Entri Populer

Rabu, 16 September 2009

Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang ‘yang tersedia’. Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari..



Lord didn't bring me this far to leave me now...!


Man can't make his own way to heaven, but through Jesus...!



BELAS KASIHAN ALLAH

"Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 4:15-16)


Allah tidak memiliki keharusan untuk menyelamatkan semua orang. Orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam hukuman kekal karena dosa-dosa mereka sendiri, bukan karena Allah. Pada saat permulaan Allah telah menciptakan manusia baik adanya, Dia menciptakan kita menurut "gambar dan rupa-Nya" (citra-Nya), yang membuat kita berkuasa atas segala ciptaan yang lain dan mampu untuk mengerti konsep-konsep yang rumit seperti kasih, belas kasihan, murka Allah, dll. Itulah sebabnya Allah juga menginginkan agar kita bertanggung jawab kepada-Nya. Dan Dia berkata bahwa jika kita berbuat dosa maka kita harus mati (Roma 6:23).

Jika Allah memutuskan untuk tidak menyelamatkan satu orangpun maka tidak ada seorangpun yang dapat memprotes hal itu. Kenyataaan bahwa Allah telah memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang tertentu sangatlah menakjubkan, khususunya apabila kita mempertimbangkan betapa besarnya pengorbanan yang Allah harus lakukan untuk menebus dosa-dosa umat-Nya.

Kristus, yang adalah Allah Yang Kekal, Ia sendiri harus menanggung upah dosa dari semua orang yang Ia datang untuk Ia selamatkan. Dan Yesus yang sama sekali tidak bersalah telah dinyatakan bersalah karena dosa-dosa umat-Nya. Betapa mahalnya harga yang Allah harus bayar untuk menyelamatkan umat-Nya.

Kita harus mengerti bahwa pada dasarnya -- tidak ada seorangpun di antara kita yang layak untuk menerima keselamatan, tetapi Allah berkenan untuk menyelamatkan beberapa di antara kita. Dia adalah Allah yang berdaulat, dan Dia menyatakan di Roma 9:15-16:

"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

Ini adalah sepenuhnya hak Allah untuk melakukannya. Sama sekali tidak terdapat ketidak-adilan jika Allah tidak mau menaruh belas kasihan kepada seseorang. Ketika manusia memberontak melawan Allah, mereka berada di bawah murka Allah. Mereka berada di dalam kebencian Allah. Allah berfirman di Mazmur 11:5 demikian:

"TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan."

Mazmur 5:5 menyatakan demikian:

"Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau [Tuhan] membenci semua orang yang melakukan kejahatan."

Dan dalam Perjanjian Baru Ibrani 1:9 menekankan demikian:

"Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan ...."


Kita semua layak dibenci oleh Allah, tetapi Allah berfirman di Yohanes 3:16:

"Karena begitu besar [dengan cara ini - KJV] kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya TIDAK BINASA, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Dan ayat-ayat selanjutnya, ayat 18-19 menekankan demikian:

"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia TELAH berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat."

Kasih Allah yang ajaib nampak pada fakta bahwa Ia berkenan untuk menyelamatkan beberapa orang tertentu, akan tetapi kebencian Allah tetap ada di atas orang-orang yang belum diselamatkan. Alkitab berkata di Ibrani 12:29:

"Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan [Allah yang cemburu - Ulangan 4:24]."


"I said, LORD, be merciful unto me: heal my soul; for I have sinned against Thee." (Psalm 41:4)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



Jumat, 11 September 2009

FIRMAN HIDUP

"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12)


Dalam pelajaran kali ini kita mau memeriksa ungkapan "hidup" yang ada dalam ayat ini, bagaimana mungkin Firman Tuhan adalah "hidup" ? Bukankah itu hanyalah sebuah buku yang terdiri dari kertas, tinta, lem dan binder? Ya, tetapi kertas, tinta, lem dan binder adalah barang-barang mati -- hanya kata-kata Tuhan yang keluar dari mulut-Nya yang hidup. Karena Firman itu merefleksikan pikiran yang tidak terbatas dari Allah Yang Kekal. Seperti kata Petrus kepada Yesus dalam kitab Yohanes 6:68 demikian:

" … Perkataan-Mu adalah perkataan HIDUP yang kekal;"

Sekarang tidak mengherankan kalau kata-kata yang ada di dalam Alkitab adalah kata-kata yang hidup, karena Pengarangnya adalah Allah Yang Hidup.

Dalam kitab Matius 22:32 kita membaca demikian:

" ... Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Tentu saja kata-kata di dalam Alkitab hanya "hidup" apabila kita membaca atau mendengarnya dengan seksama. Dalam kitab Yesaya 55:11 Tuhan berkata:

"demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."

Sekarang mari kita melihat lebih jauh kepada kata "hidup" sebagaimana ungkapan ini dipergunakan dalam Firman Tuhan. Kata Yunani untuk ungkapan "hidup" dalam Ibrani 4:12 adalah "zao", yang juga ditemukan dalam kitab Yohanes 5:25 demikian:

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."

Ayat ini menunjuk kepada sifat dasar dari keselamatan. Secara alami manusia dilahirkan dalam keadaan "mati secara rohani", tetapi ketika beberapa dari orang-orang yang mati secara rohani ini diberikan kemampuan oleh Allah untuk mendengarkan suara Anak-Nya, maka mereka menjadi hidup, atau dibuat hidup.

Bagaimana seseorang dapat dibuat menjadi hidup? Dalam kitab Roma 10:17 kita menemukan jawabannya, disitu kita baca demikian:

"Jadi, iman [yaitu kata yang sama untuk keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan [KJV]."

Tetapi bagaimana mereka dapat mendengar? Hanya mendengar melalui telinga fisik saja tidaklah cukup untuk mendapatkan hidup yang kekal. Tuhan harus memberikan mereka "telinga rohani" untuk mendengarkan suara Anak-Nya karena secara rohani mereka adalah "tuli", dan mereka sedang berada dalam perjalanan mereka menuju hukuman kekal.

Kitab Yesaya 53:6 memberitahukan umat manusia bahwa:

"Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri... "

Akan tetapi Tuhan Yesus datang untuk "mencari dan menyelamatkan yang hilang" seperti yang kita baca dalam kitab Lukas 19:10. Dan seringkali dalam Alkitab Yesus berkata tentang sesuatu yang mirip seperti yang kita baca dalam Markus 4:23 demikian:

"Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Jadi bagaimana kita mendapatkan "telinga rohani" untuk mendengar tersebut? Kitab Ulangan 29:4 berkata kepada kita demikian:

"Tetapi sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar."

Disini kita melihat bahwa telinga rohani (dan juga hati dan mata rohani) harus diberikan sebagai kasih karunia (anugrah) dari Tuhan dalam jadwal Tuhan. Nah sekarang apakah "suara" Tuhan itu? Itu adalah seluruh Alkitab. Bagaimana kita mengetahui hal ini? Dalam kitab Yohanes 10:2-5 Tuhan Yesus berkata demikian:

"tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

Disini Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai Gembala dari domba-domba-Nya, dan dalam kitab Yohanes 10:27 Dia juga berkata demikian:

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku"

Ide yang sama dari mendengarkan Alkitab dan dibuat menjadi hidup melalui firman-Nya juga dapat kita lihat dalam kitab Kisah Para Rasul 7:37-39 yang menyatakan demikian:

"Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu [dialah yang harus kamu dengarkan - Ulangan 18:15]. Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat [pembawa berita] yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang HIDUP untuk menyampaikannya kepada kamu. Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir."

Firman-firman yang hidup adalah Alkitab; sedangkan "nabi" dan "malaikat" (yaitu pembawa berita) yang disebutkan disini keduanya menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus. Ayat lainnya yang dapat menolong kita ditemukan dalam kitab 1 Petrus 1:23 yang kita baca demikian:

"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang HIDUP dan yang kekal."

Disini kita melihat bahwa Firman Tuhan, Alkitab, adalah Hidup dan Kekal. Firman ini digambarkan sebagai "benih yang tidak fana" karena itu menghasilkan pohon-pohon yang tidak akan pernah mati. Tuhan memberikan orang-orang percaya yang sejati kehidupan kekal di dalam jiwa mereka melalui Firman-Nya, walaupun sebelumnya mereka juga adalah mati secara rohani. Sekarang kita dapat melihat bagaimana Alkitab adalah hidup dan dapat membuat jiwa-jiwa yang mati menjadi hidup (bangkit) seperti yang kita baca dalam Roma 10:17 demikian:

"Jadi, iman [yaitu keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan."

Biarlah mereka yang mendengarkan pesan-pesan ini memohon dan meminta kepada Tuhan telinga rohani supaya dapat mendengarkan Dia dan mata rohani untuk melihat dan mengerti firman-Nya, Alkitab.

Dalam kitab Amsal 20:12 Tuhan menjelaskan demikian:

"Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN."

Dan Tuhan Yesus berkata dalam kitab Wahyu 3:20 demikian:

"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."

Perhatikan bahwa untuk dapat mendengar suara Tuhan adalah dasar dari keselamatan. Tetapi Tuhan-lah yang harus "memberikan" kita telinga rohani tersebut untuk mendengar. Biarlah Tuhan melalui kasih karunia-Nya, berkenan untuk memberikan umat-Nya telinga untuk mendengarkan firman-Nya yang hidup, dan keinginan serta kesungguhan untuk mentaatinya.


"For sin shall not have dominion over you: for ye are not under the law, but under grace." (Rome 6:14)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.





Kepada Wanita Cantik ......

Seorang anak laki-laki kecil bertanya
kepada ibunya "Mengapa engkau menangis?"
"Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.
"Aku tidak mengerti", kata anak itu.
Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti"

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"
"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.
Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"

Tuhan berkata:


"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa..
Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "


"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima
penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "

"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "


"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "

"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya"


"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu"


"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan.
Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."

"Kau tahu: Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."


"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya - tempat dimana cinta itu ada."


Selasa, 08 September 2009

PERJUANGAN HIDUP

"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut."
(Ayub 1:21-22)


Ada banyak orang-orang yang tidak percaya mengerutu dan mengeluh tentang nasibnya dimana sesungguhnya mereka secara total memusatkan diri pada keinginan-keinginan dunia ini dan hidup tanpa Roh Kudus.

Akan tetapi ketika melihat contoh-contoh yang Tuhan berikan di dalam Alkitab kita menjadi kagum tentang bagaimana orang-orang yang percaya dapat bertahan di dalam ujian-ujian yang sangat yang berat. Seperti Ayub contohnya ia adalah seorang yang sangat saleh yang bahkan tidak berani untuk berbuat dosa baik di dalam pikiran maupun perkataan.

Kitab Ayub 1:5b mencatat demikian:

"keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa."

Dan Ayub 2:9-10 menyatakan demikian:

"Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya."

Pada akhirnya, oleh karena kasih karunia Tuhan, Ayub lulus dari segala ujian yang sangat berat ini setelah ia merendahkan dirinya di hadapan Tuhan (Ayub 42). Sesungguhnya Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah contoh utama yang harus selalu menjadi fokus dari orang-orang yang percaya, sebagai manusia -- kita tidak akan pernah bisa untuk menjadi lebih tinggi ataupun menjadi lebih rendah daripada-Nya. Segala perjuangan dan penderitaan yang kita alami di dunia ini tidak akan seberapa bila dibandingkan dengan kutukan kekal yang Kristus harus tanggung untuk menebus upah dosa-dosa umat-Nya. Kristus yang tidak berdosa telah dinyatakan berdosa oleh karena dosa-dosa kita.

Kitab Yesaya 53:6-7 yang bernubuat tentang peristiwa kayu salib menyatakan demikian:

"Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN [Allah] telah menimpakan kepadanya [yaitu kepada Kristus] kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya."

Ketika Kristus diadili di depan Pilatus Ia mungkin saja berteriak-teriak dengan keras bahwa sesungguhnya Ia tidak bersalah, tetapi Kristus tidak berbuat demikian karena Ia tahu bahwa Ia harus menggenapi nubuat Kitab Suci.

Contoh lainnya yang dapat kita lihat tentang perjuangan hidupnya adalah Rasul Paulus. Dan Paulus bukanlah seseorang yang sedang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tetapi ia adalah seseorang yang sedang bekerja untuk Tuhan. Dan lihatlah ia tidak mengeluh malah bersukacita ketika ia menerima siksaan demi siksaan dari orang-orang yang mengaku sebagai orang yang percaya (umat Yahudi) dan juga siksaan dari orang-orang yang tidak percaya. Betapa teladan yang sangat baik yang ia berikan bagi umat Kristen.

Masih ada banyak lagi contoh-contoh dari Pahlawan Iman yang harus kita pelajari seperti yang dinyatakan dalam kitab Ibrani 11:31-34:

"Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang [= Firman Tuhan yang menghukum -- Ibrani 4:12], telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing [=injil-injil palsu -- 2 Raja 23:5]."

Dan akhirnya dalam kitab Matius 6:31-33 Tuhan menasihatkan kepada kita demikian:

"Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Nah ini adalah janji Tuhan, kalimat ini bukanlah pikiran-pikiran kosong ataupun gagasan secara filosofis belaka. Tuhan memerintahkan kita untuk berpikir mengenai hal-hal yang rohani (kekal), sehingga hidup kita bisa menjadi berkat rohani dan Tuhan akan memelihara kita. Dia akan memelihara kita sesuai dengan kasih karunia-Nya.


"For of Him, and through Him, and to Him, are all things: to whom be glory for ever."
(Rome 11:36)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




Harta Karun dan Mutiara

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Matius 13:44-46)

Hidup kita di dunia ini sekedar singgah untuk minum. Kita tidak akan terus tinggal dalam dunia ini. Kita seperti musafir yang sedang menempuh perjalanan. Mungkin di dunia ini Tuhan memberi kesempatan kita untuk membuat tenda. Tenda itu bisa dalam bentuk rumah, pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan kita.

Tenda itu sedang kita bangun dalam kehidupan kita di dunia ini tapi tidak selamanya kita berada di dunia karena tujuan akhir hidup kita adalah surga yang kekal dan penuh sukacita. Kita semua berlomba untuk dapat masuk Kerajaan Surga. Seperti apakah Kerajaan Surga itu?

Ada dua perumpamaan tentang Kerajaan Surga. Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Kerajaan Surga seperti harta yang terpendam. Itu berarti ada yang berharga sedang tersembunyi dan membangkitkan keinginan untuk memilikinya. Firman Tuhan mengatakan Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di Ladang dan ketika harta itu ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi.

Orang yang menemukan harta itu dipenuhi sukacita. Dia membayangkan memiliki rumah mewah dan mendapatkan seluruh keinginannya. Karena ia sangat bersukacita, ia pergi menjual seluruh harta miliknya lalu membeli ladang itu. Ia tahu persis di ladang itu tersimpan harta yang sangat berharga.

Untuk memperoleh Kerajaan Surga kita harus menjual harta milik kita. Apa yang harus kita jual? Kesombongan yang perlu kita jual; dendam kesumat harus kita pangkas. Segala sesuatu harus kita "jual" hingga kita tidak memiliki apa-apa dan dapat berkata, "Tuhan saya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa." Selama kedagingan masih berkuasa dalam hidup kita, maka Kerajaan Surga tidak dapat kita terima. Datanglah kepada Yesus Kristus dan terimalah Dia sebagai juru selamat Anda karena memang hanya Dia lah sang Juruselamat sejati manusia.




Mutiara Asli

Kerajaan Surga dapat diumpamakan seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Jika kita pergi ke suatu pulau yang terkenal dengan keindahan lautnya, maka pada saat kita menyelam di laut tersebut, kita akan menemukan banyak kerang-kerang mutiara. Ketika kerang itu sedang bernafas, ia membuka cangkangnya.

Lalu ada sebuah pasir yang masuk dalam cangkang sehingga kerang ini kesakitan. Ada benda yang sangat mengganggu dan membuat kerang ini gelisah. Ketika ia gelisah, merasa kesakitan karena pasir yang masuk tubuhnya, ia berusaha sedemikian rupa untuk mengatasinya. Kerang itu mengeluarkan lendir yang akan terus dipicu untuk membungkus pasir tersebut. Dengan lendiri tersebut pasir itu mulai diproses menjadi butiran mutiara.

Sesungguhnya Yesus adalah mutiara yang sejati. Ketika Dia merelakan diri-Nya untuk diutus Bapa turun ke dunia, Ia harus mengalami setiap penderitaan, disiksa,disalib, ditombak, dihujani kutukan, diberi mahkota duri. Ia sakit menggeliat seperti mutiara yang kemasukan pasir.

Mengapa Yesus mau melakukan semuanya ini? Karena Dia mengasihi Anda dan saya. Dia ingin yang sakit disembuhkan, yang putus asa diberi pengharapan, yang tidak mempunyai masa depan diberi masa depan yang penuh pengharapan. Dia adalah kerang yang menggeliat. Pada akhirnya setelah waktunya, kerang itu akan menghasilkan mutiara yang asli.

Mutiara yang asli berwarna putih. Putih melambangkan kekudusan. Mutiara murni berwarna putih melambangkan hidup kita harus kudus. Setelah kita memperoleh harta mutiara, yaitu keselamatan yang cuma-cuma dari Tuhan Yesus Kristus, kita pun dituntut hidup kudus.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa mutiara dipakai sebagai simbol? Selain berwarna putih, mutiara berbentuk bulat, tidak ada ujung dan pangkal. Apakah artinya? Itulah gambaran kasih Yesus. Kasih anak sepanjang galah, kasih orangtua sepanjang jalan. Tapi, kasih Yesus tidak berujung dan tidak berpangkal. Artinya, kasih Yesus begitu bulat dan sempurna.

Kita hidup di tengah masyarakat dengan latar belakang, pendidikan, dan status yang berbeda. Sering kali hal ini membuat gesekan. Di rumah pun kadang keluar kata-kata pedas yang menimbulkan luka. Tapi, bagi mutiara-mutiara asli, goresan-goresan itu akan mudah mudah menutup. Kasih Kristus yang ada dalam hati membuat kita bisa memaklumi kondisi orang lain sehingga kita dapat mengampuni orang yang menyakiti hati berulang-ulang kali. Sungguh betapa indahnya jika hal ini terjadi dalam kehidupan umat Kristiani di dunia dimana inti dari mutiara yang asli yakni kasih tanpa batas itu benar-benar diterapkan antarsatu dengan lainnya.

Kasih Yesus sedemikian rupa dalam hidup kita, sehingga Dia tidak mempertahankan diri-Nya. Dia mau mengosongkan diri-Nya, supaya yang miskin menjadi kaya, yang sakit menjadi sembuh, yang hina menjadi mulia. Lantas, apa yang harus kita lakukan? Tebarkan kasih. Kasih Kristus, kasih yang mengampuni, kasih yang tidak berujung pangkal. Kasih itu juga yang akan kita pertahankan dalam hidup kita.

Pertahankan mutiara yang abadi itu dalam kehidupan kita. Pegang Dia erat-erat dalam kehidupan Anda, maka Anda akan memiliki Kerajaan Surga, tidak hanya nanti di sana tapi Kerajaan Surga dapat Anda tarik dalam keluarga, pekerjaan, atau di mana pun. Genggam mutiara yang abadi, yaitu Yesus Kristus yang ada dalam hidup Anda. Amin



Mengherankan Tuhan

Matius 8:8,10
Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 11; Matius 11; Yoel 1-3

Seberapa besar iman yang kita miliki kepada Tuhan? Hanya Anda yang bisa menjawabnya. Banyak kegiatan pelayanan yang bisa Anda lakukan, segala hal baik yang terlihat orang banyak dan membuat kita dicap sebagai ‘orang pelayanan' dan beriman. Namun Tuhan melihat sikap hati kita yang sesungguhnya di hadapan Dia.

Banyak hal yang bisa membuat kita terheran-heran dan kagum akan penampilan luar yang diperlihatkan oleh orang lain. Tapi hanya satu hal yang bisa membuat Tuhan heran atas manusia di bumi ini, yaitu ketika Dia menemukan orang yang beriman. Seperti iman yang dimiliki oleh seorang perwira yang meminta Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Ketika Yesus menawarkan diri untuk mendatangi rumahnya, dengan serta merta sang perwira menjawab bahwa rumahnya tidak layak untuk didatangi oleh Yesus. ‘Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh'. Alkitab mencatat Yesus terheran-heran mendapati iman perwira itu dan berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel."

Sama halnya dengan seorang wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun. Dia hanya berpikir, ‘Asal kujamah saja jumbai jubahnya, maka aku akan sembuh.' Dan ini adalah satu-satunya kisah yang menceritakan akan sebuah iman yang menarik kuasa Yesus keluar dari diri-Nya tanpa dikendalikan oleh Yesus sendiri. Satu-satunya kisah tentang iman yang membuat kuasa Allah bekerja tanpa diperintahkan sebelumnya oleh Yesus. Dan sekali lagi, ketika iman yang luar biasa itu membuat kuasa Tuhan mengalir, aktivitas Yesus di tengah kerumunan orang banyak terhenti saat itu juga. Yesus begitu menghargai keberadaan iman dari seorang wanita yang telah menderita selama 12 tahun karena pendarahan.

Dengan segala hal yang telah Anda lakukan selama ini, dengan segala kebenaran Firman yang telah Anda pelajari dan Anda ketahui, sudahkan iman yang mengherankan Yesus itu Anda miliki? Rindukanlah itu, untuk memiliki iman yang dapat menarik kuasa Tuhan bekerja dalam hidup Anda secara luar biasa. Mengalami secara pribadi jamahan kuasa Tuhan dalam iman percaya Anda.

Kuasa Tuhan bekerja melalui iman yang Anda miliki, semakin besar iman Anda semakin besar kuasa Allah yang dapat didemostrasikan-Nya.
Amin.