Entri Populer

Minggu, 14 Desember 2008

DOMBA KELU

"Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka
mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk
domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia
tidak membuka mulutnya." (Yesaya 53:7)


Ini adalah ayat yang sangat mengagumkan di dalam kitab Perjanjian Lama
yang ditulis kira-kira 700 tahun sebelum peristiwa kayu salib terjadi.
Dan disini kita menemukan bahwa Tuhan Yesus, Juruselamat kita,
di-umpamakan sebagai seekor anak domba yang berdiri di hadapan
penjagal yang akan membunuhnya. Atau seperti seekor domba yang berada
di depan tukang gunting bulu yang akan menggunting bulu wol dari domba
itu. Dan Ia tidak pernah membuka mulut-Nya. Ia tidak pernah
mengucapkan suatu perkataanpun.

Jika anda pernah memiliki seekor domba, dan anda pernah menyaksikan
domba itu dibunuh, atau jika anda pernah menyaksikan bagaimana caranya
bulu wol itu dicukur dari punggung domba-domba itu, maka anda akan
melihat bahwa domba-domba itu tidak pernah mengembik. Domba itu tidak
pernah membuat suara apapun. Ini adalah suatu binatang yang sangat
aneh. Seekor domba adalah kebalikan dari seekor babi. Jika anda pernah
punya seekor babi, anda akan tahu bahwa jika anda hanya menyentuh dia
saja maka ia akan memekik. Dan jika anda memegang seekor babi di
telinganya, ia akan memekik seperti ia akan dibunuh. Atau jika anda
memegang seekor babi bagaimanapun juga, babi itu akan memekik. Seluruh
keberadaannya sedang terancam.

Tetapi seekor domba sama sekali berbeda. Domba adalah suatu binatang
yang tidak akan pernah menjerit meskipun dia terluka. Dia tidak pernah
akan merengek, dia tidak pernah akan mengembik. Ketika ia dibantai,
tak ada satu bunyipun yang muncul dari domba-domba itu. Ketika ia
dicukur bulu wolnya, tidak ada satu bunyipun yang keluar dari
domba-domba ini. Nah, ini adalah salah satu penyebab mengapa Allah
menggunakan gambaran seekor anak domba ketika membahas tentang Tuhan
Yesus Kristus ketika Ia pergi ke kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.

Ketika Kristus berdiri di hadapan para penuduh-Nya, sedang diadili
untuk kehidupan-Nya, berdiri di depan hakim Romawi yaitu Pilatus, dan
para pemimpin agama Yahudi menuduh-Nya, mengatakan kepada Pilatus
bahwa Ia harus disalibkan, bahwa Ia harus dibunuh, harus di-eksekusi,
bahwa Ia telah melakukan kejahatan-kejahatan yang menyeramkan. Dan
disitu Yesus berdiri, dan belum pernah melakukan dosa apapun, atau
kejahatan apapun. Ia adalah seorang manusia yang sama sekali sempurna.
Tidak ada satupun manusia lainnya yang begitu sempurna seperti Tuhan
Yesus Kristus.

Kemudian karena mereka tidak bisa benar-benar membuktikan
kejahatan-kejahatan yang nyata, mereka mengajukan saksi-saksi palsu
terhadap Yesus, yang menuduh Dia dengan berbagai kejahatan yang tidak
pernah dilakukan-Nya. Dan herannya, kita menemukan bahwa Ia tidak
pernah membuka mulut-Nya. Ia tidak pernah mengeluh kepada Pilatus,
sang Hakim itu. Ia tidak pernah menolak dan berkata, "Itu tidak
demikian. Aku tidak melakukan kejahatan-kejahatan itu."

Mengapa demikian? Mengapa Ia tidak membuka mulut-Nya pada saat
diadili? Mengapa Ia membiarkan diri-Nya untuk disalib seperti seekor
anak domba yang dibunuh, seperti seekor domba yang dicukur bulunya,
tidak pernah Ia membuat suatu bunyipun. Mengapa Yesus rela mati dengan
cara ini, tanpa menolak?

Anda lihat, ada suatu alasan yang nyata untuk hal ini. Tuhan Yesus
adalah bersalah. Itu bukan karena Ia telah melakukan dosa. Ia adalah
tanpa dosa. Tetapi ingat kita membaca dalam kitab 2 Korintus 5:21
demikian:

"Dia [yaitu Kristus] yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya [yaitu
dibuat oleh Allah Bapa] menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah."

Dengan kata lain, Allah telah menimpakan ke atas-Nya
kejahatan-kejahatan kita sekalian. Dan Pontius Pilatus, hakim Romawi
itu, tidak mengerti akan hal ini. Ia melihat Yesus sebagai seorang
manusia yang tidak bersalah. Ketika kita melihat catatan di dalam
Perjanjian Baru tentang peristiwa penyaliban kita menemukan bahwa
Pilatus dalam seketika mencoba untuk membebaskan Yesus. Ia adalah
seorang hakim yang adil dan menyadari bahwa Yesus tidak pernah
melakukan kejahatan. Sedangkan kaum Farisi, para pemimpin Yahudi,
ketika mereka tidak bisa menemukan kejahatan-kejahatan yang nyata,
maka mereka membawa saksi-saksi yang palsu. Mereka juga tidak dapat
melihat bahwa sebenarnya Yesus telah dibebani oleh kejahatan-kejahatan
kita.

Ketika Yesus berdiri disana di hadapan Pilatus, yaitu seseorang yang
mewakili Allah sebagai Hakim, Yesus berdiri bersalah. Ia bersalah atas
semua dosa-dosa saya, Ia bersalah atas semua dosa-dosa anda, jika anda
adalah seorang yang percaya. Dan Tuhan Allah telah menimpakan ke
atas-Nya kejahatan-kejahatan kita semua, yaitu dosa dari semua orang
yang akan percaya kepada-Nya. Dan itulah sebabnya mengapa ketika Ia
dituduh berdosa, ketika Ia dituduh dengan pelanggaran-pelanggaran,
tentang tindakan-tindakan yang jahat, Ia tidak pernah membuka
mulut-Nya, sebab Ia berdiri bersalah. Ia tidak bisa berteriak,
"Lepaskan Aku, lepaskan Aku, Aku tidak bersalah."

Akan tetapi ingat, Dia sendiri tidak pernah melakukan suatu kejahatan
apapun. Dia sendiri tidak pernah berdosa terhadap Allah. Tetapi Ia
berdiri di hadapan Allah pada waktu itu seolah-olah Ia telah melakukan
semua dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan ini, sebab Ia telah
menanggung ke atas diri-Nya segala kejahatan-kejahatan kita.

Oh, kasih Allah yang begitu mengagumkan sampai Tuhan Yesus mau
melakukan hal ini. Kita tidak dapat memahami sepenuhnya bagaimana
Allah dapat mengasihi kita sedemikian besarnya, sehingga Dia sendiri
dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus mau menanggungkan kepada diri-Nya
semua upah dari dosa-dosa kita. -- Itu adalah kasih yang tidak pantas
kita dapatkan. Tetapi itulah persisnya apa yang dilakukan oleh Tuhan
Yesus.

Saya berharap anda mulai dapat melihat bagaimana indahnya keselamatan
ini. Saya berharap anda mulai mau memikirkan dosa-dosa anda, dan
menyadari fakta bahwa ada suatu Hari Penghakiman yang akan datang, ada
hukuman abadi yang harus dilunasi. Kita harus menyadari bahwa hanya
dengan berbalik kepada Allah akan ada suatu Jalan keluar. Memohonlah
dengan keras kepada Allah untuk kemurahan hati-Nya untuk belas
kasihan-Nya. Pergilah kepada Allah supaya Ia mencurahkan kemurahan
hati-Nya kepada anda, supaya anda tidak harus pergi ke Neraka untuk
membayar dosa-dosa anda.

Pengadilan Allah adalah sangat nyata. Kutukan abadi di dalam kekekalan
adalah sangat nyata. Tidak ada manusia yang dapat melepaskan diri
kecuali ia telah menemukan Seseorang yang sempurna untuk mengambil
tempat hukumannya. Dan satu-satunya yang telah mengambil tempat kita,
yang telah dipersiapkan oleh Allah untuk mengambil tempat kita, adalah
Tuhan Yesus Kristus.

Dan itulah mengapa sangat indah bahwa kita dapat membaca Alkitab, dan
dapat mempelajari kebenaran-kebenaran yang sangat indah dari Sabda
Tuhan, bahwa kita memiliki seorang Juruselamat, bahwa ada Seseorang
yang telah datang untuk menyelamatkan kita dari murka Allah karena
dosa, menyelamatkan kita dari kutukan yang abadi.

Kristus dengan sepenuh hati mematuhi Allah. Dan Allah telah
mengutus-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Ingatlah ayat yang kita
baca dalam kitab Yohanes 3:16-18 demikian:

"Karena begitu besar [yaitu dengan cara ini] kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia [pada
waktu itu]bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak
akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah
hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."

Allah telah mengaruniakan anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus, supaya kita
dapat diselamatkan. Dan betapa saya berharap bahwa anda diselamatkan
juga. Saya berharap bahwa anda akan mulai untuk memahami sepenuhnya
betapa pentingnya supaya Yesus Kristus menjadi Raja dan Juruselamat anda.


"O LORD, thou art my God; I will exalt thee, I will praise thy Name;
for thou hast done wonderful things; thy counsels of old are
Faithfulness and Truth." (Isaiah 25:1)





PAKAIAN ASING

Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya bin Kusyi bin Gedalya bin
Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda. "Aku akan
menyapu bersih segala-galanya dari atas muka bumi, demikianlah firman
TUHAN. Aku akan menyapu manusia dan hewan; Aku akan menyapu
burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut. Aku akan merebahkan
orang-orang fasik dan akan melenyapkan manusia dari atas muka bumi,
demikianlah firman TUHAN.

Aku akan mengacungkan tangan-Ku terhadap YEHUDA dan terhadap segenap
penduduk YERUSALEM. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa
Baal dan nama para imam berhala, juga mereka yang sujud menyembah di
atas sotoh kepada TENTARA LANGIT dan mereka yang menyembah dengan
bersumpah setia kepada TUHAN, namun di samping itu bersumpah demi Dewa
Milkom, serta mereka yang berbalik dari pada TUHAN, yang tidak mencari
TUHAN dan tidak menanyakan petunjuk-Nya."

Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat.
Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban dan telah menguduskan
para undangan-Nya. "Pada hari perjamuan korban TUHAN itu Aku akan
menghukum para pemuka, para anak-anak raja dan semua orang yang
memakai PAKAIAN ASING. Aku akan menghukum pada hari itu semua orang
yang melompati ambang pintu dan memenuhi istana tuan mereka dengan
kekerasan dan penipuan.

Maka pada hari itu, demikianlah firman TUHAN, akan terdengar teriakan
dari Pintu Gerbang Ikan dan ratapan dari perkampungan baru dan bunyi
keruntuhan hebat dari bukit-bukit. Merataplah, hai penduduk
perkampungan Lumpang! Sebab telah habis segenap kaum PEDAGANG, telah
lenyap segenap penimbang perak.

Pada waktu itu Aku akan menggeledah Yerusalem dengan memakai obor dan
akan menghukum orang-orang yang telah mengental seperti anggur di atas
endapannya dan yang berkata dalam hatinya: TUHAN tidak berbuat baik
dan tidak berbuat jahat!

Maka harta kekayaannya akan dirampas dan rumah-rumahnya akan menjadi
sunyi sepi. Apabila mereka mendirikan rumah, mereka tidak akan
mendiaminya; apabila mereka membuat kebun anggur, mereka tidak akan
minum anggurnya." Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat
dan datang dengan cepat sekali! Dengar, hari TUHAN pahit, pahlawanpun
akan menangis.

Hari kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan
dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam,
hari peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang
berkubu dan terhadap menara penjuru yang TINGGI.

Aku akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang
buta [=buta rohani], sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN. Darah
mereka akan tercurah seperti debu dan usus mereka seperti tahi. Mereka
tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas mereka pada hari
kegemasan TUHAN, dan seluruh bumi akan dimakan habis oleh api
cemburu-Nya; sebab kebinasaan, malah kebinasaan dahsyat diadakan-Nya
terhadap segenap penduduk bumi. (Zefanya 1:1-18)




ORANG-ORANG RAKSASA

"maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu
cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara
perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka ........ Pada
waktu itu orang-orang raksasa [nephalim] ada di bumi, dan juga pada
waktu sesudahnya [yaitu mereka akan terus berada di dunia sampai saat
sekarang ini], ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan
manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka;
inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang
yang kenamaan." (Kejadian 6:2, 4)


Ungkapan "raksasa" di ayat ini dalam bahasa aslinya adalah kata Ibrani
"nephalim", dan kata ini mempunyai bentuk jamak yang berarti
"orang-orang yang jatuh". Kata itu berasal dari kata kerja "naphal"
yang berarti "jatuh".

Di dalam ayat ini Allah menjelaskan siapakah mereka itu. Mereka adalah
--orang-orang yang kenamaan--, atau orang-orang yang mempunyai nama
besar (raksasa). Mereka itu setara dengan siapapun yang terkenal atau
kenamaan pada hari ini, seperti misalnya seorang artis terkenal,
petinju terkenal, pemain sepak bola terkenal, ilmuwan yang hebat, atau
pemimpin-pemimpin dan guru-guru yang kenamaan di dalam jemaat.

Masalahnya adalah titik utama mereka bukan lagi tertuju kepada
kerajaan Allah atau betapa agungnya Allah itu, titik utama mereka
adalah pada manusia dan betapa hebatnya manusia, sama seperti yang
banyak terjadi pada hari kita sekarang ini. Kebanyakan titik utama
dari dunia ini adalah apa yang manusia dapat lakukan, dan hanya ada
sedikit yang memusatkan perhatiannya pada apa yang Allah dapat lakukan.

Ini bukan menunjuk pada perkawinan campur antara malaikat dan manusia,
kita semua diciptakan "menurut jenisnya" masing-masing (Kejadian 1).
Manusia akan selalu melahirkan manusia, gajah akan selalu melahirkan
gajah, ikan akan selalu melahirkan ikan, dstnya. Adalah tidak mungkin
bagi manusia untuk melahirkan anak gajah, atau ikan melahirkan anak
kelinci. Segala sesuatu tetap sama seperti yang Allah ciptakan menurut
jenisnya masing-masing sejak saat permulaan dahulu dan terus berlanjut
sampai saat sekarang ini.

Ada ahli-ahli teologi yang tidak mengerti Alkitab dan mereka membaca
beberapa ayat dalam kitab Kejadian pasal 6 dan berpikir bahwa telah
terjadi perkawinan campuran antara malaikat dan manusia sehingga
menghasilkan anak-anak raksasa. Tetapi gagasan seperti itu sangat
mustahil, tidak ada kemungkinannya bahwa hal itu dapat terjadi karena
malaikat adalah ciptaan yang sangat berbeda dengan manusia.

Manusia diciptakan dalam "gambar dan rupa Allah" (Kejadian 1:26-27)
dan malaikat diciptakan sebagai roh-roh yang melayani. Malaikat yang
menikah dengan manusia itu sama tidak mungkinnya dengan gajah yang
menikahi kelinci. Mereka adalah dua macam jenis mahluk yang begitu
berbeda. Jadi pikiran seperti itu adalah mustahil, hal itu tidak
mungkin pernah terjadi.

Alkitab adalah penjelas dari Alkitab, jadi kita harus belajar dari
Alkitab -- membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain.
Sekarang pertanyaannya adalah siapakah "anak-anak Allah" ? Ketika kita
menjadi diselamatkan kita diangkat menjadi anak di dalam keluarga
Allah. Seperti misalnya kitab Roma 8:14-15 menjelaskan demikian:

"Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu
tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh
Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Hubungan manusia dengan Allah menjadi retak karena dosa, akan tetapi
ketika kita menjadi diselamatkan, kita diangkat kembali ke dalam
keluarga besar Allah. Jadi ungkapan "anak-anak Allah" menunjuk kepada
orang-orang percaya yang sejati.

Sedangkan ungkapan "anak-anak perempuan manusia" menunjuk kepada
orang-orang dunia yang tidak diselamatkan. Dan dalam kitab 2 Korintus
6:14 Tuhan berkata demikian:

"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara
kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu
dengan gelap?"

Jadi "Anak-anak Allah" yaitu orang-orang yang percaya, melihat
"anak-anak perempuan manusia yang cantik-cantik", yaitu orang-orang
yang tidak percaya, bahwa mereka baik, sopan, bermoral, dsbnya, dan
mereka menjadi terlibat dalam jalinan kasih dengan mereka, dan
kemudian menikah. Tetapi mereka melanggar hukum Allah bahwa kita
"tidak boleh menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tidak percaya".

Lebih jauh kita membaca di Kejadian 6 tentang akibat dari apa yang
mereka lakukan, yaitu kejahatan semakin bertambah banyak. Di ayat 5
kita baca:

"Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa
segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,"

Kejahatan manusia telah menjadi begitu hebatnya di zaman Nuh sehingga
Allah menghancurkan seluruh muka bumi dengan air bah -- semua
gunung-gunung dan pohon-pohon yang tertinggi di kolong langit ditutupi
oleh air. Dan Allah hanya menyelamatkan sedikit sekali orang, hanya
ada delapan jiwa yang diselamatkan, yaitu Nuh dan tiga orang
anak-anaknya beserta isteri-isteri mereka. Dan sejarah akan mengulang
dirinya kembali di akhir zaman.


"All scripture is given by inspiration of God, and is profitable for
doctrine, for reproof, for correction, for instruction in
righteousness" (2 Timothy 3:16)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




KERAJAAN ALLAH


"Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti
kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai
kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap."
(Yesaya 55:13)


Dalam ayat ini Allah sedang mengajarkan bahwa selagi Injil diberitakan
kepada suatu bangsa, maka hal-hal yang berdosa, hal-hal yang merupakan
pemberontakan terhadap Allah, hal-hal yang tidak berguna, akan
digantikan dengan hal-hal yang dapat membawa berkat. Sama seperti
pohon yang kuat dan produktif yang dapat membawa berkat, maka Injil di
dalam hati orang-orang yang percaya dalam Kristus dapat membawa berkat
kepada bangsa yang sedang mendengarkan Injil.

Bangsa besar mana saja di dunia tidak bisa lebih diberkati daripada
ketika Injil masuk ke negeri itu. Injil hanya bisa membawa hal-hal
yang baik kepada bangsa yang mana saja, karena Injil adalah Injil
Allah itu sendiri. Dan inilah apa yang Allah ingin untuk kita
percayai. Mereka yang sudah menjadi diselamatkan, mereka yang sudah
diberikan anugrah untuk percaya kepada Injil, mulai merasakan
berkat-berkat Allah.

Bagian terakhir dari ayat ini berkata:

"dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda
abadi yang tidak akan lenyap."

Apakah itu yang akan menjadi "kemasyuran bagi TUHAN"? Di dalam Alkitab
"pohon" secara rohani dapat menunjuk kepada suatu "kerajaan" atau
bangsa, dan pohon yang ditumbuhkan oleh Allah itu pada akhirnya bukan
sebuah kerajaan politis, tapi itu adalah sebuah kerajaan rohani, yaitu
Kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Sekarang, kerajaan rohani ini bukanlah
ancaman sama sekali bagi kerajaan politis manapun. Dan kerajaan rohani
ini dapat ditemukan di setiap bangsa politis di dunia ini. Kemana saja
Injil pergi dan dimana saja orang-orang berbalik kepada Kristus,
mereka sudah memasuki Kerajaan Tuhan Yesus Kristus.

Oh ya, mereka masih akan berada di bawah kepemimpinan politis sebagai
warga-negara dari bangsa itu. Dan sebagai warga-negara dari Kerajaan
Allah, mereka mau mentaati orang-orang yang memimpin atas mereka. Itu
adalah salah satu peraturan dari Kerajaan Allah (Roma 13:1, Titus 3:1,
Daniel 2:21, Amsal 21:1). Akan tetapi, mereka juga adalah anggota yang
kekal dari kerajaan rohani Allah. Dan itulah pohon besar yang sedang
bertumbuh yang disebut sebagai "pohon sanobar" atau "pohon murad" di
dalam ayat ini. Pohon itu adalah Kerajaan Allah yang kita masuki
ketika kita diselamatkan, ketika kita percaya dalam Yesus Kristus
sebagai Juruselamat kita.

Oleh karena itu, apakah saya adalah warga-negara Amerika Serikat, atau
warga-negara Cina, atau warga-negara Afrika, secara rohani kita adalah
sesama warga-negara Kerajaan Allah ketika kita menjadi diselamatkan.
Secara rohani kita adalah saudara di dalam Kristus. Secara rohani ada
kasih yang besar di antara kita. Bahkan kenyataannya, selagi Injil
disampaikan dari satu bangsa kepada bangsa yang lain, itu seringkali
menjadi wadahnya atau alatnya dimana kasih bersemi antar bangsa.

Memang ada banyak injil-injil yang berbicara tentang Tuhan Yesus
tetapi bukan merupakan Injil yang sejati. Dan sebenarnya mereka
seringkali membakar kebencian antar bangsa. Mereka seringkali mencoba
memproklamasikan bahwa bangsa yang satu lebih hebat dari bangsa yang
lain. Ada banyak injil yang mencoba untuk menunjukkan, seperti
misalnya, bahwa bangsa Israel itu semacam bangsa yang lebih superior.
Dan ada mereka yang memanggil diri mereka umat Kristen, yang
berpikiran bahwa Amerika Serikat adalah bangsa yang superior. Akan
tetapi kenyataannya adalah, ketika kita melihat kepada bangsa-bangsa
di dunia dalam penerangan Firman Allah, maka semua bangsa itu berdiri
pada landasan yang sama di hadapan Allah karena Ia tidak memandang muka.

Dan sebenarnya kita semua berada di bawah murka Allah karena dosa-dosa
kita, tetapi belas kasih Allah diulurkan kepada setiap bangsa. Dan
orang-orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan
mengetahui keselamatan.

Itulah berkat Injil yang sungguh ajaib dan indah. Dan macam bangsa
yang seperti itulah yang pada akhirnya ada dalam pandangan Allah di
ayat 13, ketika Ia berbicara tentang "semak duri" dan "kecubung" yang
digantikan oleh pohon sanobar dan pohon murad. Bukankah apa yang Allah
beritahukan kepada kita dalam firman-Nya itu sangat mengherankan? Jika
anda sudah menjadi diselamatkan, jika anda sudah menjadi seorang anak
Allah, itu berarti dimana dulu anda berada di bawah kutukan dosa,
sebagai hamba dosa, berada di bawah murka Allah, sekarang anda menjadi
anggota atau warga-negara dari Kerajaan Allah. Dan Alkitab mengatakan
bahwa kita sudah menjadi suatu Kerajaan yang Mulia, Bangsa yang Kudus,
Keimaman yang Suci. Alkitab berkata bahwa kita sudah menjadi umat
Allah sendiri.

Dalam kitab 1 Petrus 2:9-10 kita membaca demikian:

"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu
bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang
dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas
kasihan."

Itu sedang berbicara tentang suatu kerajaan rohani yang Allah akan
kembangkan, yang dilambangkan sebagai pohon sanobar atau pohon murad.
Kerajaan ini "akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai
tanda abadi yang tidak akan lenyap." Betapa mengagumkan, kita membaca
di Alkitab tentang Allah Yang Kekal, penguasa yang tertinggi di alam
semesta, Raja dari segala raja dan Tuan dari segala tuan, merendahkan
diri-Nya sendiri, mengosongkan segala kemuliaan yang dimiliki-Nya,
untuk diperkenalkan bersama dengan orang-orang di bumi ini. Itu adalah
sangat mengagumkan.

Bagaimanapun juga, lihatlah siapa kita ini. Dari sifat alamnya, kita
memberontak dan berperang melawan Allah. Akan tetapi, Allah di dalam
belas kasih-Nya yang mengherankan, telah turun ke tingkat kita. Karena
pertama-tama, dalam rangka menyelamatkan kita, itu berarti Allah harus
mengambil wujud manusia, lalu Ia harus dihukum oleh Allah atas
dosa-dosa kita. Dan lebih dari itu, setelah kita menjadi diselamatkan,
kita mengambil nama Kristus untuk diperkenalkan bersama-sama
dengan-Nya. Bayangkan, kita mengambil nama Kristus. Anda tahu apakah
sebutan untuk orang-orang yang percaya? Mereka disebut sebagai
Kristen. Dan Kristen itu berarti "keluarga Kristus". Jadi Allah
memberikan nama yang merupakan nama Allah sendiri. Nama Kristus
diberikan oleh Allah untuk diri-Nya sendiri yang berarti: "Yang
Diurapi", "Sang Mesias", yang akan memimpin sebagai Raja atas kerajaan
orang-orang yang percaya.

Sekarang kita yang sudah menjadi orang-orang yang percaya disebut
sebagai umat Kristen. Yaitu, kita mengambil nama yang dimiliki oleh
Kristus, dan kita adalah kemasyuran bagi Allah. Yaitu, kita mewakili
Kerajaan Allah di bumi ini. Kita adalah umat Allah. Lebih dari itu,
kita adalah "tanda abadi yang tidak akan lenyap."

Segala bangsa-bangsa politis yang ada pada hari sekarang ini suatu
hari akan lenyap dihancurkan. Oh, mereka tidak akan lenyap karena
bangsa politis lain akan melenyapkan mereka. Adalah benar bahwa banyak
bangsa sudah lenyap dengan cara ini. Mereka ada untuk beberapa lama,
kemudian mereka dijatuhkan oleh bangsa yang lain. Jadi keberadaan
mereka berhenti, mereka dilenyapkan. Mereka dihancurkan. Dan ini bisa
terjadi kepada bangsa yang mana saja. Akan tetapi, akan ada suatu
waktu dimana semua kerajaan atau bangsa politis akan dilenyapkan. Dan
mereka tidak akan dilenyapkan dengan dihancurkan oleh bangsa lain.
Tetapi mereka akan dilenyapkan oleh Allah sendiri (2 Petrus 3:10-13,
Matius 25:35, 1 Korintus 7:31, Wahyu 20:11, Wahyu 21:1).

Alkitab mengajarkan dengan sangat jelas bahwa pada hari yang terakhir,
setiap bangsa akan dihancurkan oleh Allah, bukan oleh bangsa-bangsa
yang lain, tetapi oleh Allah sendiri. Dan tidak ada bangsa manapun
yang akan terlewatkan. Tidak ada bangsa apapun yang diluputkan dari
kehancuran akhir ini oleh Allah. Alkitab mengajarkan bahwa seluruh
bumi ini akan dihancurkan. Seluruh alam semesta akan meleleh dengan
panas yang membara, karena akan datang suatu waktu ketika Allah akan
membangun kembali bumi ini sebagai "langit yang baru dan bumi yang
baru" yang kekal selama-lamanya, dimana tidak akan ada lagi dosa,
tidak akan ada lagi semak belukar, duri, virus, gempa bumi, angin
topan, dll. Bumi yang baru segalanya penuh dengan sukacita, kedamaian
dan kebahagiaan, dan seluruhnya adalah Kerajaan Allah.


"Heaven and earth shall pass away, but My words shall not pass away"
(Matthew 24:35)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.



X-MAS CELEBRATION

From: dannies hendrato
To: setia21us-owner@yahoogroups.com; setia21us@yahoogroups.com;
Sent: Thursday, December 11, 2008 7:43:19 PM
Subject: Re: [setia21us] Perayaan Natal

Salam damai,

Saya setuju sekali dengan artikel dibawah ini. Kita tidak pernah tahu
kapan tepatnya Yesus dilahirkan. Tanggal 25 Desember sudah dijadikan
tanggal bersama yang dapat kita rayakan sebagai perayaan Natal. Memang
betul sekali bahwa ketika Yesus lahir di dunia ini seluruh bala
tentara surga bernyanyi dan memuliakan Allah.

Apa yang saya ingin katakakan adalah bahwa sekarang-sekarang ini Natal
sudah menjadi komoditas orang-orang Kristen. Kebaktian, pesta, dan
baju baru. Dengan kata lain saya dapat katakan sebagai Upacara, Acara,
dan Pesta. Kalau sudah begitu itu semua hanya dapat menjadi UAP yang
sebentar saja lenyap. Ditambah lagi dengan begitu maraknya perayaan
Natal di berbagai tempat, termasuk di pusat-pusat perbelanjaan. Diskon
besar-besaran, promosi, dll membuat Natal menjadi waktu untuk
"memanjakan diri" dengan barang-barang murah yang dapat kita beli dan
kita pakai atas nama "Natal".

Terlepas dari siklus bisnis yang memang memanfaatkan periode itu untuk
cuci gudang, konsumen-konsumen kita (terkhusus umat Kristiani)
menjadikan periode itu sebagai waktu untuk "tidak menyederhanakan
diri" seperti yang sudah dilakukan oleh Yesus dua ribu tahun yang
lalu. Betapa seringnya kita merayakan Natal secara berlebihan.
Perayaan Natal di gedung-gedung mewah, hingga hotel bintang lima yang
harga sewanya melampaui puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Saya
tidak mengatakan bahwa Yesus tidak menyukainya. Tetapi, pertanyaannya
adalah apakah dengan perayaan sebegitu hebohnya, makna Natal akan
semakin gegap gempita dalam sanubari kita? Pertanyaan besar yang harus
kita renungkan dalam-dalam.

Hal lain yang patut kita soroti adalah apakah kita juga sebegitu
"antusiasnya" menyambut periode Paskah, dimana karya Yesus digenapkan
dan maksud kedatangan-Nya di dunia ini terpenuhi? Kita bisa melihat
dari seberapa serius gereja-gereja mempersiapkan perayaan Paskah,
berapa banyak bangku terpenuhi pada masa ini, dan berapa banyak budget
yang dianggarkan gereja untuk menyambut periode ini (apakah anggaran
untuk Paskah biasanya lebih besar daripada anggaran Natal?).

Semoga Natal ini tidak hanya menjadi pelengkap akhir tahun selama ini
kita sudah hidup di dunia ini. Semoga Natal ini dapat menjadikan kita
lebih berhati sederhana seperti yang sudah diteladankan Yesus dua ribu
tahun yang lalu. Semoga kedatangan-Nya dua ribu tahun lalu kita sambut
dan hayati hingga penggenapan karya-Nya di atas kayu salib untuk
menebus dosa-dosa kita.

Immanuel.

Salam,
Dannies C. H.




From: setia21us <setia21us@sbcglobal.net>
To: setia21us@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, December 10, 2008 10:23:14 PM
Subject: [setia21us] Perayaan Natal


PERAYAAN NATAL

Di dalam Alkitab tidak ada perintah untuk merayakan Natal dan juga
tidak ada perintah yang melarang perayaan hari Natal. Tetapi yang
pasti, surga merayakan hari kelahiran Kristus. Ketika para "gembala"
berada di padang, mereka melihat sekumpulan besar malaikat yang
merayakannya dengan menyanyi, dan hanya mereka saja yang diberitahukan
tentang peristiwa kelahiran sang Juruselamat. Dalam kitab Lukas
2:11-14 kita membaca:

"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di
kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang
bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan
tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar
bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah
di tempat yang mahatinggi dan Damai Sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya."

Dan dalam kitab Ibrani 1:6 Allah menyatakan demikian:

"Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata:
"Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

Saat itu merupakan saat perayaan yang besar. Jadi memang tidak salah
kalau kita merayakan Natal walaupun Alkitab tidak memberitahukan
kepada kita kapan tepatnya Yesus dilahirkan.

Memang benar kita hidup di dalam dunia yang sangat berdosa. Dan dunia
ingin menjadikan perayaan Natal ini untuk memuaskan nafsu mereka
sendiri. Itulah sebabnya kita melihat adanya Sinterklas atau pesta
mabuk-mabukan, dll. Dengan demikian, orang-orang percaya yang sejati
harus berhati-hati agar tidak menjadi menjadi rusak dengan mengikuti
kebiasaan-kebiasaan dunia ini, kita harus sedikit lebih waspada agar
kita terus mengarahkan pandangan kepada Sang Juruselamat, Tuhan Yesus
Kristus dan bukan yang lain.

Pada saat kita mengundang makan malam bagi orang-orang yang kita
kasihi, baik itu keluarga atau teman, maka ini merupakan saat yang
baik untuk menceritakan mengenai apa yang terjadi pada saat Natal, dan
perhatian kita terpusat hanya untuk itu.

Ada suatu pertanyaan yang perlu diajukan, kapankah Yesus dilahirkan?
Apakah kita mengetahui tanggalnya secara pasti? Jawabannya adalah
tidak. Tidak ada petunjuk yang cukup dari Tuhan di dalam Alkitab untuk
hal itu, sehingga sampai sejauh ini, tidak ada seorang pun yang bisa
menentukan tanggal yang pasti dari hari kelahiran Yesus. Namun
demikian, berdasarkan petunjuk-petunjuk Alkitab, memang kemungkinan
besar Dia dilahirkan pada suatu waktu selama minggu terakhir dari
bulan September atau mungkin pada minggu pertama bulan Oktober.
Mungkin pada tanggal-tanggal sekitar itulah Dia dilahirkan.

Namun demikian, meskipun belum diketahui tanggal pastinya, pada zaman
dahulu gereja telah mengambil keputusan untuk merayakan hari kelahiran
Kristus, dan tanggal 25 Desember yang dipilih sebagai harinya.

Dan ini merupakan tanggal yang bagus untuk merayakan kelahiran
Kristus, karena toh kita tidak mengetahui tanggal pastinya. Dan di
belahan bumi bagian utara, dimana sebagian besar orang di dunia hidup
pada masa itu, hari itu adalah saat di mana siang hari mulai bertambah
panjang lagi. Mulai tanggal 21 Desember setiap tahun, siang hari
tidak lagi bertambah pendek, dan mulai bertambah panjang, dengan
demikian 25 Desember adalah tanggal yang tepat untuk dipilih karena
Kristus adalah "Terang Dunia" (Yohanes 8:12), dan Kristus disebut
sebagai "Surya Kebenaran" (Maleakhi 4:2).

Dia juga disebut sebagai "Bintang Timur yang terbit dengan kesembuhan
pada sayapnya" (Matius 2:2, 2 Petrus 1:19, Wahyu 22:16). Semua
ungkapan ini cocok dengan keadaan siang hari yang bertambah panjang
pada saat Natal.


"The power of God; Who hath saved us, and called us with an holy
calling, not according to our works, but according to His own purpose
and grace, which was given us in Christ Jesus before the world began"
(2 Timothy 1:8b-9)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.




THE GIANTS


From: Toto Yuwono
To: setia21us-owner@yahoogroups.com
Sent: Friday, December 5, 2008 6:32:25 PM
Subject: Re: [setia21us] Orang-orang Raksasa



Terimaksih atas penjelasannya, bisakah "orang2 yang percaya" tersebut
disebut juga sebagai anak-anak Yesus, atau anak-anak Roh Kudus?
Bukankah Yesus & Roh Kudus adalah Allah itu sendiri? Dan juga Yesus
memiliki sifat keilahian Allah putra..

Rgds,
Toto

-----------------------------------

Dear Beloved,

Menurut kitab Wahyu 22:18-19 dan banyak ayat-ayat lainnya kita sama
sekali tidak boleh dengan sengaja merubah-rubah dari bahasa asli Kitab
Suci untuk tujuan kita atau kelompok kita sendiri, itu adalah
perbuatan yang sangat-sangat salah dimata Allah (ini adalah sama
dengan memfitnah Allah). Kita berkata "Demikianlah Firman Allah"
dimana sebenarnya Allah tidak pernah berkata demikian.

Memang ada beberapa kesalahan-kesalahan kecil yang "jujur" dalam
translasi ke dalam berbagai bahasa, baik di dalam Alkitab maupun
Al-Quran, tetapi Allah membiarkan kesalahan yang demikian supaya kita
bertindak berhati-hati dan selalu memeriksa bahasa asli Kitab Suci.

Yesus sendiri seringkali menyebut diri-Nya sebagai "Anak Manusia",
jadi saya pikir kita tidak dapat menyebutnya sebagai "Anak Yesus" yang
kira-kira berarti Anak dari Anak.

Orang-orang yang percaya disebut sebagai "anak-anak Allah" karena
mereka adalah orang-orang yang mengikuti Firman Allah dengan segenap
hati sama seperti yang seharusnya kita perbuat di dunia ini terhadap
orang tua kita, dan anak-anak Allah akan menjadi "ahli waris" dari
kekayaan Allah ketika Ia telah mati dan bangkit dari kubur.

Dalam kitab Yohanes 5:25 Tuhan berkata demikian:

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba,
bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka
yang mendengarnya, akan hidup [yaitu bangkit secara rohani]."

Dan kitab Markus 2:10-11 berkata demikian:

"Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa
mengampuni dosa"
GBU




Berkenan kepada Tuhan

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.” Matius 25:33

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Tuhan Yesus berkata bahwa Ia akan memisahkan antara kambing dan domba. Ia menggambarkan domba sebagai orang-orang yang berkenan kepada-Nya dan kambing adalah orang-orang yang tidak berkenan kepada-Nya. Bagaimana kita dapat menjadi orang yang berkenan kepada-Nya?

Tuhan Yesus berkata kepada “domba” yang ada di sebelah kanannya bahwa pada waktu Ia lapar, ia memberi makan; pada waktu haus, ia memberi minum; pada waktu dipenjara, ia mengunjungi. Iman tak dapat dipisahkan dari perbuatan. Yakobus berkata iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Iman kita kepada Tuhan harus tercermin dalam perbuatan kita setiap hari. Ibadah yang sejati yaitu iman dan perbuatan, iman kepada Tuhan dan perbuatan terhadap sesama. Dosa bukan satu-satunya hal yang membuat kita “hilang” dari Tuhan. Bila kita gagal untuk melakukan sesuatu yang baik bagi sesama kita, maka ada kemungkinan kita “hilang.”

Ibadah yang sejati bukan hanya menyembah Tuhan, tetapi juga memperhatikan orang-orang lemah dan kekurangan. Paulus berkata persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan sebab itu adalah ibadah yang sejati. Yakobus juga berkata bahwa ibadah yang sejati yaitu memperhatikan janda-janda dan yatim piatu.

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini. Mampukan aku ya Tuhan untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan sesamaku, melakukan hal baik bagiMu dan bagi sesamaku dengan ketulusan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin





Bekerja

Bacaan Firman Tuhan untuk Minggu ini

“Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” Kolose 3:14

Renungan Minggu ini bersama GO Studio

Bekerja adalah kebutuhan penting dalam hidup manusia. Kita perlu bekerja karena bekerja adalah sarana untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. Tetapi Anda perlu ingat bahwa bekerja bukanlah segala-galanya dalam hidup. Sangat disayangkan jika banyak orang yang tenggelam dalam pekerjaannya sehingga mengesampingkan hal-hal penting seperti hubungan dengan Tuhan dan keluarga. Bahkan tidak sedikit keluarga Kristen yang hancur karena kesibukan pekerjaan.

Sebesar apapun kesibukan Anda di kantor, berilah waktu untuk keluarga yang selalu mendukung Anda, berilah waktu untuk Tuhan yang telah mempercayakan pekerjaan itu pada Anda. Apalah arti kesuksesan besar jika hubungan Anda dengan keluarga dan Tuhan tidak terbina dengan baik.

Sukacita Anda akan lebih sempurna jika Anda bekerja dengan tekun, membina hubungan baik dengan keluarga dan sesama, membina hubungan baik dengan Tuhan Yesus Kristus.

Mari Berdoa

Bapa, terima kasih untuk firmanMu hari ini yang telah mengingatkan aku agar di tengah-tengah kesibukanku, aku tetap memperhatikan keluargaku bahkan tetap menjaga hubunganku denganMu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin



Jumat, 05 Desember 2008

KESELAMATAN PERJANJIAN LAMA

From: Toto Yuwono
To: setia21us-owner@yahoogroups.com
Sent: Sunday, November 30, 2008 8:49:27 AM
Subject: Yesus Juruselamat



Dalam Alkitab tertulis, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus). Sebab dibawah kolong langit
ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya
kita diselamatkan." Kisah Para Rasul 4:12

Kemudian dilanjutkan lagi dengan Yohanes 14:6, "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku (Yesus)."

Lantas bagaimana dengan nasib orang-orang yang disebutkan dalam "Kitab
Perjanjian Lama" seperti Musa, Abraham, dan lainnya? Apakah mereka
bisa "selamat" dan masuk surga padahal Yesus belum lahir?

Bukankah Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang tanpa
membutuhkan bantuan dari seorang anak/ juru selamat atau siapapun itu,
bukankah demikian Pak?

Thanks dan Salam..

Toto

--------------------------------------

Dear Beloved,

Tuhan semesta alam adalah Allah Yang Maha Adil dan sempurna, dan hukum
telah menyatakan bahwa "upah dosa ialah maut", yaitu kematian kedua di
dalam kekekalan. Dan begitu buruknya dosa sehingga satu buah dosa yang
paling kecil saja sudah merupakan cukup alasan bagi Allah untuk
membuang manusia ke dalam kutukan yang kekal tersebut.

Jadi supaya Allah dapat memiliki suatu umat yang kekal bagi diri-Nya
sendiri Ia harus menyediakan Seorang Penebus untuk membayar upah
dosa-dosa tersebut. Allah tidak hanya akan berkata, "Karena Aku adalah
Allah Yang Maha Kuasa maka Aku akan membengkokkan hukum dengan cara
melupakan pelanggaran-pelanggaran dari orang-orang tertentu". Tidak,
Allah tidak dapat berbuat demikian, akan tetapi Ia menyediakan Seorang
Pengganti untuk menerima hukuman bagi orang-orang yang akan Ia selamatkan.

Karena manusia yang berbuat dosa -- maka harus manusia juga yang
menebus upah dosa-dosa manusia. Dan syarat-syarat yang Allah tetapkan
untuk menjadi Seorang Penebus adalah sangat berat. Ia sendiri harus
bersih tidak bernoda (sama seperti domba yang sama sekali tidak
bercacat), yaitu tidak pernah berbuat dosa baik di dalam pikiran,
perkataan, maupun perbuatan, tetapi Ia harus dibebankan dengan
dosa-dosa umat yang akan diselamatkan sehingga harus menerima hukuman
yang setimpal dengan yang seharusnya ditanggung oleh orang-orang
tersebut.

Dan oleh karena Kristus memiliki pikiran Allah, maka Ia adalah
satu-satunya yang memenuhi syarat tersebut untuk menjadi Sang
Juruselamat. Di Perjanjian Lama dalam kitab Mikha 6:7 Tuhan menyatakan
demikian:

"Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu
curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena
pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"

Dan Kisah Para Rasul 10:43 menjelaskan demikian:

"Tentang Dialah [Kristus] semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya."

Di dalam Alkitab hanya ada satu program keselamatan. Baik orang-orang
yang hidup dalam masa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
diselamatkan dengan cara yang sama, yaitu, Kristus-lah yang harus
membayar upah dari dosa-dosa mereka.

Di Perjanjian Lama kita membaca tentang Ayub, yang hidup kira-kira
3000 tahun sebelum zaman Kristus, dan kitab Ayub 19:25 mencatat demikian:

"Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di
atas debu."

Ini adalah gaya bahasa yang digunakan oleh orang-orang percaya yang
hidup pada hari sekarang ini. Dan dalam kitab Hosea 13:4 Tuhan
menegaskan demikian:

"Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak
mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada JURUSELAMAT selain dari Aku."

Dari apa yang kita pelajari dengan sangat berhati-hati dari Kitab
Suci, walaupun hanya ada satu Allah, tetapi Allah itu adalah Allah
yang jamak, seperti yang kita lihat dalam kitab Kejadian 1:1 dan 26
demikian:

"Pada mulanya Allah [yaitu Elohem = Allah jamak] menciptakan langit
dan bumi ....... Berfirmanlah Allah [Elohem]: "Baiklah KITA menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita"

Alkitab menjelaskan bahwa Kristus-lah yang menciptakan dunia ini,
seperti yang kita baca dalam kitab Yohanes 1:3 demikian:

"Segala sesuatu dijadikan oleh Dia [Kristus] dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan."

Dan Ibrani 1:8-10 berkata demikian:

"Tetapi tentang Anak Ia [yaitu Allah Bapa] berkata: "Takhta-Mu, ya
Allah [yaitu Allah Putera], tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan
tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau [Kristus]
mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu
telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi
teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan [yaitu Allah
Putera], Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan
tangan-Mu."

Ada banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan ke-ilahian Kristus pada
masa Perjanjian Lama seperti berikut ini:

1 Korintus 10:2-4: "Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua [yaitu
bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir] telah dibaptis dalam awan
dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka
semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu
karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus."

Yohanes 8:58: "Aku [Yesus] berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada [THE GREAT I AM - Keluaran 3:14]."

Ibrani 1:3: "Ia [Kristus] adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya [yaitu
firman Kristus] yang penuh kekuasaan."

Titus 2:13: "dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh
bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat
kita Yesus Kristus"

Jadi semua orang-orang percaya yang sejati diselamatkan dengan cara
yang sama. Secara prinsip Kristus adalah "Anak Domba Allah yang telah
disembelih sejak sebelum dunia dijadikan" (Wahyu 13:8), oleh karena
itu kekuatan pencucian dosa dari kayu salib sudah tersedia bagi
orang-orang percaya pada masa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Perbedaannya orang-orang yang hidup pada masa Perjanjian Lama melihat
ke depan menantikan kedatangan Mesias sambil melakukan hukum-hukum
upacara yang semuanya menunjuk kepada karya Kristus (Kolose 2:16-17,
Ibrani 10:1, Ibrani 8), sedangkan orang-orang di dalam Perjanjian Baru
melihat ke belakang pada peristiwa kayu salib.

Dan kitab 1 Petrus 1:18-21 menjelaskan kepada kita demikian:

"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang
yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah
yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih SEBELUM dunia
dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman
akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga
imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah."


"Heaven and earth shall pass away, but My words shall not pass away"
(Matthew 24:35)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.





TAKUT KEPADA MAUT


"Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia
[Kristus] juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya [yaitu kematian terhadap
dosa] Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur
hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut."
(Ibrani 2:14-15)


Topik dari pelajaran kita kali ini adalah "maut" atau "kematian", dan
kita mau memeriksa alasan mengapa manusia takut kepada kematian.
Adalah sangat menarik untuk diperhatikan bahwa orang-orang yang belum
diselamatkan mereka tidak takut kepada Tuhan, seperti yang kita baca
dalam kitab Roma 3:18:

"rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Akan tetapi orang-orang yang tidak diselamatkan ini takut akan
kematian. Seperti yang kita akan lihat dalam pelajaran ini, sebenarnya
orang-orang yang tidak diselamatkan menyadari di dalam hati mereka
bahwa Tuhan ada, dan mereka menyadari bahwa mereka harus
bertanggung-jawab atas segala perbuatan mereka kepada Tuhan. Kitab
Roma 1:32 menerangkan kepada kita demikian:

"Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu
bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum
mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga
setuju dengan mereka yang melakukannya."

Manusia berusaha keras untuk menekan dan melupakan semua hal-hal yang
berkaitan dengan kematian. Akan tetapi sebenarnya, kematian adalah
musuh besar yang hanya dapat dikalahkan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Berbicara mengenai Tuhan Yesus kitab 1 Korintus 15:25-26 berkata demikian:

"Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah
meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir,
yang dibinasakan ialah maut."

Sebagai orang-orang yang berdosa, kita dilahirkan dalam keadaan "mati
secara rohani" di dalam "perhambaan", atau budak dari dosa dan Iblis,
seperti yang dinyatakan dalam kitab Efesus 2:2 demikian:

"Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang
sedang bekerja di antara orang-orang durhaka ... "

Perbedaan antara "roh perbudakan" (roh dunia) dan "roh yang berasal
dari Allah" (roh adopsi) dapat kita lihat dalam kitab 1 Korintus 2:12
demikian:

"Kita [yaitu orang-orang yang percaya] tidak menerima roh dunia,
tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang
dikaruniakan Allah kepada kita."

Dan kembali pada kitab Ibrani 2:14 kita mempelajari bahwa:

"oleh kematian-Nya [yaitu kematian Kristus] Ia memusnahkan dia, yaitu
Iblis, yang berkuasa atas maut."

Lebih jauh, kelemahan Iblis juga digambarkan dalam kitab 2 Tesalonika
2:8, dimana kata Yunani yang sama untuk "memusnahkan" juga digunakan,
disitu kita baca demikian:

"pada waktu itulah si pendurhaka [yaitu Iblis] baru akan menyatakan
dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya
[yaitu Firman-Nya] dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali
[yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali pada hari pengadilan yang
terakhir]."

Ayat lainnya yang bisa membantu kita untuk mengerti rasa "takut akan
kematian" adalah 1 Yohanes 4:18, yang menggunakan bentuk kata Yunani
yang sama untuk ungkapan "takut" sebanyak empat kali! Disitu kita
membaca demikian:

"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut,
ia tidak sempurna di dalam kasih."

Tetapi mengapa rasa "takut" mengandung hukuman? Kitab Matius 25:46
adalah satu-satu tempat dimana kata Yunani yang sama untuk ungkapan
"hukuman" digunakan, dan di dalam ayat ini kata tersebut diterjemahkan
sebagai "tempat siksaan". Dalam ayat itu kita baca:

"Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang
benar ke dalam hidup yang kekal."

Sekarang kita bisa melihat mengapa "rasa takut mengandung hukuman"
(siksaan), dan mengapa orang-orang yang tidak percaya sangat takut
akan kematian, karena hal selanjutnya yang akan terjadi pada mereka
setelah kematian jasmani adalah hukuman kutukan yang kekal.

Kemudian apakah "kasih yang sempurna" itu? Dan bagaimana hal itu dapat
"melenyapkan ketakutan" ? Marilah kita membaca dalam kitab 1 Yohanes
4:16-19 yang berkata demikian:

"Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia
tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah
kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai
keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia,
kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan:
kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung
hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

Umat Kristen mempunyai "keberanian percaya pada hari penghakiman"
karena keselamatannya bergantung secara total pada karya, kebenaran
dan iman dari Tuhan Yesus Kristus. Dan jadi mereka dapat bersukacita
seperti yang dinyatakan dalam kitab 2 Timotius 1:9-10 demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan
kudus, BUKAN berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud
dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita
dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang
dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh
Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang TIDAK
dapat binasa."


"Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not
to be ashamed, rightly dividing the word of truth." (2 Timothy 2:15)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.






ANAK-ANAK ALLAH


"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah." (Matius 5:9)


Disini kita sedang melihat pada khotbah Yesus di Bukit atau
berkat-berkat yang didaftarkan untuk orang-orang yang percaya. Disini
Tuhan sedang menceritakan kepada kita tentang orang-orang yang
diberkati dan dalam setiap kasusnya kita menemukan bahwa mereka yang
berbahagia adalah orang-orang yang sudah diselamatkan.

Sebelum diselamatkan kita tidak ingin untuk bertemu dengan Allah sebab
kita menyadari bahwa Ia adalah Allah keadilan, Allah yang murka
terhadap dosa. Tetapi ketika kita sudah diselamatkan kita tidak akan
takut lagi untuk melihat Allah.

Oleh karena itu kita rindu akan hari itu ketika kita diselamatkan
dimana kita dapat bertatap muka dengan Allah. Dan kita akan
melihat-Nya dalam segala kemuliaan-Nya. Alkitab berbicara tentang Dia
yang datang seperti kilat yang bermancar dari Timur ke Barat. Alkitab
berbicara tentang Dia yang di suatu tempat telah dirubah ke dalam
kemuliaan surgawi-Nya di depan murid-murid, "Wajah-Nya bagaikan
matahari yang terik." Begitu sangat terang benderang! Kita juga
membaca tentang Musa di dalam Perjanjian Lama ketika ia melihat tepi
dari kemuliaan Allah, hanya tepi dari kemuliaan-Nya, sehingga wajah
Musa bersinar seperti matahari. Itulah hebatnya kemuliaan Allah.

Sekarang siapakah tepatnya orang-orang yang membawa damai ini? Di
dunia ini kita selalu tertarik dengan orang-orang yang membawa damai.
Kita hidup di suatu dunia di mana ada banyak terjadi ketegangan
politis. Ada negara yang berperang dengan negara lain, dan itu adalah
suatu hal yang sangat mengerikan. Ada keluarga yang berkelahi dengan
keluarga lain. Ada manusia yang berkelahi melawan manusia lain. Ada
peperangan di mana-mana bahkan di dalam keluarga. Seringkali ada
perkelahian antara suami isteri dan antara anak-anak dan orang tua.

Akan tetapi ketika Allah berbicara tentang pembawa damai di ayat ini,
apakah Allah sedang berbicara tentang mereka yang membawa damai di
dalam keluarga atau mereka yang membawa damai antara negara-negara
yang berperang? Ini adalah apa yang dicari oleh dunia ini, dan mereka
dapat menciptakan damai antara negara-negara. Tetapi Alkitab juga
memperingatkan bahwa di akhir zaman akan ada peperangan dan
kabar-kabar tentang perang sampai hari yang terakhir.

Alkitab menunjukkan bahwa hati manusia adalah sangat jahat dan di mana
saja ada orang jahat (dan itu ada di mana-mana) anda akan menemukan
perkelahian dan ketegangan. Dan pembawa damai dari hal-hal semacam ini
bukanlah yang dimaksud oleh Allah. Ada peperangan lain yang secara tak
terbatas jauh lebih mengerikan dalam skala yang jauh lebih besar
daripada peperangan antar negara, dan itu adalah peperangan rohani.

Anda ingat bahwa Alkitab secara terus-menerus berbicara tentang dua
kerajaan. Di satu sisi ada kerajaan Iblis, dan pada sisi yang lainnya
ada kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Kekuasaan Iblis terdiri dari semua
orang yang belum diselamatkan oleh darah Tuhan Yesus, dan itu termasuk
kebanyakan dari orang-orang dunia ini.

Kerajaan Tuhan Yesus terdiri dari orang-orang yang sudah percaya
kepada-Nya dan sudah meninggalkan kekuasaan Iblis dan sudah menjadi
anak-anak Allah. Sebelum kita diselamatkan kita berada di dalam
kekuasaan Iblis dan berada dalam keadaan berperang dengan Allah. Kita
berperang atau berseteru dengan Allah sebab Iblis sedang berperang
dengan Allah. Sebelum kita diselamatkan Iblis adalah tuan yang
berkuasa atas kita sungguhpun kita tidak mengenali dia sebagai tuan kita.

Dalam kitab Kisah Para Rasul 26:18 kita membaca demikian:

"untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan
kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh
iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian
dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan."

Jadi kebutuhan besar kita sebelum diselamatkan adalah untuk
mendapatkan perdamaian dengan Allah. Sebab orang-orang yang berperang
dengan Allah akan berada di bawah murka Allah. Dan pada akhirnya
mereka harus mempertanggung-jawabkan dirinya terhadap Allah dan akan
ditundukkan kepada kutukan abadi. Dengan demikian ada suatu kebutuhan
yang sangat luar biasa untuk mendapatkan damai dengan Allah.

Nah, bagaimana mungkin kita bisa berdamai dengan Allah? Ketika kita
datang untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat
kita akan dibuat berdamai dengan Allah.

Kitab Efesus 2:13-18 menjelaskan kepada kita demikian:

"Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai
sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan [peperangan], sebab
dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan
damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu
tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada
salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang
"jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia
kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa."

Alkitab mengajarkan bahwa ketika kita menjadi diselamatkan kita
ditarik keluar dari kuasa kegelapan atau kekuasaan Iblis dan
dipindahkan ke dalam kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Ketika kita
diselamatkan kita tidak lagi berperang dengan Allah. Kita hidup dalam
damai dengan Allah. Itulah sebabnya Yesus dipanggil sebagai "Raja
Damai" (Yesaya 9:6). Yesus datang dengan membawa perjanjian damai
yaitu penumpahan darah-Nya. Semua orang yang sudah percaya kepada-Nya
sebagai sang Juruselamat dan percaya pada karya penebusan-Nya, hidup
dalam damai dengan Allah.

Dengan demikian kita mengerti bahwa para pembawa damai itu menunjuk
kepada orang-orang yang sedang memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus.
Ketika kita sedang menganjurkan kepada orang-orang untuk mendengarkan
Alkitab atau kita sedang berdoa untuk orang-orang lain, maka kita
adalah para pembuat damai. Kita memberitakan kepada orang-orang
bagaimana mereka bisa masuk dalam perdamaian dengan Allah. Dan mereka
semua yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus kini berada dalam
perdamaian yang sempurna dengan Allah.

Dalam kitab Yohanes 14:27 Tuhan berkata demikian:

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan
kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Indahnya, mereka yang sudah benar-benar diselamatkan dan telah berada
dalam perdamaian dengan Allah secara otomatis juga akan menjadi para
pembuat damai. Sebab Allah telah memberi kita petunjuk dan perintah
dan telah memberikan wewenang kepada kita untuk maju memberitakan
Injil. Jika anda sudah menjadi diselamatkan, anda akan mulai
menceritakan kepada anak-anak anda tentang keselamatan yang sangat
bagus ini. Dan anda juga akan bercerita kepada teman-teman anda. Anda
akan memberitakan kepada siapa saja yang mau mendengarkan anda tentang
keselamatan yang sangat bagus ini. Karena ini adalah sifat dasar dari
keselamatan itu. Bilamana mungkin kita menginginkan semua orang yang
ada di sekitar kita juga dapat diselamatkan. Dan Alkitab berkata:

"Berbahagialah orang yang membawa damai: karena mereka akan disebut
anak-anak Allah."

Ketika kita diselamatkan kita menjadi anak-anak Allah dan menjadi ahli
waris dari berkat-berkat yang kekal. Nah, ini adalah suatu pernyataan
ilahi yang sangat luar biasa. Sebelum diselamatkan kita adalah
mahluk-mahluk asing di hadapan Allah. Kita seperti orang-orang yang
disingkirkan. Kita berada dalam pemberontakan melawan Allah. Kita
layak untuk mati selama-lamanya di dalam kutukan yang abadi. Tetapi
ketika kita sudah diselamatkan Allah berbicara tentang kita
seolah-olah kita itu adalah anak-anak kandung-Nya, seolah-olah kita
telah menjadi putra-putri-Nya.


"For all flesh is as grass, and all the glory of man as the flower of
grass. The grass withereth, and the flower thereof falleth away. But
the word of the Lord endureth for ever. And this is the word which by
the gospel is preached unto you." (1 Peter 1:24-25)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.