Entri Populer

Selasa, 16 Juni 2009

Bekerja

Kolose 3:14

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

"Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan." Kolose 3:14

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Bekerja adalah kebutuhan penting dalam hidup manusia. Kita perlu bekerja karena bekerja adalah sarana untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. Tetapi Anda perlu ingat bahwa bekerja bukanlah segala-galanya dalam hidup. Sangat disayangkan jika banyak orang yang tenggelam dalam pekerjaannya sehingga mengesampingkan hal-hal penting seperti hubungan dengan Tuhan dan keluarga. Bahkan tidak sedikit keluarga Kristen yang hancur karena kesibukan pekerjaan.

Sebesar apapun kesibukan Anda di kantor, berilah waktu untuk keluarga yang selalu mendukung Anda, berilah waktu untuk Tuhan yang telah mempercayakan pekerjaan itu pada Anda. Apalah arti kesuksesan besar jika hubungan Anda dengan keluarga dan Tuhan tidak terbina dengan baik.

Sukacita Anda akan lebih sempurna jika Anda bekerja dengan tekun, membina hubungan baik dengan keluarga dan sesama, membina hubungan baik dengan Tuhan Yesus Kristus.

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah mengajar dan menegur. Menjalankan kepercayaan Tuhan dalam hidupku melalui pekerjaan, bri aku kebijaksanaan untuk memberikan waktu bagi-Mu dan bagi orang-orang yang kukasihi. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin


Senin, 15 Juni 2009

TALENTA

"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri [yaitu ke negeri yang jauh - KJV], yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat." (Matius 25:14-15)


Ungkapan "talenta" disini menunjuk kepada "Injil", dan orang yang memberikan Injil adalah Tuhan Yesus Kristus. Sekarang Ia telah pergi ke "negeri yang jauh" yaitu Surga, tetapi Kristus akan datang kembali untuk yang kedua kalinya di akhir zaman. Dan pertanyaannya adalah "Apakah yang sudah kita lakukan dengan Injil?"

Hamba dengan lima talenta menggunakannya untuk beroleh laba lima talenta (Matius 25:16). Dengan kata lain, dia telah menjadi diselamatkan, lalu ia menggunakan Injil supaya orang lain mungkin dapat diselamatkan juga sehingga Injil tersembunyi di dalam hati orang-orang tersebut. Jadi, ada laba atau keuntungan dari Injil. Dan inilah yang diharapkan terjadi dari semua orang yang menjadi orang-orang yang percaya.

Disisi yang lain, orang yang hanya menerima satu talenta, menyembunyikannya di dalam tanah atau "di dalam gua" (Matius 25:18, Wahyu 6:15). Ini adalah seperti seseorang yang mendengarkan Injil tetapi tidak melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, ia masih berada dalam keadaan mati rohani. Dia tidak dapat menjadi saksi yang baik untuk siapapun, jadi dia masih belum diselamatkan.

Ia adalah sama seperti lima gadis bodoh dalam perumpamaan tentang sepuluh gadis di dalam Matius 25, atau seperti seorang yang mendirikan rumahnya di atas pasir, bukan di atas Batu, seperti yang Kristus katakan dalam kitab Matius 7:26 demikian:

"Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir [yaitu Injil yang sejati], lalu angin [yaitu Roh Kudus atau Roh Kristus atau Roh Tuhan] melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Sesungguhnya Injil dapat dikabarkan melalui radio, internet, buku-buku, selebaran-selebaran, misonaris-misionaris, dll. Pertanyaannya apakah yang akan kita lakukan dengan Injil? Dan yang lebih penting lagi, apakah kita sudah berlaku setia kepada Alkitab atau kita hanya setia kepada kelompok kita sendiri. Bila "akarnya" tidak baik maka seluruh pohon tidak akan baik.

Dan Allah sudah memberikan kepada kita perumpamaan di Matius pasal 25 ini untuk menganalisa pertanyaan tersebut. Dan orang yang menyembunyikan Injil itu masih berada di bawah murka Allah karena ia tidak mengasihi sesamanya manusia dan akan berakhir di dalam kematian kedua, kutukan yang kekal.

Kalau kita tidak percaya kepada Injil Alkitab, dan tidak percaya kepada Allah sebagai satu-satunya yang dapat membuat kita menerima Injil, maka kita harus bertanggung-jawab atas dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita. Dan hukuman dari satu buah dosa yang paling kecil saja adalah maut, dan maut yang dimaksud disini adalah kutukan yang kekal (Roma 6:23).

Tetapi ingatlah kecuali Allah berkenan untuk membuka mata rohani kita, maka kita akan tetap berada di bawah murka Allah.


"ye also may have fellowship with us: and truly our fellowship is with the Father, and with his Son Jesus Christ." (1 John 1:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Kamis, 11 Juni 2009

LUKISAN YESUS

Ada banyak orang yang kurang peka kepada fakta bahwa Yesus adalah Allah. Yesus tidak pernah berhenti menjadi Allah (Yohanes 10:30, Yohanes 14:9-10, Ibrani 1:8, Kolose 2:9, Filipi 2:6, 2 Petrus 1:1). Dan hukum Tuhan menyatakan bahwa kita jangan membuat patung tiruan dari Tuhan. Dalam kitab Keluaran 20:3-6 Tuhan berfirman demikian:

"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku... "

Sebuah lukisan adalah semacam gambar dua-dimensi, dan film juga adalah semacam gambar. Jika ada seseorang yang berperan sebagai Kristus, orang itu sedang berusaha untuk membuat semacam tiruan yang menyerupai Tuhan Yesus. Manusia ingin untuk mempunyai semacam ilah dimana mereka dapat berhubungan secara langsung. Sebagai contoh, dalam kebudayaan penyembah berhala, mereka mengambil sepotong kayu dan memahatnya menjadi bentuk semacam mahluk, melapisinya dengan emas atau perak, dan kemudian mereka berkata, "Inilah Allahku!".

Salah satu alasan mereka melakukan hal ini adalah karena mereka menginginkan allah yang dapat terlihat dan dapat dipahami dengan mudah. Sekarang ada banyak orang yang mengaku sebagai orang yang percaya namun mereka membuat lukisan-lukisan dan menyebutnya sebagai lukisan Yesus, meskipun mereka sebenarnya tidak mempunyai ide sedikitpun mengenai rupa Yesus yang sesungguhnya ketika Dia berada di bumi. Lukisan-lukisan itu adalah bukan rupa Kristus yang sesungguhnya, jadi mereka sedang berbohong (band. Yesaya 53).

Tuhan Yesus mengambil rupa seorang manusia selama periode waktu tertentu, tetapi sekarang Dia sudah berada di Surga dalam keagungan-Nya yang kekal. Dia hadir di segala tempat, Dia tidak terbatas. Dialah yang menciptakan alam semesta ini. Bagaimana mungkin kita bisa melukiskan Dia?

Oleh karena itu janganlah kita berurusan dengan film, lukisan, atau gambar apapun yang dianggap sebagai Tuhan Yesus. Saya sudah pernah merobek gambar-gambar yang ada di dalam Alkitab tidak ada sesuatu yang aneh mengenai hal itu.

Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa Tuhan tidak menaruh gambar apapun di dalam Firman-Nya, Alkitab. Bila Alkitab anda memiliki gambar-gambar itu adalah gambar-gambar yang ditambahkan disitu oleh manusia. Tetapi Tuhan mengunakan kata-kata sebagai firman-Nya, Dia memberikan kepada kita tulisan untuk dibaca. Tuhan adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia-lah yang menciptakan bunga mawar yang indah, ikan-ikan, burung-burung, anak bayi, dll. Jadi pastilah Tuhan sanggup mengisi Alkitab dengan gambar-gambar artistik yang indah bila Dia menginginkannya. Tetapi Tuhan tidak melakukannya, alasannya adalah karena Dia telah memberikan Firman-Nya dalam bentuk tulisan kepada kita supaya kita baca dan pelajari dengan sangat teliti dan berhati-hati, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam Alkitab.

Dalam kitab Ulangan 4:15-20 Tuhan memperingatkan kepada kita demikian:

"Hati-hatilah sekali --sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api-- supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan; yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara, atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi; dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit [yaitu orang-orang yang mengaku sebagai percaya], engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka, sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini."


"Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of Truth." (2 Timothy 2:15)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Rabu, 10 Juni 2009

Menderita Sebagai Kristen

I Petrus 4:12-19

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

"Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya." Ibrani 12:5

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Ayat di atas menjelaskan bahwa nyala api siksaan yang datang Tuhan ijinkan untuk menguji dan memurnikan iman kita. Menguji terbuat dari apakah iman kita; emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami?

Tidak sedikit orang yang bertanya-tanya ketika dalam masa ujian; mengapa masalah ini harus ada? Apakah ujian ini dari Tuhan, atau pekerjaan iblis? Saudara, ingatlah bahwa dalam situasi tersebut pun Tuhan tetap bekerja dan pegang kendali! Ingat firmanNYa, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Matius 11:28. Dan jangan pernah malu dengan ujian tersebut karena sesungguhnya kemuliaan Tuhan sedang dinyatakan atasmu!

Hal penting yang perlu Saudara lakukan ketika dalam masa-masa pengujian adalah berjaga-jaga dalam doa karena iblis akan terus mencari kelemahan Saudara (I Petrus 5:8). Sikap berjaga-jaga ini akan memberikan Saudara kekuatan untuk bisa menghadapi ujian-ujian tersebut! Bila Saudara tidak kuat dalam Tuhan ketika menghadapi ujian tersebut, maka Saudara akan jatuh.

Bersukacitalah ketika IA mempercayakan ujian! Karena ujian tersebut akan membuahkan kemuliaan Kristus bagi Saudara.

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah meneguhkan dan menguatkan aku. Melewati masa-masa sukar yang kuhadapi sekarang, Engkau tetap berbicara dan memperhatikanku. Tuhan Yesus, mampukan aku untuk terus berjalan dalam ujian yang Engkau percayakan, mampukan aku untuk mau menerima didikanMu karena semua yang Engkau buat adalah untuk mengangkat aku dalam kemuliaanMu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin


KEBANGKITAN ORANG MATI (new update)

"Pada waktu itu [yaitu pada akhir zaman] juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal." (Daniel 12:1-2)


Pada hari yang terakhir ketika pengangkatan (rapture) terjadi, orang-orang akan dibangkitkan, sebagian akan bangun untuk mendapatkan hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan yang kekal. Bagi orang-orang percaya yang sejati kemuliaan mereka adalah pada hari pengangkatan, sewaktu kita diangkat ke atas awan-awan untuk berada bersama Kristus selama-lamanya. Orang-orang yang percaya akan dibangkitkan sebagai suatu tubuh rohani yang baru yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa. Secara pasti semua orang-orang percaya yang pernah hidup akan dibangkitkan kepada hidup kekal di dalam langit yang baru dan bumi yang baru.

Disisi yang lain, tentang kebangkitan orang-orang yang tidak benar, kitab Kisah Para Rasul, Yohanes 5 dan Daniel 12 mengatakan bahwa orang yang diselamatkan akan dibangkitkan pada kehidupan, dan orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibangkitkan pada penghakiman. Nah penghakiman apakah itu?

Mikhael adalah Kristus itu sendiri, Ia adalah sang Pemimpin besar itu, Ia bukan Penghulu malaikat, tetapi Ia adalah Pemimpin para pembawa pesan. Dan ungkapan "bangsamu yang akan terluput" menunjuk kepada umat pilihan atau "umat Israel rohani milik Allah" (Roma 2:28-29, Galatia 3:29). Orang-orang yang bangun untuk mendapat hidup yang kekal adalah orang-orang percaya sejati. Dan orang-orang yang dibangkitkan untuk mengalami kehinaan yang kekal, bukan berarti bahwa mereka akan dibangkitkan untuk mendapatkan hidup. Kehinaan (dipermalukan) merupakan bagian yang besar dari peristiwa penghakiman yang akan terjadi atas orang-orang yang tidak diselamatkan.

Kitab Roma 10:11 menyatakan demikian:

"Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan [yaitu kehinaan yang kekal]."

Mereka akan dihina di hadapan Allah dan para penghuni surgawi. Kubur-kubur mereka akan dibuka dan tubuh-tubuh mereka, atau apapun yang tersisa dari jasad mereka, akan dilemparkan ke luar dan diserakkan di bumi. Itulah kebangkitan yang dimaksud ketika berbicara mengenai kebangkitan dari orang-orang yang tidak benar. Mereka sama sekali tidak akan dibangkitkan kepada kehidupan. Hal itu tidak diajarkan dimanapun di dalam Alkitab, dan sebenarnya pandangan tradisional tentang siksaan yang kekal juga tidak kita temukan di dalam Alkitab, karena yang Allah maksudkan adalah "kehinaan yang kekal" bukan siksaan yang kekal.

Seperti misalnya di dalam kitab Yesaya pasal 66, orang-orang percaya yang sejati akan memandangi "bangkai" dari orang-orang yang tidak diselamatkan. Dan ungkapan "mereka akan keluar" sedang berbicara tentang orang-orang percaya sejati. Dalam kitab Yesaya 66:24 kita membaca demikian:

"Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup."

Itu adalah gaya bahasa tentang kehinaan (dipermalukan), dan merupakan bagian dari proses penghakiman Allah yang telah Ia siapkan bagi orang-orang yang tidak diselamatkan. Ungkapan "ulat" disini menggambarkan "kehinaan yang kekal" (dipermalukan). Dan ungkapan "api yang kekal" digambarkan sebagai api yang membakar kota Sodom dan Gomora pada zaman dahulu. Kitab Yudas 1:7 menekankan demikian:

"sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang."

Karena pada akhirnya Alkitab mengajarkan bahwa kematian dan neraka, atau kematian dan kubur, akan dicampakkan ke dalam lautan api. Dalam 1 Korintus 15:26 kita membaca demikian:

"Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut."

Kita telah mempelajari bahwa lautan api disebut sebagai "kematian kedua" dan hal itu menekankan bahwa orang yang tidak diselamatkan tidak akan pernah, tidak akan pernah lagi menjadi sadar kembali atau hidup kembali. Mereka akan musnah untuk selama-lamanya. Kata yang paling sering dihubungkan dengan penghakiman Allah atas dosa ialah "neraka". Apa yang dapat kita pelajari dari Alkitab tentang kata ini? Dalam Perjanjian Lama, kata ini dapat ditemukan lebih dari 30 kali dan selalu dalam kata Ibrani "sheol". Kata ini diterjemahkan lebih dari 30 kali sebagai "kubur" dan tiga kali sebagai kata "liang kubur".

Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "hades" biasanya diterjemahkan sebagai "neraka", tetapi juga dapat diterjemahkan sebagai "kubur". Lagi pula, beberapa kali, kata "neraka" berasal dari kata Yunani "gehenna" dan sekali dari kata Yunani "tartaroo".

Kata Ibrani "sheol" dan kata Yunani "hades" dapat diterjemahkan sebagai "neraka" atau sebagai "kubur", tergantung pada konteksnya. Pada saat-saat tertentu konteknya akan mengizinkan terjemahan yang manapun, yang menunjukkan hubungan yang erat dari kata "kubur" dan "neraka". Jadi kedua kata itu secara erat berhubungan dengan kematian. Hal ini dapat dipahami ketika kita membaca, "Sebab upah dosa ialah maut" (Roma 6:23), dan "Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati..." (Yehezkiel 18:20).

Hal itu sejalan dengan konsep yang diberikan dalam 1 Korintus 15:26 bahwa "Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut". Hal itu juga membuat kitab Wahyu 21:1 dapat dipahami, dan disitu kita membaca demikian:

"Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi."

Kata "laut" di dalam Alkitab sering digunakan sebagai sebuah gambaran atau lambang dari "neraka". Misalnya, 2000 babi, yang dirasuki oleh roh-roh jahat, mati dalam danau (Markus 5:13 dalam bahasa aslinya adalah laut). Ketika rencana penghakiman Allah telah selesai, tidak akan ada lagi kematian, tidak ada lagi neraka. Kematian dan neraka tidak akan ada lagi.

Demikianlah -- kita harus memahami bahwa neraka itu sama dengan kubur --, dan dalam hal itu kubur sepenuhnya disamakan dengan kematian. Kenyataan ini membawa kita kepada pertanyaan berikutnya: Apakah lautan api itu? Kita menemukan rujukan kepada lautan api dalam ayat-ayat berikut ini:

Wahyu 19:20: "Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang."

Wahyu 21:8: "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Wahyu 20:14,15: "Lalu maut [yaitu orang-orang yang sudah mati dan belum diselamatkan] dan kerajaan maut [yaitu orang-orang hidup yang belum diselamatkan] itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu."

Yang penting kitab Wahyu 20:14 menyatakan bahwa kematian dan neraka (atau kematian dan kubur) akan dicampakkan ke dalam lautan api. Ingatlah kita telah belajar dari 1 Korintus 15:26 bahwa "Musuh yang terakhir yang dibinasakan ialah maut". Namun di dalam ayat-ayat ini kita belajar bahwa maut kemudian akan dicampakkan ke dalam lautan api, yang selanjutnya disebut sebagai "kematian kedua" (Wahyu 20:14).

Lagi pula, kita telah mempelajari dari Wahyu 21:1 bahwa ketika langit yang baru dan bumi yang baru diciptakan, lautan (yaitu neraka dan maut) tidak akan ada lagi. Demikianlah, lautan api sudah berakhir untuk selama-lamanya. Perhatikanlah dengan seksama bagaimana ayat-ayat berikut ini telah ditulis:

Mazmur 31:17: "TUHAN, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu; biarlah orang-orang fasik mendapat malu dan turun ke dunia orang mati dan bungkam [yaitu kematian kedua]."

Yesaya 38:18: "Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu."

Dan kitab Yohanes 3:16 menjelaskan demikian:

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa [yaitu tidak mengalami kematian kedua], melainkan beroleh hidup yang kekal."

Sedangkan untuk dibakar dengan api berkaitan dengan kitab 2 Petrus 3:10, dimana kita membaca:

"Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap."

Pembakaran dengan api yang yang menunjuk kepada kematian kedua dan berkaitan dengan lautan api. Itu adalah akhiran yang menjamin bahwa tidak pernah akan ada lagi kemungkinan apapun untuk hidup. Hal itu berkaitan dengan kata Yunani "gehenna" yang diterjemahkan sebagai "neraka". Misalnya kita membaca dalam Markus 9:43-44:

"Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka [gehenna], ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]"

Api yang tidak pernah padam adalah lautan api. Rujukan kepada api dalam Alkitab berhubungan dengan kitab Ibrani 12:9, di mana Allah disebut sebagai "api yang menghanguskan". Ketika seseorang terbakar oleh api yang berasal dari Allah ini, orang itu tidak pernah dapat hidup kembali.

Kemudian, kita akan mempelajari bahwa dalam ungkapan "ulatnya tidak akan mati", kata "ulat" disamakan dengan rasa malu. Bahwa kematiannya bukan sekedar berarti bahwa orang yang tidak diselamatkan itu dihukum dengan rasa malu tetapi juga tidak pernah mungkin rasa malu itu dihilangkan. Demikian juga dengan ungkapan "apinya tidak akan padam", itu berarti bahwa ia tidak akan pernah hidup kembali.

Kita harus ingat bahwa di dalam Adam, umat manusia diciptakan untuk hidup selama-lamanya, walaupun dengan syarat-syarat tertentu. Akan tetapi, karena dosa, umat manusia menjadi tunduk pada kematian. Tetapi karena ia diciptakan dalam citra Allah untuk hidup selamanya, apakah mungkin bahwa pada suatu saat kelak di masa depan, setelah ia sendiri membayar atas upah dosa-dosanya, ia dapat hidup kembali? Jawabannya ialah tidak!

Untuk menekankan fakta ini, Allah berbicara tentang sebuah lautan api, api yang tidak dapat dipadamkan, penghukuman kekal, tentang ulat yang tidak akan mati, dan asap dari siksaan mereka membumbung ke atas untuk selamanya. Semua ungkapan ini berhubungan dengan kematian kedua, lautan api. Ungkapan api, penghukuman, asap, dan ulat yang kekal, menunjukkan bahwa tidak akan pernah ada kehidupan lagi.

Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa hal itu merupakan jaminan mutlak bahwa tidak akan pernah ada lagi kehidupan bagi mereka yang belum diselamatkan. Faktanya ialah bahwa mereka seutuhnya terbakar sehingga tidak ada kemungkinan mereka bisa hidup kembali. Konsep penghentian dari eksistensi orang-orang yang tidak diselamatkan ditekankan dalam banyak ayat Alkitab, seperti misalnya dalam bagian-bagian berikut ini.

Nahum 1:6,8: "Siapakah yang tahan berdiri menghadapi geram-Nya? Dan siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala-nyala? Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung-gunung batu menjadi roboh di hadapan-Nya ..... dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap."

Maleakhi 4:1: "Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka."

Yesaya 10:23: "Sungguh, kebinasaan yang sudah pasti akan dilaksanakan di atas seluruh bumi oleh Tuhan, TUHAN semesta alam."

Lagi pula, ungkapan "binasa" digunakan kira-kira 100 kali dalam Perjanjian Lama dan kira-kira 30 kali dalam Perjanjian Baru. Dan dalam setiap ayat, hal itu menekankan suatu penghentian dari hidup. Misalnya kitab Ayub 4:20 menyatakan demikian:

"Di antara pagi dan petang mereka dihancurkan, dan tanpa dihiraukan mereka binasa untuk selama-lamanya."

Selanjutnya bentuk-bentuk dari kata "hancur" dan "penghancuran" digunakan lebih dari 500 kali dalam Alkitab. Di pihak lain, kata "siksaan" sama sekali tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama, dan hanya 22 kali dalam Perjanjian Baru. Dan kita akan menemukan bahwa dalam konteks dimana kata "siksaan" ini digunakan berada dalam rangka ayat-ayat berikut ini:

1.Siksaan dari orang yang belum diselamatkan sementara mereka mendengar Injil yang sejati (Wahyu 11:10).

2.Siksaan sebagai dampak dari penderitaan suatu penyakit (Matius 8:6; Matius 4:24).

3.Siksaan akibat disengat kalajengking (Wahyu 9:5).

4.Kata Yunani yang biasanya diterjemahkan sebagai "siksaan" juga diterjemahkan sebagai "mengalami kesulitan", ketika Alkitab berbicara tentang jiwa Lot orang benar yang "mengalami kesulitan" oleh karena dosa-dosa orang Sodom (2 Petrus 2:8).

5.Kata Yunani yang diterjemahkan "siksaan" juga diterjemahkan sebagai "kesedihan" (Lukas 2:48; Kisah Para Rasul 20:38).

6. Siksaan dengan api (Wahyu 14:10; Lukas 16:24).

Kita telah mempelajari bahwa akhir yang penghabisan dari proses penghakiman Allah adalah kematian. Konsep ini didukung sepenuhnya oleh Alkitab yang banyak menggunakan kata-kata seperti "binasa", "hancur", dan "penghancuran". Lagipula dapat kita perhatikan bahwa penggunaan kata seperti "kematian", "mati", dan "maut" dapat ditemukan lebih dari 1.300 kali di dalam Alkitab. Kalau begitu tidaklah mengherankan Alkitab menyatakan bahwa musuh terakhir yang harus dihancurkan ialah maut (1 Korintus 15:26).


" ...every knee should bow, of things in heaven, and things in earth, and things under the earth; And that every tongue should confess that Jesus Christ is Lord, to the glory of God the Father." (Philippians 2:10-11)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


Kamis, 04 Juni 2009

DOA KESELAMATAN

"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini, Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, Aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak: Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:10-14)


Ada banyak orang yang ingin menanamkan kesan kepada Tuhan, "Lihatlah betapa kerasnya saya berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan". Akan tetapi bagaimanakah si pemungut cukai yang diselamatkan itu telah datang kepada Tuhan? Apakah dia berkata, "Oh Tuhan, Engkau mengetahui berapa banyak aku mengasihi Engkau, dan Engkau mengetahui bagaimana aku sedang benar-benar berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak-Mu. Dan aku telah menerima Yesus sebagai Juruselamatku (band. Yohanes 15:16-19)." Nah, bukan demikian yang dilakukannya, itu bukanlah cara bagaimana si pemungut cukai telah datang kepada Tuhan, tetapi ia hanya berkata, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini".

Nah, siapapun yang membaca hal ini seharusnya berkata, "Saya memiliki suatu harapan yang besar untuk keselamatan. Saya tidak patut menerimanya, tetapi mungkin Tuhan akan menyelamatkan saya juga." Kita mengetahui Alkitab menyatakan bahwa Tuhan tidak membedakan orang. Siapapun dapat menjadi salah satu dari umat pilihan Tuhan, dan hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja mereka itu, dan itu sepenuhnya adalah urusan dan hak Tuhan.

Sekarang kita dapat memahami sifat dasar dari rencana keselamatan Tuhan dimana Dia-lah yang melakukan seluruh pekerjaan keselamatan (Efesus 2:8-9, Wahyu 14:7, Wahyu 16:9). Dan sewaktu Dia melaksanakan program keselamatan-Nya terdapat suatu dinamika yang misterius antara Tuhan dan umat-Nya di mana Tuhan mengharapkan kita untuk melakukan kehendak-kehendak-Nya walaupun kita telah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita.

Akan tetapi ingatlah segala pekerjaan baik yang kita lakukan "setelah" kita diselamatkan adalah "hasil" dari keselamatan, hal itu tidak pernah menjadi "penyebab" atau "dasar" dari keselamatan. Setelah diselamatkan kita bersyukur dan memuliakan Tuhan karena penyelamatan-Nya yang ajaib. Pada dasarnya hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja yang merupakan umat pilihan-Nya. Kita tidak dapat mengetahui secara pasti siapa-siapa saja mereka itu. Jika saya bukan merupakan salah satu dari umat pilihan Tuhan, pekerjaan saya sendiri atau usaha keras saya untuk masuk ke dalam Kerajaan Tuhan tidak akan menjadikan diri saya diselamatkan. Tindakan saya untuk membaca Alkitab tidak menjamin bahwa saya pasti akan diselamatkan. Tetapi untuk berada dibawah pendengaran Firman Tuhan merupakan lingkungan yang baik dimana Tuhan akan menyelamatkan umat-Nya, dan saya harus menanti pada Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya di dalam hidup saya.

Dalam kitab Zefanya 2:3 kita membaca perintah supaya umat manusia "mencari Tuhan", dan itu adalah perintah yang tersebar di dalam seluruh Alkitab, disitu kita baca:

"Carilah TUHAN hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN."

Ungkapan "hukum" merupakan kata yang sama dengan Firman, sewaktu kita benar-benar berpikir mengenai ayat ini, kita akan menyadari bahwa kita tidak memiliki sesuatu apapun untuk diberikan kepada Tuhan. Semakin banyak kita melihat dari Firman Tuhan, kita belajar betapa tercelanya diri kita. Kitab Roma 3:10-18 berkata tentang orang-orang yang belum diselamatkan demikian:

"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar, yaitu Tuhan Semesta Alam - band. Yohanes 6:65]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Kemudian bagian yang terakhir dari Zefanya 2:3 berkata, "carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan." Kata Ibrani untuk ungkapan "mungkin" dalam ayat ini benar-benar berarti "mungkin". Dengan kata lain, kita hendaknya datang dengan sangat rendah hati kepada Tuhan dan memohon, "Ya Tuhan kasihanilah saya, saya tidak patut untuk menerima keselamatan, saya mengetahui bahwa saya adalah seorang berdosa tetapi saya mengetahui bahwa Engkau-lah satu-satunya harapan bagi saya, tetapi ya Tuhan bilamana itu sudah merupakan kehendak-Mu saya juga ingin untuk menjadi diselamatkan."

Kemudian kita harus menunggu Tuhan (Ratapan 3:26, Mazmur 130:5, Yesaya 40:31). Dan jika kita memang pada akhirnya menemukan bukti-bukti di dalam kehidupan kita, bahwa kita memiliki hasrat yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan, maka kita mengetahui bahwa hal itu terjadi karena Tuhan telah menyelamatkan kita. Kita akan mengetahui bahwa Tuhan telah memilih kita untuk keselamatan dan itu bukan terjadi karena kita layak di dalam segi apapun. Tuhan-lah yang telah melakukan segala pekerjaan untuk keselamatan dalam semua aspek-aspeknya, itulah sebabnya segala kemuliaan, kemegahan, kehormatan dan puji-pujian atas keselamatan hanya patut diberikan kepada Tuhan. Dan kita tidak mempunyai bagian sama sekali, tidak sama sekali. Kita tidak bisa meminta pujian atau yang semacam itu. Apa yang bisa kita lakukan hanyalah mengeleng-gelengkan kepala dalam kekaguman dan keheranan dan berkata, "Mengapa Ia juga menyelamatkan saya?"


"I wait for the LORD, my soul doth wait, and in His word do I hope" (Psalm 130:5)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



TUHAN ADALAH GEMBALAKU

"Mazmur Daud. TUHAN [Yehovah] adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu [Ibrani 1:8], itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mazmur 23:1-5)


Ada banyak orang di seluruh dunia yang mengetahui Mazmur yang sangat indah ini, akan tetapi sayangnya ini adalah salah satu bagian Alkitab yang paling banyak disalah mengerti. Kita sering mendengar seseorang membaca Mazmur ini dan mengartikannya bahwa pernyataan ini berlaku untuk semua orang, tetapi adalah tidak mungkin bahwa semua orang akan "diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa" atau "rumah Tuhan yang kekal" karena hal itu sebenarnya menunjuk kepada Kerajaan Tuhan yang kekal yang hanya akan didiami oleh orang-orang yang Tuhan sudah rencanakan untuk Ia selamatkan.

Arti yang sebenarnya dari ungkapan "Tuhan adalah gembalaku" adalah Allah Yehovah adalah Gembala kita jika kita adalah salah satu dari "domba-domba-Nya". Hal itu hanya akan terjadi bila Tuhan sudah menyelamatkan kita dengan memberikan anugrah "kebangkitan jiwa yang baru" dan membebaskan kita dari kutukan yang kekal, dalam kitab Yohanes 10:11 Kristus berkata demikian:

"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu"

Dan ayat 27 - 30 melanjutkan demikian:

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."

Tuhan Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya untuk membayar upah dari dosa "domba-domba-Nya" atau umat pilihan. Kalau dosa-dosa anda belum ditebus oleh darah Kristus, maka anda harus membayarnya dengan nyawa anda sendiri, tidak ada pilihan lain mengenai hal itu (Ibrani 9:22). Dan Tuhan menjelaskan bagaimana Ia memperdulikan "domba-domba-Nya" dalam kitab Yehezkiel 34:11-13 demikian:

"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya AKU sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah AKU akan mencari domba-domba-Ku dan AKU akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. AKU akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; AKU akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu."

Dan ayat 14 - 16 menyatakan demikian:

"Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel. AKU sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan AKU akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; AKU akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya [yaitu dengan keadilan - KJV]."

Tuhan menggunakan bahasa perumpamaan ketika berbicara mengenai diri-Nya sebagai "Gembala Yang Baik" dan umat-Nya diumpamakan sebagai "domba-domba", dan itulah caranya Tuhan mengajarkan kepada kita "kebenaran rohani" dari Injil Kristus di dalam Alkitab (Markus 4:34, Matius 13:34). Dan ungkapan "rumput" dan "air" adalah makanan dan minuman rohani yang diperlukan supaya domba-domba itu dapat bertumbuh di dalam kasih karunia Tuhan. Sedangkan ungkapan "gunung-gunung Israel" dalam ayat ini menunjuk kepada Kerajaan Allah yang kekal, yaitu rumah yang kekal milik orang-orang yang Allah telah pilih sejak sebelum dunia dijadikan untuk Ia selamatkan.

Kitab 1 Korintus 3:9, 16 berkata demikian:

"Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah...... Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"

Kitab 1 Petrus 2:5 menjelaskan demikian:

"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah."

Dan kitab Yohanes 2:19-21 menyatakan demikian:

"Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak [rubuhkan - KJV] Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri."

Lebih lanjut, hanya orang-orang yang telah benar-benar menjadi anak-anak Tuhan yang dapat berkata dari hati yang paling dalam "aku takkan kekurangan" karena mereka telah menerima hadiah yang tidak terhingga nilainya, yaitu kehidupan kekal. Mereka menjadi "ahli waris" bersama-sama dengan Kristus di dalam Kerajaan Allah yang kekal di dalam langit yang baru dan bumi yang baru. Kitab Roma 8:16-17 menyatakan kepada kita demikian:

"Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia."

Akhirnya dalam Ibrani 13:20-21 kita membaca puji-pujian kepada sang Gembala Agung demikian:

"Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin."

Mungkinkah bahwa anda adalah salah satu dari domba-domba-Nya sehingga anda juga akan bersyukur, memuji dan memegahkan Dia untuk keselamatan-Nya yang ajaib, seperti yang dinyatakan dalam kitab Mazmur 79:13 demikian:

"Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun."


"... Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment is come ..." (Revelation 14:7)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



YESUS MENANGIS


"Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)


Kita telah mengetahui bahwa perintah-perintah Tuhan mencakup seluruh Alkitab, seluruh Alkitab adalah Firman Tuhan, setiap kata yang ada dalam bahasa-bahasa asli Alkitab keluar dari mulut Allah sendiri (2 Petrus 1:20-21, 2 Timotius 3:16). Oleh karena itu orang-orang yang sudah diselamatkan memiliki suatu kerinduan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk taat kepada seluruh pengajaran Alkitab.

Berdasarkan kitab Yohanes 14:21 kita mengetahui bahwa mengasihi Allah adalah sama dengan menjalankan hukum-hukum-Nya, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Dan dalam kitab Wahyu 2:4-5 Tuhan memperingatkan demikian:

"Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu [yaitu tempat lilin] dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat."

Akan tetapi disisi yang sama dimana Allah mengatakan agar kita mengasihi Allah dengan sekuat hati, jiwa, kekuatan dan pikiran, Ia juga memberikan perintah supaya kita mengasihi sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri sendiri. Demikianlah Allah telah memilih salah satu aspek dari kasih kita terhadap Allah dengan menekankan pentingnya mengasihi sesama. Kemudian Allah juga memberikan kita suatu standar melalui mana kita harus mengukur kasih kita terhadap sesama kita, yaitu bahwa kasih kita terhadap sesama kita harus setara atau sama dengan kasih kita terhadap diri kita sendiri. Yaitu, bila kita tidak mau jatuh ke dalam hukuman kutukan yang kekal kita juga harus memberitahukan orang-orang yang lain bahwa ada Jalan keluar dari masalah dosa.

Kita belajar dari perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati bahwa sesama kita ialah siapapun yang membutuhkan pertolongan (Lukas 10:29-37). Tentu saja hal ini meyakinkan kita bahwa setiap orang yang masih belum diselamatkan masih membutuhkan pertolongan secara rohani, dan merekalah sesama kita manusia. Oleh karena itu, sebenarnya, sesama kita ialah setiap orang yang ada di dunia ini. Karena kita harus mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri, kita harus benar-benar merindukan hal yang terbaik bagi mereka, dan hal yang terbaik yang dapat terjadi pada mereka ialah keselamatan yang kekal.

Akan tetapi, bagaimana situasinya jika seseorang mati dalam keadaan belum diselamatkan? Apakah kita masih harus mengasihi dia? Alkitab menjawab pertanyaan itu dalam kitab Matius 5:44 dimana Tuhan berkata demikian:

"Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

Di tempat lainnya Alkitab mengajarkan bahwa -- musuh kita adalah setiap orang yang masih belum diselamatkan (Kolose 1:13, Kis. 26:18, 1 Petrus 2:9). Walaupun kecendrungan bahwa banyak dari para musuh ini akan menjadi diselamatkan cukuplah jauh, namun demikian kita harus mengasihi mereka. Kasih kita terhadap orang-orang yang belum diselamatkan bahkan setelah mereka mati didemonstrasikan oleh Daud dan Yesus. Selama kira-kira 15 tahun terakhir dari kehidupan raja Saul, ia selalu mencoba dengan segala cara untuk membunuh Daud. Namun demikian, ketika Raja Saul mati, Daud mengekspresikan kesedihan dan kasihnya yang amat dalam, seperti yang dinyatakan dalam kitab 2 Samuel 1:19 dan 24, dimana Daud yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus berkata demikian:

"Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan! ......... Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu."

Dan dalam kitab 2 Samuel 2:5 kita membaca demikian:

"maka Daud mengirim orang kepada orang-orang Yabesh-Gilead dengan pesan: "Diberkatilah kamu oleh TUHAN, karena kamu telah menunjukkan kasihmu kepada tuanmu, Saul, dengan menguburkannya."

Daud memperlihatkan kasih dan rasa hormatnya untuk Saul, musuhnya yang sudah mati, bahkan Daud mengekspresikan kasihnya yang lebih besar lagi kepada anaknya Absalom yang jahat dan memberontak. Ketika Absalom kira-kira berusia 25 tahun, ia mulai berencana jahat terhadap ayahnya. Kerinduannya ialah untuk mengambil alih takhta Israel dari tangan ayahnya. Dan pada kenyataannya pemberontakannya menjadi begitu lantang dikumandangkan sehingga Daud dipaksa untuk melarikan diri dari Yerusalem sehingga Absalom tidak harus membunuh dia.

Akan tetapi kasih Daud yang sangat besar bagi anak laki-lakinya yang jahat, yang akhirnya dibunuh oleh seorang jenderal dalam pasukan Daud, diekspresikan dengan sangat kuat dalam kitab 2 Samuel 18:33, yang kita baca demikian:

"Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: "Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!"

Kasih Daud terhadap Absalom mengekspresikan kasih yang seharusnya kita tunjukkan kepada sesama kita manusia. Kita tidak boleh bersukacita atas kematian seorang musuh, melainkan kita harus bersedih karena mereka akan mengalami murka Allah yang menimpa semua orang yang tidak diselamatkan. Dalam kitab Yehezkiel 33:11 Tuhan menyatakan demikian:

"Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup...."

Bahkan lebih dramatis lagi, kita melihat kasih Kristus terhadap orang-orang yang harus mengalami murka Allah, seperti yang kita baca dalam kitab Lukas 19:41-44 demikian:

"Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu [yaitu Yerusalem], Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."

Dan kitab Ibrani 2:3 menasihatkan demikian:

"bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai"


"For the earth shall be filled with the knowledge of the glory of the LORD, as the waters cover the sea" (Habakkuk 2:14)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Senin, 01 Juni 2009

Kesatuan Anggota Tubuh Kristus

I Korintus 12:12-26

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

"Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. I Korintus 12:27

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Setiap anggota tubuh memiliki fungsi yang berbeda-beda namun semuanya adalah untuk saling melengkapi. Karena itu tidak ada yang dapat mengatakan bahwa anggota yang satu lebih penting dari yang lain.

Begitu pula dengan kita, Tuhan menciptakan kita sebagai tubuh Kristus yang saling membutuhkan; memiliki ketergantungan satu dengan yang lain, supaya ada kesatuan. Dengan demikian anggota yang satu dengan anggota yang lain dapat saling menghargai dan memperhatikan bahwa ternyata jika tidak ada satu anggota, terjadi ketidaksempurnaan.

Kita harus menyadari bahwa jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita. Jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (ayat 26).

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah mengajar aku untuk menghormati dan menghargai sesamaku bahkan menganggap mereka jauh lebih penting dari diriku. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin


KEGENAPAN KASIH

"Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!" (Roma 13:10-12)


Kita membaca penyataan yang sangat menarik dari ayat ini "bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur". Ayat itu cocok dengan perumpamaan tentang ke-sepuluh gadis yang tertidur, tetapi kemudian bangun karena mempelai laki-laki (yaitu Kristus) datang kembali untuk yang kedua kalinya (lihat Matius 25). Dan kalimat "keselamatan sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi percaya" berarti keselamatan tersebut akan digenapi pada saat pengangkatan (rapture). Kemudian Kristus akan memberikan kepada kita semua tubuh rohani yang baru yang sudah dimuliakan dan tidak dapat binasa (1 Korintus 15:48-55).

Jadi ayat ini sedang berbicara tentang saat sewaktu pengangkatan di akhir zaman telah sangat dekat, itulah sebabnya dikatakan "Hari sudah jauh malam, telah hampir siang". Hari yang dimaksud disini berhubungan dengan Hari Penghakiman. Ini secara serempak merupakan hari kemuliaan Allah sewaktu Dia mengangkat umat pilihan dan menggenapi keselamatan mereka. Oleh karena itu, Allah memperingatkan kita untuk "menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan" dan "mengenakan perlengkapan senjata terang". Firman Allah adalah "pedang" bermata dua yang sangat tajam yang harus kita gunakan untuk mengalahkan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:13-17, Ibrani 4:12, Wahyu 1:16, Wahyu 2:12).

Dalam kitab Efesus 6:3-17 kita membaca demikian:

"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah"

Dengan kata lain, Allah memanggil kita untuk memeriksa diri kita sendiri. Apakah yang benar-benar menarik perhatian kita? Apakah kita tertarik di dalam perbuatan-perbuatan kegelapan dari dunia ini sehingga kita harus bersembunyi dari Allah, atau apakah kita tertarik di dalam Yesus Kristus sebagai terang Injil? Telah tiba saatnya untuk melihat pada diri kita sendiri dengan sangat jujur, kita perlu untuk memeriksa seberapa banyak kita telah membuat persediaan bagi pengejaran hasrat kita sendiri daripada untuk mencari kehendak-kehendak Allah.

Lalu bagaimanakah "kasih" itu bisa menjadi kegenapan dari hukum Taurat (yaitu hukum Allah)? Sedangkan tidak ada seorangpun kecuali Tuhan Yesus yang dapat memenuhi semua persyaratan dari Hukum Allah (seluruh Alkitab), seperti yang kita baca dalam Yakobus 2:10 demikian:

"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya."

Dan kitab Roma 2:21-22 menjelaskan demikian:

"Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri [rohani]? Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah [rohani]? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?"

Kita harus mengerti bahwa hanya ada Satu Orang Manusia yang dapat memenuhi seluruh syarat untuk menggenapi Hukum Allah, karena Ia sempurna dan sama sekali tidak pernah berbuat dosa, baik dosa di dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Dalam kitab Matius 5:17 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

Dan kitab Lukas 24:44 menambahkan demikian:

"Ia [Kristus] berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Kemudian dalam kitab Markus 12:33 kita menemukan seorang Farisi menyatakan pernyataan yang sangat menarik ini:

"Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."

Bagaimanapun juga semua kurban-kurban yang diperintahkan Tuhan untuk dijalankan selama masa Perjanjian Lama secara sederhana melayani sebagai "tanda" atau bayangan atau gambaran atau perumpamaan dari fakta rohani yang sebenarnya yang akan muncul ke permukaan. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis bernubuat tentang Yesus dalam kitab Yohanes 1:29 demikian:

"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia"

Yesus adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih "sejak sebelum dunia dijadikan" untuk menebus dosa-dosa umat-Nya (Wahyu 13:8, Wahyu 17:8), dengan kata lain seluruh karya keselamatan untuk orang-orang yang percaya telah diselesaikan jauh sebelum orang-orang tersebut dilahirkan. Alasan utama untuk hal ini adalah supaya kita memberikan segala kemegahan dan kemuliaan atas keselamatan hanya kepada Tuhan dan bukan kepada diri kita sendiri atau orang yang lain.

Dalam kitab Mazmur 40:6-8 yang merupakan Mazmur Mesianic (yaitu Mazmur yang berbicara tentang Kristus) kita membaca demikian:

"Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."

Dan kitab Ibrani 10:8-10 yang mengutip ayat ini menjelaskan demikian:

"Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua."

Sekarang kita mengerti mengapa Yesus berkata dalam kitab Matius 9:13 demikian:

"Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Kasih adalah "buah" dari pekerjaan Allah Roh Kudus yang akan bermanifestasi di dalam kehidupan anak-anak Tuhan seperti yang dinyatakan dalam 1 Korintus 13:4-8a demikian:

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi [=menanggung] segala sesuatu, percaya segala sesuatu [yang ada tertulis dalam Alkitab], mengharapkan segala sesuatu [yang ada tertulis di dalam Alkitab], sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan ... "

Biarlah Allah berkenan untuk membuat kita mampu mengasihi sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri, setelah pertama-tama kita memeriksa hati kita di dalam cermin Firman Tuhan untuk melihat bahwa sesungguhnya kita adalah para penerima yang tidak pantas dari anugrah kasih yang kekal, seperti yang ditunjukkan dalam Injil Anak-Nya, Yesus Kristus.


"Let all those that seek thee rejoice and be glad in thee: and let such as love thy salvation say continually, Let God be magnified." (Psalm 70:4)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


SEJAK DUNIA DIJADIKAN


"Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian [yaitu Kristus] seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka [yaitu bangsa Israel kuno] takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan." (Ibrani 4:3)


Informasi pertama yang mengherankan yang kita pelajari sementara kita dengan seksama mempelajari semua yang diajarkan Allah kepada kita dalam Alkitab tentang penebusan ialah bahwa segala karya itu sudah selesai dilakukan sebelum Allah menciptakan dunia dan umat manusia. Kristus adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih sejak sebelum dunia dijadikan (Wahyu 13:8). Dan kita membaca dalam Matius 25:34 demikian:

"Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."

Ayat-ayat ini dengan jelas mengajarkan bahwa semua karya yang dibutuhkan untuk menyelamatkan sudah diselesaikan dilakukan bahkan sebelum dunia dijadikan. Kristus sudah ada sejak dari masa kekekalan yang lampau, kitab Kolose 1:17 menjelaskan demikian:

"Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia."

Oleh karena itu sesungguhnya Kristus tidak memiliki awal. Ungkapan "sejak dunia dijadikan" harus dipahami sebagai "sebelum dunia dijadikan" karena kita membaca dalam Ibrani 1:2 demikian:

"maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta."

Dan kitab Kolose 1:15-16 menambahkan demikian:

"Ia [Kristus] adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia."

Karena kebangkitan Kristus dari kematian merupakan tindakan terakhir dari penebusan dosa, maka kita mengetahui sementara kita membaca dalam Ibrani 1:2 bahwa karena Kristus sebagai Anak Allah yang telah menciptakan dunia, keseluruhan tindakan penebusan dosa sudah dilakukan sebelum Penciptaan. Kristus tidak dapat disebut sebagai Anak sebelum Ia dibangkitkan dari kematian. Bagaimana semua itu bisa diselesaikan itu adalah urusan Allah, tetapi hal itu secara pasti adalah benar karena Alkitab mutlak benar dan dapat dipercaya.

Demikianlah, kita sekarang dapat memahami ayat-ayat seperti yang berikut ini:

Kitab 2 Timotius 1:9-10 menyatakan:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa."

Kitab Yohanes 1:18 menyatakan:

"Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya."

Dan kitab 1 Petrus 1:20 menekankan demikian:

"Ia [Kristus] telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir."

Untuk "menyatakan" berarti untuk diperlihatkan kepada umum, untuk didemonstrasikan. Dan Allah menyediakan Jalan bagi keselamatan kita dalam suatu perbuatan kasih yang berada di luar pemahaman manusia. Ia mengutus Yesus ke bumi untuk mendemonstrasikan secara jasmaniah dan harafiah kepada dunia apa yang sudah dilakukan-Nya untuk menebus dosa-dosa umat-Nya sebelum dunia dijadikan. Allah berbicara melalui perumpamaan-perumpamaan (Matius 13:34, Markus 4:34, Mazmur 78:2, Mazmur 49:4, Amsal 1:6) dan pada saat-saat tertentu perumpamaan-perumpamaan ini dapat jelas terlihat sebagai suatu lukisan atau gambaran tiga dimensi yang menyatakan kebenaran Alkitab.

Kristus yang tidak berdosa telah dinyatakan bersalah karena dosa-dosa umat-Nya. Kita mengetahui bahwa Pilatus, gubernur Roma untuk wilayah Israel, mengulangi berkali-kali, "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini" (Lukas 23:4, 22, Yohanes 19:4-6, Matius 27:19-24).

Kristus berdiri disana dalam keadaan sama sekali tidak berdosa, namun Ia harus dihukum karena Ia telah dibebani dengan dosa-dosa dari semua orang yang telah Ia pilih untuk Ia selamatkan. Yang aneh, justru adalah imam-imam kepala yang mengutuk Yesus. Kitab Matius 20:18 mengatakan:

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati."

Ketika Kristus tergantung di atas kayu salib Ia menjadi terkutuk karena dosa-dosa umat-Nya. Inilah kutuk yang ditanggungkan kepada Yesus ketika Ia membayar untuk upah dosa-dosa kita sebelum dunia dijadikan. Kemudian Ia mendemonstrasikan kutuk itu ketika Ia terpaku di atas kayu salib, seperti yang dinyatakan dalam Galatia 3:13 demikian:

"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Dengan demikian kita dapat mengetahui ketika Yesus tergantung di atas kayu salib Ia berada di bawah kutuk Allah, yang berarti hal yang sama akan terjadi pada setiap orang yang tidak diselamatkan, mereka akan berakhir di dalam kutukan kekal. Kitab Galatia 3:10-11 menjelaskan demikian:

"Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman [=Kristus]."

Dan Roma 3:19-20 menjelaskan demikian:

"Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat [yaitu sepuluh perintah dan seluruh Alkitab], karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."

Kita semua dengan sangat gawat membutuhkan penebusan dari dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita, dan Allah telah menyediakan pengampunan yang menakjubkan untuk umat-Nya. Hal ini dinyatakan dengan indah dalam kitab Yesaya 54:7-8 dimana Allah berkata demikian:

"Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu."

Dan Yesaya 55:7-8 melanjutkan demikian:

"Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN."


"But they that wait upon the LORD shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint." (Isaiah 40:31)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.