untuk mematuhi Tuhan dengan segenap hati ditemukan dalam kitab 1 Samuel 15:19-23 dimana Saul, raja yang pertama dari Israel (yang sesungguhnya bukan merupakan orang yang diselamatkan), ditegur oleh Tuhan melalui nabi Samuel karena dosa dari pemberontakannya, disitu kita baca demikian:

"Mengapa engkau tidak mendengarkan [yaitu tidak mematuhi] suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal." Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Orang percaya yang sejati akan memiliki motivasi yang jujur, kuat dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan dan menyadari karya Tuhan di dalam dirinya "baik untuk kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan Tuhan" seperti yang diajarkan dalam kitab Filipi 2:13. Dan dalam kitab 2 Timotius 2:15 kita membaca nasihat yang berikut ini:

"Usahakanlah [yaitu rajinlah] supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu."

Kita mengetahui bahwa kita harus "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" atau membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang berbicara tentang hal yang sama di dalam seluruh Alkitab, mengikuti contoh yang ditunjukkan oleh jemaat di kota Berea seperti yang kita baca dalam kitab Kisah Para Rasul 17:10-11 demikian:

"Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima Firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian."

Dengan kata lain, Tuhan memberikan kepada umat Kristen pedang bermata dua, atau "pedang Roh", yang menunjuk kepada Alkitab. Ini adalah pedang yang paling tajam di seluruh alam semesta ini karena satu sisinya memiliki kekuatan untuk menyebabkan "penghakiman yang kekal", dan sisi yang lainnya memiliki kekuatan untuk membangkitkan jiwa-jiwa yang tadinya mati secara rohani kepada "kehidupan yang kekal".

Demikianlah kita harus menggunakan "pedang" ini dengan sangat berhati-hati dan penuh hormat ketika mencoba untuk memotong atau "menafsirkan Alkitab dengan benar" dengan cara "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 2:13. Biarlah saya tambahkan disini, janganlah anda menjadi terlalu cemas bila ada sesuatu yang tidak anda mengerti. Karena hal yang sama juga terjadi pada semua umat Kristen dalam satu hal atau lainnya. Teruskanlah membaca dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh karena kemungkinannya anda akan membaca ayat yang lain yang akan menolong anda untuk menerangkan ayat-ayat yang sebelumnya tidak anda mengerti.

Pada kenyataannya ada beberapa kebenaran yang sulit untuk dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas. Siapakah yang dapat mengerti seluruhnya tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas? Bagaimana tentang kekekalan Allah? Kita percaya bahwa hal-hal ini adalah kebenaran, dan percaya bahwa Alkitab adalah -- Firman Allah Yang Hidup. Dan kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang sangat kecil yang tidak berarti apa-apa sedangkan Allah adalah Maha Besar dan merupakan segala-galanya!

Nabi Ayub menyatakan dalam kitab Ayub 37:5 demikian:

"Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita"

Dan kitab Roma 11:33 membuat pernyataan yang sama, disitu kita baca demikian:

"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"


"For of Him, and through Him, and to Him, are all things: to whom be glory for ever." (Rome 11:36)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.