Entri Populer

Senin, 31 Agustus 2009

Jadilah Generasi Berintegritas

2 Timotius 3:1-5 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

2 Petrus 3:3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.

Firman Tuhan di atas menunjukkan kondisi manusia pada akhir jaman ini. Sekarang adalah akhir jaman dan apa yang digambarkan oleh Firman Tuhan di atas adalah hal-hal yang sedang terjadi sekarang.

Di 2 Timotius 3 berbicara tentang generasi yang tidak mengenal dan memberontak terhadap Tuhan. Kita sebagai gereja harus menghadapi dunia yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kemanapun kita pergi kita berhadapan dengan kondisi dunia yang sebenarnya.

Apa yang Anda akan lakukan sebagai generasi yang dibangkitkan oleh Tuhan untuk masa-masa seperti ini? Apakah kita akan menjadi berbeda atau sama seperti mereka? Jika berbeda, apa perbedaannya? Apa yang akan menjadi tanda dalam diri Anda yang membuat Anda berbeda dari orang-orang, saat Anda berada di masyarakat? Tanda yang membuat Anda berbeda dengan dunia adalah Karakter Anda.

Karakter adalah siapa Anda pada saat tidak ada orang yang melihat dan apa yang Anda akan pegang teguh pada saat Anda dilihat orang. Karakter adalah issue-issue yang diperhadapkan pada kita dalam kehidupan kita sehari-hari.

3 Hal Penting Mengenai Karakter :

1. Integritas

Integritas adalah karakter seseorang yang hidupnya tanpa kompromi, yang hidup tanpa agenda ketidakjujuran dalam kesehariannya. Setiap hari Anda akan selalu dihadapkan pada peluang-peluang dimana Anda memiliki kesempatan untuk menjadi tidak jujur. Contohnya dalam 2 Samuel 11:1-25, Daud ada pada tempat dimana dia tidak jujur dengan dirinya sendiri. Pada waktu itu ketika raja-raja sedang maju berperang, Daud tinggal di istananya.

2 Samuel 11:2-25, dari kursi ketidakjujuran dengan dirinya sendiri, Daud bergerak pindah ke kursi kompromi. Dan sejak hari itu, Daud berkompromi dengan banyak hal dalam hidupnya yang mengakibatkan Daud berdosa. Bukan saja Daud berzinah dengan Batsyeba tetapi Daud juga membunuh suami dari wanita itu.

Berbeda dengan Daud, Yusuf memiliki segala macam peluang untuk kompromi. Setiap hari istri Potifar menggodanya tetapi Yusuf memilih hidup berintegritas dan tidak berkompromi.

Ada kursi-kursi yang kita duduki setiap hari, tetapi kursi integritas adalah kursi yang paling sulit :

• Integritas dalam kekuasaan dan kepopuleran. Jika Anda berada pada titik dimana Anda mempunyai kuasa dan popular, Anda bisa tergoda untuk menjadi tidak jujur.

• Integritas dalam hal kekayaan. Bahaya dari kekayaan adalah ketidakjujuran dan kompromi. Pada waktu Mesir sedang mengalami kelaparan, Yusuf bisa saja curang dari orang-orang yang kelaparan dan curang dengan Firaun yang memberikan kepercayaan kepadanya. Daud bisa memakai kedua belah pihak untuk mendapatkan kekayaan, tetapi Yusuf tidak melakukannya.

Lukas 16:10-11 Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?

Jika Anda tidak bisa dipercaya dengan hal-hal kecil bagaimana Anda bisa menerima hal-hal yang lebih besar?

2. Kerendahan Hati

Kursi kesombongan dan keangkuhan adalah tidak mengakui keberadaan Tuhan. Ada kursi lain antara kesombongan dan kerendahan hati yaitu kursi kerendahan hati yang palsu. Alkitab tidak pernah berbicara kerendahan hati yang berhubungan dengan kekurangan materi. Kerendahan hati bukan berarti tidak bisa pakai barang-barang mewah. Orang-orang semacam ini disebut : Rendah hati palsu. Memiliki barang-barang mewah tidak ada hubungannya dengan kerendahan hati. Orang yang memiliki kerendahan hati palsu akan memulai hidupnya dengan tidak jujur.

Amsal 11:2 Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.

Amsal 15:33 Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.

3 hal mengenai kerendahan hati :

• Kerendahan hati akibat bergantung pada Tuhan.

• Kerendahan hati dengan menerima keberadaan orang lain (Yusuf menerima saudara-saudaranya yang membuang dia).

• Kerendahan hati melalui pengenalan adanya potensi kesombongan dalam diri setiap manusia. Kita harus mengenali potensi ini dan berhati-hati. Hal ini terjadi pada Yusuf. Pada saat dia membagikan mimpi-mimpinya pada saudara-saudaranya dan orang tuanya. Yusuf bangga mendapatkan mimpi, bahwa semua orang akan tunduk pada dia.

3. Harus Bisa Diandalkan (Reliable)

Ini berbicara mengenai kesetiaan, orang-orang yang tidak memiliki kursi agenda-agendanya sendiri atau tidak memiliki motivasi-motivasi yang terselubung. Orang seperti ini akan melakukan tugasnya dengan motivasi yang tulus dan benar.

Jadi yang membedakan Anda dari dunia adalah jika Anda mempunyai karakter yang berbicara mengenai integritas, kerendahan hati dan kesanggupan untuk bisa diandalkan. Jika Anda memiliki ketiga hal seperti yang telah disebutkan di atas, dunia akan melihat Anda sebagai orang yang berbeda.

Roma 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Amin

Kamis, 27 Agustus 2009

ALKITAB ADALAH NAFAS TUHAN

"Segala [yaitu semua] tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16)


Ungkapan "ilham" (inspirasi) yang kita temukan dalam ayat ini secara harafiah berarti "nafas Tuhan". Itu berasal dari kata Yunani yang hanya digunakan dalam ayat ini di Perjanjian Baru. Kata ini terdiri dari dua asal kata yaitu: "theos" yang berarti "Tuhan" (dan dari sinilah kita mendapatkan kata "theologi" yang berarti ilmu Alkitab), dan "pneustos", yang berasal dari kata yang berarti "untuk meniup".

Kata Yunani "meniup" ini digunakan 7 kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, jadi kita dapat melihat lebih jauh tentang bagaimana Tuhan menggunakan kata ini di dalam Alkitab. Seperti misalnya kita mendapatkan dalam perumpamaan tentang rumah yang didirikan di atas Batu, dan rumah yang didirikan di atas pasir dalam kitab Matius 7:25-27 dan Lukas 6:46-49. Dan kita diberitahukan bahwa ketika "hujan" dan banjir datang dan angin "bertiup", hanya rumah yang dibangun di atas Batu yang masih tetap tinggal.

Kita telah mengetahui bahwa "Batu" itu tidak lain menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri (1 Korintus 10:4, Mazmur 78:35). Dan perhatikan bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara "rumah" yang dibangun di atas Batu dan rumah yang dibangun di atas pasir. Dalam kitab Matius 7:24 kita membaca demikian:

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."

Sekarang topik pembicaraan berubah dari fondasi rumah kepada manusia, karena sesungguhnya Tuhan memiliki kepedulian yang lebih besar kepada umat manusia, bukan kepada rumah secara fisik. Dan pada kenyataannya, Tuhan membagi seluruh umat manusia menjadi dua bagian penting yaitu -- mereka yang Ia selamatkan, dan mereka yang tidak Ia selamatkan.

Dan Alkitab seringkali berbicara tentang orang yang diselamatkan sebagai "orang yang bijaksana" seperti yang kita lihat dalam ayat di atas. Disisi yang lain, dalam kitab Matius 7:26 kita membaca demikian:

"Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir."

Dengan demikian kita mengetahui bahwa Alkitab seringkali berbicara tentang orang yang tidak percaya sebagai "orang yang bodoh" yang mendirikan rumahnya di atas pasir yang akan hancur ketika diuji oleh Firman Tuhan yang sejati, Alkitab (yaitu hujan dan banjir).

Untuk mengerti lebih jauh mengenai pembangunan sebuah rumah kita harus melihat pada bagian-bagian lain di dalam Alkitab, kita harus membandingkan "hal yang rohani dengan hal yang rohani" (yaitu membandingkan "ayat yang satu dengan ayat yang lain"), seperti yang di-instruksikan untuk kita perbuat dalam kitab 1 Korintus 2:13.

Seperti misalnya, kitab Mazmur 127:1 menyatakan lebih jauh tentang membangun rumah demikian:

"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."

Dengan kata lain, Tuhan-lah yang harus membangun "rumah" tersebut, yaitu gereja yang kekal, atau badan kumpulan orang-orang percaya sejati. Itulah rumah-rumah yang dibangun di atas "Batu" seperti yang kita lihat dalam kitab 1 Korintus 3:11 yang berkata demikian:

"Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."

Ini menunjuk kepada Tuhan sebagai satu-satunya yang melakukan pekerjaan keselamatan. Kita tidak dapat diselamatkan melalui pekerjaan kita sendiri.

Nah, sebelumnya kita sudah mempelajari bahwa Tuhan "menafaskan", atau "meniup" keluar Firman-Nya dengan menggunakan orang-orang percaya yang sudah dipilih-Nya untuk memberitakan setiap kata yang diberikan-Nya kepada umat manusia. Contoh lain dari kata "meniup" juga ditemukan dalam Yohanes 3:5-9. Tetapi ini adalah tentang pekerjaan dari Allah Roh Kudus dalam menyelamatkan individu-individu, disitu kita baca demikian:

"Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"

Tentu saja "Roh" itu adalah Allah Roh Kudus -- tetapi bagaimana kita dapat mendengar suara-Nya? Apakah suara Tuhan itu? Yesus berkata dalam kitab Yohanes 10:27 demikian:

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,"

Dan kitab Yohanes 17:17 berkata demikian:

"… Firman-Mu adalah Kebenaran."

Dalam seluruh Alkitab kita menemukan bahwa Tuhan hanya berbicara di dalam Firman-Nya, Alkitab. Suara Tuhan adalah Alkitab; dalam pasal yang pertama dari kitab Yohanes kita menemukan bahwa salah satu nama dari Yesus adalah "Firman Tuhan", atau dalam bahasa Yunani-nya "logos". Dengan demikian kita mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah "logika" dari program keselamatan Allah.

Kita juga belajar dari kitab 2 Petrus 1:20-21 bahwa Alkitab ditulis oleh "orang-orang kudus pada zaman dahulu sebagaimana Allah Roh Kudus menggerakkan mereka". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat [Alkitab] dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."

Dan dalam kitab 2 Petrus 3:15-16 rasul Petrus sedang berbicara tentang nubuat-nubuat yang ditulis oleh Rasul Paulus yang berada dibawah ilham ilahi demikian:

"….. seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."

Disini rasul Petrus memahami bahwa surat-surat Paulus adalah sama dengan nubuat Kitab Suci, yang pada waktu itu hanyalah kitab-kitab Perjanjian Lama saja. Nah, sekali lagi kita diingatkan bagaimana Tuhan menulis Alkitab -- yang merupakan "nafas Tuhan" yang keluar dari "mulut-Nya". Alkitab adalah sempurna dan sudah selesai ditulis, dan Tuhan menyimpannya untuk ribuan tahun. Itu adalah satu-satunya tempat dimana kita dapat menemukan kebenaran yang sejati dan kehendak-kehendak Tuhan untuk kita dan dunia ini.

Berbicara mengenai Alkitab, raja Daud dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menyatakan dalam kitab Mazmur 119:97 demikian:

"Betapa kucintai Taurat-Mu [firman-Mu]! Aku merenungkannya sepanjang hari."

Biarlah hal itu juga menjadi kebiasaan kita, kalau Tuhan sudah menyelamatkan kita. Biarlah Tuhan berkenan untuk membuat kita selalu mencari Firman-Nya dengan segenap hati. Dalam kitab Mazmur 119:105 kita membaca demikian:

"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

Dan Mazmur 42:1-2 berkata demikian:

"Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah."


"Heaven and earth shall pass away, but My words shall not pass away" (Matthew 24:35)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Minggu, 23 Agustus 2009

Berbagi Kenyataan

Lukas 3:11
Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 20; 1 Korintus 11; Ayub 18-19

Tanyakan diri Anda sendiri: Hal duniawi apakah yang paling Anda dambakan dalam hidup ini? Apakah itu kekayaan tak terbatas? Pasangan hidup? Makan enak? Kenyamanan dalam hidup?

Yang manapun yang Anda pilih, satu kesimpulan dapat kita tarik: Anda berada bersama-sama dengan mereka yang juga menginginkannya. Jika Anda ingin makan enak setiap hari, tanpa perlu menghitung, Anda dapat menemukan jutaan bahkan miliaran orang yang tidak punya keinginan lain dalam hidupnya kecuali bisa sekedar makan. Enak atau tidak enak itu perkara belakangan. Jika Anda ingin punya mobil mewah, ada puluhan ribu orang yang hanya punya satu mimpi: memiliki kaki agar dapat berjalan. Perkara itu mobil atau bukan, sama sekali di luar pembahasan.

Yang membedakan Anda dengan orang-orang itu adalah taraf hidup masing-masing. Kita semua hidup di bawah bayang-bayang keinginan akan banyak hal dan tak semua itu dapat terpenuhi.

Jika Anda menunggu untuk merasa dipenuhi segalanya baru Anda mau memberi, maka belum terlambat untuk menyadari bahwa janji Tuhan untuk membuat kita berkecukupan itu berlaku bukan untuk kita meningkatkan taraf hidup, melainkan untuk meningkatkan apa yang dapat kita berikan kepada orang lain.

Kita memberi supaya kita mengerti seperti apa rasanya cukup, bukan sebaliknya. Amin



DUA ORANG DI LADANG (Ladang Tuhan)

"Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa [diangkat/rapture] dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa [diangkat/rapture] dan yang lain akan ditinggalkan." (Matius 24:38-41)


Ketika Kristus menyelamatkan bagaimanakah Ia akan datang bagi orang-orang yang percaya? Ayat ini cukup jelas menyatakan bahwa Dia akan datang bagi kita satu demi satu, kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa (yaitu diangkat ke angkasa atau rapture) dan yang lain akan ditinggalkan (yaitu ditinggalkan di bumi untuk burung-burung nazar). Dengan kata lain, Tuhan sedang bersikeras, bahwa keselamatan merupakan suatu hal yang sangat pribadi, itu adalah antara Tuhan dan anda. Hal tersebut tidak melibatkan sekelompok orang atau jemaat. Itu melibatkan Tuhan dan setiap dari umat pilihan-Nya.

Ingatlah kitab 1 Korintus 3:7-9 mengajarkan kepada kita demikian:

"Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya [yaitu hidup yang kekal] sesuai dengan pekerjaannya sendiri [yaitu baik atau jahat]. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah."

Jadi kita semua diselamatkan secara pribadi, kita tidak diselamatkan sebagai seluruh jemaat. Allah-lah yang menyelamatkan yang ini dan yang itu di seluruh pelosok dunia, dan setiap orang dari umat pilihan-Nya telah dinamakan sejak sebelum dunia dijadikan di dalam Kitab Kehidupan Anak domba sebagai kepribadian, bukan sebagai kelompok orang. Segala sesuatu dilandaskan pada setiap pribadi, itu adalah antara "Allah dan saya".

Kemudian kitab Ibrani 10:25 berkata demikian:

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati [parakaleo - menghibur], dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."

Nah ayat ini menyebutkan tentang "menghibur" (menasihati), tetapi siapakah yang sedang menghibur siapa? Dalam konteksnya ayat ini menggunakan kata "saling" di dalam ungkapan "saling menasihati". Akan tetapi ingatlah bahwa kata "saling" disini telah ditambahkan oleh para penterjemah dan tidak ada di dalam bahasa aslinya. Kita tidak "saling menghibur", seluruh kalimatnya sedang berbicara tentang Allah dan setiap pribadi orang yang percaya, antara "Allah dan saya".

Jadi bagaimanakah kita "menghibur diri kita sendiri" ? Kata Yunani untuk ungkapan "menghibur" disini adalah sama dengan kata "menghibur" yang kita temukan di dalam kitab 2 Korintus 1:3-4:

"Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur [parakaleo] kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur [parakaleo] mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah."

Dan siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan Sang Penghibur itu? Kitab Yohanes 14:26 mengajarkan kepada kita demikian:

"tetapi Penghibur [parakletos], yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Kitab Yohanes 15:26-27 menambahkan demikian:

"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku [yaitu Kristus]. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

Dan kitab Roma 8:9 menjelaskan demikian:

"Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu [yaitu kebangkitan jiwa yang baru]. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."

Jadi bagaimanakah kita memperoleh penghiburan dari Allah? Dengan membaca Firman Tuhan, Alkitab. Itu adalah pertemuan Ibadah kita dengan Allah. Adalah Allah yang menghibur kita dengan Firman-Nya. Kitab 1 Yohanes 1:3 menyatakan kepada kita demikian:

"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami [murid-murid] dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu ......... Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."

Dan kitab 2 Korintus 1:4 mengatakan, "…sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan". Siapakah Yang sedang berada di dalam penderitaan? Siapapun yang belum diselamatkan masih berada di dalam penderitaan yang dalam karena mereka sedang berada di bawah murka Allah karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka. Kemudian dalam ayat 6 kita membaca hal ini:

"Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga."

Dengan kata lain, kita orang-orang yang percaya hendaknya tidak melalaikan pertemuan ibadah dengan Allah supaya kita dapat dihibur dan supaya kita dapat menghibur orang-orang lain supaya mereka beroleh kekuatan. Maksud pemikirannya adalah bahwa kita sedang hidup di suatu masa dimana ibadah tidak terutama didasarkan pada hal berkumpul bersama dengan orang-orang lain, tetapi hal tersebut didasarkan pada persekutuan dengan Tuhan. Dalam kitab Ibrani 8:10-12 Tuhan berkata demikian:

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."


"... Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment is come ..." (Revelation 14:7)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


Minggu, 16 Agustus 2009

PUSH : Pray Until Something Happen!

Berdoa adalah bagian dari keseharian orang percaya. Kadang jawaban doa datang secepat kilat, terkadang juga jawabannya "tidak" dan "tunggu". Apapun doa kita, percayalah bahwa Tuhan menjawabnya. Dia selalu mendengar doa-doa kita, dan selalu memberikan jawaban.

Doa bukanlah sebuah mesin ATM untuk mendapatkan apa yang kita mau, ketika kita tekan tombolnya, lalu segera kita terima yang dibutuhkan. Terkadang Tuhan menggunakan doa untuk mengajarkan kita untuk tekun hingga jawaban doa itu kita terima.

Ada lima hal yang perlu Anda ketahui untuk memiliki kehidupan doa yang powerfull:

* Tekun: sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan (Yakobus 1:1-4).

Yakobus memberi semangat kepada orang percaya untuk terus bersukacita bahkan saat kita berhadapan dengan pencobaan yang berat. Tetapi jika Anda tekun menghadapi ujian tersebut, berpegang teguh pada iman dan kepercayaan Anda pada Tuhan, Dia telah menyediakan yang terbaik bagi Anda. Dari pengalaman tersebut Anda akan "sempurna dan lengkap tanpa kekurangan sesuatu apapun."

Kadang Tuhan mengijinkan Anda untuk melewati ujian yang sulit karena hal tersebut akan mempersiapkan Anda untuk menerima jawaban doa yang telah dipersiapkan-Nya. Bahkan ditengah-tengah rasa sakit, jika kita dapat bertahan - berdoa, berpegang pada Firman-Nya, percaya pada janji-Nya - kita akan melihat kebaikannya membawa kita kepada sesuatu yang lebih baik.

* Berhenti kuatir: Minta hikmat pada Tuhan untuk menghadapi situasi Anda (Yakobus 1:5).

Tuhan akan memberikan hikmat kepada mereka yang memintanya. Dia memberikannya dengan murah hati. Kadang kita mencoba mencari jalan keluar dengan hikmat dan kepandaian kita sendiri dan datang kepada Tuhan ketika sudah mentok. Mengapa tidak dari awal kita minta hikmat Tuhan. Tuhan berkata dalam Yeremia 33:3, "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui."

Jika kita datang padanya secepat mungkin ketika kesulitan datang, Dia berjanji akan memberikan cara pandang-Nya tentang situasi tersebut. Dia akan menunjukkan cara menangani masalah tersebut dan akan lebih mempermudah kita.

* Tepis setiap keraguan : Datang pada Tuhan dengan iman.

Ketika Anda datang pada Tuhan untuk meminta pertolongan, ingatlah bahwa Dia adalah Allah yang setia. Ketika Yesus mengajak Petrus berjalan di atas air, Petrus sanggup melakukannya dan ketika dia melihat ombak di sekelilingnya, Petrus mulai tenggelam. Ketika Anda meminta bantuan Tuhan, fokuskan pandangan Anda pada-Nya, jangan melihat pada keadaan sekeliling Anda. Dengarkan apa yang Yesus katakan dan percayailah dengan sepenuh hati.

* Ingat Tuhan tidak dibatasi oleh situasi Anda (Yakobus 1:9-11).

Secara standar dunia ini, hanya orang kaya yang memiliki banyak uang yang bisa mewujudkan mimpinya. Mereka bisa mendapatkan tawaran terbaik yang ada di dunia ini, dan bisa memiliki kekuasaan dan pengaruh karena kekayaan mereka. Tapi dengan kesediaan Anda untuk mempercayai Tuhan dan ketaatan padanya, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Segala sesuatu bisa dicapai jika Tuhan bersama Anda.

* Gigih, terus arahkan pandangan Anda pada Tuhan dan bersyukurlah atas kemenangan yang Dia berikan (Yakobus 1:12).

Dengan kegigihan Anda berdoa dalam segala keadaan, memuji Tuhan dan mempercayai kebaikan-Nya, Anda akan dibangun sebagai seseorang yang berkarakter yang layak untuk menerima berkat-berkat dari-Nya.

Dari tiap situasi yang Anda alami, Tuhan ingin Anda mengalami kemenangan demi kemenangan, hingga saatnya nanti tiba dimana Anda menerima mahkota kekal dari-Nya. Jadi jangan berhenti berdoa. Pray until something happen!! Amin

Jumat, 14 Agustus 2009

SABAT BERGANTI SABAT

"Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN. Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup." (Yesaya 66:23-24)


Bagian Alkitab ini sedang berbicara tentang "langit yang baru dan bumi yang baru", yaitu masa depan di dalam kekekalan yang akan datang. Dan di dalam ayat ini Tuhan menggunakan gaya bahasa dari hukum upacara Perjanjian Lama. Bulan berganti bulan menunjuk kepada hari raya bulan baru yaitu hari yang pertama dari setiap bulan yang menunjuk kepada kedatangan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Sabat berganti Sabat adalah hari dimana mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun yang menunjuk kepada fakta bahwa "perhentian" atau "peristirahatan" kita itu seluruhnya ada di dalam karya Tuhan Yesus Kristus. Dia-lah yang akan melakukan seluruh karya keselamatan bagi kita.

Kitab Efesus 2:8-9 mengajarkan demikian:

"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu [yaitu iman atau kepercayaan itu] bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Kitab Filipi 3:9 menyatakan demikian:

"dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan."

Dan kitab 2 Timotius 1:9 menjelaskan hal yang sama demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri [yaitu anugrah], yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"

Prinsip-prinsip ini akan terus diingat dalam kekekalan di masa depan. Kita akan selalu mengingat fakta bahwa keselamatan yang kita miliki itu seluruhnya terjadi karena pekerjaan yang dilakukan oleh Allah sendiri (Kristus), dan bukan terjadi karena pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sendiri (yaitu hukum-hukum upacara).

Itulah sebabnya pada masa Perjanjian Lama bangsa Israel diperintahkan untuk tidak boleh melakukan pekerjaan jasmani apapun pada hari ke-tujuh Sabat sebagai "lambang" atau perumpamaan yang sangat penting bahwa sang Mesias, Tuhan Yesus Kristus, adalah tempat peristirahatan (perhentian) kita, Dia adalah hari-hari perayaan kita.

Kristus-lah yang memungkinkan keselamatan atau pengampunan itu dapat terjadi bagi kita. Disisi yang lain, Allah menunjukkan bahwa orang-orang yang akan berakhir di dalam kutukan kekal akan berada selama-lamanya di bawah murka Allah.

Dalam kitab Yesaya 28:12-17 Tuhan menyatakan demikian:

"Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian [yaitu Kristus], berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan. Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan. Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini [yaitu Bait Allah]! Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri," sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh [yaitu Kristus]: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat Keadilan [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali pengukur, dan Kebenaran [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian."

Sekarang jika anda ingin untuk tetap melaksanakan pengudusan hari ke-tujuh Sabat (hari Sabtu) pada masa sekarang ini, maka anda juga harus melaksanakan perayaan bulan baru tepat seperti yang bangsa Israel lakukan dalam masa Perjanjian Lama. Akan tetapi dalam kitab Kolose 2:16-17 kita membaca demikian:

"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat [semua ini adalah hukum-hukum upacara di dalam Perjanjian Lama termasuk hari ke-tujuh Sabat]; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."

Ayat ini juga berbicara tentang perayaan bulan baru, hari ke-tujuh Sabat, hari-hari raya lainnya, dan hukum-hukum mengenai makanan dan minuman yang ada di dalam Perjanjian Lama. Apakah anda mau melaksanakan semua ini dengan konsisten?

Allah menyatakan bahwa hal-hal tersebut hanyalah "bayangan" atau "peringatan" atau "lambang" atau "perumpamaan" dari apa yang harus datang. Dan isi rohaninya bukan berada dalam bayangannya. Isi rohaninya adalah apa yang digambarkan oleh bayangan tersebut dan akan terus ada untuk selama-lamanya di dalam kekekalan. Jadi kita tidak lagi melaksanakan bayangannya.

Kalau anda mau konsisten, maka sebaiknya anda juga mempersembahkan kurban bakaran dan kurban darah, menguduskan tahun-tahun Sabat, dll. Maka anda akan menjadi konsisten, tetapi tentu saja, anda akan menyangkal kenyataan apa yang Allah perintahkan, bahwa hal-hal ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang.


GBU,
Setiawan

------------------------------------------



-----Original Message-----
From: hakekat hidup <hakekathidupku@yahoo.co.id>

Sent: Wed, Aug 12, 2009 3:11 am
Subject: Re: PENTINGNYA HARI SABAT DAN PENURUTAN

Dalam bahasa aslinya Yunani, Matius 28:1 seharusnya ditulis demikian:

"Setelah Sabat-Sabat [jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama Sabat-Sabat [jamak] itu,............"

Ini adalah terjemahan yang benar sesuai dengan bahasa aslinya Yunani (Stephanos-1550):

"oye de sabbatwn [jamak] th epifwskoush eiV mian sabbatwn [jamak] hlqen maria h magdalhnh kai h allh maria qewrhsai ton tafon"

JAWABAN SAYA:

Itu tentang hari kebangkitan YESUS, bukan tentang pertemuan ibadah.
Kis. 2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena
tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.

Jadi, kebangkitan bukanlah pekerjaan YESUS, melainkan pekerjaan ALLAH. Nggak ada orang mati, sekalipun IA TUHAN, itu bisa bangkit sendiri.

Letak kebesaran dan kemuliaan YESUS itu bukan pada kebangkitanNYA, melainkan pada saat penyalibanNYA.

Teori begini ini bagi saya sudah termasuk kuno, sudah berkali-kali saya bahas.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kitab Yohanes 5:18 menerangkan demikian:

"Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya [yaitu membunuh Yesus], bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat [ke-tujuh], tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah."

JAWABAN SAYA:

Nggak ada catatan tentang YESUS telah meniadakan hari SABAT, tetapi mendobrak ketidakpahaman Yahudi tentang Sabat. Menurut Yahudi, dihari Sabat nggak boleh melakukan pekerjaan apapun, nah, YESUS meluruskannya: Boleh berbuat baik pada hari Sabat.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx



--- Pada Sel, 11/8/09, setia21us@aol.com <setia21us@aol.com> menulis:


Dari: setia21us@aol.com <setia21us@aol.com>
Judul: Re: PENTINGNYA HARI SABAT DAN PENURUTAN
Kepada: hakekathidupku@yahoo.co.id, venny@seid.sharp-world.com
Tanggal: Selasa, 11 Agustus, 2009, 3:55 PM


YESUS MENIADAKAN SABAT HARI KE-TUJUH

Dalam membahas masalah Sabat kita harus ingat bahwa masa Perjanjian Baru dimulai "setelah" Kristus pergi ke kayu salib, bukan "sebelum" peristiwa kayu salib, oleh karena itu Sabat hari pertama (atau Minggu Sabat) sudah dimulai sejak tahun 33 Masehi ketika Kristus bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu pagi. Hal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan konsili-konsili yang ditetapkan oleh gereja-gereja atau penguasa-penguasa duniawi.

Dalam bahasa aslinya Yunani, Matius 28:1 seharusnya ditulis demikian:

"Setelah Sabat-Sabat [jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama Sabat-Sabat [jamak] itu,............."

Ini adalah terjemahan yang benar sesuai dengan bahasa aslinya Yunani (Stephanos-1550):

"oye de sabbatwn [jamak] th epifwskoush eiV mian sabbatwn [jamak] hlqen maria h magdalhnh kai h allh maria qewrhsai ton tafon"

Dan kita juga akan menemukan kebenaran yang sama tentang hal ini dalam tiga Injil yang lain di ayat-ayat pembukaan dari Markus 16, Lukas 24, dan Yohanes 20 yang menandakan telah berakhirnya era hari ke-tujuh Sabat Perjanjian Lama (Sabtu) dan dimulainya era Sabat Perjanjian Baru (Minggu Sabat). Sebagai tambahan simaklah ayat-ayat berikut ini:

Kitab Yohanes 5:18 menerangkan demikian:

"Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya [yaitu membunuh Yesus], bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat [ke-tujuh], tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah."

Dalam suatu sidang bersama, berada dibawah inspirasi ilahi, para Rasul juga menyatakan hal yang sama bahwa hukum-hukum upacara Perjanjian Lama (terutama hari ke-tujuh Sabat) adalah "suatu kuk yang tidak dapat dipikul".

Dalam kitab Kisah Para Rasul 15:5-6 dan 10-11 kita menemukan pernyataan ini:

"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa [yaitu menjalankan hari ke-tujuh Sabat, bulan baru, hari-hari raya, dsbnya].." Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu ........... Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia [anugrah] Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Lebih lanjut kita menemukan bahwa "sesudah" peristiwa kayu salib murid-murid mulai berkumpul pada hari yang pertama dari seminggu yaitu hari Minggu Sabat:

Yohanes 20:19 menyatakan demikian:

"Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu [yaitu hari Minggu] berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Kisah Para Rasul 20:7 mencatat demikian:

"Pada hari pertama dalam minggu itu [yaitu hari Minggu], ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam."

Dan kitab Ibrani 8:12-13 menjelaskan demikian:

"Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka [yaitu keselamatan atau pengampunan]." Oleh karena Ia berkata-kata tentang Perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai Perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.

Dan dalam kitab Keluaran 16:26-27 Tuhan berfirman demikian:

"Enam hari lamanya kamu memungutnya [yaitu memungut roti manna yang melambangkan Yesus sang roti hidup], tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat [yaitu hari sabtu sabat]; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya."

Maaf saya tidak akan pernah dapat meyakinkan anda tentang hal ini, akan tetapi percayalah kepada Firman Tuhan, Alkitab. Hanya Tuhan saja satu-satunya yang dapat membuka mata rohani anda dan memberikan anugrah keselamatan yang kekal berdasarkan karya dan kasih karunia-Nya.

GBU,
Setiawan



-----Original Message-----
From: hakekat hidup <hakekathidupku@yahoo.co.id>
Sent: Mon, Aug 10, 2009 7:41 am
Subject: Re: PENTINGNYA HARI SABAT DAN PENURUTAN

He..he...he........ di situ Paulus bukan sedang membahas masalah hari Sabat mingguan, sebab problem hari Minggu ketika itu masih belum muncul. Di zaman itu semua orang Kristen, baik Yahudi maupun non Yahudi tidak masalah dalam pemeliharaan Sabat. Mereka hanya mempertentangkan orang-orang Yahudi yang bermaksud mengenakan aturan-aturan Taurat terhadap orang-orang non Yahudi. Mereka menyuruh orang-orang itu disunat, tidak memakan makanan haram dan merayakan hari-hari besar Yahudi. Inilah yang ditentang habis oleh Paulus.

Ketika itu tidak ada seorangpun yang mengotak-atik perihal Sabat. Semuanya bisa menerima karena sudah sebagaimana biasanya begitu. Baca kembali donk yang lengkap ayat-ayatnya, jangan sepotong-sepotong. Masalah hari Minggu baru muncul tahun 325 melalui undang-undang hari minggu yang dibuat oleh Konstantine, dan dikuatkan melalui konsili Nicea..

Penekanan masalah hari Sabat, bisa anda dapatkan dari Ibrani pasal 3 dan 4, dengan intinya pada pasal 4:9. Baca donk.

Saya sendiri bukan kelahiran Advent. Baru tahun 1998 saya masuk Advent. Karena itu, kalau ayat-ayat seperti yang kamu ajukan ini bagi saya bukan hal yang asing. Hafal sekali, sekalipun nggak hafal kalimatnya. Sudah saya pelajari baik-baik semuanya. Bahkan ajaran Paulus keseluruhannya sudah masuk dalam jiwa saya. Nggak ada itu persetujuan Alkitab, baik yang terang-terangan maupun yang menyiratkan bahwa hari Sabat itu diubah ke minggu.

Teori saya gampang sekali untuk anda uji kebenarannya: kapan hari Sabat itu dibuat; disaat manusia masih suci atau setelah jatuh kedalam dosa? Jika masih suci saja sudah dikenakan ketentuan Sabat, betapa lagi ketika berdosa. Bisa merobohkan konsep ini? Saya tunggu! Jangan lari terbirit-birit.

Saya akan layani anda kalau datang membawa ayat. Kalau nggak, ya nggak. Sebab ini forumnya logika, bukan forumnya orang mendongeng. Forum kebenaran, bukan kengawuran.



Minta Dalam Iman, Harapkan Jawaban!!

Semua orang ingin apa yang menjadi kerinduan hati mereka dapat digenapi oleh Tuhan.

Inilah lima tahapan langkah untuk masuk dalam kehidupan doa yang berkuasa untuk mendatangkan jawaban

1. Bertahan : Jangan kehilangan harap. Terus memuji Tuhan untuk kebaikanNya (Yakobus 1:1-4)

Yakobus mendorong kita untuk "memandang itu semua dengan sukacita" ketika kita memasuki pencobaan yang menguji iman kita. Itu kedengarannya sulit. Namun kala kita bertahan atas semua pencobaan itu, memberi tekanan pada iman kita dan percaya bahwa Tuhan mempunyai kerinduan terbaik yang ada dalam hati kita, dalam diri kita akan muncul pengalaman ini : "sempurna dan utuh, tidak kekurangan suatu apapun". Seringkali Tuhan mengijinkan kita berjalan melalui tantangan kesulitan karena pengalaman itu membentuk kita untuk menerima jawaban yang Dia telah janjikan. Meski di tengah rasa sakit, jika kita terus bertekad dalam doa, berdiri diatas janjiNya dan percaya pada janji-janjiNya - kita akan melihat kebaikan Tuhan yang membawa kita ke tempat yang lebih baik.

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:1-4)

2. Berhenti kuatir : Mintalah hikmat Tuhan berkaitan dengan situasi anda (Yakobus 1:5)

Tuhan memberikan hikmat pada setiap orang yang meminta padaNya. Dia meminta itu dengan murah hati. Dia tidak keberatan kala kita meminta padaNya. Pada kenyataannya, Dia suka ketika kita datang padaNya dengan segala kebutuhan kita. Namun yang harus dipegang adalah, kita harus meminta hikmat untuk mendapat apa yng kita minta. Terlalu banyak dari kita punya alasan atas masalah kita dan kembali dengan solusi dari kita sendiri dan datang pada Tuhan hanya sebagai alternatif terakhir. Tuhan mengatakan dalam Yeremia 33:3 : "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Jika kita datang pada Tuhan segera setelah kita memasuki kesulitan, Dia berjanji akan memberikan pada kita pespektif Illahi atas situasi kita. Dia dapat menunjukkan pada kita jalan menanggapi pencobaan yang mungkin tidak pernah terjadi dalam kehidupan kita.

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yakobus 1:5)

3. Berurusan tanpa sangsi : datang pada Tuhan dalam iman - dan harapkan suatu jawaban (Yakobus 1:6-8)

Ketika anda meminta pertolongan Tuhan, ingat bahwa Dia dapat dipercaya. Ketika Yesus mengundang Petrus untuk berjalan bersamanya diatas air, Petrus dapat melakukannya - selama dia terus menatap pada Yesus, dan ketika dia berfokus pada sekeliling - melihat gelombang sekeliling dia dan air yang bergelora, dia menjadi goyah. Ketika anda meminta pertolongan pada Tuhan, fokuslah pada FirmanNya dan apa yang Dia katakan pada hati anda untuk anda percayai daripada membiarkan keyakinan anda dikuasai oleh keadaan.

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. (Yakobus 1:6-8)

4. Ingatlah : Tuhan tidak dibatasi oleh keadaan (Yakobus 1:9-11)

Dengan standar dunia, melalui kekayaan seseorang akan memiliki paling banyak kesempatan karena mereka punya sumber daya untuk membuat mimpinya menjadi kenyataan. Mereka dapat memberikan yang terbaik yang dunia ini tawarkan dan dapat mengumpulkan kuasa dan pengaruh melalui kekayaan mereka. Namun kontras sekali, Tuhan tidak terkesan dengan kekayaan manusia, namun lebih pada kesediaan kita untuk percaya padaNya dan melalui ketaatan dalam apa yang Tuhan sudah katakan agar kita lakukan. Jika kita kaya dalam iman, tidak ada batasan untuk apa yang Tuhan dapat genapi melalui kehidupan kita.

Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. (Yakobus 1:9-11)

5. Ketekunan : Terus arahkan mata pada Tuhan, dan berterimakasih atas kemenangan dariNya (Yakobus 1:12)

Melalui ketekunan dalam doa dalam setiap situasi pencobaan, memuji Tuhan dan percaya pada kebaikanNya, kita akan membangun karakter yang kita perlukan untuk menerima semua yang yang Tuhan sudah sediakan bagi kita tanpa merasa terbebani. Dan setiap situasi kita akan muncul dalam kemenangan adalah gambaran kecil dari kemenangan yang menanti semua orang percaya suatu hari kelak ketika kita menerima mahkota kehidupan yang Tuhan sudah janjikan bagi siapa saja yang mengasihi Dia.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12) Amin!


YESUS MENIADAKAN SABAT HARI KE-TUJUH

Dalam membahas masalah Sabat kita harus ingat bahwa masa Perjanjian Baru dimulai "setelah" Kristus pergi ke kayu salib, bukan "sebelum" peristiwa kayu salib, oleh karena itu Sabat hari pertama (atau Minggu Sabat) sudah dimulai sejak tahun 33 Masehi ketika Kristus bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu pagi. Hal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan konsili-konsili yang ditetapkan oleh gereja-gereja atau penguasa-penguasa duniawi.

Dalam bahasa aslinya Yunani, Matius 28:1 seharusnya ditulis demikian:

"Setelah Sabat-Sabat [jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama Sabat-Sabat [jamak] itu,............"

Ini adalah terjemahan yang benar sesuai dengan bahasa aslinya Yunani (Stephanos-1550):

"oye de sabbatwn [jamak] th epifwskoush eiV mian sabbatwn [jamak] hlqen maria h magdalhnh kai h allh maria qewrhsai ton tafon"

Dan kita juga akan menemukan kebenaran yang sama tentang hal ini dalam tiga Injil yang lain di ayat-ayat pembukaan dari Markus 16, Lukas 24, dan Yohanes 20 yang menandakan telah berakhirnya era hari ke-tujuh Sabat Perjanjian Lama (Sabtu) dan dimulainya era Sabat Perjanjian Baru (Minggu Sabat). Sebagai tambahan simaklah ayat-ayat berikut ini:

Kitab Yohanes 5:18 menerangkan demikian:

"Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya [yaitu membunuh Yesus], bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat [ke-tujuh], tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah."

Dalam suatu sidang bersama, berada dibawah inspirasi ilahi, para Rasul juga menyatakan hal yang sama bahwa hukum-hukum upacara Perjanjian Lama (terutama hari ke-tujuh Sabat) adalah "suatu kuk yang tidak dapat dipikul".

Dalam kitab Kisah Para Rasul 15:5-6 dan 10-11 kita menemukan pernyataan ini:

"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa [yaitu menjalankan hari ke-tujuh Sabat, bulan baru, hari-hari raya, dsbnya]." Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu ........... Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia [anugrah] Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Lebih lanjut kita menemukan bahwa "sesudah" peristiwa kayu salib murid-murid mulai berkumpul pada hari yang pertama dari seminggu yaitu hari Minggu Sabat:

Yohanes 20:19 menyatakan demikian:

"Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu [yaitu hari Minggu] berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Kisah Para Rasul 20:7 mencatat demikian:

"Pada hari pertama dalam minggu itu [yaitu hari Minggu], ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam."

Dan kitab Ibrani 8:12-13 menjelaskan demikian:

"Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka [yaitu keselamatan atau pengampunan berdasarkan anugrah bukan berdasarkan pekerjaan]." Oleh karena Ia berkata-kata tentang Perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai Perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.

Dan dalam kitab Keluaran 16:26-27 Tuhan berfirman demikian:

"Enam hari lamanya kamu memungutnya [yaitu memungut roti manna yang melambangkan Yesus sang roti hidup], tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat [yaitu hari sabtu sabat]; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya."

Maaf saya tidak akan pernah dapat meyakinkan anda tentang hal ini, akan tetapi percayalah kepada Firman Tuhan, Alkitab. Hanya Tuhan saja satu-satunya yang dapat membuka mata rohani anda dan memberikan anugrah keselamatan yang kekal berdasarkan karya dan kasih karunia-Nya.

GBU,
Setiawan



SABAT HARI KE-TUJUH ADALAH SEBUAH PERINGATAN (bayangan)

"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala [yaitu Kristus], dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia [yang hanya setengahnya saja berasal dari Alkitab]. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri [tidak melihat kepada Alkitab secara keseluruhan], seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi." (Kolose 2:16-23)


Hukum Tuhan adalah seluruh Alkitab. Beberapa orang mengajarkan bahwa untuk menyelamatkan kita Kristus telah melakukan seluruh pekerjaan-Nya, namun kita masih harus berbuat sesuatu supaya kita dapat menggenapi keselamatan kita. Mereka berkata bahwa kita harus mempunyai kepercayaan tertentu, atau kita harus mencapai sesuatu, atau kita harus menerima Kristus, atau berbuat sesuatu seperti dibaptis air untuk menggenapkan keselamatan kita. Ajaran tersebut adalah pelanggaran dari hukum ke-4 yang berkata bahwa kita harus "berhenti" dari segala pekerjaan atau usaha-usaha kita untuk menggenapkan keselamatan kita. Keselamatan yang sejati adalah seratus persen anugrah dari Tuhan (Efesus 2:8-9).

Hukum ke-4 adalah salah satu hukum upacara yang paling penting di dalam Alkitab, itulah sebabnya Tuhan menetapkannya sebagai salah satu perintah dalam ke-10 perintah. Tuhan menginginkan supaya kita selalu mengingatnya dan tidak melalaikannya. Alkitab banyak berbicara tentang hukum ke-4 untuk menunjukkan bahwa hari ke-tujuh sabat telah diberikan kepada kita sebagai "peringatan" atau "tanda" atau "bayangan" bahwa Tuhan-lah yang menguduskan kita.

Tuhan berkata di Keluaran 31:13 demikian:

"Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah PERINGATAN antara Aku dan kamu, turun temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu."

Dan kitab Yehezkiel 20:12 berkata demikian:

"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi PERINGATAN di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka."

Tuhan menciptakan dunia dalam waktu 6 hari dan beristirahat pada hari ke-7 untuk menunjukkan bahwa kita hendaknya juga ber-istirahat di dalam karya Kristus daripada berusaha untuk menggenapkan keselamatan kita melalui pekerjaan kita sendiri.

Dan Tuhan menunjukkan bahwa hukum-hukum upacara adalah "peringatan" atau "bayangan" daripada hal-hal yang akan datang (Kolose 2:16-17). Jika kita tetap berkeras untuk menjalankan hal-hal tersebut, seperti contohnya mengadakan kurban bakaran, kurban darah, dan merayakan bulan baru dan hari ke-7 sabat, maka kita berada dalam pelanggaran terhadap hukum Tuhan. Itu seolah-olah kita berkata bahwa Tuhan Yesus belum pernah pergi ke kayu salib untuk menggenapi hal-hal tersebut jadi kita masih harus melakukannya sendiri.


Let the word of Christ dwell in you richly in all wisdom; teaching and admonishing one another in psalms and hymns and spiritual songs, singing with grace in your hearts to the Lord (Colossians 3:16)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.
Minta Dalam Iman, Harapkan Jawaban!!

Semua orang ingin apa yang menjadi kerinduan hati mereka dapat digenapi oleh Tuhan.

Inilah lima tahapan langkah untuk masuk dalam kehidupan doa yang berkuasa untuk mendatangkan jawaban

1. Bertahan : Jangan kehilangan harap. Terus memuji Tuhan untuk kebaikanNya (Yakobus 1:1-4)

Yakobus mendorong kita untuk "memandang itu semua dengan sukacita" ketika kita memasuki pencobaan yang menguji iman kita. Itu kedengarannya sulit. Namun kala kita bertahan atas semua pencobaan itu, memberi tekanan pada iman kita dan percaya bahwa Tuhan mempunyai kerinduan terbaik yang ada dalam hati kita, dalam diri kita akan muncul pengalaman ini : "sempurna dan utuh, tidak kekurangan suatu apapun". Seringkali Tuhan mengijinkan kita berjalan melalui tantangan kesulitan karena pengalaman itu membentuk kita untuk menerima jawaban yang Dia telah janjikan. Meski di tengah rasa sakit, jika kita terus bertekad dalam doa, berdiri diatas janjiNya dan percaya pada janji-janjiNya - kita akan melihat kebaikan Tuhan yang membawa kita ke tempat yang lebih baik.

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:1-4)

2. Berhenti kuatir : Mintalah hikmat Tuhan berkaitan dengan situasi anda (Yakobus 1:5)

Tuhan memberikan hikmat pada setiap orang yang meminta padaNya. Dia meminta itu dengan murah hati. Dia tidak keberatan kala kita meminta padaNya. Pada kenyataannya, Dia suka ketika kita datang padaNya dengan segala kebutuhan kita. Namun yang harus dipegang adalah, kita harus meminta hikmat untuk mendapat apa yng kita minta. Terlalu banyak dari kita punya alasan atas masalah kita dan kembali dengan solusi dari kita sendiri dan datang pada Tuhan hanya sebagai alternatif terakhir. Tuhan mengatakan dalam Yeremia 33:3 : "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Jika kita datang pada Tuhan segera setelah kita memasuki kesulitan, Dia berjanji akan memberikan pada kita pespektif Illahi atas situasi kita. Dia dapat menunjukkan pada kita jalan menanggapi pencobaan yang mungkin tidak pernah terjadi dalam kehidupan kita.

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yakobus 1:5)

3. Berurusan tanpa sangsi : datang pada Tuhan dalam iman - dan harapkan suatu jawaban (Yakobus 1:6-8)

Ketika anda meminta pertolongan Tuhan, ingat bahwa Dia dapat dipercaya. Ketika Yesus mengundang Petrus untuk berjalan bersamanya diatas air, Petrus dapat melakukannya - selama dia terus menatap pada Yesus, dan ketika dia berfokus pada sekeliling - melihat gelombang sekeliling dia dan air yang bergelora, dia menjadi goyah. Ketika anda meminta pertolongan pada Tuhan, fokuslah pada FirmanNya dan apa yang Dia katakan pada hati anda untuk anda percayai daripada membiarkan keyakinan anda dikuasai oleh keadaan.

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. (Yakobus 1:6-8)

4. Ingatlah : Tuhan tidak dibatasi oleh keadaan (Yakobus 1:9-11)

Dengan standar dunia, melalui kekayaan seseorang akan memiliki paling banyak kesempatan karena mereka punya sumber daya untuk membuat mimpinya menjadi kenyataan. Mereka dapat memberikan yang terbaik yang dunia ini tawarkan dan dapat mengumpulkan kuasa dan pengaruh melalui kekayaan mereka. Namun kontras sekali, Tuhan tidak terkesan dengan kekayaan manusia, namun lebih pada kesediaan kita untuk percaya padaNya dan melalui ketaatan dalam apa yang Tuhan sudah katakan agar kita lakukan. Jika kita kaya dalam iman, tidak ada batasan untuk apa yang Tuhan dapat genapi melalui kehidupan kita.

Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. (Yakobus 1:9-11)

5. Ketekunan : Terus arahkan mata pada Tuhan, dan berterimakasih atas kemenangan dariNya (Yakobus 1:12)

Melalui ketekunan dalam doa dalam setiap situasi pencobaan, memuji Tuhan dan percaya pada kebaikanNya, kita akan membangun karakter yang kita perlukan untuk menerima semua yang yang Tuhan sudah sediakan bagi kita tanpa merasa terbebani. Dan setiap situasi kita akan muncul dalam kemenangan adalah gambaran kecil dari kemenangan yang menanti semua orang percaya suatu hari kelak ketika kita menerima mahkota kehidupan yang Tuhan sudah janjikan bagi siapa saja yang mengasihi Dia.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12) Amin!