Entri Populer

Rabu, 29 Juli 2009

BAPA YANG KUDUS

"Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku [Yesus], supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita." (Yohanes 17:11b)


Tuhan Yesus memang mempunyai Bapa surgawi, demikian juga kita mempunyai Bapa surgawi dimana kita berdoa kepada-Nya sama seperti model doa yang diajarkan Yesus kepada kita (Matius 6). Dan ada banyak bagian Alkitab yang menyebutkan bahwa ada tiga pribadi yang berbeda dalam diri Allah Tritunggal tetapi mereka adalah satu. Seperti contohnya ketika Yesus dibaptis kita melihat tiga Pribadi yang berbeda-beda disebutkan disana, dalam kitab Matius 3:16-17 kita membaca demikian:

"Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah [Allah Roh Kudus] seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga [yaitu suara Allah Bapa] yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Pertama-tama kita harus selalu mengingat bahwa "Allah adalah Roh", Alkitab menjelaskan dalam kitab Yohanes 4:24 demikian:

"Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan Kebenaran."

Dan Tuhan Yesus itu adalah "Roh Allah" atau "Roh TUHAN" dalam wujud manusia, kitab Kolose 2:9 menyatakan kepada kita demikian:

"Sebab dalam Dialah [Kristus] berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan"

Dengan kata lain Yesus Kristus adalah figure atau contoh (Allah dalam wujud daging) yang Bapa berikan kepada kita supaya kita mengikuti-Nya. Tidak ada satu orangpun yang pernah melihat atau mengenal Allah Bapa dengan dekat kecuali Yesus, karena itu sudah seharusnya kita mengikuti ajaran-ajaran yang Yesus berikan kepada kita. Kitab Yohanes 1:18 Yesus berkata demikian:

"Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya."

Hanya Yesus yang mengerti seluruhnya tentang Bapa, dan Ia "turun" ke dunia sebab --sejak sebelum dunia dijadikan-- Ia telah diberikan tugas untuk menebus umat pilihan dari dosa, kematian rohani dan kutukan kekal. Dalam kitab 1 Petrus 1:17-20 kita membaca demikian:

"maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir."

Tuhan Yesus Kristus adalah "anak domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan" (Wahyu 13:8, Wahyu 17:8b). Itulah sebabnya dalam kitab Kejadian kita membaca bahwa Allah memanggil diri-Nya sendiri sebagai "Kita" dalam bentuk jamak bukan tunggal (Kejadian 1:26, Kejadian 11:7, dll). Allah berkata dalam kitab Kejadian 1:26 demikian:

"Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Kita tidak mengerti mengapa hal tersebut demikian tetapi itulah yang dikatakan di dalam kitab Taurat Musa (Lima kitab yang pertama dari Alkitab). Ini adalah "misteri ilahi" -- Allah memang tidak merancang pikiran kita yang kecil untuk mengerti seluruhnya tentang Allah.

Alkitab bersikeras bahwa Allah adalah Esa, tetapi disisi lain Allah juga menampilkan diri-Nya dalam tiga Pribadi yang berbeda, Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus.

Ketika kita mempunyai hubungan yang erat dengan Alkitab dimana kita merenungkan hal-hal yang kita baca ke dalam pikiran kita siang dan malam maka kita akan melihat ayat-ayat yang secara "tersembunyi" menyatakan Allah Tritunggal. Seperti misalnya kitab Yudas 1:25 berkata demikian:

"Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin."

Dan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama kita juga menemukan hal yang sama, Yeremia 50:34 berkata kepada kita demikian:

"Tetapi PENEBUS mereka adalah kuat; TUHAN semesta alam nama-Nya. Tentulah Ia akan memperjuangkan perkara mereka, supaya Ia memberi ketenteraman [peristirahatan - bandingkan dengan Matius 11:28] kepada bumi, tetapi kegemparan kepada penduduk Babel."

Dan Yesaya 45:21 berkata demikian:

"Beritahukanlah dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama: Siapakah yang mengabarkan hal ini dari zaman purbakala, dan memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN [=Yehovah]? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan JURUSELAMAT, tidak ada yang lain kecuali Aku!"

Yesus Kristus adalah Juruselamat atau Penebus yang dimaksud oleh Alkitab, ayat kuncinya dinyatakan dalam Matius 1:21 dimana kita baca demikian:

"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan MENYELAMATKAN umat-Nya dari dosa mereka."

Dan Lukas 2:11 menambahkan demikian:

"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."

Nama Yesus sendiri berarti Juruselamat, dan itu adalah salah satu dari nama-nama Allah yang ada tertulis di dalam Alkitab. Yesus adalah nama Allah "yang baru" (yang terakhir), seperti yang dikatakan dalam kitab Wahyu 3:12 demikian:

"Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru."

Ingatlah dalam kitab Yohanes 17:12a Yesus berdoa kepada Bapa demikian:

"Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku….."

Dan kitab Filipi 2:9-11 menyatakan demikian:

"Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!"

Yesus Kristus adalah "fondasi" dari seluruh ciptaan Allah, Ia adalah alasan utama mengapa Allah menciptakan manusia beserta langit dan bumi ini. Tanpa Yesus tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari segala sesuatu yang telah dijadikan di dunia ini (Yohanes 1).

Kita hanya bisa menerima pernyataan-pernyataan yang tercantum di dalam Alkitab dengan iman, dan pada saat kita merenungkan siapa sesungguhnya Allah itu, kita menerima kenyataan bahwa -- kita tidak sanggup memahami seluruhnya mengenai Allah Yang Maha Kuasa dan Tidak Terbatas yang dengan bersabda saja dapat menciptakan langit dan bumi yang sangat kompleks ini. Kita tidak dapat mengerti hal itu.

Jadi kita sama sekali tidak boleh memilih-milih atau memotong beberapa ayat dari Firman Allah dan kemudian mengambil kesimpulan dari situ, tetapi kita harus selalu membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang berbicara tentang hal yang sama di dalam seluruh Alkitab. Kita harus melihat kepada seluruh Alkitab sebelum kita bisa sampai pada Kebenaran yang sesungguhnya.

Kemudian yang terakhir Yesus berkata kepada salah seorang muridnya Filipus dalam kitab Yohanes 14:9 demikian:

"Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami."

Dan dalam Yohanes 10:30 Yesus berkata demikian:

"Aku dan Bapa adalah satu."


"ye also may have fellowship with us: and truly our fellowship is with the Father, and with his Son Jesus Christ." (1 John 1:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


UNDANG-UNDANG HARI MINGGU

Kebaktian pada hari Minggu Sabat bukan hanya ditetapkan oleh seorang Paus atau seorang Raja yang berkuasa atau rapat-rapat yang diadakan oleh para ahli agama, tetapi hal itu memiliki ke-absahan yang sangat alkitabiah:

Dalam bahasa aslinya Yunani, Matius 28:1 (dan juga ketika Injil lainnya: Markus, Lukas, Yohanes) ada ditulis demikian:

"Setelah Sabat-Sabat [jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama Sabat-Sabat [jamak] itu,............"


Dalam Alkitab bahasa Indonesia (versi Terjemahan Baru) ditulis demikian:

"Setelah hari Sabat [seharusnya ini ditulis dalam bentuk jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu [ini juga seharusnya adalah kata Sabat dalam bentuk jamak] itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu."


Jadi ada dua kata Sabat dalam ayat ini yang seharusnya diterjemahkan dalam bentuk jamak. Dalam Alkitab bahasa Inggris (Young's Literal Translation 1898) ditulis demikian:

"And on the eve of the sabbaths [perhatikan ini ditulis dalam bentuk jamak], at the dawn, toward the first of the sabbaths [jamak], came Mary the Magdalene, and the other Mary, to see the sepulchre"


Ini adalah terjemahan yang benar sesuai dengan bahasa aslinya, Stephanos-1550 menulis demikian:

"oye de sabbatwn [jamak] th epifwskoush eiV mian sabbatwn [jamak] hlqen maria h magdalhnh kai h allh maria qewrhsai ton tafon"


Kebenaran yang sama juga ditemukan dalam tiga Injil yang lain di ayat-ayat pembukaan dari Markus 16, Lukas 24, dan Yohanes 20. Hal ini menandakan sudah berakhirnya era hari ke-tujuh Sabat Perjanjian Lama (Sabtu) dan dimulainya era Sabat Perjanjian Baru (Minggu) yaitu hari pertama Sabat ketika Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu pagi di tahun 33 Masehi. Ini adalah satu-satunya alasan mengapa Tuhan menulis kata tersebut dalam bentuk jamak.

GBU


Data ini membenarlkan bhw sebelum Kaiser Constantine membuat
peraturan, orang Kristen telah terbiasa merayakan Hari Kebangkitan
Yesus pada hari MInggu.

Menurut cerita (benar tidaknya) Kaisar Contanstine mengaku menjadi
Kristen sebab ia mengalami mujizat besar. Ketika dia dlm kekwatiran
berhadapan dgn musuhnya, dia berdoa (dlm kekafiran) namun dia melihat
tanda salib di awan-awan. Peperangan berakhir, kemenangan ada di
tangannya, mk ia yakin Tuhan yg disalibkan itulah yg menolong dia.


~ Undang-undang sipil yang pertama mengenai hari Minggu, diberlakukan oleh Kaisar Constantine di Roma tanggal 7 Maret tahun 321 M. Sejak itu dia merubah segalanya secara radikal, termasuk membuat
Undang-undang menhormati hari minggu.

Sejalan dgn itu Konsili Nicea meneguhkan bahwa hari minggu adalah hari
Tuhan, artinya bukti kebangkitan Yesus mengalahkan kematian adalah
salah satu konfirmasi bhw Yesus Anak Manusia itu adalah TUHAN.

"Pada tahun 325, Sylvester, Bishop Roma ... secara
> resmi mengubah sebutan hari pertama, dengan menyebutnya hari Tuhan."
> (Historia Ecleslastica, hal 739).

Yesus bukan dipertuhankan sebagaimana banyak orang salah tafsir ttg
iman Kristiani. Yesus mmg TUHAN yg mengambil rupa manusia, dilahirkan
perawan Maria. Dia hidup diantara manusia, namun Dia bertindak dan
menyatakan kuasaNya, menyamai TUHAN.

Kebangkitan Yesus dr kematian adalah dasar kekristenan. Tanpa
kebangkitan Yesus, sia-sialah orang mempercaiNYA dan mengikutiNYA.

Pengikut Kristus adalah mrk yg percaya bhw mrk juga akan BANGKIT dari
kematian pada hari penghakiman SANG RAJA KEKAL, yg ADIL yaitu YESUS.

2009/7/28 Diskusi Pemilu <diskusipemilu_24@yahoo.co.id>:
> ~ Undang-undang sipil yang pertama mengenai hari Minggu, diberlakukan oleh
> Kaisar Constantine di Roma tanggal 7 Maret tahun 321 M, yang berbunyi :
> "Pada Hari Matahari yang dihormati hendaknya para pembesar dan rakyat yang
> bertempat tinggal di kota berhenti, dan hendaknya semua bengkel ditutup.
> Namun di pedesaan, orang-orang yang bertani boleh dengan bebas dan sah
> meneruskan pekerjaan mereka." (History of the Christisn Church, edisi tahun
> 1902, jilid 3, hal 380).
>
> ~ Langkah berikutnya dalam menjadikan pemeliharaan hari Minggu lengkap
> sebagai bagian agama Kristen, diambil oleh gereja di Roma dalam Konsili
> Laodekia. Konsili itu membuat undang-undang agama pertama mengenai
> memelihara hari Minggu. "Pada tahun 325, Sylvester, Bishop Roma ... secara
> resmi mengubah sebutan hari pertama, dengan menyebutnya hari Tuhan."
> (Historia Ecleslastica, hal 739).
>
> ~ Pada Konsili Laodekia lain, tahun 364, dibuat undang-undang berikut :
>
> "Orang-orang Kristen bukanlah penganut agama Yahudi dan tidak boleh
> bermalas-malas pada hari Sabtu ..., tetapi harus bekerja pada hari itu;
> tetapi hari Tuhan khususnya harus mereka hormati, dan sebagai orang-orang
> Kristen, jika sekiranya mungkin, tidak boleh bekerja pada hari itu. Namun,
> jika mereka ketahuan sebagai penganut agama Yahudi ( memelihara Sabat ) ,
> mereka akan dikeluarkan ... dari Kristus." (A History of Councils of the
> Church, jilid 2, hal 316).
>
> ~ Meskipun demikian, orang-orang Kristen masih tetap memelihara hari Sabat
> (Sabtu) pada abad keenam, sehingga Paus Gregory mengumkan, "mereka yang
> mempertahankan bahwa pekerjaan tidak boleh dilakukan pada hari yang ketujuh
> adalah sebagi nabi-nabi antikristus." (The Law of Sunday, dikutip dalam
> Carlyle B. Haynes, From Sabbath to Sunday, hal 43).
>
> ~ Yang terakhir, bulan Juli 1998, Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat
> Pastoral Dies Domini (Hari Minggu), yang menyerukan agar umat Kristen
> beribadah di hari Minggu sebagai penggenapan Sabat, dan meminta
> perundang-undangan sipil untuk memberi sarana kepada peribadahan Minggu ini.


Rabu, 15 Juli 2009

TUBUH MANUSIA

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:13-16)


Tubuh manusia adalah ciptaan ilahi yang sangat mengherankan dan merupakan sebuah fenomena yang unik dari segala sesuatu yang Tuhan ciptakan melalui Firman-Nya yang kudus karena hanya manusia saja yang diciptakan dalam "gambar dan rupa Tuhan" (Kejadian 1:26-27, 2 Korintus 3:18).

Akan tetapi di dalam tubuh ini Tuhan juga memberikan beberapa kekurangan yang sangat serius, bahkan setelah seseorang diselamatkan melalui kelahiran kembali melalui Roh Tuhan dan Kebenaran yang berasal dari atas. Alasan untuk hal ini adalah "bait tanah liat" ini tetap tidak diselamatkan (dibangkitkan) sampai hari yang terakhir -- atau hari Penghakiman yang juga merupakan akhir dari alam semesta ini.

Kitab Filipi 3:21 menjelaskan apa yang akan terjadi pada tubuh orang-orang percaya yang sejati pada hari yang sedang mendekat dengan cepat itu. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"yang akan mengubah tubuh [soma] kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia [yaitu tubuh Kristus], menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya."

Kitab Roma 8:11 menjelaskan demikian:

"Dan jika Roh Dia [yaitu Roh Tuhan atau Roh Kudus], yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu."

Dan kitab 1 Korintus 15:52-57 mengajarkan demikian:

"dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita."

Umat pilihan dan juga alam semesta ini sebagai suatu kesatuan menunggu-nunggu hari pembebasan yang sangat menakjubkan tersebut, kitab Roma 8:23 menjelaskan kepada kita demikian:

"Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita."

Dan kitab 2 Petrus 3:12-13 mencatat demikian:

"yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah [hari kiamat]. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat Kebenaran."

Ketika orang pilihan yang terakhir telah mendengarkan Injil yang sejati dan diselamatkan, maka datanglah hari yang terakhir yang sangat kita tunggu-tunggu itu. Pernyataan-pernyataan ini menunjukkan keyakinan yang kuat di dalam Tuhan yang hanya dapat terjadi oleh karya Tuhan dalam menyelamatkan jiwa seseorang dari dosa dan kutukan yang kekal. Ingatlah, sekali Tuhan telah menebus seseorang, tubuh orang tersebut akan digunakan sebagai alat untuk kemuliaan, kehormatan dan kemegahan Tuhan.

Ada banyak bukti-bukti di dalam Alkitab yang menekankan doktrin ini, seperti yang kita lihat dalam ayat-ayat berikut:

Kitab Roma 6:12: "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya."

Kitab Roma 8:10: "Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena Kebenaran."

Dan Roma 8:13: "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup."

Prinsip yang sama ini juga dinyatakan dalam kitab Roma 12:1 yang menasihatkan kepada kita demikian:

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Perintah ini diberikan kepada orang-orang pilihan Tuhan, dan menekankan keinginan yang jujur dan yang ada secara terus-menerus dari umat Kristen yang sejati untuk "patuh" kepada seluruh Firman Tuhan, seperti yang Tuhan nyatakan dalam kitab Yohanes 15:10 demikian:

"Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya."

Dan kitab Yohanes 14:15 menambahkan demikian:

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Sebenarnya, ketika mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup kita sedang mengikuti contoh dari Tuhan Yesus sendiri, seperti yang kita baca dalam kitab Efesus 5:2 demikian:

"dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan [thusia] dan korban yang harum bagi Allah."

Konsep ini juga dijelaskan dengan indahnya dalam kitab 1 Petrus 2:5 demikian:

"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah."


"Trust in the LORD with all thine heart; and lean not unto thine own understanding. In all thy ways acknowledge Him, and He shall direct thy paths." (Proverb 3:5-6)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


PEWAHYUAN BERTAHAP


"Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman." (Daniel 12:9)


Sesungguhnya Alkitab mengajarkan bahwa adalah tidak mungkin untuk memahami keterangan apapun dari Alkitab yang memberikan perincian tentang akhir dunia sebelum kita benar-benar tiba sangat dekat pada kesudahannya. Dengan kata lain, hanya setelah kita sampai pada saat menjelang akhir zaman, barulah orang-orang percaya sejati dapat memahami keterangan penting apapun mengenai perincian akhir waktu yang ada tertulis di dalam Alkitab (atau yang disebut sebagai "progressive revelation" atau pewahyuan bertahap). Sudah merupakan tujuan Allah bahwa sesaat sebelum dunia tiba pada kesudahannya, maka keterangan-keterangan seperti itu akan tersedia bagi orang-orang percaya sejati yang pada gilirannya akan memberitakannya kepada dunia.

Satu cara yang telah diterapkan Allah untuk menjaga agar keterangan tentang akhir zaman tidak dapat dipahami ialah dengan mengizinkan organisasi gereja-gereja untuk menggunakan ilmu tafsir Alkitab (hermeneutic) yang salah, yaitu metode tafsir buatan manusia tentang penafsiran Alkitab, yang membuat sebagian besar dari keterangan Alkitab tidak mampu untuk dipahami oleh para ahli teologi. Ingatlah bahwa kita pernah membahas kenyataan yang menyedihkan ini dan pada hari sekarang ini bahkan ada banyak orang yang lebih tertarik kepada nubuat-nubuat ilahi tambahan walaupun masih ada banyak nubuat-nubuat Alkitab yang belum mereka mengerti (Wahyu 22:18-19).

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa tanpa melalui perumpamaan, Kristus tidak berbicara (Markus 4:34, Matius 13:34, Mazmur 78:2), dan seluruh Alkitab adalah Firman Allah (2 Petrus 1:20-21, 2 Timotius 3:16). Sebuah perumpamaan merupakan sebuah kisah duniawi yang memiliki arti rohani. -- Itu adalah sifat alami dari Firman Allah, dan Kristus adalah intisari yang utama dari Firman Allah (Yohanes 1:14).

Karena perumpamaan-perumpamaan ini keluar dari mulut Allah sendiri, maka seluruh keterangan sejarah, pembicaraan-pembicaraan yang dicatat, dan cerita-cerita pendek yang dicatat, semuanya benar-benar pernah terjadi dan mutlak dapat dipercaya. Namun kalimat-kalimat itu juga memiliki arti-arti rohani, inilah kebenaran besar tentang apa Alkitab itu sebenarnya. Setiap pembicaraan, setiap kisah pendek, setiap kata dan huruf yang ada di dalam bahasa asli Alkitab dirancang dengan sangat berhati-hati oleh Allah untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran rohani yang sangat penting.

Untuk menemukan kebenaran rohani ini membutuhkan banyak penyelidikan Alkitab, dengan membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani, atau -- membandingkan ayat suci yang satu dengan ayat suci yang lain, karena Alkitab adalah kamus bagi dirinya sendiri (1 Korintus 2:13 KJV). Dan untuk itu juga dibutuhkan Allah Roh Kudus untuk membuka mata rohani kita untuk mencapai kebenaran (Yohanes 16:13). Orang-orang yang mata rohaninya telah dibuka oleh Allah secara penuh memahami bahwa setiap kata dalam bahasa asli Alkitab berasal dari mulut Allah dan oleh karena itu, mutlak benar dan dapat dipercaya. Para penerjemah Alkitab mungkin saja membuat kesalahan dalam terjemahannya, tetapi kata Ibrani atau kata Yunani asli yang diterjemahkan tidak pernah diragukan kebenarannya.

Kita harus ingat bahwa Allah telah menyelesaikan penulisan Alkitab kira-kira 2000 tahun yang lalu. Namun adalah rencana Allah bahwa sejumlah besar kebenaran Alkitab tidak boleh dipahami oleh siapapun sampai menjelang akhir zaman. Dan walaupun begitu, selama hampir 2000 tahun, para pakar Alkitab yang jujur, penuh pengabdian, setia dan yang benar-benar telah diselamatkan, telah memperoleh jalan untuk mampu memahami sebagian makna Alkitab dan mereka telah berupaya sekuat tenaga untuk memahami sebanyak mungkin isi Alkitab, namun kesimpulan-kesimpulan mereka masih jauh dari kebenaran yang sesungguhnya.

Sekarang kita dapat mulai melihat mengapa Allah menulis Alkitab dengan cara yang sangat rumit dan sulit. Hanya karena kita sudah berada dekat dengan akhir waktu dan sekaranglah saatnya Allah bermaksud untuk menyatakan dan memberikan kebenaran tambahan ini kepada kita sehingga kita dapat mengerti lebih banyak kebenaran Alkitab dibanding para peneliti Alkitab sebelumnya.

Pada hari sekarang ini kita telah tiba pada saat tersebut. Sebagai akibatnya, ayat-ayat dalam Alkitab yang sulit dimengerti, kini dapat dipahami. Hampir setiap hari kebenaran baru kita dapatkan dari Alkitab. Hal ini mengakibatkan semakin banyak diperoleh pemahaman akan rencana Allah tentang akhir zaman. Dengan mengikuti prinsip Alkitab dalam membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani, dan menyadari bahwa kita harus mencari kebenaran rohani yang tersembunyi dalam setiap perbandingan dan setiap cerita pendek dan setiap peristiwa bersejarah yang dicatat di dalam Alkitab, Allah sedang membuka mata rohani kita untuk memahami segala macam kebenaran yang sampai saat ini telah disangkal para pencari kebenaran Alkitab yang sungguh-sungguh. Sekarang kita mampu untuk menemukan pola Alkitab bagi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi menjelang kesudahan dunia. Kemampuan untuk mengetahui lebih banyak kebenaran Alkitab telah tiba hanya karena dalam waktu sejarah saat ini Allah sedang membuka mata rohani orang-orang percaya yang sejati yang dengan seksama menyelidiki kebenaran dari seluruh isi Alkitab.

Dalam kitab Pengkhotbah 8:5-7 Allah menyatakan demikian:

"Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan, karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan, dan kejahatan manusia menekan dirinya. Sesungguhnya, ia tak mengetahui apa yang akan terjadi, karena siapakah yang akan mengatakan kepadanya bagaimana itu akan terjadi?"

Dalam ayat-ayat ini, Allah sedang mengajarkan kepada kita bahwa manusia, dalam sifat alaminya, tidak memiliki gagasan tentang jadwal masa dan waktu dari hari kematiannya atau perincian tentang proses penghakiman Allah untuk kesudahan dunia. Akan tetapi, dalam kehidupan orang percaya sejati, orang yang memiliki hikmat, dalam rencana Allah, ia akan mengetahui masa dan waktu dari penghakiman Allah.

Kenyataannya ialah bahwa orang-orang percaya sejati akan mengetahui sejumlah besar keterangan tentang waktu dari Alkitab, namun mereka hanya menyadari kebenaran ini pada masa kita hidup saat ini. Demikianlah, misalnya, dewasa ini orang-orang percaya sejati telah menemukan dari Alkitab keseluruhan penanggalan sejarah, dimulai dengan penciptaan pada tahun 11,013 SM.

Prinsip utama yang dinyatakan dalam kitab Pengkhotbah 8 selanjutnya dinyatakan dalam kitab 1 Tesalonika 5:2-6, di mana kita membaca demikian:

"karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput. TETAPI kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar."

Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa bagi mereka yang sudah puas dengan pengetahuan Alkitab yang mereka miliki saat ini, atau filsafat hidup yang mereka percayai saat ini, yang mencakup gagasan bahwa mereka tidak perlu merasa takut menghadapi hari penghakiman, bagi mereka, Kristus akan datang seperti seorang pencuri di waktu malam. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang keterangan tentang waktu yang diberikan Alkitab.

Dipihak lain, orang-orang yang terus berjaga-jaga dan sadar, yaitu mereka yang memiliki pikiran yang sehat karena Allah telah memberikan kepada mereka suatu kebangkitan jiwa yang baru, mereka akan mengetahui banyak tentang karakter dari peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang saat kembalinya Kristus. Prinsip ini selanjutnya dinyatakan dalam bahasa dari kitab Amos 3:7, dimana Allah mengatakan demikian:

"Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi."

Dengan memiliki prinsip-prinsip ini, kita mengetahui bahwa kita dimampukan untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang akhir dari sejarah dunia. Tentu saja, kebenaran-kebenaran ini, yang kita yakini berhubungan dengan akhir dunia ini, bukan hanya harus berasal dari Alkitab saja dan keseluruhannya, tetapi juga harus lulus dari pemeriksaan yang paling seksama dari Alkitab.

Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa Kristus akan datang bagaikan seorang pencuri di waktu malam (2 Petrus 3:10, 1 Tesalonika 5:2). Sepanjang zaman gereja, organisasi gereja-gereja telah mengajarkan hal ini. Berdasarkan upaya-upaya terbaik mereka untuk memahami isi Alkitab, para pengajar dan para ahli teologi yang takut akan Allah telah menekankan secara benar bahwa kita harus mengenal secara mendalam tentang keselamatan pribadi kita karena kita tidak memiliki jaminan bahwa kita akan tetap hidup sampai besok. Lebih dari itu, sebagian besar gereja juga telah mengajarkan bahwa kita harus menyadari bahwa kesudahan dunia dan saat kembalinya Kristus untuk mengadili dapat terjadi kapan saja.

Akan tetapi, sebagaimana yang telah kita lihat, sepanjang zaman gereja, tidak ada pengetahuan yang jelas tentang urutan waktu sejarah menurut Alkitab. Tak seorangpun mampu menentukan tahun penciptaan dengan tepat, kapan tahun air bah melanda pada zaman Nuh, tahun Abraham disunat, hari dan tahun Kristus dibaptis, dan seterusnya. Kurangnya pengetahuan yang tepat tentang saat peristiwa-peristiwa ini terjadi di masa yang lalu, seperti juga pengetahuan tentang saat kembalinya Kristus, telah dirancang dengan seksama oleh Allah sendiri. Hal ini ditunjukkan dalam kitab Daniel 12, dimana kita membaca bahwa Daniel, yang telah dikaruniakan suatu pemahaman tentang banyak keterangan mengenai akhir zaman, diperintahkan "sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman" (Daniel 12:4).

Namun sekarang kita berada pada masa akhir dan Allah telah membuka mata rohani kita terhadap pernyataan-pernyataan penting seperti yang dicatat dalam Pengkhotbah 8:5,6 dan dalam Amos 3:7. Oleh karena itu, Alkitab menjelaskan kepada kita dalam kitab 1 Tesalonika 5:2-6 bahwa banyak orang pada masa sekarang ini akan terus menekankan bahwa Kristus akan datang sebagai seorang pencuri di tengah malam, hanya untuk mendapati bahwa mereka tidak akan lolos dari sasaran murka Allah.

Karena kita sudah berada sangat dekat dengan hari yang terakhir, ayat-ayat ini menjadi sangat penting. Pada hari sekarang ini, dengan belas kasihan Allah, kita telah mampu untuk menyingkapkan urutan waktu sejarah dengan penelitian isi Alkitab secara seksama. Alkitab bukan hanya menyingkapkan kepada kita banyak keterangan tentang jadwal masa dan waktu yang tepat tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi dimasa lalu yang dicatat di dalam Alkitab, tetapi Alkitab juga memberikan banyak keterangan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang harus terjadi menjelang kesudahan dunia.

Kita tidak merasa heran bahwa hal itu akan berlangsung demikian. Ketika Allah menghancurkan seluruh bumi pada masa Nuh, Ia memastikan bahwa dunia pada masa itu mengetahui bahwa peristiwa yang mengerikan ini, penghancuran dunia dengan air bah yang sangat besar akan terjadi, dan juga hari yang pasti kapan peristiwa itu akan berlangsung. Nuh bukan hanya satu-satunya pembuat bahtera yang besar tersebut, yaitu suatu bangunan yang dikenal oleh seluruh dunia pada masa itu, tetapi Nuh sendiri juga adalah seorang "pemberita kebenaran" (2 Petrus 2:5). Tujuh hari sebelum air bah dimulai, Allah memberikan kepada Nuh hari yang tepat kapan air bah itu akan dimulai (Kejadian 7:4, 10, 16).

Demikian juga, ketika Allah hampir menghancurkan penduduk kota Niniwe yang jahat, Allah mengutus Nabi Yunus untuk memperingatkan kota itu bahwa dalam jangka waktu 40 hari, setelah Yunus mulai memberikan peringatan kepada kota itu, mereka itu akan dihancurkan (Yunus 3:4). Demikian juga, kita harus memahami hal itu saat ini, bahwa Allah sedang memberikan keterangan mengenai jadwal waktu yang tepat tentang kesudahan dunia. Keterangan ini harus berasal dari Alkitab. Dan pada hari sekarang ini isi Alkitab tidak berbeda dalam hal apapun dari Alkitab yang telah selesai ditulis lebih dari 1.900 tahun yang lalu. Namun, karena Allah tidak berencana untuk menyingkapkan keterangan ini sebelum menjelang akhir waktu, keterangan tentang perincian akhir dunia tersembunyi di dalam kata-kata yang tertulis di dalam Alkitab. Oleh karena itu, tidaklah mungkin bahkan bagi peneliti Alkitab yang sangat rajin dan setia untuk memahaminya.

Sekalipun demikian sudah menjadi rencana Allah sejak lama bahwa menjelang masa akhir, keterangan mengenai masa dan waktu yang semakin banyak harus tersedia bagi dunia. Karena semua bukti dalam Alkitab memperlihatkan hal itu dengan tepat, bahwa kita sudah hampir tiba pada akhir zaman, kita dapat diyakinkan bahwa keterangan tentang waktu yang penting ini sudah harus tersedia sekarang, dan sesungguhnya, harus diberitakan ke seluruh dunia.

Dengan menyelidiki secara seksama semua keterangan Alkitab yang diberikan mengenai peristiwa-peristiwa bersejarah yang dicatat di dalam Alkitab, kita dimungkinkan untuk memahami sangat banyak hal tentang masa dan waktu dan karakter dari peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, sampai hari yang terakhir dari bumi ini. Kita dapat menguraikan beberapa kebenaran dasar yang diajarkan Alkitab kepada kita dan kebenaran-kebenaran itu adalah sebagai berikut:


PERTAMA. Alkitab adalah sebuah kitab yang penuh dengan perumpamaan. Kitab ini tidak ditulis sedemikian rupa sehingga memberikan penafsiran menurut pandanganan kita sendiri atau pendapat filosofis (2 Petrus 1:20). Kitab ini ditulis seperti sebuah buku teknik, di mana kebenaran disuguhkan sebagai suatu fakta yang mutlak.

KE-DUA. Setiap angka yang dicatat di dalam Alkitab itu tepat. Walaupun beberapa angka sulit untuk dipahami, namun itu tak pernah dianggap sebagai sebuah kesalahan.

KE-TIGA. Ada suatu ketepatan yang sangat tepat dalam terjadinya peristiwa-peristiwa bersejarah. Misalnya, bangsa Israel berada di tanah Mesir tepat selama 430 tahun, ini adalah jumlah tahun yang sangat tepat sampai pada jumlah harinya. Bangsa Israel juga berada di padang gurun mengembara dari Mesir ke tanah Kanaan selama 40 tahun, ini juga adalah jumlah tahun yang sangat tepat sampai pada jumlah harinya.

KE-EMPAT. Seringkali, walaupun tidak selalu demikian, Allah menggunakan angka-angka di dalam Alkitab untuk menggambarkan suatu kebenaran rohani. Yesus Kristus berbicara secara tidak langsung mengenai pentingnya angka-angka dalam kitab Matius 18:21-22 ketika Petrus bertanya kepada-Nya berapakali ia harus mengampuni saudaranya, dan Yesus menggunakan angka untuk menjelaskan jawaban-Nya. Ia berkata dalam ayat 22 demikian:

"Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."

Hal ini tidak berarti bahwa kita harus mengampuni hanya sampai 70 kali 7 kali, tetapi kita harus "selalu" saling mengampuni. Jadi kita dapat melihat bahwa Yesus sedang menggunakan angka untuk menggambarkan kebenaran-kebenaran rohani. Angka-angka itu dapat berdiri sendiri atau menjadi bagian dari suatu angka yang lebih besar. Hal ini sangat menolong dalam menyelaraskan dan menghubungkan peristiwa-peristiwa pararel yang terjadi dalam sejarah. Dibawah ini adalah daftar dan arti rohani dari beberapa angka-angka tersebut:

2 - Mereka yang diutus untuk mengabarkan Injil.
3 - Maksud dan tujuan Allah.
4 - Jangka waktu terjauh dalam waktu atau jarak yang berada dalam pandangan Allah secara rohani.
5 - Menekankan baik penghakiman maupun keselamatan.
7 - Kegenapan yang penuh dari tujuan Allah.
10 - Kelengkapan yang penuh dari hal apapun yang berada dalam pandangan Allah.
11 - Kedatangan Kristus yang pertama kali, atau 11,000 tahun setelah penciptaan.
12 - Kegenapan yang sempurna dari hal apapun yang berada dalam pandangan Allah.
13 - Akhir dunia, tentang apa yang mulai berlangsung tepat 13,000 tahun setelah penciptaan.
17 - Surga.
23 - Penghakiman Allah.
37 - Penghakiman Allah.
40 - Ujian.
43 - Penghakiman Allah.

Sebuah contoh tentang bagaimana kita dapat menemukan kebenaran rohani melalui sejumlah besar angka yang dapat dipecah-pecah menjadi angka-angka yang lebih kecil diberikan dalam Yohanes 21. Disitu Alkitab mencatat penangkapan dari 153 ekor ikan. Dan jaringnya sama sekali tidak menjadi robek. Ikan-ikan itu dengan keadaan utuh ditarik ke "darat", yang menggambarkan surga, -- tanpa menggunakan sebuah kapal, yang secara khas menggambarkan organisasi gereja-gereja setempat. Jadi secara rohani, ikan-ikan ini menggambarkan seluruh orang percaya sejati, yaitu umat pilihan, yang akan diselamatkan dari neraka, yang dilambangkan dengan laut, setelah zaman gereja berakhir.

Angka 153 dapat dibagi, dalam angka-angka berikut 3 X 3 x 17 = 153. Secara rohani, angka-angka ini menekankan bahwa angka 153 menjabarkan tentang tujuan Allah (atau angka 3) untuk membawa ke surga (atau angka 17) semua orang yang telah Allah selamatkan dari murka Allah atas dosa. Demikianlah, angka 153 menolong kita untuk melihat kebenaran-kebenaran rohani yang tersembunyi dalam peristiwa-peristiwa bersejarah.

KE-LIMA. Pada beberapa kesempatan Alkitab menarik perhatian kita kepada sebuah angka yang menubuatkan peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Seperti misalnya, dalam kitab Daniel 12:12, Allah berbicara tentang seseorang yang diberkati yang menunggu dan mencapai 1,335 hari. Dan kita menemukan bahwa ayat ini sedang menubuatkan kedatangan Tuhan Yesus Kristus, yang karya penebusan-Nya untuk bumi ini dimulai sejak tanggal 26 September tahun 29 Masehi ketika Ia secara resmi menyatakan diri sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:29). Kemudian peristiwa ini terus berlanjut sampai tanggal 22 Mei tahun 33 Masehi, yaitu hari Pentakosta ketika Roh Kudus dicurahkan secara besar-besaran dan masa kerja gereja Perjanjian Baru secara resmi dimulai. Waktu antara kedua peristiwa itu adalah tepat 1,335 hari, sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam kitab Daniel 12:12.

KE-ENAM. Kita harus mengerti dengan jelas bahwa pemahaman yang benar dari kebenaran Alkitab apapun hanya dapat terjadi ketika Allah Roh Kudus telah memutuskan bahwa sudah waktunya bagi kita untuk mengetahui kebenaran tersebut. Allah harus membuka mata hati kita sebelum kebenaran apapun dapat disingkapkan. Oleh karena itu, suatu permohonan untuk memperoleh pengertian rohani itu seharusnya selalu menjadi doa dari siapapun yang berupaya untuk mencari kebenaran Alkitab. Dan hal itu juga berlaku secara langsung kepada pemahaman tentang masa dan waktu dan ciri-ciri dari peristiwa-peristiwa yang akan mengakhiri sejarah dunia ini.

KE-TUJUH. Dalam kitab Kolose 2:16 dan 17, Allah memberi keterangan yang jelas kepada kita bahwa upacara hari-hari raya merupakan "bayangan" dari hal-hal yang akan terjadi. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."

Oleh karena itu, kita dapat berharap dan benar-benar menemukan hubungan yang penting dalam penyingkapan rencana Injil Allah yang terjadi pada saat suatu hari raya diselenggarakan. Seperti misalnya, Kristus disalibkan tepat pada hari raya Paskah berlangsung ketika umat Israel menyembelih Domba Paskah. Dan hari raya Pentakosta (atau hari raya panen) adalah hari ketika Roh Kudus dicurahkan secara besar-besaran pada awal dari zaman gereja. Dan kita akan mendapati bahwa prinsip ini terus berlaku sepanjang jalan sampai pada hari yang terakhir dari keberadaan bumi, yang akan terjadi pada suatu hari yang berhubungan dengan hari terakhir dari hari raya Pondok Daun.

Jika kita terus mengingat tujuh prinsip ini, kita akan sangat tertolong dalam upaya kita untuk mempelajari kebenaran dari Alkitab. Dan karena pentingnya butir 7, yang berbicara tentang hubungan hari upacara dalam Alkitab dengan saat-saat penting dalam penyingkapan urutan waktu yang ditetapkan Allah dalam sejarah, maka adalah baik untuk lebih jauh menekankan hal ini. Dan dengan melakukannya kita juga akan menemukan ketepatan yang sering terjadi antara saat-saat penting dalam sejarah. Kita kemudian akan menemukan bahwa ketepatan ini terus berlangsung sampai kepada hari yang terakhir dari keberadaan bumi ini.

Sebagaimana yang telah kita lihat sebelumnya, banyak dari hubungan penting dalam penyingkapan waktu dikaitkan sangat tepat dengan hari-hari raya upacara yang harus dipatuhi oleh umat Israel dalam masa Perjanjian Lama. Penanggalan dalam Alkitab dikendalikan oleh perputaran waktu dari satu bulan baru ke bulan baru yang berikutnya, yang membuat jumlah hari dalam satu bulan di dalam Alkitab berkisar antara 29 sampai 30 hari. Dengan penyelidikan secara seksama tentang keterangan waktu yang ada di dalam Alkitab, kita mempelajari bahwa bulan pertama dari setiap tahun dimulai sangat dekat ketika waktu siang dan malam sama panjangnya di musim semi, tetapi tidak lebih awal dari 14 hari sebelum waktu malam dan siang sama panjangnya di musim semi, yang jatuh pada tanggal 21 Maret atau 22 Maret.

Sebagaimana telah kita catat, Allah telah melembagakan sejumlah upacara hari-hari raya yang sangat penting yang dihubungkan dengan unsur-unsur penting dari program keselamatan Allah. Ingatlah selalu bahwa upacara hari-hari raya ini adalah "bayangan dari apa yang harus datang sedang wujudnya ialah Kristus" (Kolose 2:16-17), dan hari-hari raya upacara yang penting ini adalah sebagai berikut:

1. Hari Raya Paskah, yaitu hari yang ke-14 dari bulan pertama.

2. Pentakosta, juga disebut sebagai hari raya panen, yang dirayakan tepat 50 hari setelah Sabat hari ke-tujuh yang dirayakan bersamaan dengan hari Paskah atau merupakan hari Sabat pertama setelah Paskah.

3. Hari pertama dari bulan ke-tujuh merupakan sebuah hari raya khusus yang disebut oleh para ahli teologi sebagai hari raya peniupan serunai. Istilah yang lebih tepat, seharusnya disebut sebagai hari raya Yobel. Nafiri-nafiri yang dibunyikan pada hari itu bukanlah nafiri perak seperti yang dikisahkan dalam Alkitab. Pada hari itu, adalah "syofar", atau tanduk domba jantan, yang ditiup. Jadi bila diterjemahkan dengan benar, Alkitab membicarakannya sebagai hari Yobel (Bilangan 29:1) atau suatu peringatan akan Yobel (Imamat 23:24).

4. Setiap tahun yang ke-50 merupakan tahun Yobel, yang menekankan bahwa Injil (kemerdekaan) harus diproklamasikan ke seluruh dunia. Tahun-tahun Yobel dimulai pada tahun 1,407 SM ketika bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan dan harus dirayakan setiap jarak waktu 50 tahun sesudah itu (Imamat 25:8-13). Demikianlah, tahun 7 SM, yaitu tahun ketika Yesus dilahirkan, merupakan sebuah tahun Yobel. Dan tahun 1994 Masehi, yaitu 2000 tahun setelah 7 SM, juga merupakan sebuah tahun Yobel.

Hari ke-sepuluh dari bulan ke-tujuh disebut sebagai hari pendamaian, dan hari itu juga disebut sebuah hari Yobel (Imamat 25:9), dan hari itu memandang kepada peristiwa besar ketika Yesus menyediakan penebusan atau pendamaian bagi dosa-dosa semua orang untuk siapa Ia datang untuk Ia selamatkan. Hari ke-15 sampai hari ke-22 dari bulan ke-tujuh merupakan hari raya Pondok Daun, yang terjadi pada saat yang bersamaan dengan hari raya penuaian.

Secara menonjol saat atau waktu dari masing-masing hari raya ini dihubungkan dengan peristiwa penting dalam penyingkapan program keselamatan Allah. Ketika kita menyelaraskan semua keterangan Alkitab yang dapat menolong kita untuk mengembangkan urutan waktu sejarah sepanjang jalan menuju akhir waktu, kita menemukan hal-hal berikut ini:

1. Ada bukti yang cukup banyak di dalam Alkitab yang menunjuk kepada kenyataan bahwa, dalam segala kemungkinannya, Yesus, yang merupakan intisari dari Yobel, dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 7 SM. Tahun 7 SM ini merupakan sebuah tahun Yobel. Dan tanggal 2 Oktober tahun 7 SM, merupakan hari pendamaian dimana "syofar" (tanduk domba jantan) dari Yobel harus ditiup. Demikianlah, baik hari pendamaian dan tahun 7 SM disamakan dengan Yobel. Ingatlah, Yobel memusatkan perhatian pada kenyataan bahwa Injil harus disebarkan ke seluruh dunia. Dan Yesus datang ke bumi ini untuk membuat semua persiapan sehingga Injil dapat disebarluaskan ke seluruh dunia. Demikianlah, kita melihat hubungan yang luar biasa antara saat kelahiran Yesus, yang merupakan intisari dari Yobel, dengan hari dan tahun yang berpusat pada Yobel.

2. Peristiwa penting selanjutnya dalam program keselamatan Allah adalah hari ketika Yesus secara resmi memulai pekerjaan-Nya sebagai Mesias. Itu merupakan hari ketika Ia dinyatakan kepada dunia sebagai Anak Domba Allah yang harus datang untuk menghapus dosa-dosa dunia. Menurut penanggalan modern kita, hal itu terjadi pada tanggal 26 September tahun 29 Masehi. Menurut penanggalan Alkitab, itu adalah hari pertama dari bulan ke-tujuh, yang merupakan hari raya Yobel (yang secara salah disebut sebagai hari raya peniupan serunai oleh para ahli teologi). Jadi disini secara pasti kita dapat melihat persamaan yang indah dari pengumuman tentang permulaan yang resmi dari pelayanan Yesus, yaitu Yobel kita, dengan hari raya Yobel.

3. Yesus, sebagai Anak Domba Allah yang disembelih, secara harafiah menderita hukuman, sebagaimana yang dituntut oleh hukum Allah, melalui suatu cara yang setara dengan hukuman yang seharusnya ditanggung oleh orang-orang kepada siapa Ia datang untuk Ia selamatkan, sebagaimana Ia menebus upah dosa-dosa mereka. Hukuman yang luar biasa ini dimulai pada hari Kamis sore di taman Getsemani ketika keringat-Nya bercucuran seperti tetesan darah ke tanah dan berlanjut sampai sesaat sebelum matahari terbenam pada hari Jumat. Peristiwa yang mengagumkan ini terjadi persis pada saat yang sama seperti yang diperintahkan Alkitab bahwa hari raya Paskah harus ditaati. Hari Jumat tersebut, menurut penanggalan Alkitab, adalah hari ke-empat belas dari bulan pertama. Menurut penanggalan modern kita, itu adalah 1 April tahun 33 Masehi.

4. Pada tahun 33, penanggalan Alkitab menyebutkan perayaan hari raya Pentakosta jatuh pada hari Minggu tanggal 22 Mei menurut penanggalan modern kita. Ini merupakan hari buah sulung dari hasil panen yang harus dibawa masuk. Dan pada hari yang sama, 22 Mei tahun 33 Masehi, Roh Kudus dicurahkan secara besar-besaran dan buah-buah sulung dari zaman gereja dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, dalam kitab Kisah Para Rasul 2:41, kita membaca bahwa pada hari itu ada kira-kira 3,000 orang diselamatkan pada satu siang hari, dan itu adalah angka yang sangat besar dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa yang lain.

5. Pada setiap hari Pentakosta sepanjang zaman gereja, yang terus berlanjut sejak tahun 33 Masehi sampai tahun 1988, menekankan bahwa buah-buah sulung harus terus dibawa masuk. Oleh karena itu, zaman gereja telah berakhir sebelum hari Pentakosta pada tahun 1988. Ini adalah 21 Mei 1988. Demikianlah, zaman gereja telah berlangsung tepatnya selama 1,955 tahun penuh, sampai pada hari itu.

6. Hari itu adalah bersamaan dengan awal dari suatu masa ketika Allah mulai menyiapkan gereja-gereja dan dunia untuk apa yang Alkitab sebut sebagai "masa kesusahan besar yang dahsyat" atau "masa kesukaran besar yang terakhir" (great tribulation), yaitu siksaan secara "rohani" yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi lagi. Dan kita mengetahui bahwa selama 2,300 hari pertama dari 8,400 hari masa kesusahan besar, sesungguhnya tidak ada seorangpun yang menjadi diselamatkan.

7. Tetapi kemudian, setelah 2,300 hari dari dimulainya "masa kesusahan besar", program keselamatan Allah yang terakhir dimulai. Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 7 September 1994. Pada hari itu Allah sekali lagi mencurahkan Roh Kudus-Nya secara besar-besaran sehingga selama 17 tahun berikutnya, di seluruh dunia, sejumlah besar orang yang tak terhitung banyaknya akan diselamatkan (Wahyu 7:9, Wahyu 19:6). Sesungguhnya, tak seorangpun sadar akan perbuatan Allah yang mengagumkan ini pada saat hal itu terjadi. Tetapi Alkitab memastikan kita bahwa hal itu benar-benar terjadi. Tanggal 7 September itu, menurut penanggalan Alkitab, merupakan hari pertama dari bulan ke-tujuh, ketika hari raya Yobel dirayakan.
Jadi sekali lagi kita melihat hubungan yang luar biasa tentang saat penyingkapan rencana keselamatan Allah dengan waktu Alkitab tentang upacara hari-hari raya Perjanjian Lama.

Dalam kitab Wahyu 7:9-10 kita membaca demikian:

"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba! [yaitu mereka percaya kepada Injil Anugrah!]"

Lebih lanjut ayat 13 - 14 menjelaskan demikian:

"Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang KELUAR dari kesusahan yang besar [great tribulation]; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."


"Seek ye the LORD, all ye meek of the earth, which have wrought his judgment; seek righteousness, seek meekness: it may be ye shall be hid in the day of the LORD'S" (Zephaniah 2:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Kamis, 09 Juli 2009

Ketidak Sempurnaan

Kolose 3:10

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." 2 Korintus 4:7

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Tuhan dengan kesengajaan, meninggalkan ketidaksempurnaan yang mencolok pada beberapa orang kudus-Nya yang terpilih , untuk membuat mereka tetap dalam posisi di mana Ia dapat memakai mereka. Bayangkan! Seberapa bangga dan sombongnya engkau jika engkau dapat melewati tiga hari tanpa melakukan satu kesalahanpun. Keadaan ini akan menghalangi Tuhan untuk memakaimu.

Jika Tuhan memulai dengan seseorang yang tidak memiliki masalah –seseorang yang halus budinya, halus bahasanya dan dapat mengatakan segala sesuatu dengan benar- maka orang-orang akan memberikan pujian kepada orang tersebut, bukan kepada Tuhan.

Namun bukan berarti kekurangan tersebut harus kita pertahankan, sebaliknya kita harus terus diperbaharui di dalam Kristus sampai akhirnya kita menjadi sempurna sama seperti DIA.

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah datang untuk mengingatkan aku bahwa segala yang kumiliki hanyalah kasih karuniaMu. Aku berikan segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi namaMU. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin


Sabtu, 04 Juli 2009

BATU PENJURU

"Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? -- Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang Batu Penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? -- ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu; ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan! Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?" (Ayub 38:4-13)


Dalam pelajaran kali ini kita ingin membahas tentang Batu Penjuru, apakah Kristus adalah Batu Penjuru yang dimaksud dalam ayat-ayat ini. Kristus tentu saja telah membuat pembayaran penuh bagi upah dari dosa orang-orang yang percaya sebelum dunia diciptakan (Matius 25:34, Efesus 1:4, Roma 8:29, 1 Korintus 2:7, 1 Petrus 1:20, 2 Timotius 1:9, Ibrani 4:3, Wahyu 13:8, Wahyu 17:8). Akan tetapi pada saat itu, tidak satupun dari kita telah hidup dan ayat tersebut sedang berbicara tentang "anak-anak Allah", yang menunjuk kepada manusia. Sedang malaikat bukanlah anak-anak Allah, malaikat tidak diciptakan menurut "gambar dan rupa" Allah, hanya manusia saja yang diciptakan menurut gambar atau citra Allah. Sekarang bagaimana mungkin bahwa sewaktu Dia memasang Batu Penjuru, semua anak-anak Allah bersorak-sorai?

Sekarang untuk menjawab pertanyaan itu kita harus melihat pada kitab Matius 21:41 dimana Tuhan Yesus sedang berbicara kepada orang-orang Farisi dan menyatakan bahwa mereka adalah "kebun anggur" yang dimaksud dan karena orang-orang Farisi itu telah berencana untuk membunuh pemilik kebun anggurnya. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."

Disini Tuhan sedang berbicara mengenai "kebun anggur", yaitu organisasi sinagoga-sinagoga umat Yahudi yang akan dialihkan kepada organisasi gereja Perjanjian Baru. Dan ayat tersebut berlanjut di ayat 42 demikian:

"Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."

Batu, yaitu Tuhan Yesus, yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu orang-orang Farisi, telah menjadi Batu Penjuru. Dengan kata lain, Allah sedang menyatakan bahwa sekarang Kristus telah datang ke dunia ini untuk memperlihatkan bagaimana Dia telah membuat pembayaran bagi upah dosa-dosa kita. Sekarang Allah berbicara mengenai Dia sebagai Batu Penjuru yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan dan Dia telah menjadi Batu Penjuru.

Kemudian Tuhan melanjutkan di dalam ayat-ayat 43-44 demikian:

"Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.)"

Dengan kata lain, Allah sedang menggunakan bahasa yang menyatakan tentang peletakan suatu Batu Penjuru. Secara kekal, hal itu sesungguhnya telah dilakukan sebelum dunia dijadikan. Akan tetapi disini Allah sedang memusatkan perhatian pada peletakan Batu Penjuru ketika Dia datang untuk memperlihatkan bagaimana Dia telah menderita untuk membuat pembayaran bagi upah dosa-dosa umat-Nya.

Kemudian dikatakan, "pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama". Sekarang siapakah yang dimaksud dengan "bintang-bintang fajar" ? Nah, kita harus membiarkan Alkitab untuk menuntun kita sekali lagi dengan cara membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lainnya. Alkitab adalah kamus bagi dirinya sendiri. Di dalam kitab Wahyu 2:28 Allah sedang berkata kepada orang-orang percaya yang sejati demikian:

"dan kepadanya akan Kukaruniakan Bintang Timur"

Apa yang Allah berikan kepada kita adalah Tuhan Yesus Kristus, Dia adalah Bintang Timur itu. Dan sesungguhnya di dalam kitab Wahyu 22:16 kita membaca demikian:

"Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, Bintang Timur yang gilang-gemilang."

Maka cukup jelaslah bahwa Kristus adalah "bintang fajar" (bintang pagi) yang dimaksud. Ingatlah bahwa Matahari selalu terbit dari sebelah Timur. Kemudian dikatakan disini di dalam kitab Ayub:

"bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama"

Nah, apakah Tuhan menyanyi? Jawabannya adalah Ya, kitab Zefanya 3:16-17 berkata demikian:

"Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai [yaitu dengan bernyanyi - KJV]"

** harap diperhatikan bahwa dalam bahasa aslinya ungkapan "sorak-sorai" pada akhir kalimat ini sebenarnya adalah ungkapan "menyanyi".

Dengan kata lain, Tuhan bernyanyi. Jadi hal itu sesuai dengan kitab Ayub 38 dimana dikatakan: "bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama". Akan tetapi ayat ini menyebut "bintang-bintang fajar" yang merupakan suatu kata jamak. Yesus adalah kata tunggal, akan tetapi Allah adalah kata jamak. Dalam ungkapan "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kejadian 1:1), kata "Allah" yang digunakan dalam ayat ini adalah suatu kata jamak, "Elohim", yang berarti Allah-allah. Itu menyangkut Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Sehingga seluruh ke-Allahan terlibat di dalam sukacita, karena Allah sedang mempertunjukkan bahwa Dia adalah sang Batu Penjuru. Dan batunya sedang diletakkan, dan batu tersebut telah menjadi Batu Penjuru. Kristus adalah Batu Penjuru itu.

Kemudian dikatakan di dalam kitab Ayub 38:7 demikian:

"pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai..."

Nah, siapakah mereka itu? Ayat ini sedang berbicara tentang saat ketika Kristus datang untuk memperlihatkan bagaimana Dia menderita untuk membayar upah dari dosa-dosa umat-Nya, walaupun secara prinsip Dia telah menyelesaikan seluruh karya penebusan itu sejak sebelum dunia diciptakan.

Tetapi anda lihat, anak-anak Allah adalah orang-orang percaya sejati yang bersukacita ketika Kristus diletakkan sebagai Batu Penjuru pada peristiwa kayu salib. Pertama-tama, terdapat Henokh, pada saat itu dia telah berada di dalam Surga. Ia adalah seorang anak Allah yang sejati. Kemudian terdapat Musa, kita mengetahui bahwa dia juga telah berada di dalam Surga. Dan kita mengetahui bahwa ada orang-orang lain yang telah mati dalam keadaan diselamatkan, jadi mereka berada di Surga dalam keberadaan jiwa mereka. Dan ingatlah bahwa pada saat Kristus bangkit pada hari Minggu pagi di tahun 33 Masehi ada kubur-kubur yang terbuka dan banyak dari tubuh orang-orang percaya sejati diangkat ke atas ke dalam Surga (Matius 27:53).

Sekarang kita dapat menyusun seluruh hal ini dengan sesuai bersama-sama. Telah terdapat sukacita yang sangat besar di dalam Surga sewaktu orang-orang ini diangkat ke dalam Surga tepat ketika Kristus dibangkitkan dari antara orang mati. Di dalam tubuh rohani mereka yang mulia, mereka telah diangkat ke atas untuk berada bersama-sama dengan Kristus. Maka orang-orang yang telah sampai kesana sebelumnya, entah di dalam keberadaan jiwa atau sebagai suatu kepribadian yang utuh seperti halnya Henokh dan Elia, mereka sangat bersukacita. Allah sedang menyanyi dan Dia adalah "bintang-bintang fajar". Dan orang-orang percaya sejati juga bersukacita karena telah ditunjukkan kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dunia bahwa Dia merupakan Batu Penjuru dari Kerajaan Allah. Jadi Kristus-lah yang telah membuat Kerajaan Allah menjadi kenyataan, tanpa Dia seluruhnya tidak akan ada.

Kitab Kolose 1:13-17 menjelaskan kepada kita demikian:

"Ia [yaitu Allah] telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia [yaitu Kristus] kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia."


"There is therefore now no condemnation to them which are in Christ Jesus, who walk not after the flesh, but after the Spirit" (Roma 8:1)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Kesetiaan

II Tesalonika 3:3

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus.” Keluaran 15:13

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Tuhan yang kita sembah yaitu Tuhan Yesus Kristus bukan hanya dikenal sebagai Allah yang baik, melainkan Allah yang setia. Anda akan menemukan banyak orang baik, namun akankah Anda menemukan orang yang setia dalam segala perkara untuk selamanya? Anda pasti merasakan dan mengecap kesetiaan-Nya, Anda bisa membaca renungan ini juga karena kesetiaan-Nya pada Anda.

“Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus.” (Keluaran 15:13)

“Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.” (II Tesalonika 3:3)

“tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.” (Ibrani 3:6)

“Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.” (Ibrani 10:23)

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah datang menguatkan dan mengingatkanku akan kesetiaanMu yang besar. Tolong aku ya Bapa untuk juga bisa hidup setia dihadapanMu; setia untuk melakukan segala kehendakMu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin


Berkabung

Mazmur 56:9

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

‘Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?’ Mazmur 56:9

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Tidak ada hal yang lebih menyedihkan daripada kehilangan orang yang kita kasihi. Kehilangan ini menyebabkan stress yang dalam dan memerlukan waktu untuk melewatinya. Setiap peristiwa dimana kita kehilangan “sesuatu” atau “seseorang” memerlukan waktu berkabung. Bila tidak menggunakan waktu untuk berkabung, maka rasa duka ini akan terpendam (repressed) dalam diri kita dan menyebabkan hal-hal yang fatal.

Apa yang dapat kita kerjakan dalam masa berkabung? Kita dapat mengenang dan membicarakan orang yang kita kasihi tersebut. Rasakan kepedihan hati kita dan jangan takut mengeluarkan air mata. Perasaan kecewa dan emosi yang sedih perlu dikeluarkan. Banyak orang menahan kesedihan dan air matanya sebab tidak ingin disebut sebagai orang yang lemah. Duka cita yang ditahan dan ditunda akan menghambat kehidupan kita.

Dan hati akan terasa lebih ringan bila tangis dan air mata kita curahkan kepada-Tuhan kita Yesus Kristus melalui doa-doa kita. Hari ini bila Anda merasakan kehilangan itu, menangislah di hadapan Sang Penghibur Agung kita yaitu Tuhan Yesus Kristus karena DIA sangat mengerti dengan bahasa air mata kita! Dia bukan hanya mengerti tetapi juga akan menghibur dan mengangkat duka itu bahkan akan menggantikan dengan sukaciata dan damai sejahtera.

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah datang menguatkan dan menghiburku. Tolong aku ya Bapa untuk bisa kembali bersemangat, gantikanlah ya Bapa dukacita ini mejadi sukacita besar di hatiku. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin