Entri Populer

Kamis, 30 April 2009

HIDUP KEKAL

"Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yohanes 11:25-26)


Ayat ini menekankan fakta bahwa orang-orang percaya yang sejati, yang secara rohani telah dibangkitkan dari antara "orang mati" (yaitu dari sifat alami mereka yang mati secara rohani), mereka tidak akan pernah harus berhadapan dengan kematian lagi karena Tuhan telah memberikan mereka hidup yang kekal, seperti yang kita baca dalam kitab Roma 6:23 demikian:

"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

Sebelumnya kita telah melihat bahwa ada saatnya (atau jadwal) tersendiri ketika Tuhan membuat Firman-Nya bersemayam di dalam hati dari setiap individu yang Ia rencanakan untuk Ia selamatkan dan memberikan kepada orang-orang tersebut "pendengaran rohani". Hal itu terjadi ketika Tuhan membuat orang tersebut menjadi orang percaya yang sejati. Hal itu terjadi ketika orang tersebut berpindah dari "kematian rohani" kepada "kehidupan rohani". Itu adalah saat dari "kebangkitan yang pertama" eperti yang dinyatakan dalam kitab Yohanes 5:24-25 demikian:

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba [yaitu sekarang], bahwa orang-orang mati [yaitu orang-orang yang mati rohani] akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."

Dalam kitab Kejadian kita membaca tentang "Habil orang yang benar", anak dari Adam dan Hawa, dan proses keselamatan tersebut berlanjut terus sampai pada hari penghakiman yang terakhir. Tuhan tidak akan meninggalkan satu orangpun dari orang-orang pilihan-Nya walaupun Iblis dan pelayan-pelayannya berusaha keras untuk mengacaukan program keselamatan Tuhan. Dalam kitab 1 Korintus 15:22-25 kita membaca pernyataan yang menenangkan ini:

"Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya."

Dalam kata lain, pada dasarnya umat manusia dilahirkan mati secara rohani dalam persekutuan dengan Adam, akan tetapi kemudian orang-orang yang ada di dalam persekutuan dengan Kristus akan dihidupkan kembali. Pada hari penghakiman "tubuh" orang-orang percaya yang sejati akan dibangkitkan pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali, dan Tuhan Yesus akan mendapatkan kemenangan yang mutlak atas semua musuh-musuh-Nya. Itu adalah janji Allah, seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 15:54:

"Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan."

Manusia harus membayar upah dosa, yaitu "kematian kedua" atau Yesus Kristus sebagai sang Juruselamat membayarnya untuk mereka. Tidak ada pilihan yang lain lagi. Ingatlah bahwa satu pelanggaran yang paling kecil saja adalah sama dengan melanggar seluruh Hukum Tuhan. Kitab Yakobus 2:10 memperingatkan kepada kita demikian:

"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya."

Jadi sesungguhnya tidak ada pilihan yang lain, kita semua telah mati di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita, kecuali Kristus membayar upah dosa tersebut maka kita akan berakhir di dalam maut. Selama kita masih hidup dalam tubuh kita yang sementara ini, masih ada "kemungkinan" bahwa Tuhan akan membangkitkan "jiwa" kita dan menyelamatkan kita supaya kita dapat memiliki bagian dalam "kebangkitan yang pertama".

Akan tetapi jika Tuhan tidak menyelamatkan kita selama hidup kita yang sementara di bumi ini, kita akan jatuh ke dalam murka Tuhan dan akan mengalami "kematian kekal" dimana disana tidak ada harapan untuk keselamatan lagi untuk selama-lamanya. Kabar baiknya adalah jika Kristus adalah Juruselamat anda, maka Ia sudah menanggung upah dosa-dosa anda. Walaupun Kristus bersih tidak pernah berbuat dosa tetapi Ia telah ditemukan bersalah, Ia telah membayar seluruh upah dosa-dosa anda karena anda merupakan salah satu dari umat-Nya (Efesus 1:4) dan anda akan memiliki hidup yang kekal yang tidak dapat hilang. Kabar buruknya adalah jika Kristus bukan Juruselamat anda, maka anda akan mengalami "kutukan yang kekal". Inilah pedang bermata dua dari pesan Injil Kristus akan keselamatan, dan hal ini benar-benar merupakan masalah "hidup" atau "mati".


"Trust in the LORD with all thine heart; and lean not unto thine own understanding. In all thy ways acknowledge Him, and He shall direct thy paths." (Proverb 3:5-6)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.
CIPTAAN BARU

" ... barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati"
(Yohanes 11:25)


Dalam ayat ini Tuhan Yesus sedang berbicara tentang orang-orang percaya yang sejati, dan kata Yunani untuk ungkapan "sudah mati" adalah apothnesko (G599). Ungkapan ini menunjukkan bahwa mereka "telah" mati pada masa yang lampau. Jadi hal ini menunjuk kepada fakta bahwa pada dasarnya seluruh umat manusia adalah "mati secara rohani" karena mereka memberontak terhadap Tuhan, dan Tuhan sudah mengutuk seluruh umat manusia dan bumi ini di Taman Eden (Kejadian 3). Ingatlah bahwa kita menyebut kondisi tersebut sebagai "kematian pertama" walaupun istilah ini tidak digunakan di dalam Alkitab.

Akan tetapi, sewaktu Tuhan memberikan orang-orang pilihan-Nya "kebangkitan jiwa yang sama sekali baru" atau "hati yang baru", Tuhan berkata dalam kitab Yohanes 11:25 bahwa sebetulnya mereka "sudah mati" pada masa yang lalu, dan mereka "akan hidup" pada masa yang mendatang karena mereka telah diberikan hidup yang kekal. Setiap dari orang-orang ini telah menjadi "mahluk yang baru" (ciptaan yang baru) di dalam Roh Kristus (Roh Kudus = Roh Tuhan), seperti yang kita baca dalam kitab 2 Korintus 5:17 demikian:

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang [yaitu semuanya telah menjadi sama sekali baru seperti halnya seorang anak yang baru dilahirkan]."

Tuhan Yesus juga menggunakan kata apothnesko (G599) sebagai ungkapan "telah mati" dalam kitab Yohanes 6:48-51 dimana Ia berkata demikian:

"Akulah roti hidup [yaitu Yesus sebagai roti rohani]. Nenek moyangmu telah makan manna [yaitu roti secara harafiah] di padang gurun dan mereka telah mati [apothnesko]. Inilah roti yang turun dari sorga [yaitu Firman Kristus]: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

Sangat jelas sekali bahwa orang-orang Yahudi yang sedang berbicara dengan Yesus pada waktu itu mengetahui kalau nenek moyang mereka dalam masa Perjanjian Lama telah mati secara fisik. Jadi disini Tuhan menggunakan gaya bahasa simbolis untuk menjelaskan bahwa nenek moyang mereka, yaitu bangsa Israel kuno, kebanyakan dari mereka "masih mati secara rohani" (atau belum diselamatkan), karena upacara-upacara keagamaan yang mereka lakukan sendiri bagaimanapun terlihat kudusnya hal tersebut tidak dapat menyelamatkan mereka.

Mereka hanya makan roti (manna) secara fisik di padang gurun, bukan "roti rohani" atau "roti kehidupan" yang menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus yang merupakan "satu-satunya" yang dapat memberikan hidup yang kekal. Dalam kitab Yohanes 6:35 kita membaca demikian:

"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."

Bahkan Kristus adalah "anak domba" yang telah disembelih sejak sebelum dunia dijadikan seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 13:8:

"Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya [yaitu menyembah binatang atau si Iblis], yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih."

Dan ayat yang pararel dalam kitab Wahyu 17:8 menyatakannya demikian:

"Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada [yaitu diikat pada peristiwa kayu salib dan pada akhir zaman], ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi [yaitu ia akan dilepaskan lagi untuk "sedikit" waktu lamanya pada akhir zaman -- Wahyu 20:3]."


Selanjutnya Yesus berkata pada bagian akhir dari kitab Yohanes 11:25 bahwa, "ia [yaitu orang yang percaya kepada-Nya] akan hidup". Kata Yunani untuk ungkapan "akan hidup" atau "zao" (G2198), adalah bentuk pernyataan yang digunakan untuk menunjuk kepada peristiwa yang akan terjadi di masa depan, yang adalah kata yang umum untuk menunjuk kepada ungkapan "untuk hidup"; dan di dalam konteks-nya itu juga berarti "untuk hidup selama-lamanya" yang merupakan referensi kepada kehidupan yang kekal.

Tuhan Yesus juga berbicara tentang mereka-mereka yang "hidup" secara kontras dengan mereka-mereka yang "mati" dalam kitab Matius 22:31-32 demikian:

"Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Sekarang kita telah mempelajari bahwa sesungguhnya ungkapan "orang-orang mati" (nekros) menunjuk kepada orang-orang yang masih hidup secara fisik tetapi mereka belum diselamatkan, dan ungkapan "orang-orang hidup" (zao) menunjuk kepada orang-orang yang sudah diselamatkan karena mereka telah menerima anugrah kebangkitan jiwa yang baru. Akan tetapi sebenarnya, orang-orang percaya yang sejati sebelumnya adalah bagian dari "orang-orang yang mati" tersebut, dan kemudian pada suatu saat yang Tuhan tentukan mereka "dihidupkan" (anazao:G326).

Kita juga melihat kata "anazao" muncul sebagai ungkapan "hidup kembali" dalam kitab Roma 14:9 yang kita baca demikian:

"Sebab untuk itulah Kristus telah mati [, bangkit - KJV] dan hidup kembali [anazao:326], supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup."

Dan kata Yunani untuk ungkapan "menjadi Tuhan" yang digunakan disini sebenarnya adalah kata "kurieuo" (G2961) yang memiliki ide bahwa Kristus "memiliki kekuasaan atas" atau "memerintah atas" seluruh umat manusia -- baik yang belum diselamatkan maupun yang sudah diselamatkan.

Kristus adalah "RAJA DARI SEGALA RAJA DAN TUAN DARI SEGALA TUAN" [katakurieuo:G2634] seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 17:14:

"Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja [katakurieuo]. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."

Dan Wahyu 19:16 menambahkan demikian:

"Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

Yesus seringkali menyebut diri-Nya dengan ungkapan "Anak Manusia" karena sebagai "Adam yang akhir" Ia mewakili umat manusia yang Ia datang untuk Ia selamatkan, dan Ia telah menderita penderitaan "rohani" yang setara dengan kutukan yang kekal (yang dimulai pada hari Kamis malam di Taman Eden). Dalam kitab 1 Korintus 15:45-47 kita membaca demikian:

"Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir [yaitu Kristus] menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah [yaitu Adam sebagai gambaran dari umat manusia]; kemudian barulah datang yang rohaniah [yaitu Kristus]. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua [yaitu Kristus] berasal dari sorga."

Karena "upah dosa ialah maut", yaitu kutukan yang kekal (Roma 6:23), maka Tuhan Yesus harus mati di dalam keberadaan jiwanya tetapi Ia dibangkitkan kembali dari kematian. Itulah sebabnya mengapa kitab Roma 14:9 berkata bahwa Kristus "hidup kembali" (anazao:G326). Dan peristiwa ini telah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya dalam kitab Perjanjian Lama di kitab Mazmur 16:10-11 yang kita baca demikian:

"sebab Engkau [yaitu Allah Bapa] tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati [yaitu maut yang kekal], dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan [yaitu maut yang kekal]. Engkau memberitahukan kepadaku Jalan Kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."


"Truly my soul waiteth upon God: from Him cometh my salvation. He only is my rock and my salvation; He is my defence; I shall not be greatly moved." (Psalm 62:1-2)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Selasa, 28 April 2009


PENGINJILAN ORANG MATI

"Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah."
(1 Petrus 4:6)


Ada banyak orang yang salah mengerti tentang penginjilan kepada orang-orang mati. Orang mati yang dimaksud oleh ayat-ayat seperti ini bukan menunjuk kepada orang-orang yang sudah mati secara fisik, tetapi itu menunjuk kepada orang-orang yang masih hidup secara fisik tetapi mereka masih berada dalam keadaan mati rohani (yaitu belum menerima kebangkitan jiwa yang baru). Ketika seorang manusia meninggal dunia, nasibnya di dalam kekekalan sudah ditentukan, secara rohani tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita lakukan untuk menolong orang yang sudah mati. Itulah sebabnya ketika seorang yang percaya meninggal dunia kita tidak mendoakan jiwa orang yang sudah mati tersebut tetapi kita mendoakan keluarganya yang masih hidup yang ditinggalkannya. Ketika seorang percaya yang sejati meninggal dunia jiwanya langsung pergi untuk berada bersama-sama dengan Kristus di dalam Surga sama seperti yang terjadi pada pencuri yang disalib di samping Yesus (Lukas 23:43).

Dalam kitab Yesaya 38:18 di Perjanjian Lama kita membaca demikian:

"Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut [yaitu dunia orang yang sudah mati secara fisik] tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu."

Dengan kata lain, kita tidak pergi ke kuburan-kuburan dan berkhotbah kepada tulang-belulang yang ada disana, itu adalah pekerjaan yang gila dan sama sekali sia-sia. Kita pergi memberitakan Injil kepada orang-orang yang masih hidup bukan kepada orang yang sudah mati. Di dalam seluruh Alkitab Tuhan menggambarkan orang-orang yang belum diselamatkan sebagai orang-orang yang mati, yaitu orang-orang yang belum menerima kebangkitan rohani.

Kitab Efesus 2:1 mengajarkan kepada kita demikian:

"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu."

Kitab 1 Korintus 15:22 berkata demikian:

"Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus."

Orang-orang yang mati secara rohani ini juga digambarkan sebagai "roh-roh yang berada di dalam penjara" (yaitu tawanan-tawanan Iblis) seperti yang dinyatakan dalam kitab 1 Petrus 3:19-20a (dan banyak ayat-ayat lainnya) demikian:

"dan di dalam Roh itu [yaitu Roh Allah/Roh Kudus/Roh Kristus] juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah ...."

Dan kitab Roma 3:10-16 menjelaskan tentang kematian rohani ini demikian:

"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka ...."

Dan ayat 23 menambahkan demikian:

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan [yaitu citra] Allah"

Manusia diciptakan sempurna, tanpa dosa oleh Allah, mereka diciptakan dalam "gambar dan rupa Allah" (yaitu kemuliaan Allah, atau citra yang baik yang terdapat dalam sifat-sifat Allah), akan tetapi sejak Adam dan Hawa berbuat dosa (yaitu melanggar perintah Allah) mereka menjadi mati secara rohani. Dengan demikian semua manusia yang berasal dari Adam dan Hawa dilahirkan dalam keadaan mati rohani. Kita membaca referensi pertama dari kematian tersebut dalam kitab Kejadian 2:17, dimana Tuhan memperingatkan Adam demikian:

"tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Terjemahan secara literal dari bagian akhir ayat ini adalah:

" ... sebab pada hari engkau memakan kematian dari buah itu, pastilah engkau mati"

Hal ini menunjukkan bahwa setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini "secara rohani adalah sebuah mayat" yang merupakan tingkat pertama dari proses kematian selama hidup mereka yang sementara di dunia ini. Dan kecuali Tuhan membangkitkan jiwanya dari kondisi tersebut sehingga ia memperoleh "kebangkitan pertama", ia pasti akan mengalami "kematian kedua" yang kekal.

Peristiwa kematian secara fisik adalah peringatan yang secara terus-menerus diberikan kepada kita tentang kutukan yang kekal yang akan terjadi pada orang-orang yang tidak diselamatkan. Dan berdasarkan hal ini sekarang kita mengerti ayat yang sulit dalam kitab Roma 7:9-11 yang kita baca demikian:

"Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat [yaitu berbicara tentang Adam]. Akan tetapi sesudah datang PERINTAH itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku."

Disini Rasul Paulus, yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus, menulis tentang apa yang terjadi pada manusia yang pertama (dan juga seluruh umat manusia yang pada waktu itu masih berada di dalam tubuh Adam) -- yaitu Tuhan memberikan Hukum-hukum-Nya kepada umat manusia di taman Eden, kemudian manusia berdosa, dan akibatnya, manusia mati.

Sekarang karena seluruh umat manusia telah berbuat dosa dan kehilangan citra Allah, maka pilihannya manusia harus membayar sendiri upah dosa-dosanya (yaitu kematian kedua yang kekal), atau Tuhan Yesus Kristus sebagai sang Juruselamat membayar upah tersebut untuknya. Tidak ada pilihan yang lainnya tentang hal ini.

Kalau saja Hukum Taurat (atau hukum-hukum Tuhan atau sepuluh perintah Allah) dapat menyelamatkan manusia maka Tuhan Yesus tidak perlu turun dari Surga dan mati di atas kayu salib. Akan tetapi pada kenyataannya hukum-hukum tersebut diberikan justru untuk memperingatkan manusia bahwa pelanggaran mereka banyak, bahkan sangat-sangat banyak. Setiap "pikiran" (atau keadaan hati) kita yang tidak sesuai dengan hukum Tuhan sudah merupakan dosa dimata Tuhan.

Kitab Roma 3:19-20 menjelaskan demikian:

"Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."

Dan ayat 21 - 22 menjelaskan jalan keluarnya demikian:

"Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus [sang Penebus] bagi semua orang yang percaya."

Sekarang kita mengerti mengapa setelah Hukum itu diberikan manusia menjadi "mati" secara rohani, karena dalam sifat alaminya manusia berada dalam pemberontakan terhadap Tuhan. Akan tetapi manusia baru, yaitu orang-orang yang telah menerima anugrah "kebangkitan jiwa yang baru" mereka justru akan bersuka-cita di dalam hukum-hukum Tuhan. Dan sekarang kita mengerti mengapa dalam kitab Matius 22:32 Tuhan berkata demikian:

"Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."


"Ye also, as lively stones, are built up a spiritual house, an holy priesthood, to offer up spiritual sacrifices, acceptable to God by Jesus Christ" (1 Peter 2:5)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




NASIB MALANG

"yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini." (Yesaya 45:7)


Ini adalah pernyataan yang berasal dari mulut Tuhan, dan ungkapan yang menggangu adalah pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan nasib malang. Dalam pikiran kita seringkali kita menghubungkan nasib malang dengan dosa. Akan tetapi Tuhan menggunakan kata "malang" dalam berbagai cara, dan Tuhan menggunakan kata "malang" terutama sekali dalam hubungannya dengan "hari penghakiman". Dan itu adalah hal yang sangat buruk. Pada hari penghakiman yang terakhir orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam kematian kedua yang kekal, mereka tidak mendapatkan hadiah hidup yang kekal. Dan itu adalah sebuah kemalangan yang sangat besar.

Letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan, dll. juga adalah hal yang sangat buruk karena itu menghancurkan banyak harta benda dan jiwa. Gempa bumi, banjir atau bencana alam apa saja adalah hal-hal yang membawa kemalangan, dan Tuhan mengambil tanggung jawab penuh untuk hal-hal seperti ini. Segala bencana-bencana yang seperti ini merupakan gambaran dari penghakiman Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan berkata bahwa Ia menciptakan nasib malang. Akan tetapi ketika kita melihat hal-hal ini terjadi kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, bagaimana jika hal itu terjadi kepada saya? Apakah saya sudah siap untuk bertemu dengan Tuhan?

Ingatlah bahwa Tuhan tidak menciptakan dosa, dosa sepenuhnya datang dari dalam "hati" manusia. Kitab Yakobus 1:13-15 menjelaskan demikian:

"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. TETAPI tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."

Dan kitab Matius 15:18-19 menyatakan demikian:

"Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Adalah sangat menarik sewaktu kita berdoa Bapa Kami yang kita baca di Matius 6:9-13 kita berkata:

"Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan [yaitu roti] kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan [yaitu penghakiman], tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)"

Ungkapan "lepaskanlah kami dari pada yang jahat" berarti kita berdoa untuk dilepaskan dari "perbudakan dosa" atau "perbudakan Iblis". Ini adalah doa seseorang yang menginginkan keselamatan menurut syarat-syarat Tuhan.

Disini kita berdoa supaya tidak dimasukkan ke dalam pencobaan, yaitu dilepaskan dari penghakiman Tuhan. Kita berdoa supaya dosa-dosa kita diampuni seperti kita juga mengampuni dosa orang-orang yang bersalah kepada kita. Akan tetapi pertanyaannya dapatkah kita mengampuni dosa? Jawabannya adalah Tidak. Hanya Tuhan yang dapat menebus dosa-dosa manusia.

Kita mungkin dapat melupakan dosa orang-orang yang bersalah kepada kita untuk kebaikan kita sendiri, tetapi untuk menebus "upah" dari dosa seperti yang dituntut oleh Allah, hanya Tuhan Yesus Kristus yang dapat melakukannya. Hal yang pertama dan terutama dari sebuah dosa, dosa itu adalah dosa terhadap Tuhan, yaitu melakukan pelanggaran terhadap perintah-perintah Tuhan (Mazmur 41:4, Mazmur 51:4, Kejadian 20:6, Kejadian 39:9, Nehemia 9:29).

Jadi bila ada satu buah dosa yang paling kecil saja yang tidak ditebus oleh Tuhan, maka kita akan berakhir di dalam hukuman yang kekal. Dengan demikian kita mengerti bahwa satu-satunya jalan supaya kita dapat dibebaskan dari penghakiman Allah adalah melalui Tuhan Yesus Kristus.


"Go ye into all the world, and preach the gospel to every creature" (Mark 16:15)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




KEYAKINAN IMAN

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." (Ibrani 10:22)


Satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah bagaimana saya mengetahui bahwa saya sudah benar-benar diselamatkan? Dapatkah seseorang benar-benar mendapatkan keyakinan tentang keselamatan tersebut? Ada banyak orang-orang yang sudah sekarat dan sedang menuju pada kematian tetapi mereka tidak memiliki keyakinan akan keselamatan mereka. Selalu mereka berkata, "Saya harap demikian, saya harap semuanya baik-baik saja." Jadi mereka tidak benar-benar memiliki keyakinan tersebut. Dan itu adalah suatu cara yang buruk untuk menjalani hidup ini. Itu adalah cara yang buruk karena tanpa keyakinan tersebut, atau jika kita merasa masih ada suatu kemungkinan yang besar bahwa kita akan berakhir di dalam hukuman kekal, kemungkinan itu adalah benar bahwa kita akan berakhir disana. Betapa tanggungan yang sangat berat yang harus kita pikul dalam kehidupan yang semacam itu.

Disisi yang lain jika kita memiliki keyakinan iman, jika kita mengetahui bahwa kita adalah seorang anak Tuhan yang sejati, maka kita dapat dengan yakin berbagi Injil dengan orang-orang yang lain karena kita telah mempelajari apakah Injil itu. Dan selagi kita membaca Alkitab kita dapat mempelajari lebih dan lebih banyak lagi tentang program keselamatan Tuhan yang pada gilirannya akan membuat keyakinan kita semakin lama semakin bertambah kuat.

Dalam kitab Ibrani 10:22a kita membaca demikian:

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh .... "

Bukankah itu terdengar sangat baik? Ada suatu keyakinan iman yang teguh. Tetapi untuk masuk ke dalam hal itu kita harus melihat pada ayat 16-18 dimana Tuhan berkata tentang Perjanjian Yang Baru ketika Ia berkata:

"sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban [yaitu kurban binatang] karena dosa."

Nah bagaimanakah kondisi kita sebelum kita diselamatkan? Berbicara secara rohani bagaimanakah kondisi dari "hati" kita sebelum kita diselamatkan? Itu adalah hati yang salah, atau licik, bukankah begitu? Ingatlah dalam kitab Matius 15:19 kita membaca demikian:

"Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Sebelum diselamatkan hati kita adalah salah, hati kita adalah jahat. Jadi bagaimana kita bisa mendapatkan hati yang benar? Ingatlah bahwa ungkapan "Benar" sesungguhnya ber-identifikasi dengan Tuhan Yesus sendiri. Dalam kitab Yohanes 14:6 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup .... "

Nah, pada saat kita datang ke dalam hadirat Tuhan Yesus kita berada di dalam hadirat Kebenaran. Itulah tepatnya apa keselamatan itu. Kita telah meninggalkan suatu lingkungan, atau suatu tempat, dimana segala sesuatunya adalah salah (atau tidak benar) dimana Iblis berkuasa disitu sebagai Bapa dari segala dusta. Dan ingatlah kitab Roma 3:4a menjelaskan kepada kita demikian:

"Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong ..... "

Kita telah meninggalkan semua hal itu dan sekarang kita berada di dalam hadirat Yang Maha Kuasa, di dalam tempat yang paling kudus dari yang maha kudus, dimana segalanya adalah Kebenaran. Kita telah dibawa masuk menembus tirai untuk masuk ke ruang maha kudus. Kita telah menembus tirai tersebut melalui tubuh Kristus. Kita telah datang ke dalam hadirat Allah dan Allah telah membuat kita memenuhi syarat sehingga kita dapat berdiri disana untuk memiliki hubungan yang erat dengan-Nya.

Nah, bagaimana caranya Tuhan membuat kita memenuhi syarat? Dia membuat kita memenuhi syarat dengan cara membayar upah dosa-dosa kita sehingga kita bisa mendapatkan "kebangkitan jiwa" yang sama sekali baru dimana di dalamnya kita sudah tidak mau untuk berbuat dosa lagi. Jadi kita bukan hanya berada di dalam hadirat Kebenaran saja, tetapi kita juga menjadi bagian dari Kebenaran tersebut. Untuk mengatakannya dengan cara yang lain, Roh Allah sendiri atau Roh Kristus "bersemayam" di dalam diri kita sebagai Kebenaran tersebut.

Sekarang kita dapat datang mendekat kepada-Nya dengan hati yang benar atau tulus ikhlas. Kita dapat datang kesana karena Allah telah membuat kita memenuhi syarat supaya kita dapat memiliki hubungan yang sempurna dengan-Nya. Akan tetapi itu bukan berkata bahwa kita harus datang kepada-Nya dengan hati yang tanpa dosa. Tuhan tidak berkata bahwa kita harus datang tanpa kesalahan. Selagi kita terus membaca ayat ini kita akan menemukan apa yang akan terjadi kepada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang masih ada melekat pada kita.

Pertama-tama kita mau menekankan bahwa karena kita telah memiliki kebangkitan jiwa yang baru, karena kita telah dilahirkan kembali dari atas (dari surga), karena Allah sendiri dalam bentuk Roh bersemayam di dalam diri kita, oleh karena itu kita dapat memiliki hati yang benar. Sekarang kita tidak takut-takut lagi membaca Firman Tuhan, Alkitab, yang adalah satu-satunya Kebenaran dan kita kagum pada informasi-informasi indah yang ada tertulis di dalamnya, dan disitu kita membaca bagaimana Kristus telah membayar untuk segala upah dari dosa-dosa kita.

Kita juga dapat membaca tentang darimana kita berasal dan bagaimana dosa masuk ke dalam dunia ini. Kita juga membaca tentang bagaimana kehendak kita sendiri harus dihancurkan dihadapan Tuhan. Kita tidak dapat datang kepada Tuhan dengan kehendak kita sendiri tetapi kita harus menyerahkan seluruh kehendak kita kepada Kristus. Kita juga membaca tentang kenyataan bahwa kita harus percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Kita menerima segala hal dengan sukacita dan kita tidak mau ber-argumentasi dengan Tuhan.

Kita mengetahui bahwa ini adalah Firman Tuhan dan hal itu adalah cukup bagi saya. Kita harus ingat Tuhan memberitahukan kita bahwa kita memiliki keyakinan iman ini karena adalah Tuhan sendiri yang telah menuliskan hukum-hukum-Nya di dalam hati kita. Tuhan sendiri yang telah menyatakan bahwa dosa-dosa kita tidak akan diingat-ingat lagi. Tuhan sendiri yang telah menetapkan bahwa kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban binatang. Dan Tuhan sendiri telah menyatakan bahwa melalui tubuh Kristus kita memiliki jalan masuk ke dalam tempat Kudus yang paling kudus, dimana selama masa Perjanjian Lama hanya imam besar saja yang boleh masuk ke dalamnya. Tetapi sekarang kita dapat masuk kesana karena Kristus telah menyediakan jalan bagi kita untuk dapat masuk kesana. Allah telah menyatakan bahwa sekarang kita memiliki Imam Besar Agung, yaitu Kristus, yang menjadi Pengantara bagi kita.

Kemudian anda ingat bahwa Tuhan berkata, "dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jika kita telah memiliki keyakinan iman yang teguh apakah kita akan mendebatkan pernyataan ini? Jika Tuhan berkata bahwa "dosa-dosa kita tidak akan diingat lagi", apakah kita akan ber-argumentasi, tunggu sebentar, tunggu sebentar, hal itu adalah keterlaluan. Adalah baik bahwa Tuhan telah memaafkan kita akan tetapi Tuhan harus memiliki catatan yang kekal. Kita harus memiliki suatu catatan supaya suatu waktu nanti kita dapat melihat pada masa lalu kita.

Jadi kita mencoba untuk menempatkan Tuhan di dalam cara kerja kita. Kadang-kadang kita melakukan hal tersebut, bukankah begitu? Ada banyak orang yang akan berkata, oh ya, dia telah berdosa terhadap saya, dan saya telah memaafkannya. Saya telah memaafkannya tetapi saya menyimpan dosa tersebut di dalam hati saya supaya lain kali dia berbuat dosa yang sama saya dapat berkata, "Lihatlah ia berbuat hal itu lagi." Saya masih ingat bagaimana ia melakukannya pada waktu itu dan sekarang ia melakukannya lagi.

Nah apakah kita melupakan dosa-dosa itu sama sekali? Jawabannya adalah tidak. Akan tetapi ketika Tuhan berkata bahwa "Ia tidak akan mengingat-ingatnya lagi" kita percaya kepada Tuhan dengan iman. Kita benar-benar dapat bergantung secara penuh kepada Tuhan. Dan Ia tidak akan membawa hal itu lagi ke hadapan kita. Hal itu sulit untuk dipercaya, tetapi tidak sulit untuk dipercaya oleh anak-anak Tuhan karena mereka telah mempelajari selagi mereka membaca Alkitab tentang bagaimana Tuhan dengan setia memenuhi segala janji-janji-Nya dan bagaimana Tuhan telah melakukan hal-hal yang besar yang berada jauh diluar dugaan manusia.

Dalam kitab Roma 4:6-8 kita membaca demikian:

"Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya [yaitu berdasarkan anugrah]: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."


"Give us day by day our daily bread." (Luke 11:3)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



KEBANGKITAN PERTAMA

"Berbahagia [diberkatilah] dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka ..... " (Wahyu 20:6a)


Kebangkitan pertama adalah sebuah langkah yang sangat penting dalam program keselamatan Tuhan. Dan itu adalah "kebangkitan rohani" dari jiwa orang-orang pilihan Tuhan yang dalam kondisi alaminya setiap dari mereka adalah mati secara rohani. Hal itu terjadi karena orang-orang percaya yang sejati tidak lagi menjadi subjek dari "kematian kedua" -- kematian kedua tidak berkuasa lagi atas mereka. Dan bagian selanjutnya dari Wahyu 20:6 berkata demikian:

" ..... tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya."

Perhatikan 5 karakteristik dari orang-orang yang telah mengalami "kebangkitan pertama" yang dinyatakan dalam ayat tersebut sebagai berikut:

(1) Mereka berbahagia (yaitu diberkati secara rohani)
(2) Mereka kudus (yaitu dosa-dosa mereka telah diampuni semuanya)
(3) Kematian kedua tidak berkuasa lagi atas mereka
(4) Mereka menjadi imam-imam Allah (yaitu pengantara antara Allah dan manusia)
(5) Melalui Injil mereka memerintah bersama-sama dengan Kristus

Semua lima dari karakteristik ini diberikan kepada setiap dari orang percaya yang sejati -- yaitu mereka-mereka yang telah dilahirkan kembali dari atas. Karena manusia terdiri dari dua bagian, yaitu tubuh dan jiwa, maka rencana Tuhan untuk memulihkan orang-orang pilihan-Nya untuk berada bersama dengan Tuhan sesungguhnya menyangkut dua kebangkitan -- pertama kebangkitan jiwa, dan kedua adalah kebangkitan tubuh yang akan terjadi pada akhir zaman. Yesus berbicara tentang "kebangkitan pertama" dari jiwa-jiwa umat pilihan-Nya dalam kitab Yohanes 5:25 demikian:

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba [yaitu sekarang], bahwa orang-orang mati [rohani] akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."

Walaupun tubuh dan jiwa kita akan dipisahkan ketika kita mati secara fisik, rencana Tuhan untuk setiap umat manusia adalah untuk menyatukan kembali tubuh dan jiwa mereka pada Hari Yang Terakhir dari keberadaan bumi ini. Tubuh dari semua orang yang percaya akan dibangkitkan pada Hari Yang Terakhir, seperti yang Tuhan nyatakan dalam kitab Yohanes 5:28-29 demikian:

"Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum."

Sekarang marilah kita melihat bagaimana Alkitab memberikan defisi dari ungkapan ini. "Mereka yang telah berbuat baik" menunjuk kepada orang-orang percaya yang sejati, yang telah mengalami "kebangkitan pertama" di dalam keberadaan jiwa mereka dan akan menerima tubuh yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa pada Hari Yang Terakhir. Tubuh mereka akan dirubah sehingga menjadi "serupa" dengan tubuh Kristus yang sudah dipermuliakan, seperti yang kita baca dalam kitab Filipi 3:20-21 demikian:

"Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga SERUPA dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya."

Dengan demikian, kita dapat berkata bahwa hanya orang-orang pilihan yang akan mengalami dua kebangkitan. Yaitu kebangkitan "jiwa" pada saat mereka diselamatkan, dan kemudian kebangkitan "tubuh" pada saat pengangkatan (rapture) terjadi di akhir zaman. Dan kebangkitan tubuh itu akan terjadi dalam "sekejap mata", seperti yang dijelaskan dalam kitab 1 Korintus 15:52-55 sbb:

"dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Lebih lanjut marilah kita memeriksa pernyataan yang indah dari Tuhan Yesus Kristus dalam kitab Yohanes 11:23-26 demikian:

"Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

Bagian ini berada dalam konteks ketika Yesus membangkitkan Lazarus, saudara laki-laki Martha, dari kematian fisik. Akan tetapi sebenarnya Yesus sedang berbicara dalam "perumpamaan" tentang kebangkitan rohani yang terjadi pada saat keselamatan. Walaupun Martha tidak mengerti seluruhnya tentang hal tersebut, dia telah memiliki pengertian yang benar tentang kebangkitan tubuh yang akan terjadi pada Hari Yang Terakhir. Dan kitab Yohanes 12:48 mengajarkan bahwa Hari Yang Terakhir adalah Hari Penghakiman untuk mereka semua yang tidak diselamatkan yang pernah hidup dalam seluruh sejarah dunia ini. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Barangsiapa menolak Aku [yaitu menolak Kristus], dan tidak menerima perkataan-Ku [yaitu tidak menerima Firman Tuhan, Alkitab], ia sudah ada hakimnya, yaitu Firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman."

Disisi yang lain kitab Wahyu 2:11b berkata tentang orang-orang yang percaya demikian:

"Barangsiapa menang, ia [yaitu orang-orang yang percaya] tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."


"All scripture is given by inspiration of God, and is profitable for doctrine, for reproof, for correction, for instruction in righteousness" (2 Timothy 3:16)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



FIRMAN

"Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu." (Ulangan 11:18)


Dalam waktu kita bersama kali ini kita akan melihat pada ungkapan "perkataanku" dalam ayat yang sangat menonjol ini, ungkapan "perkataanku" menunjuk kepada "Firman Tuhan" yang ditemukan di dalam seluruh Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Dan perhatikan bahwa ungkapan "hati", "jiwa" (atau roh), "tangan", dan "dahi" (yaitu pikiran) menunjuk kepada hal yang sama. Tangan atau kaki digunakan sebagai tanda yang akan menunjang segala sesuatu yang kita lakukan, sedangkan "dahi" (pikiran), "hati" dan "jiwa" mengandung maksud dari tujuan kita.

Lebih lanjut ungkapan "perkataan" juga menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus, yang merupakan "Sang Firman" (atau "logos"), seperti yang dinyatakan dalam kitab Yohanes 1:14 demikian:

"Firman [logos] itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan Kebenaran."

Dan kitab Yohanes 6:68 mencatat demikian:

"Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal"

Sesungguhnya Tuhan Yesus adalah fokus yang utama baik dalam kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru seperti yang Kristus katakan dalam kitab Yohanes 5:39 demikian:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"

Dan dalam kitab Lukas 24:44 Kristus berkata demikian:

"Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Sedangkan Mazmur 138:2b mencatat pernyataan yang sangat menakjubkan ini:

"... sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu [yaitu firman-Mu] melebihi segala sesuatu."

Ingatlah nama Tuhan yang terakhir adalah Yesus, yaitu nama Tuhan sebagai sang Juruselamat (Matius 1:21). Kemudian kitab 1 Yohanes 1:1-3 menyatakan bahwa para rasul berhubungan sangat dekat dengan Tuhan ketika mereka "mendengarkan", "melihat", "mencari" dan "memegang" -- Firman yang diberkati. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang FIRMAN HIDUP -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu. HIDUP itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."

Perhatikan dengan sangat berhati-hati bahwa para rasul (dan semua orang-orang yang percaya) juga "memberitakan" kepada orang-orang lain pesan-pesan kebenaran dari Injil Anugrah Kristus. Pada hari kita sekarang ini ketika kemurtadan dan injil-injil palsu menyebar dengan sangat hebat seperti api, kita harus mengingat nasihat dari kitab Galatia 1:6-9 yang berkata demikian:

"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia."

Kita berada dalam kewajiban ilahi untuk memastikan bahwa Injil yang kita beritakan harus setia berdasarkan Alkitab saja dan keseluruhannya, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Kitab 2 Timotius 2:15-16 adalah peringatan yang baik bagi mereka-mereka yang mengaku sebagai pelayan-pelayan Kristus, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan Kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan."

Hal ini berlaku bagi mereka semua yang sudah dilahirkan kembali dari atas. Ini juga adalah tugas yang utama bagi kita yang menjadi orang tua, terutama para ayah, seperti yang ditekankan dengan jelas dalam ayat-ayat berikut ini:

Kitab Efesus 6:4 menasihatkan demikian:

"Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah [yaitu besarkanlah atau ektrepho:G1625] mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."

Dan kitab Mazmur 78:1-8 menegaskan demikian:

"Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya. Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya; dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah."

Dan kitab Amsal 1:8-9 mengajarkan demikian:

"Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu [yaitu Bapa Surgawi], dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu [yaitu para pengantin rohani Kristus - Matius 12:48] sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu."

Dan kitab Amsal 4:1-7 menyatakan demikian:

"Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan HIDUP. Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian."

Biarlah Tuhan menebus kita semua melalui kasih karunia-Nya, sehingga kita patuh pada nasihat dalam kitab Efesus 4:15 yang berkata demikian:

"tetapi dengan teguh berpegang kepada Kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

Dan akhirnya kitab Kisah Para Rasul 4:20 menyatakan demikian:

"Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."


"In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God." (John 1:1)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


Minggu, 19 April 2009

KERAJAAN SURGAWI

"supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?" (Yohanes 12:38)


Dalam ayat ini kita menemukan pertanyaan-pertanyaan retoris, yaitu bahwa mereka yang untuk siapa Kristus datang akan menolak Dia. Mereka tidak akan percaya tentang apa yang dikatakan Alkitab tentang kedatangan-Nya. Bangsa Israel pada zaman itu mencari seorang Mesias yang akan datang sebagai raja duniawi yang besar, yang datang menunggangi seekor kuda putih, untuk membebaskan mereka dari jajahan Romawi. Mereka menginginkan seorang raja yang akan datang dengan bermacam-macam kemuliaan duniawi. Dan ketika Yesus datang seperti yang telah Ia lakukan, mereka tidak mengenali-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan, sebab sesungguhnya mereka tidak benar-benar mempercayai Kitab Suci.

Kapan saja kita belajar untuk mempercayai Alkitab, untuk mendengar secara mutlak apa yang dinyatakan Firman Tuhan, maka kita akan tiba pada Kebenaran yang sesungguhnya dan kemudian berbagai hal yang indah mulai terjadi dalam kehidupan kita karena kita mengetahui bahwa kita sudah menjadi anak-anak Tuhan.

Kitab Yesaya 53:2-6 yang berbicara tentang Kristus berkata demikian:

"Sebagai taruk Ia [yaitu Mesias yang dijanjikan itu] tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas [yaitu akar - KJV] dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian."

Apakah yang dimaksudkan Tuhan dengan gaya bahasa ini? Bagaimana mungkin Ia menyebut Mesias yang adalah Raja dari segala raja dan Tuan dari segala tuan, yang menjadi Juruselamat dari orang-orang yang akan percaya kepada-Nya adalah suatu "akar". Dan apa hubungannya dengan tanah kering?

Anda lihat, disini Tuhan sedang menggunakan suatu gambaran fisik untuk mempertunjukkan kepada kita suatu gambaran "rohani". Gambaran fisik yang Tuhan sedang lukiskan adalah suatu tanah yang tidak disirami untuk waktu yang sangat lama. Tanah itu sangat kering dan tandus. Tanah itu keras seperti paku. Bencana kekeringan telah menyerang. Tidak ada tanaman yang sedang tumbuh. Tidak ada hujan untuk waktu yang sangat-sangat lama. Dan ini merupakan suatu hal mengerikan.

Tetapi akhirnya, disitu ada suatu tanaman kecil yang mulai tumbuh. Dan anda ingin tahu, dari mana dia mendapatkan makanannya? Ini adalah tanaman yang begitu kecil. Dan anda bisa takut bahwa hanya dengan diperhatikan saja dia itu akan mati dan tidak lagi hidup disana. Namun anda juga menjadi sangat gembira melihat dia sebab dia sedang bertumbuh disana. Dan seperti anda mengamati bahwa tanaman yang mulai sebagai semaian sangat kecil itu sungguh mulai tumbuh dan tumbuh dan menjadi semakin kuat. Dan anda sangat herang anda ingin tahu bagaimana tanaman ini bisa keluar, tanaman yang kecil dan lembut ini bisa keluar dari tanah yang begitu kering.

Itu adalah gambarannya secara fisik. Tetapi didalamnya Tuhan juga sedang melukiskan kepada kita suatu gambaran mengenai kondisi bangsa Israel dan dunia ini pada zaman ketika Yesus datang sebagai Mesias. Sepanjang masa-masa ketika Yesaya sedang menulis kitab-kitab ini, Tuhan mengangkat nabi-nabi berulang kali, dan Ia memberikan wahyu rahasia ini langsung melalui para nabi ini kepada bangsa Israel, dan bangsa-bangsa lain disekitarnya seperti bangsa Babel, Asyur, Moab dan Mesir. Tuhan memberikan wahyu-wahyu ini kepada mereka. Tuhan sedang berbicara kepada dunia menyangkut hari itu. Ini adalah sekitar 2,800 tahun yang lalu. Dan meskipun Tuhan tidak berkata kepada keseluruhan dunia, Ia sedang menyampaikan berita ini kepada sebagian besar dari dunia yang ada pada saat itu.

Jadi datanglah "kasih karunia" memasuki dunia. Ada orang-orang yang diselamatkan, yaitu orang-orang yang belajar untuk mengetahui bahwa Tuhan adalah Juruselamat, sang Penebus. Kita membaca mengenai orang-orang seperti Musa, Daud, Salomo, Ayub, Yeremia, Yehezkiel, Yesaya dan Daniel. Semua orang ini diselamatkan sebab Tuhan telah memberikan Firman-Nya kepada mereka. Pada zaman itu mereka tidak memiliki keseluruhan Alkitab seperti yang kita miliki sekarang ini, pada saat mereka hanya memiliki beberapa gulungan saja. Mereka hanya memiliki sangat sedikit saja dari seluruh Alkitab yang kita miliki sekarang. Akan tetapi lihatlah apa yang dikatakan oleh nabi Ayub dalam kitab Ayub 19:25 demikian:

"Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu."

Dan kitab Keluaran 33:17 menyatakan demikian:

"Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia [anugrah] di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."

Kemudian sekitar tahun 400 atau 450 Sebelum Masehi, sekitar 400 tahun sebelum Kristus dilahirkan, Allah sama sekali membungkam Dirinya, jadi untuk 400 tahun itu tidak pernah ada wahyu ilahi yang datang dari Allah. 400 tahun itu sangat lama waktunya dan tidak ada pembukaan dari Surga. Seolah-olah Tuhan telah memberikan punggungnya terhadap bumi ini. Dan selama jangka periode itu mereka tidak memiliki keseluruhan Alkitab seperti apa yang kita miliki sekarang ini. Mereka hanya memiliki sebagian dari apa yang kita sebut sebagai kitab-kitab Perjanjian Lama. Dan Kitab Suci itu tidak bisa didapatkan di-mana-mana, masih sangat mahal harganya. Pada saat itu mesin cetak belum ditemukan. Hanya ada sangat sedikit gulungan-gulungan kitab. Dan sebagai konsekwensinya hanya ada sangat sedikit orang yang percaya di seluruh dunia. Ada beberapa di dalam bangsa Israel, dan hanya ada sedikit sekali orang yang percaya di tempat-tempat lain.

Tetapi pada dasarnya seolah-olah tidak ada hubungan lagi antara Tuhan dengan dunia ini. Dunia telah menjadi suatu gurun pasir. Dunia dan bangsa Israel juga, yang telah menikmati segala perlakuan khusus, secara rohani telah menjadi suatu gurun pasir yang sangat kering. Tidak ada kehidupan rohani yang berarti yang dapat terlihat.

Maka terjadilah suatu dunia yang telah menjadi kering seluruhnya. Dan kemudian, lihatlah, suatu tanaman kecil mulai tumbuh. Tanaman kecil itu adalah fakta bahwa bayi Yesus telah dilahirkan. Ia dilahirkan disuatu palung …...bayangkan ……. suatu palungan, yaitu tempat "minuman ternak". Mesias macam apa ini? Pasti bukanlah Mesias yang diinginkan oleh dunia. Dan Tuhan meramalkan semuanya ini ketika Ia mengumumkan di Yesaya 53:

"Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya ...."


"With good will doing service, as to the Lord, and not to men" (Ephesians 6:7)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



ROH KEBENARAN


"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran [yaitu Roh Kudus], Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan [doxazo] Aku [yaitu Kristus], sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku" (Yohanes 16:13-15)


Kita harus sangat bersyukur bahkan untuk selama-lamanya kepada Tuhan bahwa Ia telah memberikan kepada kita Alkitab, yang memberitahukan orang-orang yang percaya bahwa mereka harus percaya dan patuh kepadanya dengan tidak ragu-ragu. Mereka harus belajar untuk mempercayai bahwa Allah Roh Kudus akan memimpin mereka kepada Kebenaran ketika mereka berdoa untuk meminta pengertian dan mematuhi petunjuk-petunjuk-Nya untuk mempelajari Kitab Suci, seperti yang dijelaskan dalam kitab 1 Korintus 2:11-13 demikian:

"Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh [, membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani - KJV]."

Harap diperhatikan bahwa dalam bahasa aslinya bagian akhir dari ayat ini berkata "membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani", yaitu untuk membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam seluruh Alkitab yang membicarakan hal yang sama. Dan dalam terang kebenaran ini kita juga harus mengingat prinsip penting yang Tuhan nyatakan dalam kitab Amsal 25:2 yang menggunakan kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "kemuliaan" dan "kehormatan" dalam ayat yang sangat penting ini. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Kemuliaan [kabowd] Allah ialah merahasiakan sesuatu [dabar, yaitu Firman], tetapi kemuliaan [kabowd] raja-raja ialah menyelidiki sesuatu [dabar, yaitu Firman]."

Kitab Ulangan 29:29 menambahkan demikian:

"Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Dan kitab Amsal 22:17 menasihatkan demikian:

"Pasanglah telingamu dan dengarkanlah amsal-amsal [yaitu teka-teki atau perumpamaan] orang bijak, berilah perhatian kepada pengetahuanku."

Disini Tuhan menegaskan hal yang sangat penting bahwa Tuhan dengan sengaja telah membuat Alkitab sukar untuk dipahami -- dimana hal ini merupakan hak prerogatif Tuhan, atau "kemuliaan-Nya", untuk melakukan hal tersebut.

Disisi yang sama, adalah kemuliaan atau kehormatan yang sangat tinggi bagi orang-orang yang percaya untuk mempelajari Alkitab, atau "mencari" di dalam Alkitab, supaya Tuhan dapat menunjukkan kebenaran-Nya kepada umat pilihan-Nya dimana pada saat yang sama Tuhan juga "menyembunyikan" kebenaran-Nya dari orang-orang yang jahat.

Dalam kitab Wahyu 1:16 (dan juga di banyak tempat-tempat lainnya di dalam Alkitab) Firman Tuhan disamakan dengan senjata, yaitu "pedang bermata dua" yang keluar dari mulut Allah Putera. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik."

Dan kitab Mazmur 149:6 menyatakan demikian:

"Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka [yaitu orang-orang yang percaya], dan pedang bermata dua di tangan mereka"

Tuhan menjelaskan bahwa Firman-Nya (yang juga disebut sebagai Hukum Tuhan) memiliki dua sisi yang sangat tajam yang dapat "memotong" hati manusia, dimana sisi yang satu dapat digunakan untuk menyelamatkan dan sisi yang lainnya dapat digunakan untuk menghukum. Dan mereka-mereka yang menjadi diselamatkan berdasarkan belas kasih Tuhan dijelaskan dalam kitab 1 Samuel 2:8 demikian:

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin [rohani] dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan [kabowd, yaitu kemuliaan]. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan."

Orang-orang yang belum mengalami kasih karunia Tuhan dan orang-orang yang tidak akan pernah mengalaminya digambarkan sebagai orang-orang yang "pikirannya telah dibutakan", seperti yang kita baca dalam kitab 2 Korintus 3:14-15 demikian:

"Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul [yaitu pikiran mereka telah dibutakan], sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena HANYA Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka."

Ini adalah sesuai dengan yang kita baca dalam kitab Kolose 2:2-3 demikian:

"supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan."

Dan dalam kitab Yohanes 5:39 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"


"And whatsoever ye do in word or deed, do all in the name of the Lord Jesus, giving thanks to God and the Father by him." (Colosians 3:17)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




KASIH SETIA ALLAH


"Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!" (Mazmur 85:7)


Selagi kita mempelajari sifat alami dari Allah kita akan mengetahui bahwa belas kasih dan kesetiaan adalah karakter-karakter dari Allah dan merupakan aspek yang sangat penting dari program keselamatan-Nya.

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa keselamatan secara total berasal dari anugrah, kemurahan, kesetiaan dan belas kasih Allah (Efesus 2:8-9, Titus 3:5). Keselamatan yang sejati seratus persen merupakan "hadiah" dari Allah kepada umat-Nya tanpa pra-syarat apapun. Dengan demikian kita dapat berkata bahwa sifat alami dari kemurahan dan kesetiaan Allah ditunjukkan kepada umat manusia melalui karya yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus.

Hanya Allah saja satu-satunya yang dapat memberikan seseorang kehidupan yang kekal. Dan Allah-lah yang harus "menarik" orang-orang pilihan-Nya kepada diri-Nya sendiri dan memberikan mereka pengertian rohani supaya mereka memiliki iman untuk percaya dengan segenap hati kepada-Nya, dan kemampuan untuk mengasihi dan mentaati-Nya. Hanya Allah saja satu-satunya yang dapat menciptakan "kebangkitan jiwa yang baru" yang kekal, atau "hati yang baru", membuat seseorang menjadi "mahluk yang baru", seperti yang kita baca dalam Yehezkiel 36:26-27 demikian:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku [yaitu Roh Tuhan atau Roh Kudus atau Roh Kristus] akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya."

Dan dalam kitab 2 Korintus 5:17 kita membaca demikian:

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru [mahluk yang baru]: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Dan kitab Roma 8:9 menekankan demikian:

"Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."

Lebih jauh Allah membuat hal ini sangat jelas dalam kitab Yesaya 43:25 bahwa yang pertama dan terutama dari keselamatan adalah untuk kemuliaan, kemegahan dan kehormatan Allah sendiri -- bukan untuk manusia. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu OLEH karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."

Dan Allah memerintahkan semua orang-orang kudus-Nya untuk "pergi ke seluruh dunia" dan "menunjukkan belas kasihan" kepada mereka-mereka yang tersesat dengan menjadi "utusan-utusan Kristus" untuk memberitakan Injil Kasih Karunia supaya bilamana mungkin mereka juga dapat diselamatkan. Kitab Zakharia 7:9 mengatakan hal ini dengan cara demikian:

"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!"

Dan kitab 2 Korintus 5:20 menyatakan demikian:

"Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah."

Apakah artinya untuk "didamaikan" dengan Allah? Manusia alami (yaitu orang-orang yang belum diselamatkan) selalu berada dalam keadaan "perang" atau berseteru dengan Allah karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka, tetapi orang-orang yang sudah diselamatkan secara rohani telah berdamai dengan Allah karena mereka mengetahui bahwa sekali mereka mendapatkan "kebangkitan jiwa yang baru yang kekal", yang diberikan sebagai anugrah dari Tuhan, semua dosa-dosa mereka, baik yang lalu, sekarang, dan yang akan datang seluruhnya sudah diampuni. Inilah yang Alkitab maksudkan sebagai "damai sejahtera" yang kekal yaitu kedamaian rohani dengan Allah. Kita belajar dari kitab Efesus 2:14-15 demikian:

"Karena Dialah [yaitu Kristus] damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan [yaitu peperangan], sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu."

Itulah sebabnya Kristus juga disebut sebagai "Raja Damai" seperti yang kita baca dalam kitab Yesaya 9:6 demikian:

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat, Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

[** harap diperhatikan bahwa dalam bahasa aslinya ada tanda koma antara kata Penasihat dan kata Ajaib, jadi seluruhnya ada 5 nama bagi Kristus dalam ayat ini]

Oleh sebab itu, orang-orang kudus Allah (yaitu orang-orang percaya yang dosa-dosanya sudah diampuni) akan memuji dan memegahkan Allah untuk anugrah, kemurahan, kesetiaan dan belas kasih-Nya kepada mereka, dan mereka akan memberitahukan satu sama lain tentang keselamatan yang indah ini dari Allah. Kitab Mazmur 145:10-12 menyatakannya demikian:

"Segala yang Kaujadikan itu [yaitu orang-orang kudus-Mu] akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu."

Ketika orang-orang yang percaya memberitakan Injil, mereka adalah "wangi-wangian dari Kristus" terhadap semua orang di dunia ini, seperti yang kitab baca dalam 2 Korintus 2:15-16 demikian:

"Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan."

Injil adalah pedang bermata dua, dimana satu sisinya dapat menusuk untuk membuat kehidupan yang kekal, dan sisi yang lain dapat menusuk untuk membuat kutukan yang kekal. Dan Allah menggunakan pedang ini untuk menyelesaikan tujuan-Nya di dunia ini.

Kemudian pertanyaannya mengapa Allah menggunakan manusia yang tidak sempurna untuk memberitakan Injil kepada dunia? Bila Allah mau Ia dapat menggunakan malaikat-malaikat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dalam sekejap, tetapi mengapa Ia mengunakan bejana tanah liat untuk membawa berita Injil?

Hal itu terjadi karena Allah mau memperlihatkan "kekuatan-Nya" yang besar dalam menyelamatkan, supaya Dia-lah yang mendapatkan seluruh kemuliaan, kemegahan dan kehormatan, seperti yang dinyatakan dalam 2 Korintus 4:7 sebagai berikut:

"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat [yaitu manusia], supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami."

Kita orang-orang yang percaya harus "menunjukkan belas kasihan" kepada mereka yang secara rohani "teraniaya", "lapar", "miskin", "buta" dan "telanjang" dengan memberitakan Injil kepada mereka. Dan ini adalah cara "berpuasa" yang menyenangkan Allah, seperti yang kita baca dalam Yesaya 58:6-7 demikian:

"Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!"

Apabila Allah sudah memberikan belas kasih-Nya kepada anda melalui keselamatan, apakah anda juga sudah menunjukkan belas kasih anda kepada sesama manusia dengan memberitahukan kepada mereka tentang mujizat keselamatan yang besar yang Tuhan Yesus kerjakan di dalam diri anda?


"Heaven and earth shall pass away, but My words shall not pass away" (Matthew 24:35)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.


Selasa, 14 April 2009

EVOLUSI

"Pada mulanya Allah [Elohim atau Allah jamak] menciptakan langit dan bumi" (Kejadian 1:1)


Alkitab adalah buku yang telah dibaca oleh banyak orang dengan sangat teliti. Dan Alkitab memberikan banyak sekali kebenaran kepada kita. Alkitab juga merupakan sebuah buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa kita. Dan mungkin suatu saat nanti anda akan memiliki Alkitab anda sendiri.

Alasan mengapa kita sangat tertarik kepada Alkitab adalah karena Alkitab merupakan sebuah buku yang dapat dipercaya. Disitu kita akan mempelajari banyak kebenaran tentang siapa diri kita dan dari mana asal kita dan juga tentang situasi dunia kita pada saat ini, seperti apa adanya sekarang ini, dan tentang dunia yang akan datang, kebenaran-kebenaran hebat yang diperdebatkan oleh para filosofis dan ilmuwan dunia yang mencoba untuk menemukan jawaban-jawabannya. Kita akan menemukan bahwa jika kita dengan setia mendengarkan Alkitab maka kita akan mendapatkan jawaban-jawaban yang penuh dengan Kebenaran.

Ada banyak sekali guru-guru yang mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu tidak ada, bahwa kita itu ada dengan begitu saja melalui reaksi antara molekul dan atom serta proton dan senyawa-senyawa lainnya, lalu ketika mereka berinteraksi satu terhadap yang lain, maka kita menjadi ada. Dan proses itu kita sebut Evolusi.

Tetapi sekarang saya akan mengajak anda untuk bereksperimen untuk sejenak. Apakah anda mempunyai sepeda? Apapun model sepeda itu. Sekarang kita akan bertanya kepada diri kita sendiri, darimanakah sepeda ini berasal? Apakah mungkin ada seseorang yang sedang berjalan melewati suatu tanah lapang, dan ketika akhirnya ia sampai pada suatu dataran yang luas dan terbuka dimana belum pernah ada seorangpun yang berada disana sejak ribuan tahun, dan dengan penuh keheranan dia menemukan timbunan sepeda yang banyak sekali. Melalui ribuan dan jutaan tahun, molekul, atom dan elektron saling bergesekan satu terhadap yang lainnya, lalu secara perlahan dapat membentuk sepeda! Dan dengan bangga anda membawa sepeda itu pulang, lalu anda berpikir, "Bukankah ini menakjubkan, setelah melalui periode waktu yang lama, akhirnya kita dapat menemukan sepeda yang telah terbentuk ini."

Sekarang anda akan berkata, "Oh Tidak mungkin. Itu sangat konyol. Ini adalah gila" Setiap orang tahu bahwa sepeda berasal dari pabrik. Seseorang harus "merancang" sepeda itu, seseorang harus menggambarnya dan kemudian memperhitungkan bagaimana sepeda itu dibentuk. Lalu setiap bagian dari sepeda itu dibuat dengan sangat teliti. Setelah itu, semua bagian yang terpisah tadi harus disatukan dengan baik. Kemuidan harus dicat, dan selanjutnya. Dan akhirnya kita mendapatkan sebuah sepeda yang indah.

Benarkah begitu? Bukankah begitu? Sekarang mari kita melihat tanaman yang ada di pojok kamar anda atau pohon yang ada diluar sana. Lihatlah daun-daun pohon itu, betapa indahnya dan rumitnya daun-daun itu. Lihatlah bunga yang berkembang dari pohon tersebut, dan jika itu adalah bunga yang beraroma ciumlah wanginya. Lihatlah betapa indahnya. Bagaimana tumbuhan itu dapat tercipta? Apakah itu juga dari proses ribuan atau bahkan jutaan tahun, melalui waktu yang panjang, hanya merupakan reaksi dari molekul-molekul yang bertabrakan satu dengan yang lainnya, atau interaksi atom yang satu dengan atom lainnya, sehingga akhirnya muncullah tanaman yang indah itu dengan bunga indah yang harum?

Apakah menurut anda bisa juga hal itu terjadi? Kalau memang begitu, mengapa sepeda tidak? Sepeda tidaklah serumit bunga yang harum menawan dengan warna kelopaknya yang indah, dan semua bagian penting lainnya yang anda lihat pada sebuah tanaman ketika anda menelitinya dengan seksama. Ini semua jauh lebih rumit daripada sekedar sepeda. Dan jika tanaman bukan berasal dari suatu kekosongan, setelah melewati jangka waktu yang panjang, tentulah kita dapat percaya bahwa sepeda juga bukan berasal dari suatu kekosongan.

Sekarang anda akan berkata, "Ah, sudahlah. Jangan berkata sesuatu yang tidak wajar." Kenyataannya adalah jika sepeda adalah sesuatu barang yang mengandung ide atau pemikiran dan perancangan dan kemudian pembuatan, adalah sewajarnya bila kita memperkirakan ada seorang Pencipta yang merancang tanaman itu, bunga yang indah itu, dll. Seseorang harus merangcangnya, membuatnya, seseorang harus menciptakannya. Ini pasti mengikuti cara yang sama.

Maka dengan demikian, tentu saja ada Sang Pencipta. Sama seperti adanya sesorang yang merancang dan memikirkan pembuatan sepeda itu, maka tentunya harus ada seseorang Pencipta yang merancang dan pada akhirnya membuat bunga, pohon-pohonan dan binatang-binatang, dan ikan-ikan dan burung-burung dan juga manusia itu sendiri. Pastilah ada Sang Pencipta yang agung itu.

Itulah yang dimaksud oleh kitab Kejadian 1:1. Ayat ini membahas tentang Sang Pencipta. Pencipta itu adalah Allah sendiri. Pada tahap ini Alkitab tidak menjelaskan tentang siapakah Allah itu lebih jauh lagi. Tetapi disitu dengan jelas dikatakan bahwa "Allah" itu ada. Jadi kita harus terus mempelajari tentang Allah dengan seksama. Dan Alkitab dengan sangat indah akan menceritakan kepada kita siapa Allah ini.

Kita belajar dari ayat ini bahwa Allah itu ada. Dan Alkitab tidak berkata, "Pada mulanya satu allah menciptakan langit dan bumi", tetapi Alkitab berkata, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Dan menciptakan disini berarti membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, dari sesuatu yang kosong menjadi ada. Para ilmuwan boleh berbicara tentang teori "ledakan dahsyat" (teori big bang) tetapi mereka tidak dapat menjelaskan darimana zat tersebut berasal. Lagipula jika anda memperhatikan rancangan dari tata surya ini maka kita akan menemukan sebuah rancangan yang sangat sempurna. Jarak antara Bumi dan Matahari telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat menyokong kehidupan. Jika orbit Bumi berada 10% lebih dekat kepada Matahari maka kita semua akan mati kepanasan. Jika orbit Bumi berada 10% lebih jauh dari Matahari maka kita semua akan mati kedinginan. Semua hal ini bukanlah suatu kebetulan atau untungan-untungan tetapi Tuhan-lah yang merancang semua ini dengan sangat sempurna.


"He loveth Righteousness and Judgment: the earth is full of the goodness of the LORD." (Psalm 33:5)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

Senin, 13 April 2009

TUHAN BERFIRMAN DALAM PERUMPAMAAN

"Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri." (Markus 4:33-34)


Alkitab mengatakan bahwa Tuhan berbicara dalam perumpamaan-perumpamaan. Kadang-kadang Tuhan bercerita seperti misalnya dalam perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus di Lukas pasal 16. Itu hanyalah sebuah cerita perumpamaan, dan kita harus mencari arti rohaninya. Tetapi seringnya adalah peristiwa bersejarah yang benar-benar terjadi secara fisik, seperti misalnya ketika Ia membangkitkan Lazarus dari antara orang mati (Yohanes 11). Dan kebangkitan tubuh Lazarus adalah gambaran yang dramatis dari bagaimana kita dibangkitkan dari kematian rohani ke dalam kehidupan rohani.

Di dalam Alkitab Allah menggunakan beberapa orang sebagai gambaran, atau tipe, dari Kristus. Sebagai contoh, ketika Musa membawa anak-anak Israel keluar dari Mesir menuju Laut Merah, disitu Musa dijadikan gambaran dari Tuhan Yesus Kristus. Dia bukan Kristus tetapi dia adalah gambaran dari Kristus. Itu adalah perumpamaan bersejarah yang pernah benar-benar terjadi secara fisik. Seiring dengan itu, di tempat-tempat lain Musa digunakan sebagai gambaran dari Hukum Allah. Contohnya ketika Musa memukul Gunung Batu dan keluar air dari situ (Keluaran 17:6), ia adalah gambaran dari Hukum Allah, yang memukul Tuhan Yesus yang dilukiskan sebagai Gunung Batu, dan kemudian Injil mengalir keluar dari-Nya. Tuhan Yesus yang tidak berdosa telah menjadi berdosa untuk kita, dan Ia dipukul oleh hukum untuk menyelamatkan kita.

Juga beberapa kali Kristus menggunakan nama dari seseorang, tetapi Ia tidak menjadi orang itu. Sebagai contoh kita baca dalam kitab Yehezkiel 37:24-25 demikian:

"Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal, ya, mereka, anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya."

Ayat ini tidak berbicara tentang raja Daud, tapi sedang berbicara tentang Kristus yang memerintah sebagai Raja untuk selama-lamanya. Di dalam Alkitab Kristus mempunyai banyak nama, Ia menyebut diri-Nya sendiri "Yang Setia dan Yang Benar" (Wahyu 19:11), "Firman Allah" (Efesus 6:17; 1 Petrus 1:23, Wahyu 19:13), "Yesus" (Lukas 1:31), "Tuhan Semesta Alam" (1 Samuel 17:45, Yeremia 51:19), "Daud" (Yesaya 9:7), "Yakub" (Lukas 1:33, Roma 11:26), dll. Konteks dan hubungan kalimatnya akan menentukan apakah itu sedang berbicara tentang Tuhan Yesus atau Yakub atau Daud.

Kita harus bertanya beberapa pertanyaan seperti: "Apakah tujuan dari Alkitab?" Dan dalam kitab 2 Timotius 3:16 kita membaca demikian:

"Segala [semua] tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

Apakah sifat dari Alkitab? Itu adalah Injil. Alkitab memberitahukan kita tentang kebutuhan manusia yang terbesar, bahwa kita semua berada di bawah murka Allah karena dosa-dosa kita, dan kita semua dengan sangat gawat betul-betul membutuhkan Seorang Penebus. Sekarang apakah yang diajarkan Yesus dalam perumpamaan? Mengapa Ia mengatakan dalam kitab Markus 4:30-31 demikian:

"Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi ..."

Dan Lukas 13:20 menyatakan demikian:

"Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?" Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Kemudian perhatikan penjelasan Yesus kepada murid-murid dalam kitab Markus 4:9-13 demikian:

"Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?"

Orang-orang yang telah diselamatkan akan melihat kebenaran rohani dari perumpamaan-perumpamaan ini di dalam Alkitab. Kristus adalah Firman Allah. Kita harus mendengarkan apa yang dikatakan Allah di dalam Firman Allah. Mengapa Kristus membangkitkan Lazarus dari dalam kubur? Apa untungnya bagi Lazarus? Ia telah berada di dalam Surga, jadi untuk kembali lagi ke dunia itu bukan merupakan suatu berkat baginya. Tetapi dalam kitab Yohanes 11:25 kita membaca demikian:

"Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati"

Nah, disini Tuhan bukan sedang berbicara tentang kematian dan kebangkitan secara fisik. Disini Tuhan sedang menunjuk pada kenyataan yang sangat indah bahwa Ia membangkitkan orang-orang dari kematian rohani ke dalam kehidupan rohani, yang digambarkan melalui kebangkitan jasmani Lazarus. Di dalam Kristus kita memiliki hidup yang kekal walaupun kita sudah mati karena dosa-dosa kita.

Kitab Efesus 2:1-5 menjelaskan demikian:

"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa [yaitu Iblis], yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita --oleh kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan--"

Dan 1 Korintus 15:22 berkata demikian:

"Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus."

Ini sedang berbicara tentang kematian rohani. Ada banyak ahli teologi yang berpikir membangkitkan Lazarus itu hanyalah kebangkitan jasmani dari tubuh Lazarus, akan tetapi sayang sekali mereka telah kehilangan bagian yang terbesar dari Injil. Itu adalah salah satu gambaran terbaik yang ditawarkan Alkitab tentang bagaimana kita dapat menjadi diselamatkan. Itu juga menunjukkan kalau kita tidak dapat menolong diri kita sendiri dalam hal keselamatan. Yesus berdiri di luar kubur dan berkata, "Lazarus, marilah keluar" (Yohanes 11:43).

Sekarang apakah Yesus membangkitkan Lazarus untuk membuktikan kalau Ia mampu membuat mujizat-mujizat? Jawabannya adalah Tidak. Kristus sudah membuat banyak mujizat. Ia telah berjalan di atas air (Yohanes 6:19), melipat-gandakan roti dan ikan (Matius 14:19), merubah air menjadi anggur (Yohanes 2), dll. Kalau anda tidak dapat melihat Injil disitu, itu sangat disayangkan karena anda tidak mendapatkan berkat yang terbaik dari Alkitab.

Alkitab adalah Firman Allah yang hidup, oleh karena itu walaupun kita belum mengerti beberapa ayat yang aneh dan sulit, kita mengetahui itu ada tujuannya, yaitu untuk mengajarkan Injil kepada kita. Kita harus tetap mencari dan membandingkan Ayat yang satu dengan Ayat yang lain di dalam seluruh Alkitab sampai kita dapat menemukan Injil Kristus didalamnya. Kalau kita tidak dapat melihat perumpamaan-perumpamaan ini maka bagi kita Alkitab hanyalah semacam buku sejarah. Akan tetapi perhatikanlah ayat-ayat berikut ini:

Dalam kitab Yohanes 5:39 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"

Dan Lukas 24:27 mencatat demikian:

"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi."

Dan dalam Matius 5:17 Kristus menyatakan demikian:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk MENGGENAPINYA."


"That all the people of the earth may know that the LORD is God, and that there is none else" (1 Kings 8:60)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



DOMBA PASKAH

"Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah. Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi. Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi. Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu." (Keluaran 12:21-24)


Dalam rangka meyakinkan orang Mesir bahwa umat Israel akan pergi, maka Tuhan akan membunuh anak sulung dari semua orang Mesir. Pada waktu itu bangsa Israel ada di tanah Mesir sebagai budak Firaun. Dan orang Mesir akan mengetahui bahwa tragedi yang mengerikan ini terjadi atas mereka karena mereka melawan Allah Israel, dan pada hari berikutnya mereka akan mengusir umat Israel keluar dari Mesir.

Dalam mempersiapkan peristiwa ini, Allah melembagakan hari perjamuan Perjanjian Lama yang dinamakan Paskah. Pada sore hari sebelum orang Israel meninggalkan Mesir, mereka diperintahkan untuk bersiap-siap bepergian. Mereka diperintahkan untuk membunuh dan memanggang domba atau kambing, memakan habis semuanya malam itu, dan membubuhkan darahnya di tiang-tiang pintu dan ambang-ambang pintu rumah mereka. Sehingga ketika malaikat kematian melewati tanah Mesir dan membunuh semua anak-anak sulung mereka, malaikat itu akan melihat darah di tiang-tiang pintu orang Ibrani, dan melewati rumahnya dan tidak membunuh anak sulungnya.

Ini adalah gambaran dari keselamatan. Domba yang dimakan umat Israel melambangkan Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberikan nyawa-Nya, yakni Ia mencurahkan darah-Nya, yang merupakan gaya bahasa yang menunjukkan bahwa Ia menanggung kematian kedua, kutukan kekal, bagi orang-orang yang percaya. Ini berarti bahwa apabila kita percaya dalam Kristus demi keselamatan kita, maka Allah tidak akan membawa penghakiman ke atas kita. Allah melihat darah Kristus, dan Ia melihat bahwa Kristus sudah membayar upah dosa-dosa kita.

Disisi yang lain, tidak ada darah di tiang-tiang pintu rumah orang Mesir, dan jadi malaikat kematian membunuh semua anak-anak sulung mereka. Ini adalah gambaran dari murka Allah yang berada di atas orang-orang yang tidak diselamatkan karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka. Akan tetapi kita tidak lagi merayakan hari raya Paskah Perjanjian Lama. Paskah ini adalah bagian dari hukum upacara. Itu adalah sebuah tanda atau "bayangan" yang menunjuk pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

Ketika Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus, dalam kitab Yohanes 1:29 kita membaca demikian:

"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia."

Dengan kata lain Yohanes sedang menyatakan, "Inilah Anak Domba Paskah yang disediakan oleh Allah", yang akan memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan semua orang yang Allah sudah rencanakan untuk Ia selamatkan. Sekarang Kristus sudah memberikan nyawa-Nya, Ia sudah mencurahkan darah-Nya untuk melindungi kita, jadi kita tidak lagi merayakan Paskah Perjanjian Lama. Ketika kita membaca tentang Paskah itu kita mencoba untuk mengerti arti rohaninya, tetapi kita tidak merayakannya lagi dengan memotong seekor Domba atau Kambing.


"For the earth shall be filled with the knowledge of the glory of the LORD, as the waters cover the sea" (Habakkuk 2:14)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



SUNAT ROHANI

"Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk."
(Ulangan 10:16)

"Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu ..."
(Yeremia 4:4)

"Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup."
(Ulangan 30:6)

"Kepada siapakah aku harus berbicara dan bersaksi, supaya mereka mau memperhatikan? Sungguh, telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman TUHAN menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya!" (Yeremia 6:10)

"Lihat, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku menghukum orang-orang yang telah bersunat kulit khatannya: orang Mesir, orang Yehuda, orang Edom, bani Amon, orang Moab dan semua orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling, orang-orang yang diam di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya." (Yeremia 9:25-26)

"Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak seorangpun dari orang-orang asing yang hatinya dan dagingnya tidak bersunat, boleh masuk dalam tempat kudus-Ku, ya setiap orang asing yang ada di tengah-tengah orang Israel." (Yehezkiel 44:9)

"Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar [yaitu Kristus], yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh." (Kis. 7:51-52)

"Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa" (Kolose 2:11)

"Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. (Filipi 3:2-3)

"Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat [jasmani], hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus." (Galatia 6:12)

"Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harafiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah [yaitu biarlah Allah yang dipuji bukan manusia]." (Roma 2:28-29)



ADONAN BARU


"Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu Kemurnian dan Kebenaran." (1 Korintus 5:7-8)


Kristus dibangkitkan pada hari Minggu pagi setelah perayaan Paskah Perjanjian Lama pada tahun 33 Masehi. Dan umat Yahudi merayakan Paskah Perjanjian Lama (Passover) ini pada suatu hari tertentu, yakni hari yang ke-14 pada bulan yang pertama menurut penanggalan Yahudi, yaitu bulan Abib. Tetapi gereja Perjanjian Baru memutuskan apabila kita akan merayakan Paskah (Easter), kita tidak mau merayakannya pada akhir pekan yang sama dengan Paskah Perjanjian Lama. Oleh karena itu, mereka memilih hari Minggu yang lain. Jadi pada hari Minggu kita merayakan Paskah sebagai kebangkitan Kristus itu adalah satu atau dua minggu lebih awal daripada Paskah dimana Kristus sebenarnya bangkit pada tahun 33 Masehi. Akan tetapi pada kenyataannya, kita merayakan Paskah, yaitu peristiwa kebangkitan Kristus, pada setiap hari Minggu Sabat -- sebab kebangkitan Kristus terjadi pada hari Minggu pagi.

Ketika kita mengadakan kebaktian rohani pada hari Minggu, kita bersyukur karena kenyataan bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Dan itu adalah suatu gambaran yang indah tentang keselamatan.

Ketika Tuhan mulai membentuk suatu organisasi, yaitu bangsa Israel, Tuhan menyuruh mereka untuk merayakan Paskah Perjanjian Lama. Itu adalah bagian dari hukum upacara yang harus dijalankan selama era Perjanjian Lama sampai kedatangan Mesias. Akan tetapi sebelum terbentuknya organisasi bangsa Israel, orang-orang yang percaya seperti Adam, Henokh, Nuh dan Abraham menyembah Tuhan secara individu, mereka tidak merayakan Paskah. Upacara Paskah ini hanya dapat dirayakan di dalam sebuah organisasi yang membutuhkan kepimpinan rohani. Jadi perayaan Paskah sama seperti sunat jasmani dan banyak peraturan-peraturan yang lain adalah bagian dari hukum tata cara ibadah Perjanjian Lama yang harus dijalankan oleh bangsa Israel kuno.

Ketika Tuhan meninggalkan bangsa Israel sebagai suatu organisasi dan mulai membangun organisasi gereja-gereja Perjanjian Baru, Tuhan memberikan beberapa hukum upacara yang mirip, yaitu upacara baptis air dan perjamuan kudus. Ada perbedaan-perbedaan tetapi upacara-upacara ini sangat mirip. Pada kenyataannya, upacara Perjamuan Kudus yang pertama dirayakan ketika Kristus merayakan Paskah yang terakhir (Matius 26, Markus 14, Lukas 22).

Upacara Perjamuan Kudus ini juga harus dirayakan dalam sebuah organisasi yang membutuhkan kepimpinan rohani. Ini adalah sebuah hukum upacara yang memberikan gambaran atau perumpamaan tentang salah satu aspek dari keselamatan. Dan upacara baptis air juga merupakan hal yang sama. Tetapi ketika Tuhan meninggalkan organisasi gereja-gereja Perjanjian Baru dan mulai memberitakan Injil Anugrah diluar lingkungan gereja melalui program "hujan akhir" atau "hujan akhir musim" (latter rain), masa kerja gereja Perjanjian Baru sudah berakhir. Jadi kita tidak bisa memiliki pemimpin rohani untuk menjalankan hal-hal ini lagi (Yesaya 3:6-9).

Sekarang kita telah kembali kepada zaman Nuh dan Abraham, dan kita tidak lagi menjalankan hukum-hukum upacara, kita hanya melihat arti rohaninya saja. Harap diperhatikan bahwa hukum-hukum upacara tidak pernah menjadi pra-syarat bagi keselamatan, hal ini hanyalah "tanda" atau peringatan atau bayangan yang menunjuk kepada suatu aspek dari keselamatan. Sekarang ini kita harus berfokus seluruhnya kepada Firman Tuhan. Kita berfokus kepada Alkitab, Alkitab dan Alkitab, karena Tuhan menyelamatkan melalui lingkungan yang baik untuk mendengarkan Firman-Nya, Alkitab, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Dalam kitab Roma 10:17 kita membaca demikian:

"Jadi, iman [yaitu kata yang sama dengan keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus [Firman Tuhan - KJV]."


"Let the word of Christ dwell in you richly in all wisdom; teaching and admonishing one another in psalms and hymns and spiritual songs, singing with grace in your hearts to the Lord" (Colossians 3:16)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.